Вы находитесь на странице: 1из 12

kelompok 3

Annisa Aprilka Yanti


Dahlia
Ersa Yulia
Liza Riskiah
Nur Asry
Oriza Sativa
Putri Diana Sari
Pelayanan KB dengan beberapa metode
terutama yang sesuai dengan wewenang
bidan
A.Pola Operasional Pelayanan KB
 Keluarga Berencana didasarkan pada definisi
internasional keluarga berencana dan sesuai dengan
Rencana Aksi Konferensi Internasional Kependudukan dan
Pembangunan (ICPD: International Conference on
Population and Development; PoA: Programme of Action)
serta prinsip dan aksi ICPD terkait keluarga berencana dan
remaja. Hal ini dicapai melalui penggunaan kontrasepsi dan
penanganan infertilitas. Namun, pada remaja, fokus dari
kerangka strategis ini adalah pada kesehatan reproduksi,
khususnya penyediaan informasi.
Pengertian KB
 Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997:

keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan


suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan,
mengatur interval diantara kehamlan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta
menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun
1992 (tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera) :
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
 Secara umum keluarga berencana dapat diartikan
sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya
kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak
positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Tujuan ProgramKB
Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan
bangsa
Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat
dan bangsa
Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR
yang berkualitas
 termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi,
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
Dalam pemilihan metode/alat kontrasepsi (alkon) ini
ada beberapa fase yang akan dijadikan sasaran

• Fase menunda perkawinan/kesuburan


Masa menunda kesuburan/kehamilan
merupakan waktu bagi wanita pasangan usia
subur yang sudah menikah dengan umur
kurang dari 20 tahun.
Prioritas urutan kontrasepsi yang ditawarkan
yaitu : pil KB, AKDR (spiral), cara sederhana
(senggama terputus, kondom, pantang
berkala, diafragma).
• Fase menjarangkan kehamilan
Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan menurut
ilmu kesehatan reproduksi usia antara 20-30
tahun, namun akhir-akhir ini mulai beranjak
hingga usia 35 tahun
Prioritas penggunaan alai kontrasepsi yang
disarankan untuk umur 20 tahun yaitu : AKDR,
suntik KB, pil KB, cara sederhana dan implant,
untuk umur 30 tahun AKDR, suntik KB, pil KB dan
implant.
• Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan
Usia > 35 th dan mempunyai anak 2/lebih, alkon
dengan efektifitas tinggi, dapat dipakai jangka
panjang, tidak menambah kelainan yang ada.
Pada Fase ini Usia wanita > 35 tahun, alat
kontrasepsi yang digunakan harus bersifat
reversibilitas tinggi sedangkan efektifitasnya
harus sangat tinggi, dianjurkan untuk wanita
dalam fase ini sebaiknya menggukan kontrasepsi
Mantap atau Tubektomi.
Jenis kontrasepsi

• Tanpa alat
a. Pantang berkala
Hubungan suami istri atau senggama dilakukan
dengan menghitung waktu-waktu subur, yaitu
saat keluarnya sel telur
• b. Senggama terputus
Cara KB sederhana ini juga disebut ‘azl atau coitus
interruptus. Pencegahan dilakukan dengan cara
menghentikan senggama dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina
sebelum pria mencapai ejakulasi.

Вам также может понравиться