Вы находитесь на странице: 1из 45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN GANGGUAN


MOBILISASI DAN
TRANSPORTASI

NS WINDA YUNIARSIH, MKEP, SP.KMB


PENGERTIAN MOBILISASI

Adalah kemampuan seseorang untuk bergerak


secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai
tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
hidup sehat. Semua manusia yang normal
memerlukan kemampuan untuk dapat
bergerak. Kehilangan kemampuan untuk
bergerak menyebabkan ketergantungan dan
tindakan keperawatan. Mobilisasi diperlukan
dalam rangka untuk:kemandirian diri,
meningkatkan kesehatan, memperlambat
penyakit khususunya penyakit degeneratif,
untuk aktualisasi (harga diri dan bodi image).
FACTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILISASI

1. Gaya hidup
2. Ketidakmampuan
Kelemahan fisik dan mental akan menghalangi
seseorang untuk melaksanakan aktifitas
kehidupan
• Ketidakmampuan primer : disebabkan oleh
penyakit atau trauma (ex : penderita paralisi
oleh karena gangguan pada spinal cord akibat
injury.
• Ketidakmampuan sekunder : terjadi dampak
akibat ketidakmampuan secara primer, misal
kelemahan otot dan bedrest.Penyakit-penyakit
tertentu dan cidera berpengaruh terhadap
mobilitas.
Lanjutan…….
3. Tingkat energi
Energi dibutuhkan salah satunya adalah untuk
mobilisasi, tiap individu mempunyai energi yang
bervariasi dan ada kecenderungan seseorang
menghindar dari stressor dalam rangka
mempertahankan kesehatn fisik dan psikologis.
4. Usia
Usia berpengaruh terhadap kemampuan melakukan
mobilisasi, pada orang tua secara fisiologis ada
penurunan pada aktifitas dan mobilisasi dikaitkan
dengan tingkat tumbuh kembang orang sejak lahir
sampai menjelang usia lanjut.
IMMOBILISASI
• Suatu kondisi dimana individu mengalami atau beresiko
mengalami keterbatasan gerak (Kim, et al, 1995)
• Tirah baring / bed rest ??????
• Pada bedrest total : klien tidak boleh bergerak dari tempat
tidur dan tidak boleh bergerak ke kamar mandi atau duduk di
kursi, namun apabila bedrest bukan total klien istirahat
ditempat tidur boleh bergerak dari tempat tidur dan boleh
bergerak ke kamar mandi atau duduk di kursi. Keuntungan
bedrest : (a) mengurangi kebutuhan sel dalam tubuh terhadap
oksigen, (2) menyalurkan sumber energi untuk proses
penyembuhan dan (3) dapat mengurangi respon nyeri.
 Bagaimana keperawatan memandang hal tersebut?????????
IMMOBILITAS
 Pembatasan gerak yang sifatnya untuk pengobatan atau
terapi, seperti pada penderita tindakan pembedahan,
penderita injury pada tungkai dan lengan.
 Keharusan (tidak dapat dihindari) karena
ketidakmampuan primer, seperti penderita paralysis.
 Pembatasan secara otomatis samapai dengan gaya hidup
MACAM2 IMMOBILITAS
1.Imobilitas fisik
Yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami
pembatasan fisik yang disebabkan oleh factor lingkungan
maupun keadaan orang tersebut.
2. Imobilitas intelektual
Dapat disebabkan kurangnya pengetahuan untuk dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Pada kasus kerusakan
otak.
3. Imobilitas emotional
Dapat terjadi akibat pembedahan atau kehilangan
seseorang yang dicintai.
4. Imobilitas sosial
Dapat menyebabkan perubahan interaksi sosial
yang sering terjadi akibat penyakit.
DAMPAK IMMOBILISASI
Sistem pernafasan
Sistem kardiovaskuler
Sistem pencernaan
Sistem muskuloskletal
Sistem integument
Sistem perkemihan
Dampak gangguan Mobilisasi
Dampak
gangguan Mobilisasi
Tingkatan imobilisasi

1. Imobilitas komplit
 Dilakukan pada penderita yang mengalami
gangguan tingkat kesadaran.
2. Imobilitas parsial
 Pada klien dengan gangguan fraktur, misal
fraktur pada ekstrimitas bawah (kaki).
3. Imobilitas alasan pengobatan
 Hal ini dilakukan pada penderita yang dengan
gangguan pernafasan seperti sesak nafas
tidak boleh naik turun tangga, atau pada
penderita penyakit jantung.
PENGKAJIAN PERENCANAAN
SISTEM NEUROLOGI ASUHAN KEPERAWATAN

• MANDIRI
• Gangguan • Perawatan

Akibat terhadap
pasien saat

Mobilisasi dan
aktifitas

keperawatan
Transportasi
imobilisasi
PENYEBAB

sehari-hari • Mengatur

Tindakan
• Radang/Inf (Mobilisasi: Posisi
eksi Jalan,dudu Pasien
• CVD k, tidur dll) • Memindahk
• Keganasan • Gangguan an dan
melatih
• Trauma pemenuhan pasien
sehari-hari dengan
(Self care alat bantu
defisit) • Latihan
ROM aktif
dan pasif
• KOLABOR
TANDA & GEJALA ASI
-Penurunan kesadaran
-Gangguan Motorik:
(Parese,Hemiparese,paraparese,plegia)
Penurunan Kekuatan Otot (Lovet scale score)
Penurunan reflek-reflek
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1.Riwayat :
-Gambaran gejala yang dialami saat ini, kapan mulai, gejala menurun/meningkat,
bagaimana mengatasinya
-Riwayat penyakit masa lalu: Penyakit pernafasan, trauma kepala/fraktur, infeksi
sinus, hidung,telinga, penyakit jantung, DM,Ca, pembedahan, bedah
syaraf/telingga
2.Pengkajian fisik
- Tingkat kesadaran, Orientasi
- Reaksi pupil dan pergerakan mata
- Respon motorik, kaku kuduk, kernig’s, Bruzinski, nyeri kepala
- Tanda awal : Lethargi, perub memori & tingkah laku, ggn perhatian,
- Tanda penyakit lanjut: Stupor, nyeri kepala berat, nyeri otot, photo
phobia, Nistagmus, Disfungsi syaraf
- Hemiparesis, hemaplegia, tonus otot menurun
- Nausea, muntah, panas, Tachicardia
PEMERIKSAAN PENUNJANG (TERGANTUNG PENYEBAB):

• Pemeriksaan Lab darah lengkap: HB, HT, LED,


Ery, Lekosit, darah stroke
• Kultur darah
• CT-Scan, X-Ray
• Lumbal fungsi (kultur cairan otak, bila
peningkatan sel darah putih, protein
meningkat, glukosa menurun,tekanan csf
meningkat lebih 180 mmHg adanya infeksi)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan MOBILISASI FISIK: ……B.D Defisit Neurologi,
kelemahan
 Defisit ADL b.d kelemahan
Intervensi Keperawatan………
Menurut McCloskey & Bulechek (1996), tindakan yang dapat
dilaksanakan oleh perawat dalam meningkatkan fleksibilitas sendi
adalah;
Tentukan adanya keterbatasan pergerakan pada sendi
Kolaborasi dengan fisioterapi untuk menentukan program latihan
Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang tujuan latihan
Monitor lokasi dan adanya rasa tidak nyaman/nyeri selama latihan
dilaksanakan
Berikan pain control sebelum latihan dimulai
Berikan klien pakaian yang nyaman untuk latihan
Bantu klien untuk mendapatkan posisi tubuh yang optimal dan
memudahkan dilaksanakannya latihan
Intervensi Keperawatan………
Motivasi klien untuk melakukan latihan sesuai dengan rencana
Lakukan latihan pasif atau assisted sesuai indikasi
Sediakan leflet untuk menunjang latihan
Motifvasi klien untuk memvisulisakikan gerakan tubuh
Bantu klien untuk mendapatkan pergerakan sendi yang teratur
Motivasi klien untuk duduk disisi tempat tidur ataupun dikursi sesuai
toleransi
Motivasi klien untuk melakukan ambulasi, sesuai dengan kemampuan
Identifikasi perkembangan klien dalam mencapai tujuan
Berikan reinforcement positif terhadap usaha yang telah dilakukan klien
LIMITED RANGE OF MOTION
• Gangguan pergerakan (limited range of motion) secara
umum disebabkan oleh adanya pembengkakan disekitar
sendi, kekakuan otot dan adanya rasa nyeri. Menurut
nlm.nih.gov penyebab terjadinya gangguan pergerakan pada
sendi adalah: rheumatoid arthritis, juvenile rheumatoid
arthritis, ankylosing spondilitis, cerebral palsy, fraktur,
dislokasi, torticolis, syphilis, progeria, septic joint dan ellis
van creveld syndrome.
• Kontraktur dan berbagai macam dampak negative dapat
dicegah dengan melakukan ROM exercise (latihan
pergerakan sendi). ROM exercise dapat menurunkan
kekakuan sendi dan menjaga agar sendi tertap fleksibel.
Selain itu, ROM exercise dapat meningkatkan peredaran
darah sehingga meningkatkan proses penyembuhan klien.
ADA TIGA ISYARAT UNTUK MENENTUKAN
BATAS ROM
• Klien akan memberikan pesan non verbal dari ketidak
nyamanan. Perhatikan ekspresi muka dan tangannya pada saat
anda mengakaji.
• Klien akan mengatakan adanya rasa sakit
• Adanya tahanan, ataupun kekakuan pada saat anda melakukan
pengkajian.
ROM EXERCISE DILAKUAN PADA
MASALAH KEPERAWATAN
• Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan:
• intoleransi aktifitas
• penurunan kekuatan
• nyeri atau rasa tidak nyaman
• gangguan neuromuskuler
• gangguan musculoskeletal
• lansia
• Trauma
TUJUAN ROM
• meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot
• mengurangi kekakuan
• mencegah terjadinya pembekuan pada sendi akibat perjalanan
penyakit.
• mengurangi deformitas
BAGAIMANA ROM DILAKUKAN ?
• Latihan dilakukan satu kali atau dua kali sehari.
• Lakukan masing masing latihan 3 sampai 10 kali .
• Latihan nafas hitung lalu keluarkan.
• Mulai dengan lambat lalu kemudian secara bertahap dapat
meningkat.
• Coba untuk ROM secara maksimal sampai merasa merasa
slight stretch.
• Perhatikan wajah pasien jika merasa nyeri latihan
diberhentikan.
ALIH BARING PADA
PASIEN STROKE DENGAN KELUMPUHAN
TUJUAN ;
 MELANCARKAN PEREDARAN
DARAH
 MENCEGAH TERJADINYA LUKA
TEKAN
 MEMBERIKAN RASA NYAMAN
PADA PASIEN
ALIH BARING
 YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT ALIH
BARING PASIEN
 JALAN NAFAS PASIEN TIDAK TERTUTUP
 ALIH BARING DILAKUKAN SETIAP 1-2 JAM
PADA SISI YANG SEHAT, DAN 15-30 MENIT
PADA SISI YANG LEMAH
 TETAP BERIKAN RANGSANGAN SENSASI
ATAU RASA PADA SISI TUBUH YANG LEMAH,
SEPERTI TEPUKAN, RABAAN. TINDAKAN INI
BERMANFAAT MENINGKATKAN KEPEKAAN
SENSORIK PASIEN PADA SISI YANG LEMAH
PERSIAPAN
1. Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama klien
berbaring
2. Persiapkan peralatan berikut;
 Bantal 5 buah
 Papan kaki /foot board
 Gulungan tangan
 Sisi bergerak
3. Naikan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk bekerja
4. Pindahkan bantal dan alat bantu yang digunakan pada posisi
sebelumnya
5. Jelaskan prosedur pada klien
6. Cuci tangan
7. Berikan privacy klien
8. Tempatkan tempat tidur pada posisi datar dan naikan bagian
kepala keatas tempat tidur
TEHNIK ALIH BARING
BERBARING
PADA SISI
YANG LEMAH

BAHU YANG LEMAH


DIDORONG KE
DEPAN , POSISI
LENGAN YANG
LEMAH LURUS
DISANGGA DENGAN
BANTAL. POSISI
PAHA YANG LEMAH
LURUS, LUTUT
SEDIKIT DITEKUK

Sisi yang lemah


BERBARING
TELENTANG

LEHER TIDAK BOLEH


TERTEKUK, KEDUA
BAHU DIGANJAL
DENGAN BANTAL.
LENGAN YANG LEMAH
DALAM POSISI LURUS
DIGANJAL BANTAL.
PINGGUL YANG LEMAH
POSISI LURUS
DISANGGA BANTAL

Sisi yang lemah


BERBARING
PADA SISI
YANG SEHAT
BAHU YANG LEMAH
AGAK DIDORONG KE
DEPAN , POSISI
LENGAN YANG LEMAH
LURUS DI ATAS
BANTAL. POSISI PAHA
YANG LEMAH LURUS,
LUTUT SEDIKIT
DITEKUK, TUNGKAI
DAN KAKI DIGANJAL
DENGAN BANTAL

Sisi yang lemah


BERBALIK KE SISI
YANG SEHAT
DENGAN BANTUAN
SECARA PASIF

LUTUT YANG LEMAH


DITEKUK, KEDUA
TANGAN PASIEN
DIGENGGAMKAN,
BERBALIK DIBANTU
PADA DAERAH BAHU
DAN PINGGUL

Sisi yang lemah


Berbalik ke sisi
yang sehat dengan
bantuan secara
Aktif

Pasien berbalik sendiri


dengan kekuatannya.
Perawat/Keluarga
menjaga tungkai yang
lemah mulai dari
pinggul hingga sisi luar
kaki

Sisi yang lemah


POSISI TEMPAT TIDUR
Tempat tidur yang ideal bagi pasien stroke adalah
tempat tidur yang padat dengan bagian kepala
cukup keras untuk menopang berat ketika
disandarkan; tempat tidur tunggal
memungkinkan orang yang merawat meraih
pasien dari kedua sisi.
TATA CARA BERPINDAH

Dari tempat tidur ke kursi :


 Letakan kursi roda disebelah sisi yang lemah
 Pastikan bahwa tempat tidur dan kursi roda dalam
keadaan terkunci
 Anjurkan pasien bergeser ke tepi tempat tidur,
duduk dengan telapak kaki menapak di lantai
 Pegang pinggang pasien dengan kedua tangan
anda, anjurkan pasien untuk memegang kedua
bahu anda
 Bantu pasien untuk berdiri dan mundur kebelakang
untuk duduk di kursi roda
Dari kursi roda ke kendaraan
 Parkir mobil cukup jauh dari trotoar (garis ubin)
untuk memberi ruang pada kursi roda
 Dorong kursi roda kedekat pintu mobil dengan sisi
yang sehat berada dekat pintu mobil
 Pastikan bahwa kursi roda dalam keadaan terkunci
 Dengan ditopang lengan yang sehat, pasien berdiri
dan masuk kepintu mobil serta duduk di jok mobil,
anjurkan pasien stroke untuk menggeser bokong
sejauh mungkin kebelakang
 Sementara itu, penolong memegang pintu mobil
yang dilewati oleh pasien stroke
POSISI YANG BENAR SAAT MENGANGKAT
PASIEN STROKE
Luruskan punggung anda
Tekuk lutut anda, jangan punggung anda
Berdirilah dengan kaki agak direnggangkan
Bila akan mengangkat, berdirilah sedekat mungkin
dengan pasien stroke. Peganglah
punggung/pinggang pasien dengan kedua tangan
anda, jangan pegang ketiak pasien yang lumpuh
Pastikan bahwa pasien mengetahui apa yang akan
dilakukan, berikan instruksi seperlunya sehingga
pasien dapat diajak bekerja sama
TATA CARA BERPAKAIAN
Cara mengenakan kemeja :
Masukan terlebih dahulu lengan yang lemah
kedalam lengan baju
Tarik lengan baju keatas sampai bahu
Putar baju kearah lengan yang sehat
Masukan tangan yang sehat kelengan baju yang
lainnya
Cara mengenakan celana :
Masukan kaki yang lemah terlebih dahulu kedalam
celana
Setelah itu masukan kaki yang sehat kedalam celana
Jika keseimbangan berdiri pasien telah bagus, celana
langsung ditarik keatas
Jika keseimbangan berdiri pasien belum baik, pasien
berbaring dahulu, lalu tarik celana keatas secara
bergantian
CARA MENGGUNAKAN KAMAR KECIL
Berikan pegangan yang menempel di dinding
disamping kloset
Bila perlu gunakan kursi khusus untuk membantu
pasien stroke BAB atau BAK diatas kloset
Sediakan kursi dikamar mandi untuk mandi
pasien, pasang pegangan pada dinding kamar
mandi
Pastikan lantai kamar mandi tidak licin dan
penerangan cukup
PEGANGAN PADA PINGGIR KAMAR MANDI
EVALUASI
• Kesadaran: compos mentis
• Motorik : dapat mengerakan tubuh sesuai
kemampuan pasien, meningkatnya
kekuatan otot, reflek normal
• Paralisis: minimal
• Dapat melakukan Mobilisasi: Jalan,
Duduk, Berdiri, berubah posisi saat tidur
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться