Вы находитесь на странице: 1из 40

Appendisitis

IDENTITAS
Nama : Ny. AW
Usia : 49 Tahun
JK : Perempuan
Alamat : Jiwan, Madiun
Pekerjaan : IRT
MRS : 5 Oktober 2013
Anamnesis
KU : Nyeri perut kanan bawah
RPS :
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 4 hari SMRS. Nyeri awalnya dirasakan di
ulu hati, kemudian berpindah ke perut kanan bawah.
Kemudian nyeri dirasakan di seluruh lapang perut.
Nyeri dirasakan terus-menerus.
Pasien juga mengeluh tidak nafsu makan, mual,
muntah 1 kali, dan perut terasa kembung. Nggreges
pernah dirasakan 1 minggu yang lalu, sepanjang hari.
Pasien belum BAB 2 hari, tidak flatus, BAK
normal. Pola makan pasien tidak teratur
RPD :
• Riwayat MRS karena keluhan serupa disangkal
• Riwayat tekanan darah tinggi, DM disangkal

RPK :
• Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa

Kebiasaan dan lingkungan


Pasien jarang olahrga. Makan dengan lauk pauk
seadanya tempe, kerupuk dan sering sekali makan
goreng-gorengan. Mengaku jarang makan sayur-
sayuran dan buah-buahan.
Anamnesis Sistem :
• S. cerebrospinal : Lemas (-), keringat dingin (+),
demam (-), pusing (+)
• S. respirasi : Batuk (-), pilek (-), sesak nafas(-)
• S. kardiovaskuler : Berdebar-debar (-) nyeri dada (-)
• S. digesti : Mual (+), muntah (+), nafsu makan
turun (+), belum BAB 2 hari
• S. urogenital : BAK lancar, kuning jernih.
• S. muskuloskeletal : Badan pegel-pegel (-), keterbatasan
gerak (-)
• S. integumentum : warna kuning (-), pucat (-)
PEMERIKSAAN
Vital Sign :
• TD = 110/80 mmHg
• HR = 88 x/menit
• T = 37 ˚C
• RR = 18 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
• Leher : Trakhea simetris, tidak ada deviasi, pembesaran kelenjar
tiroid (-), pembesaran limfonodi (-), JVP tidak meningkat.
• Thorax
Pulmo :
I : simetris, ketinggalan gerak (-), masa (-), tanda-tanda
peradangan (-)
P : Tidak teraba masa/benjolan, krepitasi (-), nyeri tekan (-),
ketinggalan gerak (-), fremitus normal
P : sonor (+), pengembangan paru dalam batas normal.
A : vesikuler +/+ normal, RBK (-), RBB (-), wheezing (-)
Cor:
I : Iktus cordis tidak terlihat,
P : Iktus cordis teraba pada SIC V garis midklavikularis kiri, thrill
(-)
P : batas jantung kanan SIC V sternalis kanan, batas jantung kiri
SIC V midklavikulasris kiri, batas jantung atas SIC II sternal
kiri, pinggang jantung SIC III parasternal kiri (kardiomegali (-
)).
A : S1, S2 tunggal reguler, bising (-)
• Abdomen:
I : dinding perut > dinding dada, masa (-), supel (+), tanda
peradangan (-), luka (-), sikatrik (-)
A : peristaltik normal
P : timpani (+) pada 2 kuadran kiri atas dan bawah, pekak (+)
pada kuadran kanan atas dan bawah
P : tidak teraba masa, nyeri tekan seluruh abdomen terutama
RLQ (+), nyeri lepas tekan RLQ (+), psoas sign (+), obturator
sign (+)

• Ekstremitas : akral hangat


Pemeriksaan Laboratorium
WBC 14,6 103/uL
RBC 3,66 106/Ul
HGB 9,6 g/dl
HCT 30,7 %
MCV 83,9 fl
MCH 26,2 pg
MCHC 31,3 g/dl
PLT 48 103/uL
Assesment
- Appendisitis akut
Plan
• Sebelum operasi
• Observasi
• Tirah baring
• Puasa
• Foto thoraks
• Antibiotik : Inj. Ceftriaxone 2x1 gram
• Apendiktomy
• Pasca operasi
• Observasi tanda vital
• Latihan duduk 1 hari pasca operasi, jika tidak ada
penyulit
Anatomi Apendiks
• Organ berbentuk
tabung
• P : 3-15 cm
• Berpangkal di sekum
• Apendiks : lumen
menyempit di
proximal, melebar di
distal
• 65 % terletak
intraperitoneal
• Persarafan :
• Parasimpatis : cabang n. Vagus  a.mesenterica
superior  a.apendikularis
• Simpatis : n.torakalis X  menyebabkan nyeri visera
appendisitis dimulai di sekitar umbilikal
• Vaskularisasi :
• Dari a.apendikularis (arteri tanpa kolateral)  jk
trombosis mudah gangrene
Fisiologi Apendiks
• Produksi mukus : 1-2 ml/hari
• Mukus di lumen  sekum.
Ada hambatan aliran lendir??  apendisitis
• Mengeluarkan Ig A : dihasilkan oleh GALT di
sepanjang saluran cerna
Apendisitis Akut
Epidemiologi
• Negara maju > negara berkembang  oleh
konsumsi makanan berserat
• Jarang usia <1 tahun  karena bentuk
kerucut (lebar di pangkal, sempit di ujung)
• Tertinggi : usia 20-30 tahun
Etiologi
1. Sumbatan lumen
2. Fekalit
3. Tumor apendiks
4. Cacing askariasis
5. Erosi mukosa oleh E.histolytica
6. Makanan rendah serat
7. Konstipasi  tekanan intrasekal ↑  sumbatan
apendiks  pertumbuhan flora normal colon 
appendisitis
Patologi
24-48 jam I
Usaha pertahanan tubuh : membatasi
Bermula dari Seluruh lapisan proses radang dengan menutup
mukosa apendiks apendiks dg omentum, usus halus,
adneksa

Apendiks yang sudah meradang Isi dalamnya ada Terbentuk massa


tak bisa sembuh sempurna  abses. Bisa peri apendikular =
jaringan parut perforasi “infiltrat apendiks”

Lengket dengan Keluhan berulang


jaringan sekitar nyeri RLQ
kalo abses tak
terbentuk

app sembuh, massa


periapendikular
tenang

lama-lama hilang
sendiri
Tanda awal :

Gambaran *Nyeri samar-sama dan tumpul mulai epigastrium / umbilikus


*Mual
*Anoreksia

klinis
Nyeri pindah ke kanan bawah = tanda rangsang
peritoneum lokal di titik McBurney
* Nyeri tekan
*Nyeri lepas
*Defans muscular

Nyeri rangsang peritoneum tak langsung =


*Nyeri RLQ pada tekanan LLQ (Rovsing)
*Nyeri RLQ bila tekanan di LLQ dilepas (Blumberg)
*Nyeri RLQ bila peritoneum gerak (napas dalam, batuk, jalan, ngedan)
• Letak apendiks
 Retrosekal retroperitoneal  tanda nyeri RLQ tidak
jelas
 Rongga pelvis  rangsang sigmoid  peristaltik ↑ 
pengosongan rektum lebih cepat
 Nempel VU  rangsang kencing ↑
Pemeriksaan
• Demam biasanya ringan : 37,5-38,5 oC
• Suhu lbh tinggi biasanya sudah perforasi
• Pemeriksaan abdomen
– Inspeksi
• Kembung
• Penonjolan di RLQ (oleh massa/abses periapendikuler)
– Auskultasi
• Peristaltik sering normal
– Palpasi
• Nyeri tekan regio iliaka kanan + nyeri lepas = KUNCI
• Rovsing sign (+)
• Colok dubur  nyeri kalo apendiks ada di
pelvis  KUNCI
• Psoas sign : fleksi
aktif sendi panggul
kanan
• Obturator sign : fleksi
dan endorotasi
panggul kanan
Laboratorium
• Leukositosis
Diagnosis
• Salah diagnosis pada 15-20% kasus
• Terutama wanita : sulit bedakan dengan
keluhan dari genitalia interna  menstruasi,
radang pelvis, dsb
• USG  meningkatkan akurasi dx
• Laparoskopi  jika meragukan
ALVARADO SCORE
1. Appendicitis Point Pain 2
2. Leucositosis (>10.000/mm3) 2
3. Vomitus/Nausea 1
4. Anorexia 1
5. Rebound Tenderness Phenomen 1
6. Abdominal Migrate Pain 1
7. Degree of Celcius (>37,3ْ C) 1
8. Observation of Hemogram (segmen >75%) 1

>8 : Acute Appendicitis


5–7 : Suspect Acute Appendicitis
<5 : Not Acute Appendicitis
Diagnosis Banding

GE Demam Dengue Salpingitis

• Mual, muntah, • Bisa ada sakit • Suhu lebih tinggi


diare dulu baru perut seperti drpd app
rasa sakit peritonitis • Nyeri RLQ lebih
• Hiperperstaltik • RL (+) difus
• Trombositopenia • Ada keputihan
• Demam dan
leukositosis • Hmt ↑ • VT  nyeri
goyang porsio
tidak menonjol
Urolitiasis pielum Penyakit saluran
Kista ovarium
/ ureter kanan cerna lain
• Kolik pinggang • Nyeri • Kolesistitis
ke perut, njalar mendadak, • Perforasi kolon
ke inguinal intensitas tinggi
kanan • Px abd /VT/ RT
• Hematuria  Teraba massa
• Pastikan dengan di rongga pelvis
BOF abdomen • Tidak demam
• Pastikan dg USG
Penatalaksanaan
• Apendiktomi dengan laparoskopi
• Antibiotik, kecuali kalo udah abses/perforasi
Laparoskopi
Komplikasi
Jika penanganan terlambat dapat terjadi:
1. Perforasi appendix
2. Perforasi ini akan dibungkus omentum menjadi abcess
(appendiculair abcess)
• Tanda : demam, takikardi, nyeri memberat, membengkak,
leukositosis >>
3. Abcess pecah  peritonitis  perlengketan usus dan ileus
obstruksi
4. Dapat berlanjut sepsis dan syok yang mengancam jiwa
Apendisitis rekuren
• Riwayat nyeri RLQ berulang
• Terjadi jika serangan app pertama sembuh
spontan
• App yang terinfeksi  fibrosis & jaringan
parut  resiko terinfeksi lagi : 50%
• Segera APENDIKTOMI
Apendisitis kronis
• Diagnosis
1. Riwayat nyeri RLQ >2 minggu
2. Radang kronik apendiks secara
makroskopis/mikroskopis
• Mikro : fibrosis menyeluruh dinding apendiks,
sumbatan parsial/total lumen apendiks, jaringan
parut, ulkus lama di mukosa, infiltrasi sel inflamasi
kronik
3. Keluhan menghilang setelah apendektomi

Вам также может понравиться