Вы находитесь на странице: 1из 32

FA K TOR - FA K TOR YA N G B E R H UB U NGA N D E N GA N K E JA DI A N S E R UMEN O B ST UR A N

PA DA PA S I E N P O L I K L I N I K T H T R S UD D R . M . H AU LU SSY A M B ON, S E PT EMB ER -


O K TO B ER 2 0 1 6

Oleh :
Zikry Sitania
NIM. 2012-83-028

PEMBIMBING I : dr. Rodrigo Limmon,Sp. THT-KL,MARS


PEMBIMBING II : dr. Rif’ah Z. Soumena
PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Serumen  kombinasi dari hasil
sekresi kelenjar sebasea &  Serumen obsturan dapat menyebabkan gejala
serumenosa yang bercampur klinis berupa telinga terasa penuh, tuli
dengan epitel squamosa yang konduktif, otalgia, telinga gatal, keluar cairan
terlepas serta partikel debu yang dari dalam telinga, tinnitus, dan vertigo
terdapat pada 1/3 saluran
pendengaran eksternal  Gejala gejala tersebut dapat mempengaruhi
kulaitas hidup penderita.
 Serumen obsturan serumen yang
bertumpuk dan membentuk massa
padat yang melekat pada dinding
meatus acusticus externus
 Data dari poliklinik THT RSUD DR. M.
 2-6% masyarakat Inggris menderita
Haulussy Ambon tahun 2016,
serumen obsturan
Serumen obsturan selalu masuk
dalam 10 penyakit terbanyak
 Penderita serumen obsturan di Amerika
Serikat sekitar 12 juta kunjungan setiap
 Pembentukan serumen obsturan
tahunnya
dipengaruhi oleh berbagai faktor
risiko.
 Serumen obsturan didapatkan pada
anak-anak sebesar 10%, orang dewasa
 Faktor risiko tersebut telah diteliti dal
5%, orang tua di panti jompo 57%, dan
berbagai penelitian sebelumnya
pasien retardasi mental sebanyak 30%
Penelitian sebelumnya.
No Peneliti Tempat Hasil

1. Eziyi JAE (2011) Nigeria Sosioekonomi  Signifikan

2. Ulaganathan dan Shalini R Tiruchirapalli, India Umur, dental pathology, dan


(2015) penggunaan cotton budsSignifikan
3. Maharddhika M (2010) Semarang, IMT  Signifikan
Indonesia
4. Rahman MI (2014) Makassar, Pekerjaan dan Perilaku
Indonesia membersihkan telinga Signifikan
Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara faktor usia, jenis kelamin,


lokasi pekerjaan/ aktivitas, IMT dan sosioekonomi
dengan kejadian serumen obsturan pada pasien poliklinik
THT RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, September - Oktober
2016
Tujuan Penelitian
TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


serumen obsturan pada pasien poliklinik THT RSUD Dr. M. Haulussy
Ambon, September - Oktober 2016.
TUJUAN KHUSUS

1. Untuk mengetahui karakteristik pasien serumen obsturan di poliklinik THT


RSUD Dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan jenis kelamin.
2. Untuk mengetahui karakteristik pasien serumen obsturan di poliklinik THT
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan usia.
3. Untuk mengetahui karakteristik pasien serumen obsturan di poliklinik THT
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan lokasi pekerjaan/ aktivitas.
4. Untuk mengetahui karakteristik pasien serumen obsturan di poliklinik THT
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan indeks massa tubuh.
5. Untuk mengetahui karakteristik pasien serumen obsturan di poliklinik THT
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan sosioekonomi.
Lanjutan….
6. Untuk mengetahui karakteristik pasien serumen obsturan di poliklinik THT
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan jenis kelamin.
7. Untuk mengetahui karakteristik pasien serumen obsturan di poliklinik THT
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan usia.
8. Untuk mengetahui karakteristik pasien serumen obsturan di poliklinik THT
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan lokasi pekerjaan/ aktivitas.
9. Untuk mengetahui karakteristik pasien serumen obsturan di poliklinik THT
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan indeks massa tubuh.
10. Untuk mengetahui karakteristik pasien serumen obsturan di poliklinik THT
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan sosioekonomi.
Masyarakat Umum

RSUD Dr. M
Haulussy Ambon
Manfaat
Instansi Kesehatan
Penelitian Lainnya

FK UNPATTI

Peneliti dan
Peneliti Lainnya
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi telinga

Gambar. Anatomi Telinga


Serumen
SerumenHasil sekresi dari kelenjar sebasea dan kelenjar seruminosa
yang bercampur dengan epitel squamosa yang terlepas serta partikel
debu.
Pada keadaan normal serumen terdapat di sepertiga bagian luar
meatus acusticus externus
Serumen obsturan
Serumen obsturan adalah serumen yang bertumpuk dan membentuk
massa padat yang melekat pada dinding meatus acusticus externus.

Diagnosis serumen obsturan:


◦ Anamnesis
◦ Pemeriksaan liang telingga otoskop
◦ Tes pendengaran  garpu tala
Faktor risiko serumen
obsturan
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Sosioekonomi
4. IMT (indeks massa tubuh)
5. Lokasi pekerjaan/ aktivitas
6. Riwayat sakit/ infeksi telinga
7. Riwayat/ kebiasaan membersihkan telinga
8. Anatomi liang telinga
KERANGKA TEORI
Hipotesis penelitian
1. Hipotesis nol (H0): Tidak Ada hubungan antara usia, jenis kelamin,
indeks massa tubuh, lokasi pekerjaan/ aktivitas, dan sosioekonomi
dengan kejadian serumen obsturan.
2. Hipotesis alternatif (Ha): Ada hubungan antara usia, jenis kelamin,
indeks massa tubuh, pekerjaan/ aktivitas, dan sosioekonomi dengan
kejadian serumen obsturan.
METODE
PENELITIAN
Desain
Penelitian

Lokasi dan
Waktu
Penelitian
Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain studi cross


sectional. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
dibagikan pada pasien di poliklinik THT RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.

Lokasi & Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di poliklinik THT RSUD Dr. M. Haulussy


Ambon pada Sebtember – Oktober 2016
Populasi dan Sampel
POPULASI

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien di


poliklinik THT RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.
SAMPEL

Metode Sampling: Consecutive Sampling


Perhitungan Sampel:

Rumus analtik kategorik tidak berpasangan

Besar sampel minimal pada penelitian ini adalah 84 orang


Kriteria
Seleksi
INKLUSI : Pasien poliklinik THT RSUD Dr. M. Haulussy Ambon,
September - Oktober 2016.

EKSKLUSI :Tidak bersedia menjadi responden


Variabel penelitian
1. Variabel bebas Penderita serumen obsturan.
2. Variabel tergantung  Jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, lokasi
pekerjaan/ aktivitas, dan sosioekonomi.
Kerangka konsep
Definisi Operasional
Variabel Penelitian Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Penderita serumen Penderita yang telah Data rekam Serumen obsturan Nominal
obsturan didiagnosis serumen medis Tidak Serumen obsturan
obsturan berdasarkan
temuan klinis dan
pemeriksaan
penunjang yang
dilakukan oleh dokter
spesialis THT.

Jenis kelamin Identitas penderita Kuesioner Laki-laki Nominal


sesuai kondisi biologis Perempuan
atau fisiknya yaitu laki-
laki dan perempuan.

Usia Umur penderita Kuesioner 0-5 tahun (balita) Ordinal


berdasarkan ulang 6-11 tahun (kanak-kanak)
tahun terakhir saat 12-16 tahun (remaja awal)
didiagnosis serumen 17-25 tahun (remaja akhir)
obsturan. 26-35 tahun (dewasa awal)
36-45 tahun (dewasa akhir)
45-55 tahun (lansia awal)
56-65 tahun (lansia akhir)
> 65 tahun (manula)
Lanjutan….
Lokasi pekerjaan/ Menunjukan lokasi kuesioner Dalam ruangan Nominal
aktivitas aktivitas yang dilakukan Luar ruangan
sehari-hari baik untuk
memperoleh
penghasilan maupun
tidak.

Indeks massa tubuh Berat badan dibagi kuesioner < 18,5(Underweight) Ordinal
kuadrat tinggi badan 18,5 - 22,9 (normal)
(dalam meter). 23 - 24,9 (overweight)
25 - 29,9 (obesitas I)
≥ 30 (obesitas II)
Sosioekonomi Rata-rata pendapatan Kuesioner Tinggi (jumlah penghasilan > Ordinal
rumah tangga respoden Rp.5.000.000)
atau orang tua Sedang (jumlah penghasilan
responden Rp.1.000.000 sampai dengan
Rp.5.000.000)
Rendah (jumlah penghasilan
< Rp.1.000.000)
Tidak memiliki pendapatan
METODE PENGUMPULAN DATA

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, data rekam medis dan


timbangan serta meteran untuk mengukur IMT pasien poliklinik THT
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, September - Oktober 2016.
METODE ANALISIS DATA

- Analisis Univariat
Analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut. Data yang telah
terkumpul akan dikelola dengan menggunakan SPSS. Informasi yang
disajikan berupa jumlah (n) dan presentase

- Analisis bivariat
Analisis Bivariat dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas
(serumen obsturan) dengan variabel terikat (jenis kelamin, usia, lokasi
pekerjaan/ aktivitas, IMT dan sosioekonomi). Analisis ini menggunakan
uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan = 0,05
Alur Penelitian
Penyusunan Proposal Penelitian

Pengajuan Proposal Penelitian

Seminar Proposal Penelitian

Perbaikan Proposal Penelitian

Permohonan Ijin Penelitian Kepada


FK Unpatti

Pelaksanaan Penelitian

Memenuhi Kriteria Inklusi


Dikeluarkan Karena
Memenuhi Kriteria
Pengumpulan Data di Poliklinik Eksklusi
THT RSUD Dr. M. Haulussy
Ambon

Pengelolaan dan Analisis Data

Hasil Penelititan
Jadwal Penelitian
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться