Вы находитесь на странице: 1из 107

Neonatal sepsis

dr. Erita Ilyas, SpA


Neonatal sepsis

Def :
sindroma klinis yg timbul akibat invasi
mikroorganisme kedlm aliran drh yg
timbul pd 1 bln pertama kehidupan
Tujuan Umum

Peserta akan mampu :


1. Menjelaskan ttg faktor risiko, penyebab
dan komplikasi infeksi neonatal
2. Melakukan manajemen infeksi neonatal
sesuai dgn fasilitas yg tersedia
Tujuan Khusus
Peserta mengetahui & mampu :
1. Mengidentifikasi tanda, gejala & diagnosis
serta manajemen infeksi neonatal
2. Mengidentifikasi tanda, gejala, diagnosis
serta manajemen komplikasi infeksi
neonatal
3. Mengetahui dan melaksanakan langkah
promotif dan preventif u/ infeksi neonatal
Etiology
 SNAD Umumnya dari tr genitalia maternal :
streptokokus group B
Kuman gram neg enterik
enterokokus sp
stafilokokus koagulase -neg

 SNAL umumnya berasal dr RS (nosokomial) :


Staphylococcus cagulase neg, Enterococcus
dan Staphylococcus aureus
Sepsis Dini vs Sepsis Lanjut
DINI LANJUT
Waktu < 72 jam > 72 jam
Asal kuman Tr genitalia Nasokomial
ibu Masa - persalinan
Gejala sepsis neonatorum
 Lethargy, hipotermi, hipertermi,
 Gawat napas, apne, takipnea sianosis paling
sering ditemui.
 takikardia
 Gejala gastrointestinal yg paling sering ditemui
muntah , diare, distensi abdomen, ileus, kesulitan
minum, hepatomegali, ikterus .
 Hipoglikemia, / hiperglikemia
 pitched cry, irritable, kejang, pontanela
menonjol atau penuh.
 Hipotensi, ketidakstabilan vasomotor, syok
 Purpura, perdarahan GIT, DIC
Indikator lab sepsis
1. Leukopenia (TLC < 5000/mm3)
2. leukositosis sel darah putih > 20.000
3. jumlah neutrophil absolut (ANC) < 1500
neutrophil (I/T) ratio (>0.2)
4. CRP positif
5. kultur : kultur diambil sebelum
antibiotoka diberikan.
Keterangan :
 * indikator lab :
 Jumlah leukosit

 Jumlah trombosit

 CRP

 IT Ratio

 kultur darah
 Urinalisis/kultur urin : hanya dikerjakan pada
sepsis lanjut
 Pungsi lumbal : hanya dikerjakan pada Sepsis
lanjut atau pada dini dgn hasil kultur darah (+)
 Foto Röntgen dada : pada neonatatus dengan
gejala sindrom gawat napas
Faktor Risiko ibu :

 Ketuban pecah > 18 jam.


 Ibu demam saat intrapartum > 38°C.
 Persalinan kurang bulan .
 Infeksi saluran kemih
 Asfiksia antenatal atau intrapartum
Faktor Risiko neonatal:
 Kelahiran kurang bulan
 Neonatus dng selang endotrakea, akses
vena sentral, kateter infus
 Neonatus yg minum susu formula
Terapi Suportif

 Bayi dihangatkan
 Infuse dextrose 10 % 2 ml/kg untuk
mencapai kondisi normoglycemia
 Pertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit serta perfusi jaringan. Bila
Capillary Refill > 3 dtk infuse NaCl 10
ml/kg BB/30 menit
………... Terapi Suportif

 Hindari minum enteral jk bayi k u nya


jelek
 Support pernapasan dengan oksigen bila
ada sianosis
 dipertimbangkan tranfusi tukar jk ada
tanda2 sklerema
Meningitis

 10-15 % kasus mengalami meningitis


 Meningitis dapat selalu terjadi tanpa
gejala klinis yg nyata
 LP harus dilakukan LP pada setiap kasus
lanjut
Antibiotik Cara Dosis dalam mg
Pemberian
Hari 1-7 Hari 8+
Ampisilin IV, IM 50mg/kg setiap 12 50mg/kg setiap 8 jam
jam

Ampisilin u/ IV 100 mg/kg setiap 12 100 mg/kg setiap 8


meningitis jam jam

Sefotaksim IV, IM 50mg/kg setiap 12 50mg/kg setiap 8 jam


jam

Sefataksim u/ IV 50mg/kg setiap 6 50mg/kg setiap 6 jam


meningitis jam
Gentamisin IV, IM < 2 kg
4mg/kg sekali sehari 3,5mg/kg setiap 12
jam
≥ 2 kg
5mg/kg sekali sehari 3,5/kg setiap 12
jam
Antibiotik Cara Pemberian Dosis dalam mg
Vancomycin (pada sepsis yang 20 mg/kg/dosis q 24 jam jika < 30
didapat karena cakupan gram- minggu
positif) q 18 jam jika < 34
minggu
Vancomycin (pada sepsis yang 15 mg/kg/dosis q 12 jam jika < 38
didapat karena cakupan gram- minggu
positif) q 8 jam jika cukup bulan
Ceflataxime 50 mg/kg/dosis q 12 jam jika < 7 hari
q 8 jam jika > 7 hari
Ceflazidime 30-50 mg/kg/dosis q 12 jam jika < 7 hari
q 8 jam jika > 7 hari
Methicillin 25-50 mg/kg/dosis q 12 jam jika < 7 hari
q 8 jam jika > 7 hari
Oxacillin Sodium 25 mg/kg/dosis q 12 jam jika < 7 hari
q 8 jam jika > 7 hari
Infeksi Anaerobik
Clindamycin 5 mg/kg/dosis q 12 jam jika < 7 hari
q 8 jam jika > 7 hari
Infeksi Jamur
Amphotericin-B Awal : 0,25-0,5 mg/kg/dosis q 24 jam
Jaga : tingkatkan dosis harian
0,125-0,25 mg/kg max. dosis Q 24-48jam
per hari 0,5-1 mg/kg
Suspected neonatal sepsis
* Start parenteral antibiotics
* Send cultures (report in 72 hrs.)

Culture - ve Culture + ve

Clinically well Clinically ill Culture + ve


(Stop Ab) (Cont Ab x 7 - 10D)

Pneumonia, Sepsis Meningitis, Osteomyelitis


(Cont Ab x 10 - 14 D)
Infeksi Superficial

 Pustules  Setelah tindakan, dibersihkan dgn


betadine dan diberikan salep anti
microbial
 Conjunctivitis  Tetes mata Kloramphenicol

 Oral thrush  Nystatin atau Clotrimazone Oral


Prevention of infections
 Exclusive breastfeeding
 Keep cord dry
 Hand washing by care givers
 Hygiene of baby
 No unneccessary interventions
SIX STEPS OF HAND WASHING
Control of hospital infections
 Handwashing by all staff
 Isolation of infectious patient
 Use plenty of disposable items
 Avoid overcrowding
 Aseptic work culture
 Infection surveillance
Pemeriksaan Fisik
Bayi Baru Lahir
 Pemeriksaan fisis pada bayi baru
lahir dilakukan minimal 3 kali :

 Pada saat lahir


 Pemeriksaan lanjutan dalam 24 jam

 Pemeriksaan pada waktu pulang


I. Pemeriksaan saat lahir

 Tujuan
a. Menilai adaptasi neonatus
b. Mencari kelainan kongenital
a. Menilai adaptasi neonatus
 APGAR score.
 Penilaian :
 Nilai 7-10: Neonatus beradaptasi dgn baik
 Nilai 4-6 : asfiksia ringan sampai sedang
 Nilai 0-3 : asfiksia berat
APGAR Score
b. Mencari kelainan kongenital
Anamnesis :
 Riw obat teratogenik,
 Riw radiasi
 Infeksi virus pada trim I
 Kelainan bawaan pada keluarga dan
ibu dg riw. Dm,Asma, dll
……… Mencari kelainan kongenital (lanj)

Cairan amnion:
 Polihidramnion (> 2000 ml)

 Obs traktus intestinalis bagian atas

 Anensefalus

 bayi dari ibu diabetes

 Eklamsia

 Oligohidramnion (< 500 ml)


…….Mencari kelainan kongenital (lanj)

Plasenta :
 Berat
 perhatikan adanya perkapuran nekrosis

Pada bayi kembar


 Jumlah korion
 Anastomosis vaskular
……Mencari kelainan kongenital (lanj)

Tali pusat :
 kesegarannya
 ada tidaknya simpul
 potongan tali pusat (1 vena, 2 arteri)
 Berat lahir & masa kehamilan
 Mulut
labio-gnato-palatoskisis
hipoplasia otot depresor anguli oris 
saat menangis asimetri wajah
Atresia esofagus
 Anus +/-  masukkan termometer (anus
imperforata), cek fistula rekto-vaginal
 Kelainan garis tengah
II. Pemeriksaan Lanjutan
 Pemeriksaan Umum
 Pemeriksaan Sistematik secara Rinci
 Pemeriksaan usia kehamilan
Pemeriksaan Umum
 Warna Kulit
 Keaktifan
 Tangisan bayi
 Wajah neonatus
 Keadaan gizi
 Suhu
Warna kulit
 Normal  kemerahan ( kadang sianosis pada
ujung jari pada hari pertama )

 Abnormal 
Sianosis seluruh tubuh  kelainan jantung
bawaan sianotik, methemoglobinemia
pucat  anemia berat
kuning  bilirubin ↑ dalam darah
Keaktifan
 Yang dinilai :
Neonatus cukup bulan
• fleksi,

• gerakan tungkai lengan aktif dan simetris

Abnormal
• Asimetri  kelumpuhan , patah tulang.

• Bila neonatus diam  depresi SSP / akibat


obat / dalam keadaan tidur nyenyak
Tangisan
 Melengking  kelainan neurologis
 Lemah / merintih  kesukaran pernapasan

Wajah
Dapat menunjukkan kelainan yang khas :
 sindrom Down
 sindrom Pierre-Robin
 kretinisme
Keadaan gizi
 dinilai dari berat badan & panjang badan;
disesuaikan dgn masa kehamilan
 tebal lapisan subkutan
 kerutan pada kulit
Suhu

 Diukur pada rektum; Normal 36,5 - 37,5°C


 Suhu yang ↑  dehidrasi,gangguan
serebral, infeksi.
Pemeriksaan secara rinci
 Kulit  Dada
 Kepala dan leher  Abdomen
Kepala  Genitalia eksterna
Wajah  Anus
Mata  Tulang belakang dan
Telinga ekstremitas
Hidung  Ukuran
Mulut antropometrik
Leher
Kulit
 Ditutupi verniks kaseosa  Petekiae / ekimosis 
 Tebal jaringan subkutan trauma lahir, sepsis,
 0,25 – 0,5 cm penyakit perdarahan,
 Edema  daerah trombositopenia
presentasi  Tumor di kulit 
 Lanugo  >> kurang ukuran, bentuk,
bulan ; << cukup bulan konsistensi, warna
 Turgor kulit  jika buruk  Milia  kista epidermal
: dehidrasi & gizi buruk berisi keratin
Kepala dan Leher

Kepala
ubun-ubun  ukuran dan ketegangan
trauma lahir  caput
suksadaneum,hematoma sefal, fraktur
tulang tengkorak
kelainan kongenital anensefali,
mikrosefal
Kepala dan leher

Wajah Mata
Kelainan khas pada goyangkan perlahan  mata
sindrom tertentu terbuka  periksa
refleks pupil 
Kelainan akibat > gestasi 28 minggu
trauma lahir  iris
laserasi, paresis kornea
N.fasialis, patah sekret  konjungtivitis
Os.zygomatikus gonokokus
Pupil putih pada
katarak kongenital
Kepala dan Leher

Telinga
bentuk
ukuran
posisi telinga
kartilago
Kepala dan Leher

Hidung
bentuk
nasal bridge  tampak lebar >> 2,5 cm pada
BBL cukup bulan  abnormal
napas melalui mulut  curiga obstruksi jalan
napas  atresia koana bilateral, fraktur os nasal
sekret  mukopurulen, berdarah  sifilis
kongenital
Napas cuping hidung : gangguan paru
Kepala dan Leher

Mulut
 inspeksi  labio dan gnatoskisis, gigi, lidah
(membesar  sindrom beckwith )
 palpasi  high arc palate, palatoskisis, refleks
isap ?
* Hipersalivasi  kemungkinan atresia esofagus
+/-fistula trakeo-esofagus
* normal  BBL jarang punya gigi, bila ada 
gigi seri bawah.
Kepala dan Leher
Leher
 pendek dengan pergerakan yang baik
 keterbatasan gerak  kelainan tulang leher
 tumor  tiroid, hemangioma
 trauma  kerusakan pleksus brakialis (paresis
lengan, tangan,diafragma)
 tortikolis (kerusakan pada
m.sternokleidomastoideus)
 Webbed neck  sindrom Turner
 cek Klavikula  fraktur?
DADA
Inspeksi
bentuk  tong,
pektus ekskavatum / karinatum  arti klinis (-)
gerakan dinding dada  simetris (N), abn :
pneumotorax, hernia diafragmatika, paresis
diafragma
laju napas (N)  40-60 x/mnt (hitung 1 mnt  ?)
kelenjar payudara  laki2 dan perempuan
DADA
Palpasi
temukan fraktur klavikula
raba iktus kordis  tentukan posisi jantung
( dekstrokardia / dekstroposisi )
Perkusi
jarang dilakukan pada neonatus
Auskultasi
Laju jantung  hitung 1 menit  (N)
120 -160 x/menit
ABDOMEN
Dinding abdomen
Inspeksi :
1. Perut cekung BBL  ddg perut lebih datar
dari dada
2.  Hernia diafragmatika
3. Abdomen buncit  hepato/splenomegali/
tumor/cairan intra abdomen
4. Perut kembung  teliti,mungkin ada
enterokolitis nekrotikan/perforasi usus/ileus
Hati dan limpa

a. Hati : teraba 2 sampai 3 cm di bawah arkus


kosta
b. Limpa : teraba 1cm di bawah arkus kosta kiri,
karena terjadi hematopoesis
ekstrameduler.
Pada Eritroblastosis fetalis  batas
bawah hati & limpa pada abdomen
bagian bawah.
Ginjal
1. ginjal dapat diraba  dengan palpasi yang dalam
posisi bayi telentang & tungkai bayi dilipat (otot
dinding perut dalam relaksasi)
2. batas bawah ginjal : setinggi umbilikus di antara
garis tengah dan tepi perut.
3. biasanya bagian ginjal yang dapat diraba sekitar
2-3 cm.
4. pembesaran ginjal  neoplasma, kelainan bawaan/
trombosis vena renalis
GENITALIA EKSTERNA
 Bayi Perempuan
* Cukup bulan  labia minora tertutup oleh labia
mayora (menilai usia kehamilan)
Lubang uretra  terpisah dari lubang vagina, bila
hanya terdapat satu lubang berarti ada kelainan
Kadang terdapat sekret yang berdarah dari vagina
 karena pengaruh hormon ibu (withdrawl bleeding)
 Bayi laki-laki
sering terdapat fimosis
ukuran penis bayi berkisar 3-4 cm (pjg) dan 1-1,3
cm (lbr)
Hipospadia  kelainan berupa defek di bagian
ventral ujung penis saja atau berupa defek
sepanjang penisnya.
Epispadia  defek pada dorsum penis
 Skrotum bayi cukup bulan biasanya banyak
rugae.
 Hidrokel >> ditemukan (bedakan dg hernia
inguinalis)
 pd bayi cukup bulan testis biasanya
sudah turun kedalam skrotum
 Pd bayi kurang bulang >> kriptokismus

 Torsi testis dpt terjadi in utero & dpt


dilihat pd saat lahir berupa testis yg
membesar,keras.
ANUS

Pemeriksaan anus u/ mengetahui :


1. ada tidaknya atresia ani
2. Posisi anus

* Kadang fistula yg besar bisa dianggap sb


anus normal

Pengeluaran mekonium tjd dlm 24 jam pertama.


 Bila setelah 48 jam tdk keluar mekonium
1. meconium plug syndrome
2. megacolon
3. obstruksi saluran cerna

 Mekonium yg keluar in utero pada bayi letak


kepala  tanda gawat janin

 Bila trdp darah pd mekonium, bedakan


apakah dari bayi atau dari darah ibu yg tertelan
o/ bayi.
Dibedakan dg uji Apt  meneteskan basa
kuat (NaOH atau KOH), darah ibu akan
mengalami hemolisis sedangkan darah bayi
tidak karena resisten terhadap alkali.

Anus imperforata  diperiksa dengan


memasukkan kelingking / pipa ke dalam
rektum/ dg pemeriksaan radiologi.
TULANG BELAKANG/
EKSTREMITAS
Cara Pemeriksaan :
1. BBL diletakkan dalam posisi tengkurap
2. tangan pemeriksa meraba sepanjang tulang
belakang  skoliosis, meningokel, spina bifida
3. dugaan adanya fraktur/trauma saraf yg
berhubungan dg persalinan dapat dilihat pd
gerak spontan/ rangsangan reflek Moro.
4. Pemeriksaan jari tangan & kaki perlu u/
melihat sindaktili, polidaktili, claw-hand atau
claw-feet & gambaran dermatoglifik yg
abnormal seperti garis simian.
5. Semua BBL harus diperiksa panggulnya untuk
melihat apakah ada dislokasi tulang panggul
bawaan
6. Posisi
7. Periksa tonus ekstremitas  hipotonia
umum ok kelainan SSP
UKURAN ANTROPOMETRIK
BBL cukup bulan yg sesuai dengan masa
kehamilan mempunyai ukuran badan sbb:
(Stoll BJ)
Ukuran antropometrik ♂ ♀
BBL
Berat lahir (kg) 3,53 ( 2,53 – 4,34 ) 3,40 ( 2,55 – 4,15 )
Panjang lahir (cm) 56,6 ( 52,8 – 60,9 ) 55,3 ( 51,5- 59,3 )
Lingkar kepala (cm) 35,8 (32,1 – 38,5 ) 34,7 ( 32,3 – 37,7 )
PEMERIKSAAN USIA
KEHAMILAN
1. HPHT sampai saat kelahiran
2. USG
3. DUBOWITZ yg menilai kriteria 11 klinis &
10 kriteria neurologis. ( kurang praktis &
mengganggu BBL yg sakit)
3. BALLARD, hanya menilai 6 kriteria klinis
& 6 kriteria neurologis
III. PEMERIKSAAN SAAT
MEMULANGKAN
1. Susunan saraf pusat :
aktivitas bayi, ketegangan ubun-ubun
2. Kulit :
adanya bising yang baru timbul kemudian
3. Abdomen :
adanya tumor yg tdk terdeteksi sebelumnya.
4. Tali pusat :
adanya infeksi
5. Apakah bayi sudah pandai menyusu & ibu sudah
mengerti cara pemberian ASI.
PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS
Inspeksi

 Malformasi
 Trauma fisik
 Kejang
 Pd saat istirahat :
32-40 mgg  abduksi paha, fleksi sendi
anggota gerak simetris kanan dan kiri
 25 – 30 mgg  lengan dalam keadaan
fleksi, tungkai fleksi/ekstensi
Pemeriksaan kepala

 Diameter UUB normal 2,1 cm + 1,5 cm


 UUB tegang + menonjol  peningkatan
TIK
Pemeriksaan saraf otak
 n. I  bau menyenangkan  m’hentikan
aktivitasnya
 N. II  saat ada cahaya  berkedip/menutup
mata
 N. III, IV, VI  saat menghisap, mata pasien
terbuka spontan, dilihat pergerakan bola mata
 N. V, VII, XII  reflex rooting n hisap
 N. VIII  doll’s eye manuver  gerakan bola
mata ke lateral
 N. IX  saat menangis + m’buka mulut 
perhatikan lidah n langit2 (arcus faring n uvula)
 N. X  refleks menelan
Pemeriksaan Motorik
 Tonus fasik
pada neonatus  predominan posisi fleksi
coba diluruskan  tahanan minimal, mudah diluruskan
 fleksi kembali
 Tonus postural
 reaksi tarikan  grasp reflex
 suspensi vertikal  meletakkan kedua tangan di
ketiak pasien, tnpa meraba thorax, diangkat ke atas
lurus  kepala tegak sebentar, tungkai tetap fleksi
 Suspensi horizontal  memegang thorax pasien,
diangkat horizontal  kepala diangkat bergantian
dengan fleksi anggota gerak u/menahan gaya berat
Reflek primitif
 Reflek primitif aksi dari dalam pusat
sistem saraf yang ditunjukkan oleh bayi
baru lahir normal
 Reflek ini tidak menetap hingga dewasa,
lama-kelamaan akan menghilang 
dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan
tahap perkembangan anak normal.
 Pada anak-anak dengan cerebral palsy
akan timbul reflek primitif hingga masa
dewasa.
1. Refleks Moro
 Timbul ketika bayi terkejut
 Cara : bayi dalam posisi telentang 
kepalanya dibiarkan jatuh dengan cepat
beberapa centimeter
 Reaksi 

 mengembangkan tangan ke samping

 melebarkan jari-jari,

 Lalu dgn cepat mengembalikan


tangannya ke tengah-tengah
Refleks moro  mulai menghilang antara
usia 3-6 bulan.
2. Refleks Genggaman ( Palmar Grasp )

 Timbul bila kita mengoreskan jari melalui bagian


dalam atau meletakkan jari kita pada telapak
tangan bayi.
 Reaksi  fleksi jari-jari
 menghilang 5-6 bulan (palmar refleks)
 Plantar refleks  1thn
3. Rooting refleks
 Kepala bayi akan berpaling memutar ke arah usapan dan
mencari puting susu dengan bibirnya,
 bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan
memalingkan kepalanya ke sisi tersebut.
 Reflek ini berlanjut sementara bayi masih menyusu dan
menghilang setelah 3-4 bulan.
4. Refleks Hisap (Sucking Refleks )
 Ditimbulkan oleh rangsangan pada daerah mulut atau
pipi bayi dengan puting / tangan. Bibir bayi akan maju
ke depan dan lidah melingkar ke dalam untuk menyedot.
 Paling kuat pada 4 bulan pertama dan menghilang
setelah 6 bulan
5. Tonick Neck Refleks
 Bayi dalam posisi telentang, anggota gerak posisi
fleksi  kepala ditengokan ke kanan  ekstensi
anggota gerak kanan, fleksi anggota gerak kiri.
 Refleks ini sangat nyata pada 2 atau 3 bulan dan
menghilang sekitar 4 bulan.
Pemeriksaan oftalmoskopi

Secara :
 Indirek  obat midiatrikum

 Direk  tanpa obat

 Pemeriksaan direk  lbh baik saat bayi


menyusu karena biasanya mata bayi
terbuka
Cara :
 Bayi jangan disentuh

 Langsung lakukan pemeriksaan


oftalmoskopi

Perhatikan terdapatnya :
 Perdarahan berhubungan dengan
perdarahan otak
 Korioretinitis  berhubungan dengan
infeksi intrauterin
Pemeriksaan sensibilitas
 uji sensibilitas Pemeriksaan refleks
withdrawal, refleks rooting, refleks
sentuhan dan rangsang sakit yang
menyebabkan bayi menangis
Pengukuran lingkar kepala
 Kepala pasien harus diam selama diukur
 Pita pengukur ditempatkan melingkar di
kepala pasien melalui bagian yang paling
menonjol di bagian kepala belakang
(protuberensia oksipitalis) dan dahi
(glabela).
 Pita pengukur sebaiknya dari metal yang
fleksibel
Pemeriksaan transluminasi kepala
 Alat : lampu transluminator khusus yang
ditempatkan dalam ruang gelap
 Cara :
 Letakkan ujung transluminator di UUB 
perhatikan:
 Daerah yg terang dan translusen

 Luas daerah tersebut

 Simetris/asimetris kiri dan kanan

 Kemudian ukurlah daerah translusen


 + daerah translusen >3cm (bayi <6bulan)
daerah translusen >2 cm (bayi >6bulan)
 daerah translusen asimetris
Syok pada neonatus
 Definisi :
- sindroma akut ditandai oleh perfusi
sirkulasi yg tdk memadai utk dpt
memenuhi kebut met organ 2 vital
→ disfungsi organ, met seluler berubah
jadi met anarob dominan n
memproduksi as laktat serta asidois
metaboloik
Penyebab syok
 Syok hipovolemik
- kehil darah intrapartum : perdrhan
plasenta ,trasfusi fetomaternal, tranfusi
fetomaternal
- kehil darah postpartum
- kelainan perdarahan ( HDN, DIC)
- cedera lahir, laserasi hati,
- perdarahan pulmonalis dlm jml besar
 Syok distributif ( septik)
 syok kardiogenik : :
- asfiksia
- disfungsi myokardium sekunder :
hipoglikemia, hipokalsemia
 Peyumbatan aliran drh jantung :
- aliran masuk : atresia trikuspid tension
peneumotorak
- aliran keluar : atresia pulmonalia
atresia aorta
Tanda penurunan perfusi
 SSP : irritabilitas, letargi, bingung & koma
 SVP : takikardi, hipotensi & penurunan denyut tepi
 Ginjal : menurunnya kecepatan filtrasi
glomeruler/glomeruler filtration rate (GFR), oliguria,
peningkatan gravitas spesifik urin, anuria dan
uremia
 Kulit pucat, ekstremitas dingin, perfusi buruk, waktu
pengisian ulang kapiler lambat & bercak-bercak
 Paru-paru : takipne & edema pulmonalis
 Saluran cerna/GIT : disfungsi mukosa, ileus,
perdarahan dan perforasi
Tatalaksana
- bolus iv ringer laktat, Nacl 0,9 %
- agen inotropik : dopamin, dobutamin
- koreksi asidosis metabolik dgn Na bikarbonat
- koreksi hipoksia dng memberukan dukungan
pernapasan
- koreksi hipoglikemia, eletrolit
- jk syok septik: buat kultur (darah, urin, cairan
cerebrospinal) , antibiotika empirik, inotropik,
kortikosteroid msh kontroversi
Tatalaksana cairan & elektrolit
pada neonatus
 Tatalaksana klinis
Pertimbangan klinis
 Jk mendapat terapi inar, asupan cairan
total dinaikkan 20 cc / kg bb /hari
 Infus glukosa dng kecep 4-6 mg/kg/mnt
utk menjaga kadar glukosa plasma 50 -
120 mg/dl Jangan menginfus cairan
glukosa dng kons >12,5 % pada vena
perifers

GIR(mg/kg/mnt )=kec.cairan ( cc/jam)x kons dekstrosa


6 xBB (kg)
 Infus asam amino usia 2 hari 0,5 -1,o gr
/kg/hari
 Intralipid iv (emulsi 20%) usia 2 hari jk
tersedia 0,5 gm/kg /hari /20-24 jam dng
jalur terpisah
 Jk by stabil asupan enteral hari ke 2 atau
ke3
Continuous Positive Airway
Pressure ( CPAP)
 Definisi
 merupakan suatu alat utk
mempertahankan tekanan positif pada
saluran napas selama napas spontan
Efek Fisiologi CPAP
 Mencegah kolapsnya alveoli dan atelektasis
 Mendptkan vol lbh baik kapasitas residu
fungsional
 Kesesuaian perfusi ventilasi lbh baik dng pe
nurunan pirau intrapulmoner
 Mempertahan surfaktan
 Mempertahankanjalan napas dan
meningkatkandiameter
 Mempertahankan diafragma
Gangguan yg dapat diatasi CPAP
Nasal
 Bayi yg mendapatkan manfaat dari CPAP
Nasal :
- BKB dng RDS
- bayi TTN
- bayi Sindroma Aspirasi Mekonium
- BKB sering apnea dan bradikardia
- bayi dng kelumpuhan diafragma
- bayi sdng dlm prosesdilepaskan dari
ventilator
 Bayi dng trakeomalasia n bronkiolitis
 Bayi paska operasi abdomen atau dada
Kriteria memulai CPCP Nasal

Вам также может понравиться