Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
Sukani Edi,S.ST.,M.Kes
Asfiksia neonatorum
Definisi: gagal memulai dan tetap bernapas saat
lahir
Magnitude:
3% dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia
dan perlu resusitasi tiap tahun di negara sedang
berkembang
Diperkirakan 900,000 bayi tersebut meninggal
karena asfiksia
Asfiksia……
Perubahan – perubahan yang tjd pada asfiksia,
antara lain : hipoksia, hiperkapnia dan asidosis
metabolik.
Asidosis metabolik tjd perubahan metabolis
anaerob yg akan menyebabkan kelainan
biokimiawi darah yg lebih parah.
Keadaan ini berpengaruh pada metabolisme sel,
jaringan, dan organ.
Bayi lahir langsung menangis Bayi lahir tidak menangis,
kuat, cukup bulan hanya tonus otot lemah, sianosis,
memerlukan perawatan rutin perlu resusitasi.
Penyebab
1. Faktor ibu
Hipoksia ibu, usia kurang dr 20 tahun atau lebih dr 35
tahun, gravida lebih dr 4, sosial ekonomi rendah,
penyakit pembuluh darah.
2. Faktor plasenta
Plasenta tipis, kecil, tak menempel sempurna, solusio
plasenta, plasenta previa, dll
3. Faktor janin
Prematur, IUGR, gemelli, tali pusat menumbung,
kelainan kongenital
4. Faktor persalinan
Partus lama, partus tindakan
Diagnosis
Ditegakkan dengan :
a. Menghitung APGAR
b. Memperhatikan keadaan klinis, adanya
sianosis, bradikardi dan hipotoni.
c. Pemeriksaan penunjang : Kardiotokografi
(KTG)
Penatalaksanaan
a. Resusitasi segera setelah lahir
adalah upaya utk membuka jalan nafas.
b. Terapi suportif
diberikan dlm bentuk cairan infus dextrose 5-10% utk
mencegah hipoglikemi, cairan elektrolit utk mencukupi
kebutuhan elektrolit, dan pemberian oksigen yg adekuat.
c. Terapi medikamentosa
utk mencegah tjdnya edema cerebri dg pemberian
kortikosteroid dan phenobarbital utk melokalisir
perdarahan dan mengurangi metabolisme cerebral.
Peralatan minimal yang harus disiapkan setiap
kelahiran
WHO 1998.
Tindakan-tindakan yang berbahaya dan tidak
efektif
Menekan dada untuk mengeluarkan lendir
Pemberian rutin na bikarbonat pada bayi yang tidak bernapas
Intubasi oleh tenaga yang tidak terampil
Beberapa tindakan tradisional:
Mengusapkan alkohol pada hidung bayi
Mengusap bayi dengan air dingin
Melakukan stimulasi pada anus
Menepuk-nepuk bayi
WHO 1998.
Mencegah infeksi pada Resusitasi
Cuci tangan
Gunakan sarung tangan
Hati-hati melakukan isapan lendir yang diisap dengan
mulut
Bersihkan dan disinfeksi peralatan yang digunakan
dengan hati-hati
Jangan gunakan ulang bulb—sulit dibersihkan, risiko
terjadi penyebaran infeksi
Buang isapan lendir secara benar
SUNGKUP RESUSITASI
TEPI
Berukuran TEPAT:
menutupi ujung
dagu, mulut dan
hidung, tetapi tidak
menutupi mata
MENYIAPKAN ALAT
Tidak
30
detik
Jaga tetap hangat
Posisi; bersihkan jalan napas (bila
perlu)
Keringkan, stimulasi, reposisi
Beri O2 (bila perlu) Diagram ALur Resusitasi
Apnea atau DJ < 100 Neonatus Baru Lahir
Evaluasi napas, frekuensi
jantung dan warna kulit
30
detik Lakukan ventilasi tekanan positif* Perawatan Suportif
DJ < 60 DJ 60
30
detik Lakukan ventilasi tekanan positif* Perawatan Lanjutan
Lakukan kompresi dada
DJ < 60 DJ < 60
Indikasi :
Apnea atau napas megap-megap (gasping)
Frekuensi jantung < 100 x/menit
Cara Memegang Sungkup
Jangan menekan sungkup ke muka
Jangan menekan daerah trakea
Jangan menekan mata bayi
POSISI PETUGAS
Kecepatan 40 - 60 kali/menit
MENGETAHUI KEKUATAN MEMOMPA
SELANJUTNYA
DJ ke arah normal lanjutkan ventilasi kec 40-60 kali
/menit membaik: bayi akan berwarna merah muda.