Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pembimbing:
dr. Catharina Dian, SpA
Cairan Cairan
Tulang
Intraselular Ekstraselular
Cairan
Plasma Darah
Kuku Interstitial
(5%)
(15%)
Otot
Jaringan lain
Pertukaran cairan antara intraselular dan ekstraselular berlangsung melalui
membran
Didalam kompartemen ekstrasel, pertukaran cairan antara interstisial dan
plasma (dalam vaskular) terjadi menembus endotel vaskular dan diatur oleh
perbedaan tekanan onkotik dan hidrostatik, sesuai dengan hukum Starling
Tujuan utama resusitasi adalah mengantarkan oksigen ke organ-organ vital.
Jika terjadi kehilangan darah atau plasma secara signifikan, curah jantung dan
pengiriman oksigen akan berkurang
Cairan interstisial dapat berfungsi sebagai cadangan saat cairan di dalam
plasma berkurang karena keduanya berada di dalam keseimbangan dan cairan
interstisial dapat berpindah secara cepat
Prinsip utama terapi cairan adalah menjaga keseimbangan masukan dan
keluaran cairan, serta mengantisipasi kemungkinan kehilangan cairan yang
terus berlangsung
Penggunaan cairan intravena dapat bertujuan untuk resusitasi, rumatan,
maupun penggantian dan redistribusi cairan
Resusitasi cairan diperlukan apabila pasien kehilangan cairan yang cukup
untuk memicu mekanisme dekompensasi tubuh
Tujuan resusitasi cairan untuk mengembalikan volume intravaskular sehingga
mengembalikan perfusi ke jaringan perifer
Cairan Tubuh
Cairan Cairan
Intraselular Ekstraselular
Kompartemen
Intravaskular
interstitial
Cairan Cairan
serebrospinal persendian
Cairan
peritoneum
Cairan
Cairan Koloid
Kristaloid
Dapat pindah menembus membran Kristaloid yang diberikan berlebihan
semipermeabel secara bebas --> edema otak, menurunkan kinerja
Kandungannya adalah air dan berbagai jantung, mengurangi oksigenasi
elektrolit yang sifatnya isotonik dengan paru, menyebabkan translokasi
cairan ekstrasel bakteri pada saluran cerna, dan
Kristaloid yang berbahan dasar salin menghambat penyembuhan luka
akan terdistribusi didalam rongga
ekstrasel, sesuai dengan lokasi Jenis cairan kristaloid yang tersedia :
terdapatnya natrium Natrium klorida (NaCl)0,9% (salin
Hanya sepertiga cairan kristaloid yang normal), 0,45%, serta 0,18%
akan tinggal didalam pembuluh darah Ringer
sementara sisanya akan masuk ke dalam
rongga interstisial Glukosa 5%
Normal NaCl 0,9% berisi natrium dan klorida pada konsistensi yang sama,
yang mana membuat isotonis sebagaimana cairan ekstraseluar
Ada 3 jenis tonisitas kritaloid, diantaranya :
Isotonis
Hipertonis
Hipotonis
ISOTONIS
Ketika kristaloid berisi sama dengan jumlah elektrolit plasma, ia memiliki
konsentrasi yang sama dan disebut sebagai “isotonik” (iso, sama; tonik,
konsentrasi)
Ketika memberikan kristaloid isotonis, tidak terjadi perpindahan yang
signifikan antara cairan di dalam intravascular dan sel.
Dengan demikian, hampir tidak ada atau minimal osmosis
Efek samping adalah terjadinya edema perifer dan edema paru pada jumlah
pemberian yang besar
Contoh larutan kristaloid isotonis: Ringer Laktat, Normal Saline (NaCl 0.9%),
dan Dextrose 5% in ¼ NS
HIPERTONIS
Jika kristaloid berisi lebih elektrolit dari plasma tubuh, itu lebih terkonsentrasi
dan disebut sebagai “hipertonik” (hiper, tinggi, tonik, konsentrasi)
Administrasi dari kristaloid hipertonik menyebabkan cairan tersebut akan
menarik cairan dari sel ke ruang intravascular
Efek larutan garam hipertonik lain adalah meningkatkan curah jantung bukan
hanya karena perbaikan preload, tetapi peningkatan curah jantung tersebut
mungkin sekunder karena efek inotropik positif pada miokard dan penurunan
afterload sekunder akibat efek vasodilatasi kapiler viseral
Kedua keadaan ini dapat memperbaiki aliran darah ke organ-organ vital
Contoh larutan kristaloid hipertonis: Dextrose 5% dalam ½ Normal Saline,
Dextrose 5% dalam Normal Saline, Saline 3%, Saline 5%, dan Dextrose 5%
dalam RL
HIPOTONIS
Ketika kristaloid mengandung elektrolit lebih sedikit dari plasma dan kurang
terkonsentrasi, disebut sebagai “hipotonik” (hipo, rendah; tonik, konsentrasi)
Ketika cairan hipotonis diberikan, cairan dengan cepat akan berpindah dari
intravascular ke sel
Contoh larutan kristaloid hipotonis: Dextrose 5% dalam air, ½ Normal Saline.
Tidak bercampur menjadi larutan sejati dan Jenis cairan koloid yang tersedia
tidak dapat menembus membran
semipermeabel antara lain Gelofusine, Haemaccel,
Cenderung menetap di dalam pembuluh dekstran, starch (HES), dan albumin
darah lebih lama dibanding kristaloid
karena tidak dapat disaring secara
langsung oleh ginjal
Dapat meningkatkan tekanan osmotik dan
menarik cairan keluar dari rongga
interstisial ke dalam pembuluh darah
Digunakan secara sementara untuk
mengganti komponen plasma karena
tinggal selama beberapa saat di dalam
sirkulasi
Lama sebuah koloid tinggal dalam
pembuluh darah bergantung pada berat
dan ukuran molekul koloid
Sifat Kristaloid Koloid
Dehidrasi IF RL/RA
ECV
2.Takikardia. Biasanya ada tetapi mungkin tidak didapatkan bila ada iritasi
diafragma, yang menyebabkan stimulasi vagal