Вы находитесь на странице: 1из 19

1. Dea Rani Soemarsono.

2. Kartika Norma W.
3. Muzhaida Supriyadi.
4. Sharfina Fitria M.
5. Sondy Wijaya.
 Secara etimologi, kata khalik berasal dari bahasa
Arab, dari kata kerja َ‫ َخلَق‬yang berarti menciptakan.

 Kata َ‫ َخلَق‬ini diubah menjadi ‫ َفا ِع ُل‬atau pelaku sehingga


terbentuklah kata ‫خَا ِل ُق‬yang berarti pencipta, pencipta
alam semesta.

 Pengertian ‫خَا ِل ُق‬ini menunjuk kepada Allah swt.


sebagai pencipta seluruh makhluk yang hidup di
alam semesta.
KHALIK

TUHAN dalam Perspektif Agama

Iman Kepada ALLAH dan


Dimensi Tauhidullah

Konsep Kekuasaan dan Takdir


ALLAH atas Makhluk
A
 Ada banyak nama untuk menyebut Tuhan, dan nama
yang berbeda-beda melekat pada gagasan kultural
tentang sosok Tuhan dan sifat-sifat apa yang
dimilikinya. Atenisme pada zaman Mesir Kuno,
kemungkinan besar merupakan agama monoteistis
tertua yang pernah tercatat dalam sejarah yang
mengajarkan Tuhan sejati dan pencipta alam
semesta, yang disebut Aten. Kalimat "Aku adalah Aku"
dalam Alkitab Ibrani, dan "Tetragrammaton" YHVH
digunakan sebagai nama Tuhan, sedangkan Yahweh,
dan Yehuwa kadangkala digunakan dalam agama
Kristen sebagai hasil vokalisasi dari YHVH.
 Dalam bahasa Arab, nama Allah digunakan, dan
karena predominansi Islam di antara para penutur
bahasa Arab, maka nama Allah memiliki konotasi
dengan kepercayaan dan kebudayaan Islam.
Umat muslim mengenal 99 nama suci bagi Allah,
sedangkan umat Yahudi biasanya menyebut Tuhan
dengan gelar Elohim atau Adonai (nama yang kedua
dipercaya oleh sejumlah pakar berasal dari bahasa
Mesir Kuno, Aten).Dalam agama Hindu, Brahmana
biasanya dianggap sebagai Tuhan monistis. Agama-
agama lainnya memiliki panggilan untuk Tuhan,
diantaranya: Baha dalam
agama Baha'i,Waheguru dalam Sikhisme, dan Ahur
a Mazda dalam Zoroastrianisme.
KHALIK

TUHAN dalam Perspektif Agama

Iman Kepada ALLAH dan


Dimensi Tauhidullah

Konsep Kekuasaan dan Takdir


ALLAH atas Makhluk
B
 Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya.
Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan
dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan
tindakan (perbuatan). Dengan demikian, iman kepada Allah
adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-
benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan
Nya, kemudian pengakuan ini diikrarkan dengan lisan, serta
dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata. Jadi,
seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan
di atas.
B
 Tauhid diambil kata : Wahhada-
Yuwahhidu-Tauhidan yang artinya
mengesakan. Satu suku kata dengan
kata wahid yang berarti satu atau kata
ahad yang berarti esa. Dalam ajaran Islam
Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan
Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La
Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan
melainkan Allah.
 Tauhid merupakan inti dan dasar dari
seluruh tata nilai dan norma Islam,
sehingga oleh karenanya Islam dikenal
sebagai agama tauhid yaitu agama yang
mengesakan Tuhan. Bahkan gerakan-
gerakan pemurnian Islam terkenal dengan
nama gerakan muwahhidin ( yang
memperjuangkan tauhid ).
Tauhid berdasarkan Al-Qur’an ada 3 macam yakni :
Tauhid Rububiyah
B
 Yaitu pengakuan bahwa sesungguhnya Allah adalah
Tuhan dan Maha Pencipta. Orang-orang kafir pun
mengakui macam tauhid ini. Tetapi pengakuan
tersebut tidak menjadikan mereka tergolong sebagai
orang Islam. Allah berfirman, "Dan sungguh, jika
Kamu bertanya kepada mereka, 'Siapakah yang
menciptakan mereka', niscaya mereka
menjawab,'Allah'." (Az-Zukhruf: 87). Berbeda dengan
orang-orang komunis, mereka mengingkari
keberadaan tuhan. Dengan demikian, mereka lebih
kufur dari pada orang-orang kafir Jahiliyah.
Tauhid Uluhiyah
 Yaitu mengesakan Allah dengan melakukan
berbagai macam ibadah yang disyari'atkan.
Seperti berdo’a, memohon pertolongan
kepada allah, thawf, menyembelih binatang
kurban, dan berbagai ibadah lainnya.
Macam tauhid inilah yang diingkari oleh
orang-orang kafir. Dan ia pula yang menjadi
sebab perseteruan dan pertentangan antara
umat-umat terdahulu dengan para rasul
mereka, sejak nabi Nuh.AS hingga diutus
nabi Muhammad.SAW.
Tauhid Asma’ Wa Shifat B
 Yaitu beriman terhadap segala apa yang
terkandung dalam Al-Qur'anul Karim dan
hadits shahih tentang sifat-sifat Allah yang
berasal dari penyifatan Allah atas Dzat-Nya
atau penyifatan rosululah SAW. Beriman
kepada sifat-sifat Allah tersebut harus
secara benar, tanpa ta'wil (penafsiran),
tahrif (penyimpangan), takyif (visualisasi,
penggambaran), ta'thil (pembatalan,
penafian), tamtsil (penyerupaan), tafwidh
(penyerahan, seperti yang.banyak dipahami
oleh manusia)
KHALIK

TUHAN dalam Perspektif Agama

Iman Kepada ALLAH dan


Dimensi Tauhidullah

Konsep Kekuasaan dan Takdir


ALLAH atas Makhluk
C
 Iradah Kauniyah Qadari, kehendak Kauni
atau Masyiah adalah kehendak Allah terhadap
perbuatan-Nya, baik yang dikehendaki-Nya dan
dilakukan-Nya tersebut disukai-Nya ataupun dibenci-
Nya. Iradah Kauniyah adalah kehendak Allah yang pasti
terjadi pada seluruh makhluknya secara mutlak, tidak
ada pilihan lain bagi makhluknya kecuali takdir ini
harus terjadi. Iradah Kauni terjadi pada seluruh
makhluknya, baik kepada hamba-Nya yang dicintai-Nya
maupun yang dibenci-Nya, makhluk yang beriman
maupun yang ingkar (kafir).
 Allah berkehendak untuk memberi petunjuk
dan juga menyesatkan hamba yang
dikehendakinya. Allah menakdirkan
kebaikan dan kecelakaan bagi makhluknya.
Allah menghendaki adanya hamba yang
kaya atau miskin, sehat atau sakit, cantik
atau cacat, raja atau rakyat, beriman atau
kafir. Semua terjadi karena hikmah-Nya
dan agar terjadi interaksi kehidupan di
muka bumi. Segala yang telah terjadi
dalam sejarah dunia kita adalah kehendak
Kauni Allah yang telah dan pasti terjadi,
dan tidak akan ada dunia
aternatif (Alternate world/realitas alternatif).
Sebagian contoh Iradah Kauniyah:

 Secara Kauni, Allah menghendaki (menakdirkan) Abu


Bakar beriman kepada ajaran Nabi Muhammad , dan Allah
C
menyukai keimanan Abu bakar tersebut.

 Allah menakdirkan Iblis membangkang perintah-Nya untuk


sujud terhadap Adam, dan Allah membenci tindakan Iblis
tersebut.

 Allah menakdirkan kebanyakan manusia membangkang


perintah-Nya dan Dia membenci pembangkangan tersebut.

 Allah menakdirkan kelahiran dan tidak ada yang mampu


menolak untuk dilahirkan, dan menakdirkan kematian serta
tidak ada yang mampu menghindari kematian.

 Allah secara kauni menakdirkan seluruhnya, seluruh


tindakan manusia, penyakit, bencana alam, penciptaan
Malaikat dan Iblis, adanya kebaikan dan kejahatan.
C
 Iradah Syar’iyah Diniyah atau Kehendak Syar’i adalah kehendak
Allah dalam perintah agama-Nya, Iradah Syar’iyah adalah
kehendak Allah yang tidak mengharuskan terjadinya apa yang
diinginkan-Nya dan dicintai-Nya. Hal ini dikarenakan Allah
memberikan pilihan (free will) bagi manusia untuk taat atau
untuk menolak. Allah menyukai kehendaknya ini untuk
dilaksanakan makhluknya dan membenci apabila kehendaknya
ini dilanggar. Barang siapa yang menuruti kehendak syar’i ini
diberi pahala dan dijanjikan Surga sedangkan yang menolak
akan berdosa dan terancam Neraka. Iradah Syar’i hanya terjadi
kepada hamba-Nya yang dicintai-Nya yaitu hamba-Nya yang
beriman. Allah senang bila mereka mendapat petunjuk dan
bersyukur, serta tidak ridha apabila mereka kafir.
Contoh Iradah Syar’iyah: C
 Allah secara syar’i menghendaki dan menyukai
seluruh manusia untuk beribadah kepada-Nya,
namun secara kehendak kauni Allah menakdirkan
ada sebagian manusia yang beriman dan sebagian
manusia yang ingkar, Ada manusia yang
melaksanakan shalat dan ada yang meninggalkan
shalat.
 Allah secara syar’i menghendaki manusia untuk
berbuat jujur, maka ada sebagian manusia yang
berbuat jujur dan Allah menyukainya.

Вам также может понравиться