Вы находитесь на странице: 1из 21

KEJANG DEMAM PADA ANAK

Pembimbing :
Dr. Sedyo Wahyudi, Sp.A

Penyusun:
Yulita Hera (11.2018.058)
PENGERTIAN

 Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada


kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38°C) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
 Kejang demam merupakan kelainan neurologis.
 Sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak umur 6
bulan sampai 4 tahun.
 Kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Kejang demam sederhana
b. Kejang demam kompleks
ETIOLOGI

 Suhu tubuh lebih dari 38° C


 Kehilangan kesadaran atau pingsan
 Tubuh (kaki dan tangan) kaku
 Kepala menjadi terkulai disertai rasa seperti orang
terkejut
 Kulit berubah pucat bahkan menjadi biru
 Bola mata terbalik ke atas
 Bibir terkatup kadang disertai muntah
EPIDEMIOLOGI

Terjadi pada 2-4% populasi anak.


Sering terjadi pada usia 6 bulan sampai 3 tahun dengan puncak usia 18 bulan.
Sebagian besar kejang demam merupakan kejang demam sederhana, kejang
demam kompleks hanya berkisar 35%.
DIAGNOSIS

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik dan Neurologis

Pemeriksaan Penunjang:
ANAMNESIS
 Adanya kejang, sifat kejang, bentuk kejang, kesadaran selama dan setelah kejang,
durasi kejang, suhu sebelum/saat kejang, frekuensi, interval antara 2 serangan kejang,
penyebab demam di luar susunan saraf pusat.
 Riwayat demam sebelumnya (sejak kapan, timbul mendadak atau perlahan, menetap
atau naik turun).
 Riwayat kejang sebelumnya (kejang disertai demam maupun tidak disertai demam atau
epilepsi).
 Riwayat gangguan neurologis (menyingkirkan diagnosis epilepsi).
 Riwayat trauma kepala.
 Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga.
 Menentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam (ISPA, OMA, dan lain-lain).
 Singkirkan penyebab kejang lainnya.
PEMERIKSAAN FISIK
 Tanda vital terutama suhu tubuh
 Manifestasi kejang yang terjadi
 Kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau molase kepala berlebihan
 Pemeriksaan untuk menentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam
 Tanda peningkatan tekanan intrakranial
 Tanda infeksi di luar SSP
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

 Tingkat kesadaran
 Tanda rangsang meningeal
 Tanda refleks patologis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Lab (Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, morfologi sel, Na, K,
Cl, Glukosa darah)
 Pungsi lumbal
 Electroencephalography (EEG).
TANDA DAN GEJALA

 Infeksi saluran pernapasan atas


 Infeksi telinga bagian tengah
 Infeksi paru-paru
 Infeksi saluran pencernaan
 Infeksi saluran kemih
PATOFISIOLOGI

Peningkatan suhu tubuh

Perubahan keseimbangan membran sel

Difusi ion kalium dan natrium melalui membran sel

Terjadinya pelepasan muatan listrik otak


Meluas keseluruh tubuh melalui neurotransmitter

Kejang

Edema otak Epilepsi


Kerusakan
neuron otak

Infeksi
Infeksi

Terganggunya sistem

Sistem persyarafan terganggu

Resiko cedera hipertermi, kebersihan jalan nafas tidak efektif,


gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit gangguan tumbang
(tumbuh kembang anak)
Kejang •Kejang demam berlangsung singkat
•Durasi kurang dari 15 menit

Demam •Kejang dapat umum, tonik, dan atau


klonik
•Umumnya akan berhenti sendiri
sederhana •Tanpa gerakan fokal
•Tidak berulang dalam 24 jam

Kejang •Kejang lama dengan durasi lebih dari


15 menit.

Demam
•Kejang fokal atau parsial satu sisi,
atau kejang umum didahului kejang
parsial.
Kompleks •Berulang lebih dari 1 kali dalam 24
jam.
PENATALAKSANAAN

A. Penatalaksanaan Medis
1. Pengobatan penunjang

-Semua pakaian ketat dibuka

-Posisi kepala sebaiknya


miring untuk mencegah
aspirasi isi lambung

-Usahakan agar jalan napas


bebas untuk menjamin
kebutuhan oksigen
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada kejang demam adalah :
 Apneu
 Depresi pusat pernapasan
PROGNOSIS

Risiko berulangnya kejang demam


 Sekitar 1/3 anak dapat mengalami kejang demam berulang, 10% dapat terjadi
lebih dari 3 kali.
Rekurensi kejang demam:
 50% dalam 6 bulan pertama
 75% dalam tahun pertama
 90% dalam tahun kedua
 Kejang demam pertama < 1 tahun: 50%
 Kejang demam pertama > 1 tahun: 28%
Risiko terjadi epilepsi di kemudian hari. Sebesar 2-10% penderita kejang demam
mengalami epilepsi di kemudian hari.
Risiko mengalami kecacatan atau kematian.(Tidak pernah dilaporan)
PENCEGAHAN
1. Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang
demam sederhana. Beri diazepam dan antipiretika
pada penyakit-penyakit yang disertai demam.
2. Pencegahan kontinu untuk kejang demam
komplikata

Fero barbital 5-7 mg/kg/24 jam dibagi 3 dosis

Fenitoin 2-8 mg/kg/24 jam dibagi 2-3 dosis

Klonazepam (indikasi khusus)


TERIMAKASIH

Вам также может понравиться