• Perdarahan bisa dialami oleh ibu baik ketika sedang hamil, pada saat persalinan dan dalam masa pemulihan selama 40 hari setelah melahirkan ( masa nifas ) Ada dua jenis perdarahan pasca persalinan: • Perdarahan postpartum primer terjadi saat kehilangan lebih dari 500 ml darah dalam 24 jam pertama setelah persalinan • Perdarahan postpartum sekunder terjadi saat memiliki perdarahan berat melalui vagina di antara 24 jam hingga 12 minggu setelah persalinan • mengeluarkan darah dari jalan lahir > 500 cc • Kehilangan darah berwarna merah terang secara berlebih melalui vagina setelah persalinan. • Nyeri pada perut bawah. • Demam. • perubahan tanda vital, seperti; pasien mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin, menggigil, hiperpnea • Hb < 8 g% Pernah mengalami perdarahan postpartum pada kehamilan sebelumnya Memiliki IMT (indeks massa tubuh) lebih dari 35 Pernah memiliki 4 bayi atau lebih Mengandung kembar dua atau kembar tiga Etnis Asia Tenggara (termasuk Indonesia) Memiliki plasenta yang terletak rendah (placenta previa) Plasenta keluar lebih awal (placental abruption) Pre-eklampsia dan/atau tekanan darah tinggi Anemia Persalinan dengan operasi caesar Induksi persalinan Plasenta yang tertahan Episiotomi (gunting vagina untuk membantu persalinan) Forcep atau persalinan ventouse Persalinan lebih dari 12 jam Memiliki bayi berukuran besar (lebih dari 4 kg) Memiliki bayi pertama saat Anda berusia di atas 40 tahun. 1. Atonia Uteri Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana myometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. Beberapa faktor predisposisi yang terkait dengan perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri : • uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan. • Kala I atau II yang memanjang. • Persalinan cepat (partus presipitatus). • Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin (augmentasi). • Infeksi intrapartum. • Multiparitas tinggi. • Magnesium sulfat digunakan untuk mengendalikan kejang pada preeklampsia/eklampsia Atonia uteri dapat terjadi sebagai akibat dari terjadinya : • Partus lama • Pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil : seperti pada kehamilan kembar, hidramnion atau janin besar. • Multiparitas • Anestesi yang dalam • Anestesi lumbal Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala dan bahu dilahirkan. Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali (JNPK, 2007). Perdarahan dalam keadaan di mana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir . Miss : Robekan perineum, robekan dinding vagina, robekan serviks, dan rupture uteri Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Saifuddin, 2001). Kondisi umum yang menjadi penyebab retensio plasenta adalah : • Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat lebih dalam. • Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Atau karena adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III, yang akan menghalangi plasenta keluar (Plasenta inkarserata). Kegawatdaruratan kala III yang dapat menimbulkan perdarahan adalah terjadinya inversi uterus. Inversi uterus adalah keadaan dimana lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat bersifat inklomplit sampai komplit. Faktor yang memungkinkan terjadi : Adanya atonia uteri Serviks yang masih terbuk lebar Adanya kekuatan yang menarik fundus kebawah Inversio uteri ditandai dengan tanda tanda: Syok karena kesakitan Perdarayhan banyak bergumpal Vulva tampak endometrium terbalik dengan atau tanpa plasenta masih melekat Bila baru terjadi, maka prognosis cukup baik akan tetapi bila kejadianya cukup lama maka jepitan serviks yang mengecil akan membuat uterus mengalami iskemia, nekrosis dan infeksi. akan ada tendensi mudah terjadi perdarahan setiap dilakukan penjahitan dan perdarahan akan merembes atau timbulhematoma pada bekas jahitan, suntikan, perdarahan dari gusi, rongga hidung dan lainlain. Prediposisi untuk terjdinya hal ini adalah solisio plasenta, kematian jain dalam kandungan, eklamsia, emboli cairan ketuban, dan sepsis. 1. Persiapan sebelum hamiluntuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap penyakit kronis, anemia, dan lainlain 2. Mengenal faktor predisposisi PPP 3. Persalinan harus selesai dalam waktu 24jam dan pencegahan partus lama. 4. kehamilan resiko tinggi agar melahirkan difasilitas rumah sakit rujukan 5. Kehamilan resiko rendah agar melahirkan ditenaga kesehatan terlatih dan menghindari persalinan dukun 6. Menguasai langakah langkahbpertolongan pertama menghadapi PPP mengadakan rujukan sebagai mestinya.