Вы находитесь на странице: 1из 23

Dr.

Hesti Lestari, SpA

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado
TUJUAN
1. MENENTUKAN ADANYA PENURUNAN
KESADARAN PADA SAAT JUMPA
PERTAMA
2. MENENTUKAN URUTAN INTERVENSI
DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN
3. MENENTUKAN EVALUASI DAN
PENATALAKSANAAN
KOMA
Gangguan SSP paling berat
Perlu penanganan yang cepat, tepat dan
adekuat

DERAJAT PENURUNAN KESADARAN


1. Kompos mentis (sadar atau bangun), sangat
tanggap terhadap lingkungan
2. Obtundasi (apatis), gangguan kesadaran
ringan
3. Letargi (somnolent), mengantuk sampai
tertidur
4. Stupor (sopor), menyerupai tidur dalam
5. Koma: tidur dalam tanpa dapat dibangunkan
Terminologi tersebut bersifat subyektif

Skala koma Glasgow


Skala koma pediatrik paling objektif
Menilai beratnya penyakit
Indikasi memulai terapi
Pemantauan
Meramal prognosis penyakit

E4V5M6 (3-15) PENURUNAN RINGAN : 13-14


SEDANG : 9-12
BERAT : 3-8
Keterangan
Skala koma Glasgow (SKG)
Nilai tertinggi : 15
Nilai terendah : 3
Penurunan kesadaran ringan : 13-14
sedang: 9-12
berat : 3-8
SKALA KOMA PEDIATRIK SKALA KOMA GLASGOW

Membuka mata Nilai Membuka mata Nilai


•Spontan 4 •Spontan 4
•Respon terhadap bicara 3 •Thd perintah verbal 3
•Terhadap nyeri 2 •Terhadap nyeri 2
•Tidak ada respon 1 •Tidak ada respon 1

Respon verbal Respon verbal


•Bicara, tersenyum, berkukur (bayi) 5 •Bicara terorientasi 5
•Kata-kata tak karuan/menangis 4 •Bicara tak terorinteasi 4
•Menangis atau memekik tak karuan 3 •Kata-kata tidak tepat 3
•Bersungut-sungut (grunts) 2 •Suara tidak khas 2
•Tidak ada respon 1 •Tidak ada respon 1
Respon Motorik Respon Motorik
•Spontan/normal 6 •Menurut perintah 6
•Melokalisasi nyeri 5 •Melokalisasi nyeri 5
•Menghindar thd nyeri (fleksi) 4 •Menghindar thd nyeri (fleksi) 4
•Fleksi abnormal thd nyeri 3 •Fleksi abnormal thd nyeri (dekortikasi) 3
•Ekstensi abnormal thd nyeri 2 •Ekstensi abnormal(deserebrasi) 2
•Tidak ada respon 1 •Tidak ada respon 1
ETIOLOGI KOMA
95% disebabkan kelainan nonstruktural

Keadaan yg sering menyebabkan koma:


1. Trauma
2. Keracunan
3. Sindroma Reye
4. Tumor intraserebri
5. Keadaan pasca kejang
6. Infeksi susunan saraf pusat
7.Ensefalopati hipoksik iskemik dan metabolik
Penyebab koma
Jenis Koma Contoh kelainan/penyakit Gambaran Klinis

Kelainan non Meningitis, ensefalitis Penurunan kesadaran,


struktural Henti kardiorespirasi, hipotermia, Hilangnya tanda-tanda
hipotensi, Kejang atau pasca lateralisasi,
kejang, sindroma Reye, sindroma Ggn respon pupil,
Hemolitik uremik, keracunan, Hilangnya deviasi konjugat
dehidrasi, ggn elektrolit, gagal atau pandangan (gaze)
organ, Kelainan metabolisme diskonjugat
bawaan

Kelainan struktural
Lesi supratentorial Trauma (kecelakaan atau non Penurunan kesadaran
kecelakaan), tumor, abses, Gej. Motorik fokal sgt jelas
perdarahan, infark Deviasi konjugat atau
pandangan diskonjugat
Respon pupil thd cahaya
tidak reaktif atau ekual

Lesi subtentorial Tumor, infark, perdarahan (fossa Disfungsi brainstem awal,


posterior, subdural, malformasi disfungsi motilitas okular.
arteriovena) Pola pernafasan abnormal
DIAGNOSIS DAN PENILAIAN
Tentukan tipe koma dg penilaian klinis (tabel 2)
Carilah gejala dan tanda-tanda  TIK, juga
tanda-tanda lokalisasi misalnya hemiparese

A. ANAMNESIS
Trauma, kejang, riwayat kesehatan yl dan hub dg
pengobatan, alkohol dan toksin
Demam inf. SSP (meningitis, ensefalitis) atau
ensefalopati pasca infeksi
(sindroma Reye, ensefalomielitis pasca infeksi)
B. PEMERIKSAAN FISIS
Tujuan utama:
membedakan kelainan struktural (supra atau
subtentorial), dan non struktural

1. Pemeriksaan nerologis
- derajat kesadaran
- fungsi saraf otak
- fungsi sensori-motorik
Bagaimanan derajat kesadarannya?
Adakah tanda-tanda lokalisasi?
Apakah fungsi brainstem normal?
(mata: reaksi pupil, refleks gerakan bola mata;
respirasi; fungsi motorik)
2. Pemeriksaan fisis umum

a. Tanda vital
Hiperventilasi: asidosis metabolik,
keracunan salisilat atau
sindroma Reye
Pernafasan Cheyne –Stokes:
disfungsi hemisfer serebri bilateral
Hipertensi:
peny ginjal, keracunan,  TIK
DIAGNOSIS BANDING
Lesi Supratentorial
1. Gejala awal bersifat fokal
2. Progresifitas rostrokaudal
3. Kelainan neurologik tergantung daerah
yg terkena

Lesi Infratentorial
1. Disfungsi batang otak sebagai gejala dini
2. Timbul koma mendadak
3. Kelumpuhan saraf otak
4.Timbul gangguan pernafasan secara dini
Penyakit infeksi, metabolik, atau toksik
1. Mengacau atau stupor mendahului gejala
motorik
2. Gejala motorik simetrik
3. Reaksi pupil tetap baik
4. Kejang, mioklonus, tremor atau asteriksis
5. Hipoventilasi atau hiperventilasi
b. Tanda-tanda umum
Demam, kaku kuduk, infeksi SSP
Tanda trauma : memar, laserasi,
hematoma dan hemotimpanum
Ptekie atau perdarahan:
kelainan perdarahan

c. Pemeriksaan rontgen dan


laboratorium
PENATALAKSANAAN KOMA
Langkah terpenting adalah mencegah kerusakan
otak lebih lanjut
TATALAKSANA KOMA DI RUANG GAWAT
DARURAT

A. Pertahankan jalan napas: ventilasi memadai


Hipoventilasi/ TIK: intubasi dan
ventilasi
Stabilisasi leher bila trauma leher
/multipel

B. Konsultasi dg NC bila ada lesi struktural

C. Pantau keseimbangan cairan, gula darah dan


tekanan darah. Pasang dauer kateter dan
urinalisis
D. Pasang akses IV (infus), ambil sampel
darah untuk pemeriksaan laboratorium

E. Bila glukosa darah rendah, berikan


dekstrose 10% 2,5 ml/kg BB (neonatus)
dan dekstrose 25% 1-2 ml/kgBB (anak)
secara bolus IV diikuti infus dextrose 10%

F. Bila tersangka keracunan berikan


nalokson 0,01 mg/kgBB, bila tidak efektif
dapat diulang dengan dosis 0,1 mg/kgbb
G. Bila tersangka meningitis bakterialis, pungsi
lumbal (konsul), ambil sampel darah untuk
kultur dan segera berikan antibiotik

H. Bila tersangka ensefalitis herpes simpleks,


periksa EEG (bila mungkin),
obati dg asiklovir

I. Bila ada herniasi, berikan hiperventilasi dan


manitol

J. Bila keracunan benzodiaxzepin: obati


Flumezenil

K. Bila  TIK : hiperventilasi dan obat-obatan


Kematian otak

1. Tidak memberi respon vokal maupun motorik

2. Apnea, tidak ada napas spontan setelah 10


menit

3. Tidak ada refleks batang otak, seperti refleks


kornea, okulosefalik, okulovestibuler dan
refleks muntah

4. Ketiga kriteria diatas menetap selama 12 jam


dan pada anak kecil selama 72 jam
INGAT :

1. Semua penderita koma harus dirawat

2. Terapi definitif koma kadang-kadang


dapat dilakukan di ruang gawat darurat
PROGNOSIS

Tergantung kepada etiologi, lamanya dan adanya


tanda klinis
Koma karena HIE : buruk
Koma karena metabolik atau toksis: baik
Koma non traumatik : 50% sembuh
Koma metabolik : 50-75% sembuh
KEY POINTS

A. PADA ANAK 95% KOMA


DISEBABKAN KELAINAN NON
STRUKTURAL

B. JANGAN MELAKUKAN PUNGSI


LUMBAL PADA ANAK KOMA
KECUALI DALAM PENGAWASAN
DOKTER SPESIALIS ANAK, SARAF
ATAU NC

Вам также может понравиться