Вы находитесь на странице: 1из 15

Kelompok E :

 Sindi Arianti  Intan Kanira

 Diana Saleha  Adinda

 Maharani Avia P  Verawati

 Cabela Milanda  Risaldy Noverian


• Perdarahan bisa dialami oleh ibu baik ketika sedang hamil,
pada saat persalinan dan dalam masa pemulihan selama 40 hari
setelah melahirkan ( masa nifas )
Ada dua jenis perdarahan pasca persalinan:
• Perdarahan postpartum primer terjadi saat kehilangan lebih
dari 500 ml darah dalam 24 jam pertama setelah persalinan
• Perdarahan postpartum sekunder terjadi saat memiliki
perdarahan berat melalui vagina di antara 24 jam hingga 12
minggu setelah persalinan
• mengeluarkan darah dari jalan lahir > 500 cc
• Kehilangan darah berwarna merah terang secara berlebih
melalui vagina setelah persalinan.
• Nyeri pada perut bawah.
• Demam.
• perubahan tanda vital, seperti; pasien mengeluh lemah,
limbung, berkeringat dingin, menggigil, hiperpnea
• Hb < 8 g%
 Pernah mengalami perdarahan postpartum pada kehamilan
sebelumnya
 Memiliki IMT (indeks massa tubuh) lebih dari 35
 Pernah memiliki 4 bayi atau lebih
 Mengandung kembar dua atau kembar tiga
 Etnis Asia Tenggara (termasuk Indonesia)
 Memiliki plasenta yang terletak rendah (placenta previa)
 Plasenta keluar lebih awal (placental abruption)
 Pre-eklampsia dan/atau tekanan darah tinggi
 Anemia
 Persalinan dengan operasi caesar
 Induksi persalinan
 Plasenta yang tertahan
 Episiotomi (gunting vagina untuk membantu persalinan)
 Forcep atau persalinan ventouse
 Persalinan lebih dari 12 jam
 Memiliki bayi berukuran besar (lebih dari 4 kg)
 Memiliki bayi pertama saat Anda berusia di atas 40 tahun.
1. Atonia Uteri
Atonia uteri adalah suatu kondisi
dimana myometrium tidak dapat
berkontraksi dan bila ini terjadi maka
darah yang keluar dari bekas tempat
melekatnya plasenta menjadi tidak
terkendali.
Beberapa faktor predisposisi yang terkait dengan perdarahan
pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri :
• uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan.
• Kala I atau II yang memanjang.
• Persalinan cepat (partus presipitatus).
• Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin
(augmentasi).
• Infeksi intrapartum.
• Multiparitas tinggi.
• Magnesium sulfat digunakan untuk mengendalikan kejang
pada preeklampsia/eklampsia
Atonia uteri dapat terjadi sebagai akibat dari terjadinya :
• Partus lama
• Pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil :
seperti pada kehamilan kembar, hidramnion atau janin besar.
• Multiparitas
• Anestesi yang dalam
• Anestesi lumbal
Laserasi spontan pada vagina atau perineum
dapat terjadi saat kepala dan bahu dilahirkan. Kejadian
laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu
cepat dan tidak terkendali (JNPK, 2007).
Perdarahan dalam keadaan di mana plasenta
telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat
dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari
perlukaan jalan lahir .
Miss : Robekan perineum, robekan dinding vagina,
robekan serviks, dan rupture uteri
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum
lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah
bayi lahir (Saifuddin, 2001).
Kondisi umum yang menjadi penyebab retensio plasenta adalah :
• Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh
melekat lebih dalam.
• Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena atonia uteri
dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Atau karena
adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim akibat
kesalahan penanganan kala III, yang akan menghalangi
plasenta keluar (Plasenta inkarserata).
Kegawatdaruratan kala III yang dapat menimbulkan perdarahan
adalah terjadinya inversi uterus. Inversi uterus adalah keadaan
dimana lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan keluar
lewat ostium uteri eksternum, yang dapat bersifat inklomplit
sampai komplit.
Faktor yang memungkinkan terjadi :
 Adanya atonia uteri
 Serviks yang masih terbuk lebar
 Adanya kekuatan yang menarik fundus kebawah
Inversio uteri ditandai dengan tanda tanda:
 Syok karena kesakitan
 Perdarayhan banyak bergumpal
 Vulva tampak endometrium terbalik dengan atau tanpa
plasenta masih melekat
 Bila baru terjadi, maka prognosis cukup baik akan tetapi bila
kejadianya cukup lama maka jepitan serviks yang mengecil
akan membuat uterus mengalami iskemia, nekrosis dan infeksi.
akan ada tendensi mudah terjadi perdarahan setiap dilakukan
penjahitan dan perdarahan akan merembes atau
timbulhematoma pada bekas jahitan, suntikan, perdarahan dari
gusi, rongga hidung dan lainlain.
Prediposisi untuk terjdinya hal ini adalah solisio plasenta,
kematian jain dalam kandungan, eklamsia, emboli cairan
ketuban, dan sepsis.
1. Persiapan sebelum hamiluntuk memperbaiki keadaan
umum dan mengatasi setiap penyakit kronis, anemia, dan
lainlain
2. Mengenal faktor predisposisi PPP
3. Persalinan harus selesai dalam waktu 24jam dan
pencegahan partus lama.
4. kehamilan resiko tinggi agar melahirkan difasilitas rumah
sakit rujukan
5. Kehamilan resiko rendah agar melahirkan ditenaga
kesehatan terlatih dan menghindari persalinan dukun
6. Menguasai langakah langkahbpertolongan pertama
menghadapi PPP mengadakan rujukan sebagai mestinya.

Вам также может понравиться