Вы находитесь на странице: 1из 21

SEMINAR PROPOSAL

HUBUNGAN POLA DIET HIPERTENSI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA


DENGAN KESTABILAN TEKANAN DARAH
PADA PRA LANSIA DAN LANSIA HIPERTENSI
(Studi pada Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Rogotrunan
Kabupaten Lumajang)

CHATARINA ANUGRAH A.P


132110101162

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Farida Wahyu N, S.KM, M. Kes
Ninna Rohmawati, S.Gz, M.PH
LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan Tahun 2004-2015 terdapat Bertambahnya umur  fungsi
adalah cita-cita suatu bangsa PENINGKATAN Usia Harapan fisiologis mengalami penuaan 
dilihat dari Hidup di Indonesia dari 68,6 tahun penyakit tidak menular banyak
PENINGKATAN taraf menjadi 70,8 tahun dan proyeksi muncul pada usia lanjut 
hidup dan Usia Harapan tahun 2030-2035 mencapai 72,2 hipertensi, stroke, diabetes
Hidup (UHH). tahun (Pusat Data dan Informasi mellitus dan radang sendi atau
Kemenkes RI, 2016) rematik

Prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat


Jenis penatalaksanaan FAKTOR RISIKO yang dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun
hipertensi: berperan untuk terjadinya 2013.
Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan
1.Penatalaksanaan hipertensi yang dibagi menjadi hasil pengukuran usia ≥18 tahun sebesar 25,8%
non-farmakologis dua kelompok yaitu faktor risiko (Riskesdas, 2013)
yang tidak dapat diubah Data 10 masalah kesehatan lanjut usia,
2.Penatalaksanaan hipertensi menduduki peringkat pertama dengan
farmakologis dan faktor risiko yang dapat prevalensi yang terus meningkat pada
diubah kelompok umur (Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI, 2016)
LATAR BELAKANG
PENATALAKSANAAN DIET
Tujuan: membantu menghilangkan retensi garam 1. Secara umum, penurunan konsumsi lemak pangan disertai dengan
penurunan konsumsi lemak total dan lemak jenuh dapat
atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan menurunkan tekanan darah
tekanan darah pada pasien hipertensi serta 2. Tingginya konsumsi biji-bijian dengan kulit berhubungan dengan
menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan penurunan risiko hipertensi pada orang dewasa dan lansia wanita
yang berlebih, tingginya lemak kolesterol, dan 3. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat
menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi serta
asam urat darah pembatasan konsumsi natrium dapat menurunkan tekanan darah
sistolik

1. Hubungan antara latihan fisik dan kesehatan kardiovaskuler ini


berlaku untuk semua usia dan jenis kelamin.
AKTIVITAS OLAHRAGA 2. Olahraga akan mendapatkan manfaat yang sesuai apabila beban
Olahraga mempengaruhi terjadinya hipertensi. latihannya ringan dan tepat, latihan umumnya bersifat aerobik seperti
jalan kaki, jogging maupun bersepeda.
3. Penurunan tekanan darah yang bermakna terlihat sesudah latihan 2
minggu dan akan menetap selama individu meneruskan
kebiasaannya
LATAR BELAKANG
Pada periode 1990-2015, Kabupaten Lumajang memiliki pola
kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) yang semakin
meningkat (37% menjadi 57%) (Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang, 2016).

HASIL STUDI Pada lansia, prevalensi PTM khususnya hipertensi mengalami


PENDAHULUAN peningkatan 2 tahun berturut-turut. Berdasarkan laporan ARU (Anak,
Remaja, dan Usila), tahun 2015 prevalensi hipertensi lansia sebesar
10,68% dan tahun 2016 sebesar 15,74%

Data hipertensi pada pra lansia dan lansia tertinggi di tingkat


Puskesmas terdapat di Puskesmas Rogotrunan yaitu tahun 2015
sebanyak 239 orang dan tahun 2016 sebanyak 1975 orang
LATAR BELAKANG

Berdasarkan data 10 penyakit yang dialami pra lansia dan lansia di wilayah
kerja Puskesmas Rogotrunan, hipertensi menjadi penyakit dengan persentase
tertinggi yaitu 19% yang kemudian disusul mialgia dan diabetes mellitus.

HASIL STUDI Pelayanan Posyandu Lansia dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali
PENDAHULUAN dengan kegiatan berupa pelayanan yang dimulai dari pendaftaran, pengukuran
Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB), pemeriksaan kesehatan, pencatatan
status mental, penyuluhan/konseling, pengobatan, rujukan, dan senam.

Studi pendahuluan melalui wawancara dengan beberapa responden,diperoleh keterangan


1. Sebagian besar responden masih mengkonsumsi makanan pemicu terjadinya
hipertensi dalam frekuensi sering dan jarang mengkonsumsi makanan pencegah
hipertensi.
2. Responden masih jarang melakukan aktivitas olahraga, hanya beberapa responden
yang aktif melakukan aktivitas olahraga
3. Tekanan darah responden selalu diatas 140/90 mmHg.
LATAR BELAKANG

Lansia telah mematuhi penatalaksanaan farmakologis namun perlu diimbangi


HASIL STUDI dengan penatalaksanaan non-farmakologis  peneliti tertarik untuk melakukan
PENDAHULUAN penelitian mengenai hubungan pola diet hipertensi dan aktivitas olahraga dengan
kestabilan tekanan darah pada pra lansia dan lansia hipertensi (Studi pada
Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Rogotrunan Kabupaten Lumajang)
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat


dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah
adakah hubungan pola diet hipertensidan aktivitas
olahraga dengan kestabilan tekanan darah pada pra
lansia dan lansia hipertensi (Studi pada Posyandu
Lansia wilayah kerja Puskesmas Rogotrunan
Kabupaten Lumajang) ?
TUJUAN
TUJUAN KHUSUS

TUJUAN UMUM
1. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur,
jenis kelamin, dan status hipertensi
2. Mengidentifikasi pola diet hipertensi (konsumsi natrium,
lemak jenuh, dan serat) pada pra lansia dan lansia hipertensi
3. Mengidentifikasi aktivitas olahraga pada pra lansia dan lansia
Mengetahui hubungan pola diet hipertensi
hipertensidan aktivitas olahraga dengan 4. Mengidentifikasi kestabilan tekanan darah pada pra lansia dan
kestabilan tekanan darah pada pra lansia lansia hipertensi
5. Menganalisis hubungan pola diet hipertensi dengan kestabilan
dan lansia hipertensi (Studi pada Posyandu
tekanan darah pada pra lansia dan lansia hipertensi
Lansia wilayah kerja Puskesmas 6. Menganalisis hubungan aktivitas olahraga dengan kestabilan
Rogotrunan Kabupaten Lumajang) tekanan darah pada pra lansia dan lansia hipertensi
7. Menganalisis hubungan pola diet hipertensi dan aktivitas
olahragadengan kestabilan tekanan darah pada pra lansia dan
lansia hipertensi
MANFAAT
MANFAAT PRAKTIS

1. Manfaat bagi Peneliti


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan
2. Manfaat bagi Pra lansia dan Lansia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
MANFAAT TEORITIS informasi mengenai terapi non farmakologis yang dapat
Secara teoritis hasil penelitian ini dilakukan oleh pra lansia dan lansia hipertensi
diharapkan dapat mengembangkan 3. Manfaat bagi Puskesmas Rogotrunan
khasanah ilmu pengetahuan tentang gizi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
masyarakat pertimbangan
dalam menciptakan inovasi kegiatan yang mampu
menjangkau seluruh pra lansia dan lansia di wilayah kerja
Puskesmas Rogotrunan
4. Manfaat bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
kepustakaan
serta dapat menjadi referensi penelitian bagi penelitian
sejenis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Pengertian Hipertensi
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi
2.1.3 Faktor Risiko Hipertensi
2.1.4 Komplikasi Hipertensi
2.1.5 Tekanan Darah Terkontrol pada Hipertensi
2.1.6 Penatalaksanaan Hipertensi
2.2 Lanjut Usia
2.2.1 Pengertian Lanjut Usia
2.2.2 Batasan Lanjut Usia
2.2. 3 Perubahan pada Lanjut Usia
2.3 Metode Pengukuran Konsumsi
2.3.1 Pola Konsumsi Makanan
2.3.2 Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency Questionnaire)
2.3.3 Semi kuantitatif FFQ
2.4 Mini Mental State Examination (MMSE)
2.5 Posyandu Lansia
2.5.1 Definisi Posyandu Lansia
2.5.2 Dasar Hukum Posyandu Lansia
2.5.3 Sasaran Posyandu Lansia
KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP
HIPOTESIS

Ada hubungan antara pola diet hipertensi


dan aktivitas olahraga dengan kestabilan
tekanan darah pada pra lansia dan lansia
hipertensi (Studi pada Posyandu Lansia
wilayah kerja Puskesmas Rogotrunan
Kabupaten Lumajang)
METODE PENELITIAN

JENIS PENELITIAN
TEMPAT DAN WAKTU
PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah bersifat analitik observasional
Penelitian ini dilakukan di wilayah
dengan pendekatan kuantitatif.
kerja Puskesmas Rogotrunan di
Desain penelitian ini merupakan cross
Kelurahan Ditotrunan, Jogoyudan, dan
sectional
Kepuharjo dengan jumlah posyandu
Pada penelitian ini pengumpulan data
lansia sebanyak 21 posyandu
dikumpulkan secara bersama-sama
dalam waktu yang bersamaan dan
Penelitian ini dilakukan pada bulan
sekaligus.
Juli-Agustus 2017
METODE PENELITIAN
POPULASI PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini berdasarkan
data sekunder kunjungan posyandu
lansia bulan desember 2016 sebesar 125
pra lansia dan lansia hipertensi
Kriteria Inklusi
1. Pra lansia dan lansia mengikuti posyandu lansia di Kelurahan Ditotrunan,
SAMPEL PENELITIAN Jogoyudan, dan Kepuharjo.
2. Pra lansia berusia 50-59 tahun dan lansia berusia 60-80 tahun
Jumlah sampel ini dihitung 3. Pra lansia dan lansia yang memiliki riwayat hipertensi
berdasarkan rumus Lemeshow 4. Pra lansia dan lansia yang mampu berkomunikasi dengan baik dan
bersedia menjadi responden
5. Responden yang lolos uji menggunakan kuesioner Mini Mental State
Examination (MMSE)
Kriteria Eksklusi
1. Pra lansia dan lansia yang memiliki keterbatasan fisik (bisu dan lumpuh)

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL


Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini Proportional Random Sampling
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN

VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL


Definisi operasional bertujuan untuk membatasi
ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel
yang diamati/diteliti. Selain itu mengarahkan pada
pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-
variabel yang bersangkutan serta pengembangan
instrumen (Notoatmodjo, 2012:85)
METODE PENELITIAN
TEKNIK DAN INSTRUMEN
PENGUMPULAN DATA
DATA DAN SUMBER DATA Teknik Pengumpulan Data
 Wawancara
Data Primer Mengetahui karakteristik responden (umur), pola diet
Data primer dalam penelitian ini adalah hipertensi, aktivitas olahraga.
umur, jenis kelamin, status hipertensi,  Observasi
pola diet hipertensi, aktivitas olahraga, Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung
dan kestabilan tekanan darah. meliputi jenis kelamin dan status hipertensi responden
Data Sekunder  Pengukuran
Laporan lansia di Dinas Kesehatan Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh peneliti
Laporan data dasar program lansia di menggunakan tensimeter digital
wilayah kerja Puskesmas Rogotrunan Instrumen Pengumpulan Data
Data register kunjungan lansia Alat/instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
Data pencatatan penyakit lansia adalah lembar MMSE, lembar kuesioner, form Semi
Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ),
tensimeter digital, dan lembar observasi
METODE PENELITIAN
TEKNIK PENGOLAHAN, PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

TEKNIK ANALISIS DATA


Analisis Univariat
Mengetahui distribusi frekuensi dan
TEKNIK PENYAJIAN persentase dari masing-masing variabel
TEKNIK PENGOLAHAN yang diteliti baik variabel bebas maupun
DATA DATA variabel terikat

Teknik penyajian data dalam Analisis Bivariat


Pemeriksaan Data (editing) Penelitian ini menggunakan uji statistik
Pemeriksaan Kode (coding) penelitian ini menggunakan Korelasi Rank Spearman yang digunakan
Pemberian Nilai (scorring) tabel frekuensi dan tabel untuk menguji hipotesis asosiatif dua
tabulasi silang yang kemudian variabel bila datanya berskala ordinal.
Tabulasi Dasar pengambilan keputusan yaitu:
dianalisis.
Jika p-value lebih kecil dari (α= 0,05),
maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan
Jika p-value lebih besar dari (α= 0,05),
maka Ho diterima artinya tidak terdapat
hubungan
ALUR PENELITIAN

Вам также может понравиться