Вы находитесь на странице: 1из 21

Clinical Science Session

KANDIDIASIS ORAL DAN


ULKUS APTOSA
SUHAYATRA PUTRA - 1210312069
FIKRA NURUL INDRA - 1840312466

PRESEPTOR: dr. Novialdi, Sp.THT-KL(K), FICS


Clinical Science Session

PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Candida albicans  flora normal  Ulkus aptosa  ulserasi pada rongga
rongga mulut, saluran pencernaan dan mulut yang umum terjadi
vagina.
 25-50% kasus berulang yang disebut
 Menjadi patogen  terjadi dengan recurrent aphthous stomatitis
perubahaan dalam diri pejamu (RAS)
 Kandidiasis kronis dapat berkembang  Ulkus aptosa yang berulang  kondisi
menjadi kandidiasis leukoplakia yang tidak nyaman. Perlu pencegahan agar
bersifat pra-ganas, dan kemudian ulkus tidak terjadi berulang, ukuran ulkus
mengakibatkan karsinoma sel mengecil, durasi terjadinya ullkus
skuamosa. memendek dan agar tidak terjadi
infeksi sekunder
 Kandidiasis dapat berkembang
menjadi infeksi sistemik.
•Mengetahui anatomi
rongga mulut, definisi,
epidemiologi, klasifikasi,
Tujuan etiologi, patogenesis,
diagnosis, tatalaksana, dan
prognosis dari kandidiasis
oral dan ulkus aptosa
Anatomi Rongga Mulut
Clinical Science Session

KANDIDIASIS ORAL

 Kandidiasis oral merupakan infeksi


oportunistik yang paling umum
mempengaruhi mukosa oral.
 Pada sebagian besar kasus, lesi tersebut
disebabkan oleh jamur Candida albicans
Clinical Science Session

 Kandidiasis oral tidak dapat langsung muncul, untuk terjadinya infeksi diperlukan faktor
predisposisi baik sistemik maupun lokal. Faktor-faktor predisposisi di atas adalah:

• Ibu hamil • Kesehatan mulut yang buruk


• Penyakit endokrin : Diabetes melitus, • Xerostomia (Sjogren’s syndrome)
Hipoparatiroidism, Hipoadrenalism. • Iritan lokal yang kronis (gigi tiruan dan
• Imunosupression : akibat HIV, alat ortodonti)
keganasan penyakit, defisiensi nutrisi • Radiasi pada kepala dan leher
(zat besi, folat, vitamin B12 atau zinc) , • Usia (bayi, kehamilan, usia lanjut)
anemia,dll. • Faktor lokal (kulit) yaitu trauma kronis
• Antibiotik pada epithelium dengan
• Terapi Kortikosteroid ditemukannya lesi mulut keratotik.
• Lemah setelah operasi
Clinical Science Session

 Infeksi Candida albicans pada rongga mulut memperlihatkan empat


bentuk yang pada masing-masing bentuk memiliki ciri atau gejala klinis
yang berbeda.
 Acute Pseudomembranous Candidiasis,
 Erythematous Candidiasis,
 Chronic Hyperplastic Candidiasis,
 Chronic Mucocutaneous Candidiasis.
Clinical Science Session

Acute Pseudomembranous
Candidiasis
 Dikenal juga thrush
 Jenis ini biasanya dijumpai pada
bayi dan orang dengan imunitas
turun seperti pada terapi
kortikosteroid dan penderita HIV.
 Adanya lesi berwarna putih
menyerupai gumpalan keju atau
susu pada mukosa bukal mulut.
Clinical Science Session

Erythematous Candidiasis

 Erythematous candidiasis :
denture sore mouth / denture
stomatitis dan angular cheilitis.
 Denture sore mouth merupakan
peradangan difus daerah
pendukung gigi tiruan rahang
atas
 Peradangan dari komisura mulut
(angular cheilitis)
Clinical Science Session

Chronic Hyperplastic Candidiasis

 Candidal leukoplakia
 Plak atau bercak putih lesi dapat
diraba, melekat erat dan tidak
dapat dikerok.
 Infeksi kandidiasis jenis ini
umumnya terjadi pada lidah,
palatum atau mukosa bukal.
Clinical Science Session

Chronic Mucocutaneous Candidiasis

 CMC sering terjadi akibat dari kerusakan


struktur epidermis.
 Pasien yang telah terinfeksi secara kronis.
Clinical Science Session

Pengobatan pada kandidiasis terdiri atas lini


pertama dan pengobatan lini kedua.

Lini Pertama Lini Kedua


 Nistatin, tersedia dalam bentuk topikal  Ketokonazol, tersedia dalam bentuk tablet, 1-
(krim atau suspensi oral) 2x/hari. Efek samping adalah mual, muntah,
kerusakan hepar dan juga interaksinya dengan
 Ampoterisin B, berupa suspensi oral. antikoagulan.
 Klotrimazol, tersedia dalam bentuk krim  Flukonazol,
dan tablet 10 mg.
 Efek samping utama pada pengobatan
dengan menggunakan flukonazol adalah mual,
muntah dan nyeri kepala.
 Itrakonazol
 Antifungal spektrum luas dan
dikontraindikasikan pada kehamilan dan
penyakit hati. Dosis obat adalah 100 mg dalam
bentuk kapsul sehari sekali selama dua minggu.
Efek samping utama adalah mual, neuropati
dan alergi
Clinical Science Session

ULKUS APTOSA
 Ulkus aptosa ditandai oleh ulserasi, tunggal
atau jamak, nyeri, berbentuk bulat atau oval,
ditutupi oleh pseudomembran putih sampai
kuning atau abu-abu, berbatas jelas, dan
memiliki eritema halo
Clinical Science Session

Etiologi
 Trauma
 Perubahan hormon
 Sensitivitas makanan
 Defisiensi nutrisi
 Paparan asap rokok
(tembakau)
 Predisposisi herediter
 Kelainan sistemik lain: HIV
Clinical Science Session

Tipe dan Karakteristik Ulkus Aptosa


Tipe Ulkus Aptosa
Karakteristik
Minor Mayor Herpetiformis
Puncak usia onset Pertama dan
Kedua Ketiga
(decade) kedua
Jumlah ulkus 1-5 1-3 5-20 (hingga 100)

Ukuran ulkus (mm) <10 >10 1-2

2 minggu–3
Durasi 7-14 hari 7-14 hari
bulan
Sembuh dengan
Tidak Ya Tidak
bekas luka
Mukosa non- Mukosa non-
keratinized, Mukosa keratinized,
biasanya mukosa keratinized dan biasanya dasar
Lokasi
labial/bukal, non-keratinized, mulut dan
dorsum dan palatum mole permukaan
lateral lidah ventral lidah
Clinical Science Session

Gambar Ulkus aptosa minor


Clinical Science Session

Gambar Ulkus aptosa mayor


Clinical Science Session

Gambar Ulkus aptosa herpetiformis


Clinical Science Session

Diagnosis Banding
 Lesi oral infeksi Herpes Simplex
Virus
 Lesi oral Varicella Zoster Virus
 Lesi oral Coxsackie Virus

Lesi oral Coxsackie


(Herpangina)

Lesi oral VZV


Lesi oral HSV
Clinical Science Session

Tatalaksana
 Agen Topikal
 Sebagai proteksi terhadap infeksi sekunder dan iritasi lebih
jauh
 Kortikosteroid topikal
 Obat Kumur
 Obat kumur tetrasiklin
 Medikamentosa sistemik
 Untuk ulkus mayor, berulang, tidak membaik dengan agen
topical
 Prednisolon dosis rendah
 Diklofenak
Clinical Science Session

TERIMA KASIH

Вам также может понравиться