Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Reaksi Penundaan
Kepekaan Supresi Depresi/
berduka tidak reaksi
emosional emosional mania
terkomplikasi berduka
Kepekaan emosional
Termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif
dalam dunia internal dan eksternal seseorang.
Reaksi berduka tidak terkomplikasi
Terjadi sebagai respon terhadap kehilangan
dan tersirat bahwa seseorang sedang
mengadapi suatu kehilangan yang nyata serta
terbenam dalam proses berdukanya .
Supresi Emosi
Mungkin tampak sebagai penyangkalan terhadap
perasaan sendiri, pelepasan dari keterikatan
dengan emosi, atau penularan terhadap semua
aspek dari dunia afektif seseorang.
Penundaan reaksi berduka
Adanya ketidakadaan yang persisten respon
emosional terhadap kehilangan.
Reaksi berduka tidak terkomplikasi
Terjadi sebagai respon terhadap kehilangan
dan tersirat bahwa seseorang sedang
mengadapi suatu kehilangan yang nyata serta
terbenam dalam proses berdukanya .
Faktor genetik
Transmisi gangguan afektif melalui riwayat
keluarga atau keturunan
Teori agresi menyerang ke dalam
Menunjukkan bahwa depresi terjadi karena
perasaan marah yang ditunjukkan kepada diri
sendiri.
Teori kehilangan objek
merujuk kepada perpisahan traumatis
individu dengan benda atau sesuatu yang
sangat berarti.
Teori organisasi kepribadian
Adanya konsep diri negatif dan harga diri rendah
mempengaruhi dalam keyakinan dan penilaian
seseorang terhadap stressor.
Model Kognitif
Adanya masalah yang didominasi oleh evaluasi
negatif seseorang terhadap diri seseorang, dunia
seseorang dan masa depan seseorang.
Model Ketidakberdayaan yang dipelajari
Adanya keyakinan seseorang tidak
mempunyaikendali terhadap hasil yang penting
dalam kehidupannya.
Model Perilaku
Berkembang dari kerangka teori belajar sosial,
karena kurangnya keinginan positif dalam
berinteraksi dengan lingkungan
Model Biologik
Adanya perubahan kimia dalam tubuh yang
terjadi selama masa depresi yaitu defisiensi
katekolamin, disfungsi endokrin, hipersekresi
dan variasi periodik dalam irama biologis.
Kehilangan keterkaitan yang nyata
yang dibayangkan
Perubahan fisiologik
Koping
mal adaptif Penyebab
Ketidakberdayaan
Berduka disfungsional
Keputusasaan
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Defisit perawatan diri
Gangguan pola tidur
Risiko tinggi terhadap cidera
Risiko menciderai diri sendiri
Klien terlindungi dari upaya cidera
Klien mampu mengembangkan diri
Klien mampu membina hubungan terapeutik
dengan perawat dengan pemberian dorongan
bagi klien untuk mengekspresikan
perasaannya.
Klien mampu mengenali dan
mengekspresikan emosinya
Klien mampu memodifikasi pola kognitif yang
negatif.
Klien mampu aktif mencapai tujuan yang
realistik
Klien mampu untuk melakukan hubungan
interpersonal
Klien mampu meningkatkan kesehatan fisik
dan kesejahteraannya.
Sumber pencetus stres dan persepsi klien dapat
tergali
Masalah klien mengenai konsep diri, rasa marah,
hubungan interpersonal dapat tergali
Perubahan pola tingkat laku dan respon tampak
lebih baik
Riwayat keluarga dan klien sebelum fase depresi
dapat dievaluasi sepenuhnya
Tindakan pencegahan terhadap cidera dan
perawatan dapat dilaksanakan mencakup semua
aspek klien
Reaksi klien dapat teridentifikasi dengan baik.
Kompetensi Perawat dan Keperawatan Jiwa di
Masyarakat
Aktivitas asuhan langsung
Aktivitas komunikasi
Aktivitas penatalaksanaan
Posyandu
Pos Upaya Kesehatan Kerja
PKK
LKMD
UKS
PMR
Pramuka
Karang Taruna
Pengobatan tradisonal.
Pencegahan Primer
Target Pelayanan:
Anggota masyarakat yang belum mengalami
gangguan sesuai dengan kelompok umur.
Aktivitas:
Program penkes, program stimulasi
perkembangan, program sosialisasi,
manajemen stres, persiapan menjadi orang
tua, program dukungan sosial, program
pencegahan penyalahgunaan obat, program
pencegahan bunuh diri.
Pencegahan Sekunder
Target Pelayanan:
Anggota masyarakat yang berisiko atau
memperlihatkan tanda-tanda masalah
psikososial dan atau gangguan jiwa.
Aktivitas:
Menemukan kasus sedini mungkin, melakukan
skrining dan langkah-langkah lanjut,
penanganan kasus bunuh diri, terapi
modalitas, follow up dan rujukan kasus.
Pencegahan Tersier
Target Pelayanan:
Anggota masyarakat mengalami gangguan jiwa
pada tahap pemulihan.
Aktivitas:
Program dukungan sosial dengan
menggerakkan sumber-sumber di masyarakat,
program rehabilitasi dengan memberdayakan
pasien dan keluarga hingga mandiri,
pencegahan kecacatan yang disebabkan oleh
masalah gangguan jiwa/ penyakit.