Вы находитесь на странице: 1из 19

ANI NURFAIDAH

LULU LARASATI

KOMA MIKSEDEMA
MEYTI OKTAPIANI
M. FAUZAN AZHAR
NENG TITA NURAWALIAH
ZAINURRAHMAN
ZUHRI GOMROWI
DEFINISI

Miksedema adalah keadaan lebih lanjut yang diakibatkan oleh karena


kadar hormon tiroid dalam darah berkurang. Karena kurang aktifnya
kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroid atau hormon tiroid yang
dihasilkan terlalu sedikit (Hipotiroidisme). Miksedema merupakan bentuk
hipotiroid terberat, pasien menjadi letargi dan bisa berlanjut pada keadaan
stupor atau Koma Miksedema (John A. Boswick, 1988).
Koma Miksedema adalah keadaan yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermia tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran yang
menyebabkan koma (Elizabeth J. Corwin, 2009).

 
ETIOLOGI
Koma miksidema diakibatkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi Kelenjar Tiroid, maka
kadar Hormon Tiroid (HT) yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar
Tiroid Stimulating Hormon (TSH) dan Tiroid Releaxing Hormon (TRH)
karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan
hipotalamus.
Faktor yang memicu terjadinya koma miksidema secara tiba-tiba terutama pada penderita
hipotiroidisme, antara lain :

1. Obat-obatan (sedative, narkotika, dan obat anesthesi).

2. Faktor infeksi.

3. Stroke.

4. Trauma.

5. Gagal Jantung.

6. Perdarahan saluran pencernaan.

7. Hypotermia

8. Kegagalan pengobatan gangguan kelenjar tiroid.

 
PATOFISIOLOGI
Koma miksedema merupakan bentuk lanjut hipotiroid yang berat yang disebabkan berkurangnnya
keluarnya hormon tiroid. Hipotiroidisme terjadi karena respons tubuh terhadap T3 atau T4 berlebihan atau
keduanya. Koma miksedema merupakan hipotiroid sekunder yang terjadi akibat defisiensi sekresi TSH
hipofisis bisa diakibatkan karena kelenjar tiroid mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid
akibat pembedahan atau ablasi radioisotop, atau akibat destruksi oleh antibodi autoimun yang beredar
dalam sirkulasi. Selain itu pada hipotiroidisme sekunder mengalami tumor hipofisis dan defisiensi
hormon-hormon trofik hipofisis lainnya sehingga menyebabkan letargi, edema periorbital, dengan
pembengkakan wajah, suara parau, kulit dingin, kasar, kering, bradikardi, keterlambatan intelektual dan
aktivitas motorik, serta intoleransi dingin.

 
MANIFESTASI KLINIK
1.Sistem neuromuskuler
2.Sistem Kardiovaskuler
3.Pembengkakkan dan edema kulit
4.Penurunan kecepatan metabolisme
5.Penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cerna.
6.Sistem pencernaan
7.Sistem pernafasan
8.Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
9.Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala, alis tumbuh tipis, rapuh dan mudah rontok.
10.
Akibat lebih jauh karena hipotirodisme ini adalah keadaan yang disebut miksidema yang ditandai muka oedema terutama pada sekitar bibir, hidung
dan kelopak mata, terjadi bradikardia, hypotermia tanpa menggigil, hypotensi, hypoventilasi dan penurunan kesadaran sampai koma. Kematian
dapat terjadi apabila tidak diberi hormon tiroid dan stabilisasi semua gejala.
 
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :

Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan
TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat
susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•Pemeriksaan darah yang mengukur kadar Hormon Tiroid (T3 dan T4), Tiroid
Stimulating Hormon, dan Tiroid Releasing Hormon
•Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi tiroid
•Pemeriksaan EKG dan enzim-enzim jantung
•Pemeriksaan fisik
PENATALAKSANAAN
1) Monitor secara teratur gas-gas darah, dan pasien-pasien koma miksedema
biasanya membutuhkan intubasi dan ventilasi mekanis.

2) Penyakit-penyakit yang berhubungan seperti infeksi atau gagal jantung dicari dan
harus diobati dengan terapi yang tepat.

3) Cairan intravena harus diberikan dengan hati-hati dan asupan cairan bebas
berlebihan harus dihindarkan karena pasien-pasien dengan koma miksedema
mengabsorpsi semua obat-obatan dengan buruk, pemberian levotiroksin harus
secara intravena.
KOMPLIKASI
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga
koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua
gejala.
 
ASUHAN KEPERAWATAN
KOMA MIKSEDEMA
1. Pengkajian

a) Identitas Klien

Biodata klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat tempat tinggal, pekerjaan, tanggal masuk rumah
sakit, nomor register, dan diagnosa medis.

b) Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh :

1. Sistem pulmonari.

2. Sistem pencernaan.

3. Sistem kardiovaslkuler.

4. Sistem muskuloskeletal.

5. Sistem neurologik dan Emosi/psikologis.

6. Sistem reproduksi.

7. Metabolik.
c) Riwayat kesehatan klien dan keluarga

Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama.

d) Kebiasaan hidup sehari-hari seperti :

1. Pola makan

2. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).

3. Pola aktivitas.

e) Pemeriksaan fisik mencakup

 Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar mata, wajah bulan dan
ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah tampak menebal dan gerak-gerik klien sangat
lamban. Postur tubuh keen dan pendek. Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.
 Nadi lambat dan suhu tubuh menurun.

 Perbesaran jantung.

 Disritmia dan hipotensi.

 Parastesia dan reflek tendon menurun.

f) Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan


lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien
sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d kekurangan suplai O2
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d Suplai O2 ke otak menurun
3. Hipotermi b.d pembentukan kalor tubuh menurun
4. Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d nafsu makan menurun
5. Konstipasi b.d penurunan gastrointestinal
6. Intoleransi aktivitas b.d penurunan energi otot
INTERVENSI KEPERAWATAN

1) Ketidakefektifan pola nafas b.d kekurangan suplai O2

Tujuan : Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola napas yang


normal.

Kriteria Hasil :
- Nilai dasar frekuensi pernapasan pasien tetap pada 5 kali/menit
- Pasien merasa nyaman tanpa adanya depresi pernapasan
- Hasil auskultasi menunjukkan tidak ada suara nafas tambahan
Intervensi Rasional
   
1) Pantau frekuensi; kedalaman, pola 1) Mengidentifikasi hasil pemeriksaan dasar
pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas untuk memantau perubahan selanjutnya dan
darah arterial mengevaluasi efektifitas intervensi.
2) Dorong pasien untuk napas dalam dan 2) Mencegah aktifitas dan meningkatkan
batuk pernapasan yang adekuat
3) Berikan obat (hipnotik dan sedatip) 3) Pasien hipotiroidisme sangat rentan terhadap
dengan hati-hati gangguan pernapasan akibatgangguan obat
4) Pelihara saluran napas pasien dengan golongan hipnotik-sedatif
melakukan pengisapan dan dukungan 4) Penggunaan saluran napas artifisial dan
ventilasijika diperlukan dukungan ventilasi mungkindiperlukan jika
  terjadi depresi pernapasan
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться