Вы находитесь на странице: 1из 10

KOMITE KEPERAWATAN DI

RUMAH SAKIT
Sebuah Pendekatan Teori / Konsep
Ns. Kelana, S.Kep
Konsep Mutu Pelayanan Kesehatan

 Telah lama dipelajari


 Evaluasi Mutu pelayanan kesehatan terdiri dari
Struktur, Proses dan Ottcome
 Struktur yang memadai diperlukan Proses pelayanan
yang ideal  outcome yang optimal
Sistem peningkatan mutu klinik di RS
(Clinical Governance)
 Accountability  setiap upaya Keperawatan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara Ilmiah, etik, moral
berdasar pada bukti terkini dan terpercaya (evidence
based nursing practice)
 Continuous quality Improvement (CQI) upaya
peningkatan mutu harus dilaksanakan secara sistematis,
komprehensif dan berkesinambungan
 High Quality Standard of Care  setiap upaya pelayanan
kesehatan harus didsarkan pada standar yang tertinggi
yang diakui secara profesional
 Environment  menciptakan suasana atau lingkungan
kerja yang menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan
yang bermutu
Clinical Governance

 Bagian dari manajemen Resiko yang melekat pada setiap


tindakan pelayanan kesehatan
 Pelayanan Kesehatan : yang diukur adalah upaya yang
dilakukan (inspaning verbentenis) bukan hasil akhirnya
(resultante verbentenis)
 Resiko berupa Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD)/
adverse event
 KTD  kondisi akibat pelayanan yang menimbulkan rasa
tidak nyaman, tidak sembuh, kecatatan atau bahkan
kematian  Malpraktik (apabila terbukti upaya yang
dilakukan memang salah)
Gugatan Terhadap Dugaan
Malpraktik

 Konsekuensi akibat ketidakpuasan penderita atau


keluarganya terhadap pelayanan kesehatan yang
diterimanya sehingga berakibat memburuknya kesehatan,
kecatatan atau meninggal
 Sebagai salah satu cara agar keluarga mendapat
kompensasi finansial akibat medical Mishaps yang
besarnya ditentukan oleh berat ringannya cedera
 Salah satu resiko yang dapat mengancam keselamatan
pasien adalah kompetensi dan sikap tenaga kesehatan
dalam melakukan tindakan
 Pihak pihak yang bertanggung jawab  RS sebagai
korporasi dan tenaga kesehatan bersangkutan sebagai
profesional
Regulasi / Peraturan

 UU no. 29 Th. 2004  Praktik Kedokteran


 UU no. 44 Th. 2009 Rumah Sakit
 UU no. 36 Th. 2014  Tenaga Kesehatan
 UU n0. 38 Th. 2014  Keperawatan
 Permenkes 755 Th. 2011 Komite Medik
 Permenkes 49 Th. 2013  Komite Keperawatan
 Regulasi Internal RS  Medical staff by Law (Medis),
Nursing Staff by Law (Perawat dan Bidan)
 Kode etik Profesi Perilaku profesional
Akuntabilitas SDM

 Tonggak keselamatan Pasien


 Dituntut untuk memiliki kompetensi yang adekuat
 Berpijak pada prinsip non balming Culture atau
budaya tidak menyalahkan
 Berbasis pada pendekatan sistem
 Dalam tatanan Makro dibutuhkan suatu sistem yang
dapat mengakomodasi kebutuhan jaminan komptensi
yang sudah diatur dalam regulasi terkait tata kelola
klinis
Mekanisme Menjamin Keselamatan
Pasien

 Prinsip bad apple theory  seleksi dan pendisiplinan


terhadap tenaga kesehatan yang bekerja di RS
 Di Luar Negeri  JCI
 Dalam Negeri  Akreditasi
 Dalam Keperawatan  KOMITE KEPERAWATAN
REALITAS
 Pemahaman tentang hakekat dan tujuan
profesionalisme di kalangan profesi keperawatan
sendiri masih kurang
 Komite Keperawatan kurang adekuat dalam menjaga
keselamatan pasien
 Kekeliruan bahwa semua Tenaga Keperawatan yang
bekerja di RS sudah dianggap kompeten karena telah
lulus uji kompetensi sehingga tidak perlu mekanisme
verifikasi lagi oleh Komite Keperawatan
 Seorang Tenaga Keperawatan dianggap Profesional
 melalui mekanisme kredensial oleh Komite
Keperawatan  berfokus pada kepentingan pasien
(patient centredness)
KOMITE KEPERAWATAN
 Wadah Non Struktural RS
 Bertugas mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme TK melalu mekanisme KREDENSIAL,
PENJAGAAN MUTU, DAN PEMELIHARAAN ETIK –
DISIPLIN PROFESI (Permenkes 49 th. 2013)
 Proses Kredensial (pemberian wewenang klinis /
clinical previlege)  tugas KK yang paling penting
 Adanya mekanisme kewenangan klinis (clinical
previlege) memberikan peluang kepada RS
mengendalikan para praktisi keperawatan melalui KK

Вам также может понравиться