Вы находитесь на странице: 1из 78

BLOK BIOMEDIK I

Tahun ajar 2018/2019

DASAR BIOKIMIA SISTEM IMUN

Ika Yustisia
Departemen Biokimia
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Email korespondensi: ikayustisia@gmail.com
Tujuan Umum Pembelajaran
Setelah mengikuti dan mempelajari materi ini
mahasiswa dapat memahami:
1. Struktur dan fungsi molekul-molekul yang
terlibat di dalam sistem imun
2. Metabolisme spesifik sel-sel imun
Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti dan mempelajari materi ini
mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian PAMPs, DAMPs, dan
antigen
2. Memahami molekul-molekul yang termasuk
di dalam superfamili imunoglobulin
3. Menjelaskan struktur molekul imunoglobulin
4. Menjelaskan masing-masing fungsi kelas
imunoglobulin
5. Memahami pembentukan antibodi
monoklonal
Sasaran Pembelajaran
Setelah mengikuti dan mempelajari materi ini
mahasiswa dapat:
6. Memahami manfaat dan aplikasi antibodi
monoklonal
7. Menjelaskan struktur dan fungsi komplemen
8. Menjelaskan mekanisme kerja komplemen
9. Menjelaskan struktur dan fungsi sitokin
10.Menjelaskan jalur metabolisme spesifik pada
beberapa sel imun
Petunjuk khusus

Mahasiswa diminta membuat daftar


istilah sulit pada materi ini dan
mencari pengertiannya menggunakan
Kamus Kedokteran
Gambaran umum sistem imun
Gambaran umum sistem imun
 Imunitas didefinisikan sebagai ketahanan
terhadap suatu penyakit, khususnya penyakit-
penyakit infeksi
– Sel-sel endogen yang mengalami perubahan/
transformasi seperti sel-sel tumor juga akan
dikenali dan dihancurkan oleh sistem imun
 Sistem imun is merupakan kumpulan molekul,
sel, jaringan yang memediasi ketahanan
terhadap infeksi
 Respons imun adalah reaksi terkoordinasi
yang melibatkan molekul dan sel sistem imun
untuk melawan infeksi
Gambaran umum sistem imun
Gambaran umum sistem imun
Makrofag adalah “tentara” di daerah perbatasan
Gambaran umum sistem imun

Neutrofil adalah “tentara” cadangan


Gambaran umum sistem imun

Limfosis berperan sebagai “tentara kopasus”


Gambaran umum sistem imun
Keberhasilan sistem imun yang
sehat ditunjukkan oleh
kemampuannya membedakan
antara sel-sel/ molekul-molekul
“self” dengan sel/ molekul asing
(non-self)
PAMPs and DAMPs
PAMPs
• Pathogen Associated Molecular Patterns
• Pola molekul berulang
• Bagian dari miroorganisme yang tidak dapat
ditemukan pada bagian tubuh/ sel manusia
• Contoh PAMPs: oligosakarida yang banyak mengandung mannosa,
peptidoglikan, lipopolisakarida penyusun dinding sel bakteri, flagellin, DNA
CpG yang tidak termetilasi
DAMPs
• Sistem imun juga mengenali molekul-molekul
yang dikeluarkan oleh sel-sel tubuh yang rusak
atau mati (nekrosis)
• Molekul-molekul yang dimaksud disebut
damage-associated molecular patterns
(DAMPs).
• Respons sistem imun terhadap sel yang rusak
atau mati berfungsi menginisiasi proses
perbaikan jaringan
PRRs, pattern recognition receptors; TLRs, Toll-like receptors; NLRs, NOD-like receptors; RLRs,
RIG-I-like receptors; RAGE, receptor for advanced glycation end products
Contoh DAMPs
DAMPs
Antigen
• Antigen adalah setiap senyawa yang dapat
diikat secara spesifik oleh molekul antibodi atau
reseptor limfosit T
• Antibodi dapat mengenali hampir semua jenis
molekul biologik
– Metabolit-metabolit sederhana, gula sederhana,
lipid, dan hormon
– Molekul kompleks (karbohidrat, fosfolipid, asam
nukleat, dan protein)
• Reseptor limfosit T hanya mengenali molekul
jenis peptida
Antigen
Antigen merupakan senyawa yang dapat menstimulasi
respons imun spesifik (bersifat imunogenik)
Faktor-faktor yang mempengaruhi imunogenisitas
• Sifat asing
– Molekul non-self
• Ukuran
– Secara umum semakin besar ukuran suatu molekul maka
akan semakin imunogenik (14.000 – 60.000 Da)
• Komposisi kimia
– In general, the more complex the substance is chemically
the more immunogenic it will be
Antigen
Faktor-faktor yang mempengaruhi imunogenisitas
• Bentuk fisik molekul
– Secara umum antigen partikulat lebih imunogenik
dibandingkan antigen solubel
– Antigen yang denatur lebih imunogenik
dibandingkan antigen alami
• Kemampuan didegradasi oleh sistem imun
– Antigen yang mudah difagositosis umumnya lebih
imunogenik
Struktur dan fungsi
superfamili imunoglobulin
Superfamili imunoglobulin
• Merupakan molekul pada permukaan sel dan
molekul-molekul solubel yang memediasi
fungsi rekognisi, adhesi, dan pengikatan antigen
• Molekul-molekul yang termasuk ke dalam
superfamili imunoglobulin memiliki susunan
asam amino yang homolog dan struktur tersier
(tiga dimensi) yang mirip
Struktur dan fungsi
superfamili imunoglobulin
Anggota superfamili imunoglobulin
• Reseptor antigen
– Antibodi
– Reseptor sel T
• Antigen-presenting molecules
– Class I MHC
– Class II MHC
– Beta-2 microglobulin
CD singkatan dari cluster of differentiation (=
• Molekul ko-reseptor cluster of designation ; classification
– CD4, CD8, CD19 determinant) adalah protokol yang dipakai
• Molekul ko-stimulator untuk identifikasi dan investigasi molekul-
– CD28, CD80, CD86 molekul permukaan sel.
• Reseptor sitokin Sistem CD ini digunakan untuk sebagai
– Interleukin-1 receptor penanda (marker) permukaan sel pada proses
• Molekul adhesi imuno-fenotipe.
Struktur dan fungsi
superfamili imunoglobulin
Immunoglobulin

TCR

MHC: Major histocompatibility complex


(=HLA/ Human Leukocyte Antigen)
TCR: T-cell receptor
Struktur dan fungsi imunoglobulin
• Imunoglobulin = antibodi
• Merupakan reseptor antigen terlarut dibentuk
oleh limfosit B yang aktif (=sel plasma) dan
dilepaskan ke dalam aliran darah
• Komponen utama sistem pertahanan humoral
Respons imun humoral
Struktur dan fungsi imunoglobulin

• Molekul antibodi merupakan glikoprotein yang


disusun oleh dua rantai polipeptida ringan
(light chain = L) dan dua rantai polipeptida
berat (heavy chain = H)
• Contoh: imunoglobulin G (IgG)
– Rantai L: 220 aa (25 kDa)
– Rantai H: 440 aa (50 kDa)
• Keempat rantai di atas disatukan oleh ikatan
kovalen yang disebut ikatan disulfida
Struktur dan fungsi imunoglobulin
Stuktur dan fungsi imunoglobulin
Stuktur dan fungsi imunoglobulin

• Bagian ujung N rantai ringan dan rantai berat


dari molekul antibodi memiliki urutan asam
amino yang bervariasi (regio variabel)
– VH and VL
• Pada bagian regio variabel ini terdapat regio
tertentu yang sangat variabel (regio
hipervaribel)
– 5 – 7 residu asam amino pada VL

– 6 – 17 residu asam amino pada VH


Structure and function of immunoglobulin

• Regio hipervariabel
disebut juga
complementarity-
determining regions
(CDRs)
• Bagian ini membentuk
antigen-binding site
yang bersifat
komplementer dengan
topologi dari antigen
(=epitop)
Structure and function of immunoglobulin

• The COO--terminal three quarter of H chains and


the COO--terminal half of L chains are
homologous in sequence with other H or L of
the same class
– CH and CL
• CH regions
– determining the antibody class
– profiding binding of complement proteins
– containing the site necessary for Ig to cross placental
membrane
Stuktur dan fungsi imunoglobulin
Structure and function of immunoglobulin
Properties of Human Immunoglobulins
Fungsi utama masing-masing kelas imunoglobulin
Imunoglobulin Fungsi dan karakteristik utama
Ig M 1. Berfungsi sebagai reseptor antigen pada permukaan limfosit B
2. Diproduksi pada respons primer melawan antigen yang masuk
3. Fiksasi komplemen
Ig G 1. Antibodi utama pada respons sekunder terhadap antigen
2. Fiksasi komplemen
3. Opsonisasi bakteri sehingga mudah difagositosis
4. Netralisasi toksin bakteri dan virus
5. Melintasi plasenta
Ig A 1. Antibodi yang disekresikan melalui cairan tubuh seperti saliva, getah
pencernaan, getah pernapasan, air mata
2. Berperan mencegah perlekatan bakteri dan virus pada membran
mukosa
Ig E 1. Pertahanan melawan infeksi cacing yang menyebabkan pelepasan
enzim dari eosinofil
2. Memediasi hipersensitifitas yang menyebabkan pelepasan mediator
dari sel mast dan basofil pada paparan antigen (alergen)
Ig D Berfungsi sebagai reseptor antigen pada permukaan limfosit B bersama-
sama dengan Ig M. Fungsi yang lain belum diketahui
Mengenal antibodi monoklonal

• Antibodi monoklonal
adalah antibodi yang
disekresikan oleh limfosit B
yang diturunkan dari sel
pembentuk antibodi
tunggal (= dari satu klon
sel)
• Antibodi ini “diarahkan”
untuk mengenali hanya
satu epitop spesifik dari
suatu senyawa imunogenik
Mengenal antibodi
monoklonal
Mengenal antibodi monoklonal
Aplikasi antibodi monoklonal
• Aplikasi diagnostik/ penelitian
– Deteksi protein (tes kehamilan, golongan darah)
– Immunoblotting
– immunofluorescence
– Immunohistokimia
– ELISA (enzyme linked immunoabsorbent assay)
• Aplikasi terapeutik
– Terapi kanker
– Terapi penyakit autoimun
Stuktur dan fungsi komplemen
• Ketika patogen mampu melintasi
epitel dan pertahanan anti-
mikrobial awal, patogen akan
menghadapi komponen utama
imunitas alamiah yang disebut
sistem komplemen (=komplemen).
• Sistem komplemen terdiri dari > 30
protein terlarut (protein plasma)
yang diproduksi oleh hati.
• Pada kondisi tanpa adanya infeksi,
komplemen ditemukan dalam
bentuk inaktif.
• Pertama kali ditemukan oleh Jules
Bordet (1890) sebagai senyawa
Jules Bordet
tidak tahan panas dan memiliki
aktivitas bakterisidal
Stuktur dan fungsi
komplemen
Fungsi efektor
komplemen dalam
sistem imun diawali
dengan proses aktivasi
yang terdiri atas 3 jalur,
yaitu:
1. Jalur alternatif
2. Jalur klasik
3. Jalur lektin
Stuktur dan fungsi komplemen
Respons imun yang diperantarai oleh sistem komplemen
Stuktur dan fungsi komplemen
Stuktur dan fungsi
komplemen
Stuktur dan fungsi komplemen
Stuktur dan fungsi komplemen
Stuktur dan fungsi sitokin

• Cytokine: cyto (=kyttaro; Greek) + kinos (kinisi)


• Cyto = sel ; kinos = pergerakan
• Sitokin adalah molekul protein berukuran kecil yang
dilepaskan oleh sel, memiliki efek spesifik pada
interaksi dan komunikasi antar sel
• Sitokin pada sistem imun merupakan protein terlarut
yang diproduksi sebagai respons terhadap mikroba dan
antigen lainnya untuk memediasi dan meregulasi
respons imun dan juga reaksi inflamasi.
• Sitokin berperan pada komunikasi antar-leukosit dan
antara leukosit dan sel lainnya
Stuktur dan fungsi sitokin
Stuktur dan fungsi sitokin

• Sitokin merupakan istilah umum. Secara


spesifik sitokin disebut dengan:
– Limfokin: sitokin yang diproduksi oleh limfosit
– Monokine: sitokin yang diproduksi oleh monosit
– Kemokin: sitokin yang memfasilitasi aktivitas
kemotaksis (perpindahan sel)
– Interleukin: sitokin yang diproduksi oleh satu
leukosit dan berperan pada leukosit lain
Cara kerja sitokin

Contoh: IL-2

Contoh: IL-7

Contoh: IL-1 & TNF


Stuktur dan fungsi sitokin
Kategori fungsional sitokin
• Mediator dan regulator imunitas alamiah
(imunitas non-spesifik)
• Mediator dan regulator imunitas didapat
(imunitas spesifik = imunitas adaptif)
• Stimulator hematopoiesis
Stuktur dan fungsi sitokin
Sitokin pada imunitas alamiah
Stuktur dan fungsi sitokin
Sitokin pada imunitas alamiah
Stuktur dan fungsi sitokin
Peran beberapa sitokin pada respons imun alamiah dan respons imun adaptif
Stuktur dan fungsi sitokin
Contoh peran sitokin tumor necrosis factor (TNF)
Stuktur dan fungsi sitokin
Berbagai macam sitokin yang telah diketahui hingga saat ini
Stuktur dan fungsi sitokin
Stuktur dan fungsi sitokin
Stuktur dan fungsi sitokin
Stuktur dan fungsi sitokin
Stuktur dan fungsi sitokin
Stuktur dan fungsi sitokin
Stuktur dan fungsi sitokin
Imunometabolisme

Enam jalur utama metabolisme


Imunometabolisme

Jalur metabolik utama pada sel imun


Imunometabolisme
Imunometabolisme
Imunometabolisme
The Respiratory Burst – produksi senyawa
oksigen reaktif (reactive oxygen species; ROS)
• Saat neutrofil atau fagosit lainnya “memakan”
bakteri, sel-sel ini menunjukkan peningkatan
konsumsi oksigen yang sangat cepat dikenal
dengan istilah respiratory burst
• Fenomena ini merefleksikan penggunaan
oksigen yang cepat oleh sel fagosit sehingga
terbentuklah derivat oksigen yang bersifat
reaktif seperti O2−⋅, H2O2, OH•, dan OCl−
• Derivat oksigen yang reaktif ini (ROS) bersifat
bakterisidal
Respiratory burst
Imunometabolisme
Imunometabolisme – limfosit T
Imunometabolisme
REFERENCES
• Materi Kursus Imunologi Dasar FK UGM, 2012
• Murphy K, Weaver C. Janeway’s Immunobiology, 9 ed. Garland
Science, 2017
• Abbas, AK., Licthman, AH. Basic Immunology, 5 ed. Elsevier, 2015
• Murray, RK. Plasma Proteins and Immunoglobulins in Harper’s
Ilustrated Biochemistry, Murray, RK., Granner, DK., Rodwell,
VW(editors), 30th ed., 2015
• Dean R. Appling DR, Anthony-Cahill SJ, Mathews CK.
Biochemistry concepts and connection. Essex: Pearson, 2016
• Schultz, RM. Protein II: Structure-function relationships in
protein families in Textbook of Biochemistry, 6 ed., Delvin, TM
(editor), Wiley Liss, 2006
• Koolman, J.; Roehm, KH. Color Atlas of Biochemistry, 2 ed.
Thieme, 2004; 266-273; 306-315
Kuis
Selain mampu merekognisi patogen dari luar tubuh,
sistem imunitas alamiah juga dapat mengenali sel-
sel tubuh yang rusak atau mengalami transformasi
seperti sel-sel kanker dengan adanya interaksi
antara:
A. DAMPs dengan PRRs
B. PAMPs dengan PRRs
C. SAMPs dengan PRRs
D. Antigen dengan antibodi
E. Antigen dengan reseptor sel T
Kuis
Antibodi diproduksi oleh sel imun berikut ini:
A. Neutrofil
B. Limfosit T
C. Limfosit B
D. Sel dendritik
E. Natural killer cell
Kuis
Reseptor sel T merupakan salah satu komponen
penting pada respons imunitas adaptif – seluler.
Reseptor ini hanya dapat mengenali antigen
yang memiliki struktur molekul berupa:
A. Lipopolisakarida
B. Gula sederhana
C. Asam nukleat
D. Fosfolipid
E. Peptida
Kuis
Molekul utama yang berperan pada respons
imunitas adaptif – humoral melawan
mikroorganisma dan berbagai jenis toksin
adalah:
A. Sitokin
B. Komplemen
C. Imunoglobulin
D. Reseptor sel T (TCR)
E. Toll-like receptors (TLRs)
Kuis
Perhatikan ilustrasi struktur molekul antibodi di
bawah ini!
Bagian yang membentuk antigen-binding site
sehingga bersifat komplementer dengan epitop
adalah:
A. 1 dan 5
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 1, 2, dan 5
E. 1, 3, 4 dan 5

Вам также может понравиться