Вы находитесь на странице: 1из 42

Etika profesi

Penyuluh Kesehatan
masyarakat
Biodata
Dr. Ns. Asyiah simanjorang, M,Kes
Widyaiswara UPT pelatihan kesehatan provinsi sumatera utara
Email : asyiahsimanjorang71@yahoo.com
No HP/WA: 081361969101
Tujuan
Pembelajaran
Umum

Peserta memahami etika profesi


sebagai seorang pejabat fungsional Penyuluh
Kesehatan Masyarakat
Tujuan Pembelajaran
Khusus :

Setelah selesai proses pembelajaran,


peserta mampu:
1. Pengertian etika
2. Prinsip-prinsip etika
3. Ciri-ciri profesi dan etika profesi
4. Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat
5. Kode etik Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Arah Pembangunan Kesehatan

RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV


2005 -2009 2010 -2014 2015 -2019 2020 -2024

UPAYA KURATIF
VISI
MASYARAKAT
YG MANDIRI
UNTUK
HIDUP SEHAT
UPAYA PROMOTIF,
PREVENTIF
Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah
preventif, promotif sesuai kondisi dan kebutuhan
Visi – Misi Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan 2005-2025

• Menggerakkan pembangunan berwawasan


KEBIJAKAN kesehatan
NASIONAL • Mendorong kemandirian masyarakat untuk
PROMKES hidup sehat
MENDUKUNG

TUJUAN

Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya
Moral dan
pedoman cara
hidup yang benar
dipandang dari
sudut agama,
budaya, dan susila
(Mien Uno)
PENGERTIAN ETIKA

Pandangan manusia
dalam berprilaku
menurut ukuran
dan nilai yang baik
(Drs. O.P. Simorangkir)
PENGERTIAN ETIKA

Teori tentang tingkah


laku, perbuatan manusia
dipandang dari segi baik
dan buruk, sejauh yang
dapat ditentukan oleh
akal
(Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika
filsafat)
PRINSIP ETIKA PROMOSI KESEHATAN
A utonomy
B eneficence
C ross-check
D oing no harm
E quality
Autonomy

Hak azasi manusia dapat layanan


kesehatan plus Promosi
kesehatan, hak pribadi klien
dijamin dihormati
Autonomy (otonomi)
• individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan
sendiri.
• Orang dewasa mampu
memutuskan sesuatu dan orang
lain harus menghargainya.
• Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut
pembedaan diri.

• Cth : Memberitahukan klien bahwa


keadaanya baik,padahal terdapat gangguan
atau penyimpangan
Beneficence

Upaya Promkes bermanfaat bagi


perorangan, keluarga dan
masyarakat
Beneficence (kemurahan hati)
• Wajib melakukan hal yang baik
• Tidak membahayakan orla
• Siapa yg harus memutuskan hal
yang terbaik ??
C ross-check

Manfaatkan kajian pembelajaran


memandu rencana Promkes baru
memakai elemen sukses,
hindari jeram kesalahan
D oing no harm

Merancang, melaksanakan
layanan praktis hindari aspek
membahayakan kesehatan bagi
klien
E quality

Merancang, melaksanakan
layanan praktis hindari aspek
membahayakan kesehatan bagi
klien
Ciri-ciri Profesi dan etika
profesi
1. Pelayanan (service) langsung
2. Pendidikan & ujian
3. Anggota homogen
4. Standard pelayanan
5. Ditegakkan oleh suatu OP
Profesi PKM (HES) :
Seseorang yang menyelenggarakan advokasi,
bina suasana dan pemberdayaan
masyarakat melalui penyebarluasan informasi,
membuat rancangan media, melakukan pengkajian/
penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan
dengan kesehatan, serta merencanakan intervensi
dalam rangka memgembangkan perilaku masyarakat
yang mendukung kesehatan
PKM (Health Education Specialis)
Fungsional:

PNS/pensiunan yang ahli dalam


bidangnya yang melakukan tugas
sesuai dengan profesi PKM
Kode Etik PKM :
Pejabat PKM bertugas dengan moral & Pejabat PKM bertugas dengan moral &
budi Pekerti yg baik budi Pekerti yg (-) kurang baik
1. 1.
Kode etik profesi pkm
1. Kemampuan sesuai dengan
pendidikan , pelatihan dan
pengalaman, dalam batasan
profesi PKM
2. Terus meningkatkan Pengetahuan
ttg PKM
3. Melaporkan hasil yg didapat jujur
dan bertanggungjawab.
4. Tidak membeda-bedakan
pelayanan pd orang lain.
5. Menjaga kemitraan klien (individu,
kelompok, institusi) yang dilayani.
Lanjutan Kode etik profesi pkm
6. Menghargai hak pribadi (privasi),
martabat(dignity), secara konsisten.

7. Membantu perubahan berdasarkan


pilihan, bukan paksaan.

8. Membantu prinsip “Informed


consent” sebagai penghargaan
terhadap klien.

9. Membantu perkembangan suatu


tatanan pendidikan yang
mengasuh/memelihara pertumbuhan
dan perkembangan individu

10. Bertanggungjawab untuk menerima


tindakan / hukuman selayaknya
sesuai dengan kepentingan
malpraktek yang dilakukan.
Kode etik profesi promosi kesehatan indonesia (
profesi promkes )

- Mukadimah
- Bab I : Kewajiban umum ( Pasal 1- 5 )
- Bab II : Kewajiban terhadap masyarakat ( Pasal 6- 12 )
- Bab III : Kewajiban terhadap sesama profesi ( Pasal 13-15 )
- Bab IV : Kewajiban terhadap profesi lain ( Pasal16- 17 )
- Bab V : Kewajiban terhadap profesinya ( Pasal18 - 20 )
- Bab VI : Kewajiban terhadap diri sendiri ( Pasal 21- 23 )
- Bab VII : Penutup
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
• Pasal 1
• Profesi promkes menjunjung tinggi menghayati dan mengamalkan
etika profesi
• Pasal 2
- Melaksanakan tugas dan fungsi dan mementingkan kepentingan
umum dari kepentingan pribadi
• Pasal 3
- Melaksanakan tugas dgn kemitraan mengutamakan prinsip
kesetaraan , keterbukaan dan saling menguntungkan
• Pasal 4
- Tidak membeda-beda masyarakat dlm pelayanan
• Pasal 5
- Tugas sejalan dgn profesi dan keahliannya
BAB II
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
• Pasal 6
- Orientasi tugas pd individu, kelompok maupun masyarakat luas sesuai
potensi budaya setempat
• Pasal 7
- Utamakan Pemerataan dan keadilan
• Pasal 8
- Menggunakan pendekatan yg komplit dan mengutamakan preventif dan
promotif
• Pasal 9
- Data berdasarkan fakta
• Pasal 10
- Sesuai dengan SOP yg profesional
• Pasal 11
- Bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
• Pasal 12
- Peka menganalisis Permasalahan yg sedang terjadi
BAB III
KEWAJIBAN TERHADAP SESAMA PROFESI
• Pasal 13
- Memperlakukan teman sejawat sebagaimana diri sendiri
ingin diperlakukan
• Pasal 14
- Bekerja sama dlm tugas dan fungsinya
• Pasala 15
- Tidak boleh mengambil alih tugas teman sejawat tanpa
persetujuan dari teman sejawat tsb.
BAB IV
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI LAINNYA
• Pasal 16
- Bekerja sama saling menghormati
• Pasal 17
- Melakukan pendekatan kemitraan dgn prinsip
kesetaraan, terbuka saling menguntungkan
BAB V
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESINYA
• Pasal 18
- Ahli promkes Bersikap proaktif dalam mengatasi
masalah
• Pasal 19
- Ahli promkes meningkatkan profesinya
• Pasal 20
- Ahli promkes saling berkomunikasi dalam membantu
sesama profesinya
BAB VI
KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
• Pasal 21
- Melaksanakan tugas dengan baik
• Pasal 22
- Menjadi panutan dalam PHBS
• Pasal 23
- Mengembangkan terus diri dan pengetahuan

BAB VII
PENUTUP
• Setiap Anggota promkes dalam melaksanakan tugas dengan
sungguh-sungguh dan memegang teguh kode etik PROMKES
INDONESIA
PROBLEMATIKA KODE ETIK KESMAS
Faktor penghambat kode etik
Sanksi kode etik
• Pengaruh Sifat
1) Teguran baik lisan maupun Kekeluargaan
tulisan
• Pengaruh jabatan
2) Mengucilkan pelanggar dari
kelompok profesi • Pengaruh konsumerisme
3) Memberlakukan tindakan • Karena lemah iman
hukum dengan sanksi keras
KODE ETIK PNS PROMKES:

(1) Adalah pedoman sikap, tingkah laku dan


perbuatan yang harus dilaksanakan oleh setiap
PNS
(2) Etika  bernegara, berorganisasi, ber
masyarakat, diri sendiri, sesama PNS
(3) Sanksi Moral dan tindakan administratif 
pernyataan secara tertutup atau terbuka
33
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
(PP 32 Thn 1979)

(1) Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati


kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan
yang apabila tidak ditaati atau dilanggar hukuman disiplin
(2) Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau
perbuatan PNS yang tidak menaati kewajinan dan/atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan
(3) Hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada PNS karena
melanggar peraturan disiplin PNS
34
TIDAK MENCAPAI SASARAN
KERJA PEGAWAI (SKP) YANG
DITETAPKAN :

(1) Hukuman Disiplin Sedang : apabila pencapaian


sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai
25% s.d. 50%.
(2) Hukuman Disiplin Berat : apabila pencapaian
sasaran kerja pegawai pada akhir tahun
kurang dari 25%.
35
KETENTUAN JAM KERJA:

1. PNS yang tidak masuk kerja selama 5 s/d 15 hari kerja tanpa alasan yang sah
dikenai sanksi hukuman disiplin ringan.
• Teguran lisan 5 hari
• Teguran tertulis 6-10 hari
• Pernyataan tidak puas secara tertulis11-15 hari.
2. PNS yang tidak masuk kerja selama 16 s/d 30 hari kerja tanpa alasan yang sah
dikenai sanksi hukuman disiplin sedang.
• Penundaan KGB16-20 hari
• Penundaan KP21-25
• Penurunan pangkat selama 1 tahun26-30 hari.
3. PNS yang tidak masuk kerja selama 31 s/d 45 hari kerja tanpa alasan yang sah
dikenai sanksi:
• Penurunan pangkat selama 3 tahun31-35 hari
• Penurunan jabatan36-40 hari
• Pembebasan jabatan 41-45 hari
• Pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat46 hari atau lebih
36
HUKUMAN DISIPLIN:

1. Tingkat hukuman disiplin  hukuman disiplin ringan, hukuman disiplin, sedang,


hukuman disiplin berat
2. Hukuman disiplin ringan :
a. teguran lisan
b. teguran tertulis
c. pernyataan tidak puas secara tertulis
3. Hukuman disiplin sedang :
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun.
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun.
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
4. Hukuman disiplin berat :
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun.
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah.
c. pembebasan dari jabatan.
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
e. pemberhentian tidak dengan hormat

37
KRITERIA PENJATUHAN DISIPLIN:

1. Dilihat dari jumlah ketidakhadiran.

2. Dilihat dari sifat dilakukannya pelanggaran;


a. Ringan  tidak sengaja
b. Sedang sengaja
c. Berat  tidak ada

3. Dilihat dari dampak negatif yang timbul akibat pelanggaran


a. Ringan  dampak negatif ke Unit Kerja yang bersangkutan
b. Sedang  dampak negatif ke instansi yang bersangkutan
c. Berat  dampak negatif ke pemerintah/negara

4. pelanggaran yang dilakukan terkait dengan penyalahgunaan wewenang, menerima


hadiah/ pemberian yang berhubungan dengan jabatan dijatuhi jenis hukuman disiplin
berat saja.

5. Pelangggaran yang terkait dengan pelayanan, hukuman disiplin ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (seperti Undang-Undang Pelayanan Publik).

38
RANGKUMAN:

Kode etik profesi adalah sistem norma atau


aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta
terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik,
apa yang benar dan apa yang salah dan
perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh
dilakukan oleh seorang professional.
KEPMENPAN
94/KEP/M/PAN/II/2001

Jafung
Perawat & Ak
Semoga menjadi Pejabat PKM yang
sukses dan profesional

Вам также может понравиться