Вы находитесь на странице: 1из 81

STATISTIK

HARGA PERDAGANGAN BESAR

1
CHANNEL (SALURAN) PERDAGANGAN

Konsumen non
rumahtangga

Pedagang Besar I Pedagang Besar II Pedagang Konsumen


Produsen
(PB I) (PB II) Eceran rumahtangga

Marketed Surplus Marketed Surplus Marketed Surplus Marketed Surplus


Produsen Pedagang Besar I Pedagang Besar II Pedagang Eceran

Harga Produsen Harga Perdagangan Besar Harga Konsumen 2


(IHP / PPI ) (IHPB/WPI) (IHK/CPI)
3
SUBDIT HARGA PERDAGANGAN BESAR

1. Survei Harga Perdagangan Besar (HPB-S)


 Untuk memperoleh data harga seluruh paket komoditas IHPB menurut
sektor ekonomi (pertanian, pertambangan & penggalian, industri,
ekspor dan impor)
2. Survei Harga Perdagangan Besar Bahan
Bangunan/Konstruksi (HPB-K)
 Untuk memperoleh data harga bahan bangunan/konstruksi sebagai
bahan penghitungan IHPB konstruksi propinsi
3. Survei Serentak Indeks Kemahalan konstruksi (IKK) 4
INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

• Harga Perdagangan Besar adalah Adalah harga transaksi yang terjadi antara
penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya
dalam jumlah besar pada pasar pertama untuk suatu barang.
 Pedagang besar pertama ialah pedagang besar sesudah produsen/penghasil.
• Indeks Harga Perdagangan Besar/Grosir (IHPB) adalah angka indeks yang
menggambarkan besarnya perubahan harga pada tingkat harga perdagangan
besar/harga grosir dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu
negara/daerah.
Komoditas tersebut merupakan komoditas produksi dalam negeri, yang
diimpor, baik dipasarkan di dalam negeri ataupun diekspor. 5
IHPB
IHPB adalah suatu ukuran perubahan harga sekelompok barang yang tercakup
dalam paket komoditas pada tingkat pedagang besar terhadap suatu periode
dasar.

IHPB Mengukur:
o Perubahan harga rata-rata dalam suatu kelompok komoditi antara satu
periode dengan periode lainnya
o Perubahan Harga (RH)
IHPB Tidak Mengukur:
- Tingkat harga (price level)
- Nilai produksi (value of production) atau biaya produksi (cost of production)
HARGA PERDAGANGAN BESAR
1. Harga lokal adalah harga transaksi yang terjadi atas suatu barang antara penjual
dan pembeli di dalam negeri
 Harga lokal loko gudang
adalah harga transaksi yang terjadi atas suatu barang di gudang penjual, tidak
termasuk ongkos transport/angkutan barang tersebut dari gudang penjual ke
gudang pembeli
 Harga lokal prangko gudang
adalah harga transaksi yang terjadi atas suatu barang sampai di tempat
pembeli, termasuk ongkos transpor dari gudang penjual ke gudang pembeli.
Yang dicatat dalam pengumpulan data HPB adalah harga lokal loko gudang
7
2. Harga f.o.b (free on board) adalah harga transaksi yang terjadi antara eksportir dgn
pembeli di luar negeri atas suatu barang sampai di atas kapal di pelabuhan eksportir
HARGA F.O.B KONTRAK
adalah harga f.o.b atas dasar perjanjian/persetujuan antara eksportir dengan pembeli di
luar negeri.
 Harga f.o.b kontrak bruto adalah harga f.o.b kontrak sebelum dikurangi sum-bangan
kepada pemerintah
 Harga f.o.b kontrak netto adalah harga f.o.b kontrak setelah dikurangi sumbangan
kepada pemerintah
HARGA F.O.B REALISASI
adalah ialah harga f.o.b penutupan/realisasi atas kontrak yang telah disetujui setelah
barang dikapalkan.
• Harga f.o.b realisasi bruto ialah harga f.o.b realisasi sebelum dikurangi sumbangan
kepada pemerintah
• Harga f.o.b realisasi netto ialah harga f.o.b realisasi setelah dikurangi sumbangan
kepada pemerintah
8
Yang dicatat dalam pengumpulan data HPB adalah HARGA F.O.B KONTRAK BRUTO
3. Harga c.i.f (cost insurance and freight) adalah harga transaksi yang
terjadi antara penjual di luar negeri dengan importir atas suatu barang
sampai di pelabuhan importir (pembeli)
4. Harga Landed Cost = harga c.i.f + bea masuk + PPn + Pajak importir
5. Harga pokok importir = harga landed cost + ongkos angkut ke gudang
importir
6. Harga jual importir = harga pokok importir + ongkos lain+ MP (Margin
Perdagangan)
Kegunaan IHPB
1. Untuk menilai perkembangan perekonomian secara umum
2. Sebagai dasar penentuan kebijakan di bidang harga karena HPB merupakan price
leader terhadap tingkat harga lainnya
3. Sebagai deflator dalam penghitungan pendapatan nasional (PDB penggunaan )
4. Sebagai dasar penentuan eskalasi harga atau nilai kontrak dari pengadaan barang
atau pekerjaan pembangunan/konstruksi
5. Menghitung inflasi pada level grosir

NOTE:
Eskalasi harga = penyesuaian harga
Misalkan terjadi kenaikan harga konstruksi yang mengakibatkan nilai kotrak awal
sudah tidak sesuai lagi
Pengguna Data:

 Perusahaan-perusahaan kontraktor
 Analisis
 Mahasiswa/Dosen
 Internal BPS
 Bank Sentral (BI): sebagai input untuk kebijakan moneter
 Pemerintah (dalam penentuan kebijakan makro-ekonomi)
- Departemen Keuangan
- Bappenas
- Disperindag
11
Metodologi

• Komoditas yang tercakup pada IHPB 2015 (2010=100) sebanyak 317 jenis
barang pada:
• 3 sektor domestik (Pertanian; Pertambangan dan Penggalian; dan
Industri) dan
• 2 Kelompok Barang (Ekspor dan Impor) yang masing-masing terdiri
dari 92 Subkelompok Barang Ekspor dan 92 Subkelompok Barang
Impor
• Data dasar (micro data) Survei HPB diklasifikasikan menggunakan 10 digit
Klasifikasi Baku Komoditi Indonesia 2012 (KBKI 2012).
• Penyajian data untuk sektor domestik menggunakan 3 digit Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLI 2009) sedangkan Kelompok
Barang Impor dan Kelompok Barang Ekspor menggunakan klasifikasi
2 digit kode Harmonized System (HS). 12
Metodologi

Langkah-langkah Penyusunan IHPB:

1. Metode Penghitungan
2. Penentuan Tahun Dasar
3. Penentuan Paket Komoditas
4. Penyusunan Diagram Timbang
5. Pengumpulan Data Harga
13
1. Metode Penghitungan
Menggunakan formula Modified Laspeyres:

Keterangan :
In : Indeks bulan ke-n
Pni : harga bulan ke-n
Pn-1 : harga bulan ke-n bulan sebelumnya
Pn-1 Qo : nilai timbangan bulan n-1 (bulan sebelumnya)
Po Qo : nilai timbangan tahun dasar (2010=100)
𝑃𝑛𝑖
: Relatif Harga (RH) jenis harga i pada bulan n
𝑃(𝑛−1)𝑖

Penimbang yang digunakan adalah nilai barang yang dipasarkan untuk setiap komoditi
cakupan IHPB yang bersumber dari Tabel IO 2010.
2. Penentuan Tahun Dasar
 Kondisi perekonomian relatif stabil
 Penggunaan tahun dasar pada sektor ekonomi lainnya
3. Penentuan Paket Komoditas
Paket komoditas IHPB adalah komoditas-komoditas terpilih sebagai komponen IHPB
yang mempunyai nilai Market Surplus cukup besar dan harganya memungkinkan
untuk dipantau dalam waktu yang cukup lama.
4. Penyusunan Diagram Timbang
Komoditas untuk diagram timbang IHPB disusun/diurutkan berdasarkan KBLI.
Diagram Timbang IHPB disajikan dalam permil (/000) dengan ketelitian empat angka
di belakang koma.
5. Pengumpulan Data Harga
Jumlah komoditas yang dicakup dalam IHPB 2016 (2010=100) sebanyak 317 jenis dan
184 Subkelompok Barang yang belum dirinci dalam komoditi/jenis barang.
Paket Komoditas IHPB

• Penentuan jenis barang yang akan masuk dalam paket komoditas IHPB
Provinsi dengan ketentuan sebagai berikut:
Jenis barang tersebut banyak diperdagangkan di pasaran sehingga
mudah untuk memantau harganya.
Jenis barang tersebut BUKAN tergolong barang musiman, yaitu barang
yang hanya ada di pasaran pada saat saat tertentu saja.
• Sumber data
Rasio Marketed Surplus (MS) dari Poldis
Output PDRB
16
Rasio Marketed Surplus

• Dalam penyusunan DT IHPB Provinsi 2010, RMS yang digunakan adalah hasil
survei pola distribusi (Poldis) di tingkat pedagang grosir
• Jika data di tingkat pedagang grosir tidak tersedia, maka gunakan data di
tingkat sub agen/agen/sub distributor/distributor (hierarki dari kanan ke kiri).
Untuk provinsi yang tidak memiliki data hasil survei Poldis, maka bisa
menggunakan data dari provinsi lain yang berdekatan
Penentuan Paket Komoditas IHPB

18
Pengumpulan Data Harga
• Pemilihan Kab/kota
 Survei ini mencakup seluruh provinsi tetapi hanya sebagian kabupaten/kota.
 Di setiap provinsi, dipilih kabupaten/kota yang menjadi pusat kegiatan
perekonomian sehingga banyak terdapat pedagang besar.
 Pemilihan kabupaten/kota dilakukan oleh masing-masing propinsi berdasarkan
kab/kota yang paling potensial sehingga paket komoditas bisa terpenuhi
secara optimal.
• Metode Sampling
Metode sampling yang digunakan adalah purposif, dengan pertimbangan daftar
pedagang yang lengkap sebagai kerangka sampel tidak tersedia. Karena itu
penggantian responden pun dilakukan secara purposif. Pencacahan dilakukan
dengan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner HPB. Jika tidak
memungkinkan dilakukan wawancara secara langsung maka kuesioner bisa
ditinggal untuk diisi sendiri oleh responden. Pencacahan dilakukan pada tanggal
1 s.d. 15 setiap bulan.
Pengumpulan Data Harga

Responden yang dicakup meliputi :


1. Pedagang Besar/Grosir
 yang menjual komoditas yang masuk ke dalam paket komoditas IHPB nasional.
Pedagang besar yang dimaksud boleh merupakan distributor, subdistributor, agen,
sub agen, perkulakan dan lainnya.
2.Eksportir
3.Importir

• Khusus komoditas ekspor/impor, responden adalah eksportir dan importir yang


mengekspor atau mengimpor komoditas tersebut. Eksportir/importir mungkin
saja perusahaan yang melakukan produksi di Indonesia.
Pengumpulan Data Harga

Pemilihan Barang dan Kualitas


• Jenis barang yang dipilih pada pencacahan Survei HPB merupakan jenis
barang yang sesuai dengan paket komoditas.
• Kualitas yang dipilih merupakan kualitas yang banyak diperdagangkan di
responden terpilih.
• BPS Provinsi dapat menambahkan komoditas selain paket komoditas
dengan pertimbangan bahwa komoditas tersebut merupakan komoditas
lokal yang nantinya diperkirakan masuk paket komoditas IHPB
Subnasional.
BLOK II: KETERANGAN PERUSAHAAN
1. Survei Harga Perdagangan Besar ini semata-mata
hanya untuk keperluan Statistik. Datanya akan
disajikan dalam bentuk agregat. 1 Provinsi

2. Tujuan survei ini adalah: 2 Kabupaten/Kota *)


a. Mendapatkan data statistik Harga Grosir yang
dapat dipercaya dan tepat waktu, untuk
mengetahui perkembangan harga antar waktu. 3 Kode Identitas Perusahaan
b. Untuk bahan penyusunan angka Indeks Harga
Perdagangan Besar (IHPB) secara bulanan.
4 Nama Perusahaan
3. Dalam survei ini tidak dipungut biaya apapun dari
responden.
5 Alamat Perusahaan Jalan. …………………………………….
4. Responden dalam survei ini wajib memberikan
keterangan/data sesuai dengan daftar pertanyaan ini. …………………………………………….
Kewajiban memberikan data dan kerahasiaan data
yang diberikan dijamin oleh Undang-undang Statistik …………………telp. ……………………
no.16 tahun 1997. *)
coret yang tidak sesuai
5. Apabila dokumen ini ditinggalkan di responden ,
diharapkan sudah diisi dalam waktu 1 (satu) minggu. BLOK III: KETERANGAN PENCACAH

Pencacah

BLOK I: POSISI DISTRIBUSI 1 Nama Pencacah

2 NIP
Isikan huruf jawaban yang sesuai pada
kotak yang disediakan 3 Tgl Selesai Pencacahan
Posisi perusahaan dalam jalur distribusi

POSISI barang adalah sebagai:

a. produsen
4 Tanda Tangan

Pemeriksa
DISTRIBUSI b. pedagang grosir pertama
c. eksportir 5 Nama Pemeriksa
d. importir
e. pedagang grosir selain pedagang grosir 6 NIP
pertama
f. pedagang eceran 7 Tgl Selesai Pemeriksaan
g. pedagang campuran (grosir dan eceran)
8 Tanda Tangan
22

BLOK IV: PEMBERI DATA/KETERANGAN


Nama pemberi data/
keterangan
BLOK V: HARGA KOMODITAS

Harga per satuan/unit (Rp.)


Jenis %
Kode Satuan/
Nama Komoditas Spesifikasi/ kualitas Harga 1) bulan bulan perub. Harga
Komoditas unit
sebelumnya …………………….3)  Kol (7) 
  1  100
(n-1) 2) (n)  Kol (6) 
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1) Kode jenis harga (isian kolom 5)


Harga Produsen …………...……………………………..1 2) Untuk responden lama, diisi dengan data hasil pencacahan
Harga Grosir ……………………………………………..2 bulan sebelumnya.
Harga Impor Cost Insurance Freight (CIF)………….…3
Harga Ekspor Free on Board (FOB)….……..………….4 3) Tuliskan bulan pencacahan
Inflasi
Persentase perubahan IHPB bulanan (month to month / mtm)

Persentase perubahan IHPB menurut tahun kalender pada bulan


ke-n (year to date / ytd) dengan metode point to point dengan
dasar IHPB bulan Desember tahun sebelumnya (t-1)
Inflasi

Persentase perubahan IHPB secara tahunan pada bulan ke-n (year


on year / yoy) dengan metode point to point dengan dasar IHPB
bulan yang sama tahun sebelumnya (t-1)
Penyajian/Publikasi
• Publikasi IHPB ini memuat data bulanan
• IHPB bulanan menurut sektor/subsektor telah tersedia sejak tahun 1971–sekarang, sedangkan
IHPB bulanan menurut jenis barang, baru tersedia mulai tahun 1975.
• IHPB dihitung secara nasional, sedangkan IHPB provinsi atau kabupaten/kota belum dihitung.
• Series IHPB tersedia dalam banyak tahun dasar yang ber-beda yaitu: 219 jenis barang
(1971=100), 241 (1975=100), 281 (1983=100), 327 (1993=100), 257 (2000=100), 315 (2005=100), dan
317 (2010=100)
• IHPB tahun 2002-2008 menggunakan tahun dasar 2000 (2000=100)
• Mulai Januari 2009 menggunakan tahun dasar 2005 (2005=100)
• Mulai November 2013 menggunakan tahun dasar 2010 (2010=100)
26
Penyajian IHPB
1. Menurut komponen penyediaan/penawaran barang atau menurut sektor
Dibagi menjadi 5 sektor :
- Sektor Pertanian
- Sektor Pertambangan dan Penggalian
- Sektor Industri
- Sektor Ekspor
- Sektor Impor
Pengelompokan disajikan menurut : sektor, sub sektor, dan jenis barang
Barang ekspor dan impor diklasifikasikan menurut ko-de HS (Harmonized System)

2. Menurut penggunaan barang 27

3. Menurut kelompok barang dalam proses produksi


IHPB per sektor/kelompok komoditas
IHPB per jenis barang
IHPB menurut Penggunaan Barang

 Bahan Baku Produksi (Producers’ Materials) meliputi bahan baku


maupun bahan penolong yang belum melalui proses pengolahan
ataupun sudah dan biasanya habis dipakai dalam proses produksi
atau umur pemakaiannya re-latif pendek (kurang dari setahun).
 Barang Konsumsi (Consumer Goods) meliputi semua jenis barang
tahan lama maupun tidak tahan lama yang digu- nakan untuk
keperluan rumah tangga.
 Barang Modal (Capital Goods) meliputi semua jenis barang tahan
lama yang digunakan untuk keperluan kelancaran atau
kelangsungan suatu kegiatan produksi. Barang modal biasanya
dapat dipakai berulang-ulang dan umur pe-makaiannya relatif lama
(lebih dari satu tahun) serta har- ga per unit relatif tinggi. 30
SUPPLY DOMESTIK mencakup bahan/barang lokal dan impor dirinci menurut Bahan Baku
Produksi, Barang Konsumsi, Barang Modal (tidak termasuk barang ekspor)
IHPB menurut Proses Produksi
(Stage of processing)

SUPLAI DOMESTIK (Domestic Supply) mencakup bahan/barang lokal


dan impor dirinci menurut Bahan Mentah, Produk Antara dan Produk Akhir.
 Bahan Mentah (Raw Materials) meliputi bahan baku dan bahan
penolong yang belum melalui proses pengolahan dan merupakan
produk dari sektor primer (pertanian, per-tambangan dan penggalian).
Bahanbaha tersebut diguna-kan dalam proses produksi.
 Produk Antara (Intermediate Products) adalah bahan baku dan bahan
penolong yang sudah melalui proses pengolahan dan digunakan dalam
proses produksi selanjutnya.
 Produk Akhir (Finished Goods) meliputi barang jadi yang tidak
digunakan sebagai bahan baku maupun bahan penolong dalam proses32
produksi.
IHPB Sektor Konstruksi

1. IHPB menurut kelompok Jenis Barang (27 jenis barang)


2. IHPB menurut kelompok Jenis bangunan
a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal
b. Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian
c. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan
pelabuhan
d. Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan
komunikasi
e. Bangunan lainnya 34
35
36
IHPB sektor bangunan/konstruksi
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI
(IKK)

38
IKK

 Kebijakan Otonomi Daerah yang dikeluarkan oleh pemerintah sejak


tanggal 1 Januari 2001 dilandasi oleh Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun
1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah
 Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan transfer yang bersifat umum
untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal (antar daerah) dengan
tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah.
 IKK merupakan salah satu variabel yang digunakan dalam penghitungan
DAU (UU No. 33/2004).
 IKK pertama kali dihitung BPS pada tahun 2003 atas permintaan
Departemen Keuangan untuk keperluan penghitungan DAU 2004
kemudian dilanjutkan sampai sekarang. 39
 Bobot Variabel DAU 2003:
1. IP (Index Penduduk) = 40%
2. IKR (Index Kemiskinan) = 10%
3. IW (Index Luas Wilayah) = 10%
4. IKK (Indeks Kemahalan Konstruksi) = 40%

Variabel DAU sekarang: ??


1. Gaji PNS Daerah
2. Jumlah Penduduk
3. Luas Wilayah
4. IPM
5. IKK (Indeks Kemahalan Konstruksi)
6. PDRB per kapita
7. PAD
8. Dana Bagi Hasil 40
 Formula alokasi DAU:

 Celah Fiskal:

 Alokasi dasar: dihitung berdasarkan perkiraan jumlah gaji PNS Daerah.

41
Permenkeu RI No. 48/PMK.07/2016
TENTANG PENGELOLAANAN TRANSFER KE DAERAH
 Kebutuhan fiskal daerah:

 Kapasitas fiskal daerah

42
Survei Serentak Harga Bahan Bangunan/Konstruksi, Sewa Alat Berat,
dan Upah Jasa Konstruksi dalam Rangka Penghitungan IKK

Tujuan Survei:
 Untuk memperoleh gambaran tingkat kesulitan geografis
 Menyediakan data dasar dalam rangka kebijakan dana
perimbangan

Responden:
Jumlah sampel rata-rata 15 responden tiap kabupaten/kota pada 4
periode yang berbeda (Januari, April, Juli, dan Oktober).
Konsep Pemikiran IKK

IKK digunakan sebagai proxy untuk mengukur tingkat kesulitan


geografis suatu daerah, semakin sulit letak geografis suatu daerah
maka semakin tinggi pula tingkat harga di daerah ter-sebut.

Tidak ada dua gedung kantor yang identik atau jembatan yang sama
persis karena masing-masing memiliki karakter dan desain yang dibuat
khusus untuk ditempatkan pada lokasi masing-masing. Oleh karena itu
penghitungan IKK, didasarkan atas suatu pendekatan atau kompromi
tertentu.
• Misalnya yang menjadi objek adalah bangunan tempat tinggal maka bangunan
tempat tinggal tersebut harus mengakomodir berbagai macam rancangan dan
model. 44
Konsep Pemikiran IKK
Untuk tujuan membandingkan harga konstruksi antar wilayah/daerah,
dikenal ada dua metode penghitungan:
1. Pendekatan harga input yaitu dengan mencatat semua material penting
yang digunakan digabung dengan upah dan sewa peralatan sesuai
dengan bobotnya masing-masing.
• Kelemahan metoda ini adalah bahwa kegiatan konstruksi dianggap mempunyai
produktivitas yang sama dan tidak mempertimbangkan overhead cost.
2. Pendekatan harga output dilakukan dengan cara menanyakan harga
konstruksi yang sudah jadi.
• Pada harga output kelemahannya adalah bahwa dalam harga bangunan sudah
termasuk biaya manajemen dan keuntungan kontraktor yang bervariasi antar daerah
dan antar proyek sehingga tidak memadai untuk tujuan membandingkan kemahalan
konstruksi antar wilayah. 45
Penimbang IKK
 Alternatifnya adalah mengumpulkan harga konstruksi yang bisa mencakup
overhead cost dan produktivitas pekerja tanpa memasukan biaya manajemen
dan keuntungan kontraktor. Caranya ialah dengan mengumpulkan harga
komponen bangunan seperti harga dinding, atap, dan sebagainya. Apabila harga-
harga komponen tersebut digabungkan maka akan didapatkan harga total
proyek yang besarannya berada diatas harga input tetapi di bawah harga output
karena sudah memasukkan over-head cost dan upah tetapi mengeluarkan biaya
manajemen & keuntungan kontraktor. Data seperti ini bisa didapatkan dari
dokumen Bill of Quantity (BoQ) satu proyek yang sudah selesai.

 Bill of Quantity (BoQ) sebagai data bobot/timbangan umum IKK kabupaten/kota.


BoQ: Daftar Kuantitas Barang, memuat jenis pekerjaan, volume dan satuan pengukuran dari semua item pekerjaan yang
akan dilaksanakan. Volume pekerjaan ini dihitung oleh Perencana berdasarkan gambar rencana yang telah disetujui oleh
pemberi tugas. Daftar kuantitas ini bisa diberikan kepada kontraktor sebagai bagian dari dokumen tender dan bisa pula
46
tidak tergantung dari sistem pelelangan yang diterapkan oleh panitia lelang.
Penimbang IKK

IKK sudah dihitung sejak tahun 2003 dengan penimbang BoQ tahun 2003.

Saat ini material yang digunakan untuk kegiatan konstruksi sudah banyak
yang berubah atau muncul model baru seperti batako ringan, atap baja
ringan, kusen aluminium, dsb.
• Mulai tahun 2013 penghitungan IKK sudah menggunakan BoQ terbaru yang
dikumpulkan pada tahun 2012.

IKK tahun 2017 menggunakan penimbang yang lebih lengkap dan up to date
yaitu updating BoQ sampai tahun 2016.
Penimbang IKK

DATA APBD
Dengan digunakannya realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) pembentukan modal tetap sebagai salah satu penimbang IKK,
maka IKK suatu kabupaten/kota relatif terhadap kabupaten/kota acuan
dapat berubah-ubah tergantung dari realisasi APBD masing-masing
kabupaten/kota.

48
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)

IKK terdiri dari IKK kabupaten/kota dan propinsi, yaitu angka yang
menunjukkan perbandingan tingkat kemahalan harga
bangunan/konstruksi (TKK) secara umum dari suatu daerah terhadap
daerah lainnya.
TKK merupakan cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi atau biaya
yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan/konstruksi
per satuan ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi yang
diperoleh melalui pendekatan terhadap sejumlah bahan bangunan, dan
jasa yang menjadi paket komoditas.
Data Penunjang Penghitungan IKK

1. Paket komoditas IKK


2. Diagram Timbang Kelompok Jenis Bangunan
• Disusun berdasarkan kuantitas/volume bahan bangunan dan jasa
yang dibutuhkan untuk membangun satu unit bangunan per satuan
ukuran luas (M2) menurut kelompok jenis bangunan/konstruksi.

• Untuk penghitungan TKK per jenis barang

• Sumber : Dinas PU beberapa kab & provinsi (diolah BPS), Tabel I-O.

50
Data Penunjang Penghitungan IKK

3. Diagram timbang umum


 Disusun berdasarkan data realisasi APBD dan pengeluaran belanja
pembangunan dan rutin. Data ini diperoleh dari Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat. Untuk diagram timbang umum IKK
propinsi diperoleh dari Pemerintah Propinsi.
 Data kumulatif beberapa tahun & provinsi (diolah BPS), Tabel I-O.
4. Harga bahan bangunan dan tarif sewa alat berat

 Harga yang dikumpulkan melalui survei Harga Bahan


Bangunan/Konstruksi di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Perbandingan IKK

No KETERANGAN 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2015

1. Ruang Lingkup:
Jumlah 370 370 440 440 456 457 477 491 491 508
Kabupaten/Kota
Jumlah Provinsi 30 32 33 33 33 33 33 33 33 34

2. Paket Komoditas:
-- (jumlah barang, 22 22 21 22 22 22 21 21 23
sewa alat berat)
-- Upah Tenaga Kerja - 4 - - - - - - 4

Kelompok jenis
3. 5 5 3 3 3 3 3 3 4
bangunan
Metode Penghitungan IKK

TAHAP 1
Penghitungan nilai komponen konstruksi masing-masing
sistem dari suatu bangunan untuk setiap kabupaten/kota.
Nilai komponen tersebut dihitung menggunakan nilai tertimbang
Metode Penghitungan IKK

TAHAP 2
Menghitung PPP sistem dengan menggunakan metode regresi Country
Product Dummy (CPD).
Model regresi CPD-nya:
Metode Penghitungan IKK

TAHAP 3
Menghitung PPP bangunan dengan menggunakan metode rata-rata
geometrik tertimbang (bobot sistem), dengan n jumlah sistem dalam suatu
bangunan

TAHAP 4
Menghitung PPP proyek dengan menggunakan metode rata-rata geometrik,
dengan n jumlah bangunan dalam suatu proyek
Metode Penghitungan IKK

TAHAP 5
Menghitung IKK kabupaten/kota dengan menggunakan rata-rata geometrik
tertimbang (bobot APBD), dengan n jumlah proyek dalam suatu
kabupaten/kota
Azas Pemilihan Paket Komoditas IKK

1. Comparability (keterbandingan)

2. Representativeness (mewakili)

3. Trade off comparability vs representativeneness


Tahapan Pemilihan Paket Komoditas IKK

 Memilih barang dan jasa yang nilainya dominan digunakan pada


sektor konstruksi dengan koreksi proxy kesulitan geografis

 KualitasBarang ditentukan berdasarkan data harga yang


dominan masuk dari hasil Survei Serentak setiap tahunnya

 Jika terdapat kesamaan dominasi kualitas barang, maka dilihat


koefisien variasi masing-masing kualitas barang tsb

 Semakin kecil koefisien variasi kualitas barang, maka makin kecil


perbedaan harganya (homogen). 58
Data Harga yang Dikumpulkan dalam IKK

Harga Bahan Bangunan


 Harga Transaksi pada level perdagangan grosir
Upah Tenaga Kerja
 Upah tenaga kerja pada proyek kostruksi, bukan konstruksi
perorangan pada rumah tangga
 Balas jasa konstruksi adalah upah/gaji dan tunjangan lainnya yang
diberikan kepada tenaga kerja di bidang konstruksi tiap satuan/unit
orang/hari (O-H). Tunjangan lainnya yang dimaksud adalah semua
pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja sektor konstruksi yang
berupa makanan, perumahan/penginapan, jaminan sosial, dan
sebagainya.
Data Harga yang Dikumpulkan dalam IKK

Sewa Alat Berat


 Tarif Sewa alat berat tanpa bahan bakar, upah operator, dan mobilisasi
umur alat berat maksimal 8 tahun
 Harga sewa alat berat konstruksi adalah harga yang terjadi ketika
seseorang/organisasi/institusi menyewa alat-alat berat yang digunakan
untuk kegiatan konstruksi dalam periode tertentu seperti dalam waktu
jam, hari, mingguan, atau bulanan. Satuan/unit yang digunakan dalam
harga sewa ini adalah unit/jam. Harga sewa hanya biaya sewa alat,
tidak termasuk biaya mobilisasi alat dari penyewa ke lokasi proyek dan
juga tidak termasuk biaya jasa operator
Cakupan Responden:
 Tiga pedagang besar/distributor yang menjual bahan
bangunan/konstruksi ke pedagang/kontraktor lain,
 Pemilihan responden dilakukan secara purposif dengan mengutamakan pedagang Grosir.
 Jika tidak ada pedagang Grosir maka dipilih responden dengan urutan skala prioritas yaitu
produsen kemudian pedagang campuran (grosir melayani eceran).
 Khusus untuk responden pedagang campuran, yang dicacat adalah harga untuk penjualan
barang dalam partai besar (grosir).
 Jika tidak ada pedagang grosir maka diperbolehkan produsen, pedagang campuran
(pedagang grosir merangkap eceran), dan pedagang eceran (harga tanpa ongkos angkut)

 Dua kontraktor, dinas PU atau instansi terkait lainnya (untuk Sewa Alat
Berat)

61
1. Responden adalah pedagang grosir/distributor yang menjual
bahan bangunan/konstruksi ke kontraktor/ pedagang lain

62

Jumlah sampel yang digunakan minimal 3 responden setiap kualitas komoditi untuk setiap kabupaten/kota.
Jumlah responden disesuaikan dengan biaya pencacahan (pada prinsipnya semakin banyak sampel semakin baik).
Kondef
• Hidraulic Excavator adalah suatu mesin alat berat yang berfungsi untuk menggali
tanah dan menuangkannya ke tempat lain.
• Buldozer/Tracked Tractor adalah alat berat yang berfungsi untuk
menggusur/memindahkan (mendorong) tanah dalam jarak pendek.
• Skid Steer Loader adalah sebuah loader dengan frame body kecil yang kaku dan
kuat, mesin yang bertenaga dengan lift arm (lengan angkat) yang digunakan untuk
memasang berbagai tools (peralatan) dan tambahan lainnya.
• Tandem Vibrating Roller adalah mesin penumbuk/pemadat jalan tipe tandem
dengan penggerak roda belakang. Peralatan dilengkapi dua roda silindrical steel
wheel (roda baja) dengan ukuran sama dan perangkat vibrator, sehingga alat ini
juga berfungsi sebagai compactor.
• Compact Track Loader adalah alat berat beroda karet, hanya mampu beroperasi di
daerah yang keras dan rata.
• Dumptruck adalah kendaraan angkut jarak jauh mempunyai bak angkut yang bisa
diungkit secara hidrolik untuk menurunkan muatannya. 63
2. Responden Dinas PU dan Kontraktor

64
Kondef
• Mandor adalah pekerja konstruksi yang memiliki tugas untuk mengawasi
jalannya proyek dan berkoordinasi dengan kepala tukang. Pada pekerjaan yang
lebih kecil, Mandor merangkap kepala tukang.
• Kepala Tukang, adalah pekerja konstruksi yang memiliki tugas mengawasi dan
membimbing buruh konstruksi untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan.
• Tukang batu adalah buruh konstruksi yang memiliki tugas untuk memasang batu
kali, batu bata, ubin, dan membuat plester tembok. Alat kerja yang digunakan
biasanya adalah cetok, mal, dan water pass.
• Tukang kayu adalah buruh konstruksi yang mempunyai tugas untuk membuat
struktur bangunan dari kayu dan alat kerja yang digunakan biasanya adalah serut,
gergaji, bor, pahat, dll.
• Tukang cat adalah buruh konstruksi yang bekerja untuk mengecat tembok,
papan, dan dinding lainnya.
• Tukang listrik adalah buruh konstruksi yang memiliki tugas memasang instalasi65

listrik & perlengkapannya dan memasang system listrik generator, trafo, dll.
3. Jasa Konstruksi

66
Perbedaan IKK dan IHPB

No IKK (Spatial Index) No IHPB (Periodical Index)

1 Membandingkan harga untuk 1 Membandingkan harga untuk lokasi


lokasi berbeda pada waktu yang yang sama pada waktu yang
sama berbeda

2 Reference/dasar: rata-rata 2 Reference/dasar: tahun dasar


nasional

3 Perbandingan harga antar wilayah 3 Perubahan harga antar waktu

4 Perbedaan struktur harga relatif 4 Perubahan struktur harga relatif


besar kecil

5 Comparability dan representative 5 Comparability dan representative


sulit diperoleh mudah diperoleh
70
Survei Terbaru Subdit HPB

• Survei Harga Properti Perumahan


• Survei Harga Mesin Dan Peralatan 2016
• Survei Penyusunan Diagram Timbang IHPB Provinsi

71
Permasalahan dan Tantangan Subdit Harga
Perdagangan Besar

• Permasalahan yang sering dihadapi oleh subdirektorat harga perdagangan besar


adalah seringnya terjadi keterlambatan pengumpulan data ke BPS pusat dari BPS
yang ada di daerah-daerah. Namun, biasanya BPS yang ada di daerah selalu punya
caranya tersendiri didalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
• Tantangan yang dihadapi subdit ini yaitu pada permasalahan penggantian sampel.
Ketika sampel yang terpilih tidak memenuhi lagi kriteria sebagai sampel, maka
tentunya perlu dilakukan penggantian demi memenuhi kecukupan sampel.
Namun, sampel yang terpilih sebagai sampel pengganti kadang-kadang sulit diajak
bekerja sama untuk mengisi kuisioner yang diberikan

72
Terima Kasih

73
Mengubah Tahun Dasar
Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia
Juni 2008 - Desember 2013 ( 2007 = 100 ), Januari- Mei 2014 (2012=100)

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014


BULAN
IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI

Jan 126.29 0.89 130.9 0.76 136.88 1.03 110.99 1.07

Feb 126.46 0.13 130.96 0.05 137.91 0.75 111.28 0.26

Mar 126.05 -0.32 131.05 0.07 138.78 0.63 111.37 0.08

Apr 125.66 -0.31 131.32 0.21 138.64 -0.1 111.35 -0.02

Mei 125.81 0.12 131.41 0.07 138.6 -0.03 111.53 0.16

Jun 126.5 0.55 132.23 0.62 140.03 1.03 112,01 0,43

Jul 127.35 0.67 133.16 0.7 144.63 3.29 113,05 0,93

Agt 128.54 0.93 134.43 0.95 146.25 1.12 113,58 0,47

Sep 128.89 0.27 134.45 0.01 145.74 -0.35 113,89 0,27

Okt 128.74 -0.12 134.67 0.16 145.87 0.09 114,42 0,47

Nov 129.18 0.34 134.76 0.07 146.04 0.12 116,14 1,5

Des 129.91 0.57 135.49 0.54 146,84 0.55 119,00 2,46

Tahunan 3.79 4.3 8.38 8,36


Tarik Maju
• Terdapat dua tahun dasar: 2007=100 dan 2012=100
• Rumus ini digunakan untuk menyamakan IHK dengan tahun dasar yang
lama 2007=100.
• Rumus yang digunakan adalah:

𝑰𝑯𝑲𝒋𝒂𝒏𝟏𝟖 − 𝐼𝐻𝐾𝑑𝑒𝑠13
𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝐽𝑎𝑛𝑢𝑎𝑟𝑖 2014 = × 100
𝐼𝐻𝐾𝑑𝑒𝑠13

𝐼𝐻𝐾𝑑𝑒𝑠17 (𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝐽𝑎𝑛𝑢𝑎𝑟𝑖 2014 + 100)


𝑰𝑯𝑲𝒋𝒂𝒏𝟏𝟒 =
100
Tarik Maju

• 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝑗𝑎𝑛 14 = 𝐼𝐻𝐾𝑗𝑎𝑛14 −𝐼𝐻𝐾𝑑𝑒𝑠13


𝐼𝐻𝐾𝑑𝑒𝑠13
× 100

• 𝐼𝐻𝐾𝑗𝑎𝑛14 − 𝐼𝐻𝐾𝑑𝑒𝑠13 = 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝑗𝑎𝑛 14 ∗𝐼𝐻𝐾𝑑𝑒𝑠13


100

• 𝐼𝐻𝐾𝑗𝑎𝑛14 = 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝑗𝑎𝑛 14 ∗𝐼𝐻𝐾𝑑𝑒𝑠13


100
+ 𝐼𝐻𝐾𝑑𝑒𝑠13

• 𝐼𝐻𝐾𝑗𝑎𝑛14 = 𝐼𝐻𝐾𝑑𝑒𝑠13 (𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝑗𝑎𝑛 14 +100)


100
Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia
Juni 2008 - Desember 2013 ( 2007 = 100 ), Januari- Mei 2014 (2012=100)

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014


BULAN
IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI

Jan 126.29 0.89 130.9 0.76 136.88 1.03 110.99 1.07

Feb 126.46 0.13 130.96 0.05 137.91 0.75 111.28 0.26

Mar 126.05 -0.32 131.05 0.07 138.78 0.63 111.37 0.08

Apr 125.66 -0.31 131.32 0.21 138.64 -0.1 111.35 -0.02

Mei 125.81 0.12 131.41 0.07 138.6 -0.03 111.53 0.16

Jun 126.5 0.55 132.23 0.62 140.03 1.03 112,01 0,43

Jul 127.35 0.67 133.16 0.7 144.63 3.29 113,05 0,93

Agt 128.54 0.93 134.43 0.95 146.25 1.12 113,58 0,47

Sep 128.89 0.27 134.45 0.01 145.74 -0.35 113,89 0,27

Okt 128.74 -0.12 134.67 0.16 145.87 0.09 114,42 0,47

Nov 129.18 0.34 134.76 0.07 146.04 0.12 116,14 1,5


78
Des 129.91 0.57 135.49 0.54 146,84 0.55 119,00 2,46

Tahunan 3.79 4.3 8.38 8,36


Tarik Mundur

• Terdapat dua tahun dasar: 2007=100 dan 2012=100


• Rumus ini digunakan untuk menyamakan IHK dengan tahun dasar yang
baru 2012=100.
• Rumus yang digunakan adalah:

𝐼𝐻𝐾𝑗𝑎𝑛18 − 𝑰𝑯𝑲𝒅𝒆𝒔𝟏𝟑
𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝐽𝑎𝑛𝑢𝑎𝑟𝑖 2014 = × 100
𝑰𝑯𝑲𝒅𝒆𝒔𝟏𝟑

𝐼𝐻𝐾𝑗𝑎𝑛14
𝑰𝑯𝑲𝒅𝒆𝒔𝟏𝟑 = × 100
100 + 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖𝐽𝑎𝑛𝑢𝑎𝑟𝑖 2014
Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia
(2012=100)

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014


BULAN
IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI

Jan 94.45 0.89 97.89 0.76 102.36 1.03 110.99 1.07

Feb 94.57 0.13 97.94 0.05 103.12 0.75 111.28 0.26

Mar 94.27 -0.32 98.01 0.07 103.77 0.63 111.37 0.08

Apr 93.98 -0.31 98.21 0.21 103.67 -0.1 111.35 -0.02

Mei 94.09 0.12 98.28 0.07 103.64 -0.03 111.53 0.16

Jun 94.61 0.55 98.89 0.62 104.71 1.03 112.01 0.43

Jul 95.24 0.67 99.58 0.7 108.15 3.29 113.05 0.93

Agt 96.13 0.93 100.53 0.95 109.36 1.12 113.58 0.47

Sep 96.39 0.27 100.54 0.01 108.98 -0.35 113.89 0.27

Okt 96.27 -0.12 100.70 0.16 109.08 0.09 114.42 0.47

Nov 96.60 0.34 100.77 0.07 109.21 0.12 116.14 1.5


80
Des 97.15 0.57 101.31 0.54 109.81 0.55 119 2.46
Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia
2007 = 100

TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014


BULAN
IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI IHK INFLASI

Jan
126.29 0.89 130.9 0.76 136.88 1.03 148.41 1.07
Feb
126.46 0.13 130.96 0.05 137.91 0.75 148.80 0.26
Mar
126.05 -0.32 131.05 0.07 138.78 0.63 148.92 0.08
Apr
125.66 -0.31 131.32 0.21 138.64 -0.1 148.89 -0.02
Mei
125.81 0.12 131.41 0.07 138.6 -0.03 149.12 0.16
Jun 0.43
126.5 0.55 132.23 0.62 140.03 1.03 149.77
Jul 0.93
127.35 0.67 133.16 0.7 144.63 3.29 151.16
Agt 0.47
128.54 0.93 134.43 0.95 146.25 1.12 151.87
Sep 0.27
128.89 0.27 134.45 0.01 145.74 -0.35 152.28
Okt 0.47
128.74 -0.12 134.67 0.16 145.87 0.09 152.99
Nov 1.5
129.18 0.34 134.76 0.07 146.04 0.12 155.29
81
Des 2.46
129.91 0.57 135.49 0.54 146.84 0.55 159.11

Вам также может понравиться