Вы находитесь на странице: 1из 29

‫ﺒﺴﻢاﷲﺍﻟرﻟﺤﻤﻥﺍﻟرﺤﻴﻢ‬

DIET PADA DHF

Fretika Utami Dewi


Pengertian
Dengue Haemorragic fever
Adalah demam disertai perdarahan bawah
kulit selaput hidung dan lambung
disebabkan oleh virus yang ditularkan
melalui nyamuk Aedes aegypti.
PATOFISIOLOGI
 Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh penderita
mengalami keluhan-keluhan karena viremia (adanya
virus dalam aliran darah) dan kelainan sistem
retikuloendothelial seperti perbesaran kelenjar getah
bening, hati dan limfa.
 Ruam terjadi karena perdarahan dibawah kulit
 Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler karena
pelepasan anafilatoksin, histamin, dan serotonin serta
aktivasi sistem kalikrein yang mengakibatkan
ekstravasasi cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
PATOFISIOLOGI
 Mengurangnya volume plasma menyebabkan
terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia,
efusi dan renjatan. Volume plasma pada saat enjatan
bisa mencapai 30%
 Sebab lain kematian penderita DHF karena
perdarahan hebat , yang timbul setelah renjatan lama
tidak teratasi. Perdarahan dihubungkan dengan
trombositopenia, gangguan fungsi trombosit, dan
kelainan sistem koagulasi
Derajat DHF : WHO

1. Derajat I
Demam mendadak 2-7 hari, disertai gejala klinik
2. Derajat II
D I + perdarahan spontan (ptekie, epistaksis & perdarahan
gusi)
3. Derajat III
D II + kegagalan sirkulasi (hipotensi, nadi cepat dan lemah,
esktremitas dingin)
4. Derajat IV
Derajat III + shock, bs tjd Dengue Shock Syndrome (DSS)
Tanda-tanda demam berdarah:

1. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari


2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit
3. Kadang-kadang terjadi pendarahan di
hidung (mimisan)
4. Mungkin terjadi muntah atau berak darah
5. Sering terasa nyeri di ulu hati
6. Bila sudah parah, penderita gelisah.
Tangan dan kakinya dingin dan
berkeringat.
Kriteria Diagnosis DSS
 Semua kriteria DHF yang diikuti bukti kegagalan
sirkulasi
 Nadi cepat, pulsasi (denyut jantung) lemah
 Tekanan pulsasi (<20mmHg)
 Hipotensi
 Dingin, akral dingin
Kriteria Diagnosis DHF
 Uji Torniquet positif
 Petechiae, echymosis, purpura
 Perdarahan mukosa, GIT
 Hematemesis atau melena dan trombositopenia (<100.000
sel/mm3) bukti kebocoran vaskuler dengan peningkatan
permeabilitas yang dimanifestasikan satu atau lebih tanda
berikut :
- peningkatan 20% rata-rata hematokrit sesuai umur dan JK,
- lebih dari 20% penurunan plasma dan volume pengganti
dibanding baseline dibanding baseline,
- atau tanda kebocoran plasma seperti efusi, asites
hipoproteinemia
Pemeriksaan laboratorium
 Darah : lekopenia pada hari ke –2 atau ke-3 dan
titik terendah pada peningkatan suhu kedua kali,
trombositopenia, hemokonsentrasi, uji torniquet
positif, massa pembekuan normal, masa
perdarahan memanjang, hipoproteinemia,
hiponatremia, hipokloremia.
SGOT dan SGPT meningkat, ureum dan ph darah
meningkat
Pemeriksaan laboratorium
 Urine ; albuminuria ringan
 Sumsum tulang : Awal sakit hiposeluler, kemudian
hiperseluler, hari ke 5 dengan gangguan maturasi,
hari ke sepulauh kembali normal
 Serologi : mengukur titer antibodi penederita
dengan cara hemagglutination inhibition test atau
dengan uji pengikatan komplemen (Complemen
Fixation Test)
Manifestasi penyakit

Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular


dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4
bentuk berikut ini, yaitu :

 Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

 Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7


hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik
atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.

 Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD)


gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan
dari hidung, mulut, dubur dsb.

 Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah


dengan syok / presyok pada bentuk ini sering terjadi kematian.
Pencegahan.
• MENGHINDARI GIGITAN NYAMUK di sepanjang siang hari
(pagi sampai sore) karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan
malam hari).
• KENAKAN PAKAIAN YANG LEBIH TERTUTUP, celana
panjang dan kemeja lengan panjang.
• GUNAKAN CAIRAN/KRIM. ANTI NYAMUK (MOSQUITO
REPELLANT) yang banyak dijual di toko-toko, pada bagian
badan yang tidak tertutup pakaian.
• BERSIHKAN LINGKUNGAN DI DALAM RUMAH DAN DI
HALAMAN RUMAH.
• BILA TAMPAK NYAMUK BERKELIARAN DI PAGI / SIANG
/ SORE HARI semprot dengan insektisida
Bila ada salah seorang penghuni yang positif atau diduga
menderita DBD, segera semprotlah seluruh bagian rumah dan
halaman dengan obat semprot nyamuk di pagi, siang dan
sore hari, sekalipun penderita tersebut sudah dirawat di
rumah sakit.
Hubungi PUSKESMAS setempat untuk meminta fogging di
rumah-rumah di lingkungan setempat.
Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan
bekerja sama dengan RT/RW/Kelurahan dengan
PUSKESMAS setempat dilakukan dengan Pembersihan
Sarang Nyamuk (PSN), Fogging, atau memutuskan mata
rantai pembiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi.
Meningkatnya BMR 13% setiap meningkat 1derajat
C atau meningkat BMR 40% jika suhu tubuh pasien
meningkat sampai 40 derajat C.
Meningkatnya katabolisme jaringan menyebabkan
kehilangan protein menjadi beban ginjal.
Meningkatnya kehilangan cairan tubuh melalui urin
dan keringat, jika lama bisa dehidrasi.
Meningkatnya kehilangan elektrolit (Na & K)
Penurunan glikogen dan cadangan jaringan adipose
sehingga BB menurun
Menurunnya aktifitas saluran cerna mengakibatkan
menurunnya kemampuan mencerna dan menyerap zat
gizi. Juga dapat terjadi peningkatan gerakan
saluran cerna sehingga terjadi diare.
Nafsu makan rendah dengan perasaan mual dan
muntah
Kelemahan, lelah, nyeri otot dan sendi
Pengobatan

 Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan


untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi
keadaan syok / presyok, yaitu dengan
mengusahakan agar penderita banyak minum, bila
perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus.
Demam diusahakan diturunkan dengan kompres
dingin, atau pemberian antipiretika (obat penurun
panas)
TERAPI DIET…..?
Tujuan Diet :

 Memberikan makanan dan cairan


secukupnya untuk memperbaiki
jaringan tubuh yang rusak serta
mencegah komplikasi pendarahan
PRINSIP DIET SECARA UMUM :
Energi : BMR meningkat 13% setiap peningkatan 1°C,
tambahan 10% untuk katabolisme jaringan dan 10-13% jika
pasien kurang istirahat (bisa s.d 50% diatas AKG sesuai
tingkat demam/infeksi)
Protein : tambahan 100% (2 g/kgBB/hr) untuk mengganti
kehilangan akibat katabolisme, bahan makanan dengan nilai
biologi tinggi, minimum tinggi protein jika tidak nafsu makan.
Karbohidrat: secukupnya yang mudah cerna untuk spare
protein, energi siap pakai, mengganti simpanan glikogen dan
mencegah ketosis.
Lemak : tinggi untuk tambahan energi.
PRINSIP DIET SECARA UMUM :
Air : ditingkatkan untuk mengganti cairan yang hilang lewat
muntah, urin, diare, keringat dan untuk membuang sisa
metabolisme, racun, 3-4liter/hr dalam bentuk air, kaldu, jus
buah, susu.
Mineral : keseimbangan mineral mengikuti keseimbangan air,
kaldu yang asin, jus buah, susu dapat diberikan sebagai sumber
Na, K. Suplementasi Fe untuk mengganti anemia.
Vitamin :B12 untuk energi metabolisme, vit C, A menurun karena
katabolisme jaringan.
Mudah cerna, tidak merangsang
Bentuk makanan : cair, saring, cincang, lunak (sesuai kondisi ps)
Porsi kecil frekuensi sering.
Syarat Diet :
 Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan
 Energi dan protein sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya.
 Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi
total yang ditingkatkan secara bertahap hingga
sesuai dengan kebutuhan.
 Rendah serat terutama serat tidak larut air.
Pemberian serat ditingkatkan secara bertahap.
Syarat Diet :
 Cukup cairan dan vitamin, terutama vitamin C untuk
meningkatkan faktor pembekuan.
 Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang
tajam, baik secara termis, mekanis maupun kimia
(disesuaikan dengan daya terima perorangan)
 Makanan parenteral selalu diberikan pada fase akut,
baik total, maupun suplemen.
 Bila terlihat tanda-tanda pendarahan saluran
pencernaan penderita dipuasakan
Bahan makanan yang diperbolehkan :

1. Sumber Karbohidrat : beras, biskuit dan tepung-tepungan


dibuat bubur atau tepung, beras di bubur atau ditim, kentang
direbus atau dipure, mami, soun, misoa direbus; tepung-
tepungan dibuat bubur atau pudding; roti dipanggang.
2. Sumber protein :karoni,
a. Nabati : tempe, tahu, oncom dipotong kecil-kecil, dihaluskan
atau dilumatkan, dikukus, ditumis, kacang-kacangan (kacang
ijo, kacang kedele direbus sampai lunak).
b. Hewani : Daging, ikan, ayam, hati, unggas tidak berlemak
digiling lalu direbus atau dikukus; ommelette/dadar, boiled
egg/rebus, poached egg/dadar air, atau scrambled
egg/orak arik; susu dalam bentuk lowfat/rendah lemak.
Bahan makanan yang diperbolehkan :

3. Susu dan hasil olahannya : susu segar, susu full cream, susu skim, keju
4. Sayur yang tak berserat dan tidak menimbulkan gas, dimasak seperti
bayam, buncis, labu kuning, labu siam, labu air, wortel, tomat, tauge,
kacang panjang.
5. Buah-buahan yang tidak asam dan tidak ber alkohol : pisang, pepaya,
alpukat, jeruk manis; buah lain disetup dengan menghilangkan kulit dan biji
seperti jambu biji, apel; buah-buahan dalam kaleng.
6. Lemak : Mentega, margarin, minyak goreng untuk menumis; santan encer
7. Minuman yang tidak asam, tidak mengandung soda dan alkohol : sari
buah yang tidak asam. Sirop, teh encer, jus sayuran dan jus buah, coklat.
8. Bumbu-bumbu dalam jumlah terbatas : bumbu dapur, pala, kayu manis,
asam, gula, garam, salam, lengkuas.
Bahan makanan yang dihindari :
1. Sumber karbohidrat : nasi keras, beras ketan, beras merah,
roti whole wheat, ubi talas, singkong, talas, cantel, jagung,
bulgur.
2. Sumber protein Hewani : Daging, ikan asin, ikan pindang,
ayam, unggas berlemak dan berurat banyak; diawetkan
berupa dendeng; digoreng. Tempe dan tahu digoreng kering;
kacang tanah, kacang merah, kacang tolo.
3. Sayuran yang banyak mengandung serat dan gas : kol, sawi
dan nangka.
4. Buah yang banyak serat, menimbulkan gas, dikeringkan dan
buah-buahan asam dan mengandung alkohol : kurma, kismis,
pisang sale, asinan buah, asam, jeruk siam, nanas, duku,
rambutan dan durian.
Bahan makanan yang dihindari :
5. Lemak : santan kental dan goreng-gorengan
6. Bumbu yang tajam : cabe, merica, dan bumbu-
bumbu lain yang merangsang.
7. Minuman yang mengandung soda dan alkohol : kopi
dan softdrink, tape, es krim, susu berlemak.
8. Junk food atau makanan cepat saji
Cara mengatur diet :
1. Kurangi makanan pedas, asam, mengandung gas terlalu
panas/dingin
2. Makan harus teratur, lambung tidak boleh kosong lebih dari 3
jam
3. Makan dalam porsi kecil tetapi sedikit dan frekuensi sering.
Dianjurkan 6 kali atau lebih dalam sehari
4. Makan secara perlahan dengan cara yang santai
5. Cara memasak sebaiknya direbus, dikukus, ditim,atau
dipanggang/bakar
Kasus
 Tugas KasusSTUDI KASUS DBD.doc
 Absen 1-20  Kasus I
 Absen 21-41  Kasus II
 Kumpul hari Jum’at, 8 Peb 2019 sp pukul 16.00
WIB

Вам также может понравиться