Вы находитесь на странице: 1из 17

Eimeria spp

Oleh kelompok I.3 :


- Aini Luthfiah Hayati
- Ekrima Dayanti
- Husnul Hatimah
- Hidayatul Hasanah
- Eko Oktariyanto Rizali
Kelompok I.4
- - Noor Syifa Ur Rahmah
- - Mahrita
- - Rasna Efiyanti
- - Annisa Jannati Pasya
- - Syavira Arifah Mutia Dewi
KLASIFIKASI

Kingdom : Protozoa
Filum : Apicomplexa
Kelas : Sporozoa
Sub kelas : Coceidia
Ordo : Eucoceidia
Sub ordo : Eimeriina
Famili : Eimeriidae
Genus : Eimeria
Spesies : Eimeria spp
Pendahuluan
Infeksi protozoa Coccidium pada usus manusia jarang terjadi. Magath meninjau 208 kasus
terotentikasi, sekitar tiga perempat yang ditemukan selama Perang Dunia I di antara tentara di
Mediterania timur, dan tambahan 25 kasus telah dicatat hingga saat ini. Meskipun infeksi biasanya
tidak menimbulkan gejala, laporan dalam literatur menyebutkan diare, sakit perut, kelesuan dan
penurunan berat badan ringan dalam kaitannya dengan coccidiosis. Berbeda dengan hemosporidia,
parasit malaria, dan coccidia usus manusia lainnya, Eimeria spp belum terbukti patogen bagi
manusia.
Sejauh ini Eimeria spp hanya terbukti menginfeksi hewan mamalia dan unggas terutama
hewan muda, tetapi belum ada bukti yang konkret bahwa protozoa jenis ini dapat menimbulkan
penyakit pada manusia.
Dalam beberapa literatur menyebutkan bahwa Eimeria spp hanya sebagai passant dalam
tubuh manusia karena tidak pernah dilaporkan menimbulkan gejala klinis apapun pada tubuh
manusia yang tertelan ookistanya. Hal tersebut diperkirakan karena sistem percernaan pada manusia
lebih kompleks daripada hewan sehingga kemungkinan ookista Eimeria spp telah hancur dalam
proses pencernaan di lambung sebelum mencapai usus/sekum (habitatnya).
Salah satu jenis-jenis Eimeria yang menyebabkan infeksi coccidiosis adalah Eimeria tenella
pada unggas (broiler) dan Eimeria bovis pada ternak sapi yang ditandai dengan berak darak pada
hewan yang terinfeksi.
EPIDEMIOLOGI
• Host utama: Hewan mamalia dan unggas
pada manusia parasit ini hanya sebagai passant

• Habitat : Usus/sekum
• Distribusi: Seluruh dunia
MORFOLOGI

 Berbentuk ovid lebar, tidak ada perbedaan dari lebar kedua ujung.
 Ookista Eimeria tenella panjang 14-31 mikron, lebar 9-25 mikron,
 rata-rata panjang 23 mikron dan lebar 19 mikron.
 Dinding halus, tidak ada mikropil.
 Ookista yang bersporulasi mengandung 4 sporokista
 Masing-masing sporokista mengandung 2 sporozoit.
 Sporokista berukuran lebar 7 mikron dan panjang 11 mikron.
 Sporozoit berbentuk sosis kecil terdapat 2 dalam sporokista dengan
massa bulat hyalin.
 Merozoit berbentuk, seperti buah pisang
Lanjutan...

Sporozoit

Ookista yang bersporulasi

Merozoit
SIKLUS HIDUP

Siklus hidup terdiri dari tiga stadium yaitu stadium skizogoni (aseksual),
gametogoni (seksual), dan sporogoni (pembentukan spora).
Lanjutan...
i

d
GEJALA KLINIS
• Diawali dengan terjadinya pendarahan pada sekum akibat
membesarnya skizon generasi kedua sehingga merozoit keluar dari
epitel. Hal tersebut terjadi pada hari ke-4 atau hari ke-5 sesudah
infeksi.
• Hewan tampak lesu, mengantuk, sayap terkulai, tampak bulu
terkotori oleh darah dan pendarahan hebat terjadi pada hari ke-5
dan ke-6.
• Kematian paling tinggi terjadi antara hari ke-4 sampai hari ke-6
sesudah infeksi.
• Ookista mulai ditemukan dalam tinja pada hari ke-7 setelah infeksi
bila hewan tersebut masih hidup.
DIAGNOSIS
• Yang paling baik dilakukan adalah dengan
pemeriksaan post mortem untuk melihat adanya
ookista dapat atau juga dengan flotasi tinja.
• Jika pendarahan terjadi di sekum maka diduga akibat
infeksi Eimeria tenella.

Foto atas: hemoragi pada usus


A halus disebabkan oleh
coccidiosis
Foto bawah: usus halus normal

Lesi yang terdapat pada penyakit


coccidiosis kronis. Foto pertama
degan banyak lesi berada di bagian
B
atas usus halus, dan semakin sedikit
saat menemui usus halus bagian
tengah dan bawah.
Eimeria sp pada spesimen tinja
Eimeria sp pada dinding ileum
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
• Dapat dicegah dengan penerapan biosecurity dan
pemberian vaksin teratur, selain itu perbaikan
manejemen kandang juga membantu mencegah
penyebaran penyakit. Tindakan – tindakan yang dapat
dilakukan :
• 1. pemisahan antara unggas muda dan unggas dewasa
• 2. meningkatkan sanitasi dan kebersihan kandang
• 3. pembersihan dan kontrol sekam
• 4. Menjaga sirkulasi udara
• 5. Isolasi dan mengobati unggas yang sakit dengan
memberikan pakan ternak yang mengandung
coccidiostat/ coccidiocidal
PENGOBATAN
- Sodium sulfamethazine, sulfadimidine,
konsentrasi 0,2% dalam air minum untuk 2
periode masing-masing 3 hari dipisahkan dan
2 hari tanpa pengobatan.

- Sodium sulfaquinoxalin diberikan dalam


makanan dengan konsentrasi 0,5%,
nitofurazon dengan furazolidon konsentrasi
0,0126% diberikan selama tujuh hari dan dapat
diulangi setelah interval 5 hari.
Pertanyaan 1
Penanya: Ayu Nurialini (kel 2.2)
Sebutkan dan jelaskan penyakit yang ditimbulkan oleh
parasit Eimeria spp.

Penjawab: Syavira Arifah Mutia Dewi (kel 1.4)


Jawaban: Penyakit yang ditimbulkan yaitu coccidiosis
yang ditandai dengan kekurusan dan berak darah
dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi
biasanya dialami oleh hewan ternak muda, tetapi belum
pernah dilaporkan jenis Eimeria spp dapat menginfeksi
manusia.
Pertanyaan 2
Penanya: Nursyifa Ur’Rahman(kel 1.2)
Bagaimana cara penularan coccidiosis dapat terjadi?

Penjawab: Annisa Jannati Pasya (kel 1.4)


Jawaban: Penularan dapat terjadi dengan menelan
ookista hidup yang telah bersporulasi karena ayam yang
terinfeksi dapat mengeluarkan ookista bersama feses
selama beberapa hari/beberapa minggu.
Pertanyaan 3
Penanya: Nafihatul Warda (kel 1.5)
Apa yang menyebabkan terjadinya berak
darah pada hewan yang terinfeksi
coccidiosis?

Penjawab: Hidayatul Hasanah (kel 1.3)


Jawaban: Hal tersebut terjadi akibat
timbulnya pendarahan pada sekum akibat
membesarnya skizon generasi kedua sehingga
merozoit menekan kearah luar dalam sel
epitel yang menyebabkan hancurnya dinding
sel dan mengenai pembuluh darah.

Вам также может понравиться