Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
• Keadaan sosial
ekonomi pasien cukup
baik. Tidak ada riwayat • Persalinan normal, menangis kuat,
gangguan kepribadian. tidak biru (hipoksia)
Pasien makan teratur,
tidak merokok, tidak • Bisa berbicara saat umur 3 tahun
minum alkohol, dan
tidak menggunakan
obat-obatan terlarang.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Keadaan umum : Tampak sehat
• Kesadaran : Compos mentis
• TD : 120/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• Pernafasan : 20x/menit
• Suhu : 36,5 oC
• Kepala : normocephal, distribusi rambut merata
• Leher : pembesaran KGB (-), tiroid tidak teraba membesar
• Paru : SN vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Perut : supel, BU (+) normal, NT abdomen (-), hepar,lien tidak
teraba
• Kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
• 2. Status Psikikus
• Cara berpikir : Baik
• Perasaan hati : Normotim
• Tingkah laku : Wajar dan pasien sadar
• Ingatan : Baik
Pemeriksaan Fisik
• 3. Status Neurologikus
Kepala
• Bentuk : Normocephali
• Nyeri tekan : tidak ada
• Simetris : kanan sama dengan kiri
• Pulsasi : Tidak teraba
Leher
• Sikap : Simetris
• Pergerakan : normal
• Kaku kuduk : (-)
• Brudzinski : (-)
• Laseque : >70o / >70o
• Kernig : >135o/ >135o
Nerfus Kranialis
Kanan Kiri
N I. (Olfaktorius)
N II. (Optikus)
N III. (Okulomotorius)
Pupil
Besar pupil 3 mm 3 mm
Bentuk pupil Isokor Isokor
N V. (Trigeminus)
N VI. (Abduscens)
N VII. (Fascialis)
N IX. (Glossofaringeus)
N X. (Vagus)
N XI. (Asesorius)
N XII. (Hypoglossus)
Badan
Motorik
Respirasi : Simetris dalam keadaan statis-dinamis
Duduk : Pasien dapat duduk dengan normal
Bentuk Kolumna Vertebralis : Normal
Pergerakan Kolumna Vertebralis : Baik
Badan dan Anggota Gerak
Sensibilitas
Kanan Kiri
Refleks
Kanan Kiri
bawah
Refleks kulit perut Tidak dilakukan Tidak dilakukan
tengah
• Motorik
Kanan Kiri
Atrofi - -
Anggota gerak atas
• Sensibilitas
Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
• Motorik
Kanan Kiri
Atrofi - -
Anggota gerak bawah
• Sensibilitas
Kanan Kiri
• Refleks
Kanan Kiri
Patella + +
Achilles + +
Babinski - -
Chaddock - -
Schaefer - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Koordinasi, gait dan keseimbangan
Tremor -
Miokloni -
Khorea -
Ringkasan
Subjektif
• Pasien datang ke poli saraf untuk kontrol bulanan dan obat telah habis.
Tidak ada keluhan kejang dalam 1 bulan terakhir. Pasien mengatakan ia
mengalami kejang saat ia kelas 3 SMP (15 Tahun). Pasien mengalami
kejang-kejang pertama kali ketika jam istirahat sekolah. Menurut orang
yang berada di sekitarnya,mereka mengatakan tiba-tiba pasien terjatuh lalu
mulai kejang seluruh tubuh, tangan dan kaki pasien tampak kaku serta dari
mulut keluar busa berlangsung selama kurang lebih 5 menit lalu ketika
tersadar pasien merasa lemas dan sedikit pusing. Kejadianseperti ini pun
terus terjadi 2x dalam seminggu, dimana terdapat juga keadaan dari mulut
keluar darah akibat lidah tergigit. Pasien mengatakan juga keadaan
tersebut terjadi apabila ia merasa lapar,lelah, atau terlalu banyak pikiran
dan setelah kejang terkadang pasien tidak sadarkan diri kira-kira 30 menit.
Ringkasan
Objektif
• Saat diperiksa, pasien dalam keadaan compos mentis dengan hasil
TTV; tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit,, pernapasan
20x/menit dan suhu badan 36,5oC. Pada pemeriksaan motorik tidak
didapatkan tanda-tanda kelainan. Pada pemeriksaan refleks fisiologis
ekstremitas atas dan bawah, didapati refleks bisep, trisep, pattela dan
achilles normal. Tidak ada reflex patologis pada pasien.
DIAGNOSIS
• Ad vitam : ad bonam
• Ad fungsionam : ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Klasifikasi Durasi
Hilangnya kesadaran
10-20 detik
lengkap
Lama
Sering tidak lengkap
Onset mendadak Kurang
Bangkitan umum Penghentian mendadak Kurang
ATONIK
Terjadi mendadak, kehilangan kekuatan otot, menyebabkan penderita
lemas dan terjatuh jika dalam posisi berdiri. Biasanya terjadi cedera dan
luka pada kepala. Tidak ada tanda kehilangan kesadaran dan cepat
pemulihan kecuali terjadi cedera
2. Bangkitan Parsial / Fokal
Terjadi pada satu area otak dan terkadang menyebar ke area lain. Jika
menyebar, akan menjadi kejang umum (sekunder), paling sering terjadi kejang
tonik klonik. 60 % penderita epilepsi merupakan kejang parsial dan kejang ini
terkadang resisten terhadap terapi antiepileptik
PARSIAL SEDERHANA
Karakteristik Absans Parsial Kompleks
Kejang singkat ini diistilahkan “aura” atau “warning” dan terjadi sebelum kejang
Status
parsial kompleks neurologi
atau Normal
kejang tonik klonik. Tidak ada penurunan kesadaran,Riwayat
dengankejang
durasi kurang dari satu menit
usia Anak-anak Semua usia
PARSIAL KOMPLEKS
durasi Detik Menit
Serangan ini dapat sangat bervariasi, bergantung pada area dimulai dan penyebaran
di otak. Banyak kejang parsial kompleks dimulai
Frekuensi dengan tatapan kosong, kehilangan
Sering Jarang
ekspresi atau samar-samar, penampilan bingung. Kesadaran terganggu dan orang
mungkin tidakDiprovokasi
merespon.hiperventilasi Mungkinmengunyah, gelisah, berjalan
Perilaku umum termasuk Jarang di
sekitar atau bergumam. Kejang parsial dapat berlangsung dari 30 detik sampai tiga
Etiologi
menit. Setelah Idiopatic
kejang, penderita sering bingung dan /mungkin
Genetictidak ingat apa-apa
Kriptogenik ,simptomatik
tentang kejang
EEG Gelombang umum 2-4 Hz Normal gelombang tajam
Valproic acid +B +B +C +A +D
Phenobarbital +C +C +C 0 ?+
Gabapentin +C +C +D 0 ?-
Lamotrigine +C +C +C +A ±
Topiramate +C +C +C ? ?+D
Zonisamide +A +A ?+ ?+ ?+
Levetiracetam +A +A ?+D ?+ ?+
Oxcarbazepine +C +C +C - -
Clonazepam +D - - - -
Pemilihan OAE didasarkan atas OAE Lini Pertama OAE Lini Kedua OAEv lain yang dipertimbangkan OAE yang sebaiknya dihindariyang dihindari
Jenis Bangkitan
Bangkitan umum Tonik klonik SodiumValproate Clobazam Clonazepam
Carbamazepine Acetazolamide
Bangkitan lena SodiumValproate Clobazam Carbamazepine
Gabapentin
Bangkitan Mioklonik Sodium Valproate Clobazam Carbamazepine
Levetiracetam Gabapentin
Lamotrigine
Piracetam
Bangkitan tonik SodiumValproate Clobazam Phenobarbital Carbamazepine
Topiramate
Bangkitan atonik SodiumValproate Clobazam Phenobarbital Carbamazepine
Topiramate Phenytoin
Topiramate Phenytoin
Lamotrigine Tiagabine
Efek samping OAE
Obat Efek Samping yang Mngancam Jiwa Efek Samping Minor
Carbamazepin Anemia aplastik, hepatotokisitas, sindrom Steven Johnson, lupus like Dizziness, ataksia, diplopia, mual, kelelahan, lekopeni, trombositopenia,
syndrome ruam, gnagguan perliaku, tics
Phenytoin Anemia aplastik, gangguan fungsi hati, sindroma Steven Johnson, lupus Hipertrofi gusi, hirsutisme, ataksia, nistagmus, diplopia, ruam,
like syndrome, pseudolymphoma anoreksia, mual, makrositosis, neuropati perifer
Phenobarbital Hepatotoksik, ganggunan jaringan ikat dan sumsum tulang, sindroma Mengantuk ataksia, nistagmus, ruam kulit, depresi, hiperaktif pada
Steven Johnsons anak, gangguan belajar
Valproate Hepatotoksisitas, hiperamonemia, leopeni, trombositopeni, pankreatitis Mual, muntah, rambut menipis, tremor, amenore, peningkatan berat
badan, konstipasi
Levetiracetam Belum diketahui Mual, nyeri kepala, dizziness, kelamahan, mengantuk, gangguan
perilaku
Gabapentin Belum diketahui Somonlen, kelelahan, ataksia, dizziness, peningkatan berat badan,
gangguan perilaku pada anak
Lamotrigine Sindrom Stevens Johnson, gangguan hepar akut, kegagalan multi organ Ruam, dizziness, tremor, ataksia, diplopia, padnangan kabur, nyeri
kepala, mual, muntah, insomnia
Oxcarbazepine Ruam kulit Dizziness, ataksia, nyeri kepala, mual, kelelahan, hiponatremia
Topiramate Batu ginjal, hipohidrosis, gangguan fungsi hati Gangguan kognitif, kesulitan menemukan kata, dizziness, ataksia, nyeri
kepala, kelelahan, mual, penurunan berat badan, parestesia, glukoma
Zonisamide Batu ginjal, hipohidrosis, ganemia apalstik Mual, nyeri kepala, dizziness, eklelahan, parestesia, ruam, gangguan
berbahasa
Pregabalin Belum diketahui Peningkatan berat badan
Penghentian OAE
• Syarat umum untuk menghentikan pemberian OAE adalah
sebagai berikut:
• Setelah minimal 3 tahun bebas bangkitan dan gambaran EEG normal
• Penghentian OAE disetujui oleh penyandang atau keluarganya
• Harus dilakukan secara bertahap, 25% dari dosis semula setiap bulan
dalam jangka waktu 3-6 bulan
• Bila digunakan lebih dari 1 OAE, maka penghentian dimulai dari 1
OAE yang bukan utama
Penghentian OAE
• Kekambuhan setelah penghentian OAE akan lebih besar
kemungkinannya pada keadaan sebagai berikut:
• Semakin tua usia, kemungkinan timbul kekambuhan semakin tinggi
• Epilepsi simtomatis
• Gambaran EEG yang abnormal
• Bangkitan yang sulit dikontrol dengan OAE
• Tergantung bentuk sindrom epilepsi yang diderita; sangat jarang
pada sindrom epilepsi benigna dengan gelombang tajam pada
daerah sentrotemporal, 5-25% pada epilepsi lena masa anak kecil,
25-75% epilepsi parsial kriptogenik/simtomatis, 85-95% pada
epilepsi mioklonik pada anak, dan JME
• Penggunaan lebih dari satu OAE
• Telah mendapat terapi 10 tahun atau lebih
Terapi non farmakologis
• Stimulasi N vagus terapi adjuvan untuk mengurangi
frekuensi bangkitan pada penyandang epilepsi refrakter usia
dewasa dan anak-anak yang tidak memenuhi syarat operasi.
Dapat digunakan pada bangkitan parsial dan bangkitan
umum.
• Deep brain stimulation
• Diet ketogenik
• Intervensi psikologi
• Relaksasi, behavioral cognitive therapy dan biofeedback
Bab III
PEMBAHASAN
• Diagnosa klinis pada kasus ini adalah epilepsi bangkitan umum tonik
klonik karena terdiri dari beberapa perilaku motorik,karena ada
gerakan ritma klonik disertai gangguan kesadaran dan kebingungan
postiktal. Sedangkan diagnosa topis adalah di korteks serebri.
Diagnosis etiologi adalah idiopatik karena belum diketahui
penyebabnya. Diagnosis patologi adalah karena adanya gangguan
impuls listrik akibat dari ketidaseimbangan antara kekuatan
eksitatorik dan inhibitorik di dalam jaringan neuron korteks
• Pemilihan OAE berdasarkan bentuk bangkitan umum pasien ini asam
valproate. Pada pasien diberikan depakote dengan dosis 2x250mg
sehari dikombinasi dengan carbamazepine 2x200mg dan clobazam
2x10mg Terapi OAE ini sesuai dengan tipe bangkitan yang didahului
bangkitan fokal yang berkembang menjadi bangkitan tonik klonik.
• Prognosis vitam dan fungsionam bonam karena keadaan umum
pasien masih stabil, pasien sadar dan tidak ada defisit neurologis.
Untuk sanationam dubia ad bonam karena kerusakan otak bersifat
ireversibel sehingga ada kemungkinan epilepsi kambuh tergantung
pada kepatuhan minum obat dan kemampuan pasien untuk
menghindar dari faktor pencetus
Thank You