Вы находитесь на странице: 1из 15

CTG (CARDIOTOCOGRAPHY)

Kelompok 2

Dea Yositasari
Dwi Nuraviva
Fithria Septiani
Ira Andriyanah
Kinanti Hassin Khuluqi
Nada Geta Pratiwi
Tria Ayu Ningtyas
Definisi CTG
CTG (Cardiotocography) adalah metode
pemantauan janin selama persalinan, entah itu
persalinan normal ataupun yang bermasalah.
CTG adalah suatu alat untuk mengetahui
kesejahteraan janin di dalam rahim, dengan
merekam pola denyut jantung janin dan
hubungannya dengan gerakan janin atau
kontraksi rahim.
Kegunaan
CARDIOTOCOGRAPHY
Kegunaan CARDIOTOCOGRAPHY
(CTG) sangat penting untuk ibu hamil,
terutama bagi ibu dengan kehamilan yang
disertai komplikasi seperti pre-eklampsia,
pecahnya ketuban, kehamilan lebih dari 40
minggu, diabetes, asma, hipertensi, penyakit
infeksi kronis dan penyakit komplikasi
lainnya.
Indikasi
CARDIOTOCOGRAPHY
Pada Ibu:
 Pre-eklampsia-eklampsia
 Diabetes mellitus
 Kehamilan > 40 minggu
 Vitium cordis
 Asthma bronkhiale
 Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
 Induksi atau akselerasi persalinan
 Persalinan preterm
 Hipotensi
 Perdarahan antepartum
Pada Janin :
 Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
 Gerakan janin berkurang
 Suspek lilitan tali pusat
 Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
 Hidrops fetalis
 Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
 Mekoneum dalam cairan ketuban
 Riwayat lahir mati
 Kehamilan ganda
Kontra Indikasi
CARDIOTOCOGRAPHY
Sampai saat ini belum
ditemukan kontra-indikasi
pemeriksaan caridotocography
terhadap ibu ataupun janin.
Syarat Pemeriksaan
CARDIOTOCOGRAPHY
Usia kehamilan mulai 28 minggu.
Ada persetujuan tindak medik dari pasien
(secara lisan).
Punktum maksimum denyut jantung janin
(DJJ) dan tinggi fundus uteri diketahui.
Peralatan dalam keadaan baik dan siap pakai.
Prosedur pemasangan alat dan pengisian data
pada komputer (pada KTG terkomputerisasi)
sesuai buku petunjuk dari pabrik.
Persiapan dalam Pemeriksaan
CARDIOTOCOGRAPHY
A. Persiapan Pemeriksaan:
 Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan
 Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring
nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun bayi
 Bila ditemukan kelainan maka pemantauan
dilanjutkan dan dapat segera diberikan
pertolongan yang sesuai
 Konsultasi langsung dengan dokter kandungan
B. Persiapan Pasien:
 Pasien berkemih terlebih dahulu
 Tidur setengah duduk/duduk/tidur miring ke kiri
 Perhatikan keamanan dan kenyamanan klien,
bila haus atau lapar harus minum atau makan
terlebih dahulu; dan bila masih kecapaian,
istirahat beberapa waktu (sekitar 10 menit tirah
baring)
C. Persiapan Perawat:
 Mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan
 Memakai handscoon
D. Persiapan alat dan bahan:
No. Gambar alat Nama alat Fungsi

1. Stetoskop Laennec Untuk


/ Doppler menentukan letak
punkum
maksimum DJJ
(puncak jantung
janin).

2. Kertas CTG dan Untuk mengetahui


Mesin CTG hasil rekaman
pemeriksaan CTG

3. Belt Untuk mengikat


Cardiometer dan
Tokometer
NO. GAMBAR ALAT NAMA ALAT FUNGSI

4. Transduser Untuk mengetahui


Cardiometer (harus Denyut Jantung
diberi jelly) Janin

5. Tokometer (tidak Untuk mendeteksi


boleh diberi jelly) adanya refleks
gerak janin

6. Handscoon Untuk melindungi


diri

7. Jelly Untuk melumasi


Cardiometer

8. Formulir CTG Untuk dekomuntasi


hasil CTG
INTERPRETASI HASIL CARDIOTOCOGRAPHY

A. Kategori I : Pola DJJ Normal


 Frekuensi dasar normal : 110 – 160 dpm
 Variabilitas DJJ normal : moderat (5 – 25 dpm)
 Tidak ada deselerasi lambat dan variabel
 Tidak ada atau ada deselerasi dini
 Ada atau tidak ada akselerasi
B. Kategori II : Pola DJJ Ekuivokal
Frekuensi Dasar dan Variabilitas
 Frekuensi dasar : Bradikardia (<110 dpm) yang tidak disertai
hilangnya variabilitas (absent variability)
 Takhikardia (>160 dpm)
 Variabilitas minimal (1 - 5 dpm)
 Tidak ada variabilitas tanpa disertai deselerasi berulang
 Variabilitas > 25 DPM (marked variability)
Perubahan Periodik
 Tidak ada akselerasi DJJ setelah janin distimulasi
 Deselerasi variabel berulang yang disertai variabilitas DJJ
minimal atau moderat
 Deselerasi lama (prolonged deceleration) > 2 menit tetapi < 10
menit
 Deselerasi lambat berulang disertai variabilitas DJJ moderat
(moderate baseline variability)
 Deselerasi variabel disertai gambaran lainnya, misal
kembalinya DJJ ke frekuensi dasar lambat atau overshoot
C. Kategori III : Pola DJJ Abnormal
Tidak ada variabilitas DJJ (absent FHR variability)
disertai oleh :
 Deselerasi lambat berulang
 Deselerasi variabel berulang
 Bradikardia
 Pola sinusoid (sinusoidal pattern)
Ringkasan Artikel
Pemantauan denyut jantung janin (DJJ) dalam
persalinan bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas janin yang dapat terjadi akibat asidosis
metabolik atau hipoksia serebral selama persalinan.
Pemantauan DJJ intrapartum selalu
dihubungkan dengan kontraksi rahim dengan
pencatatan kardiotokografi (KTG) dan disebut juga
Electronic Fetal Monitoring (EFM) , sedangkan
pemantauan saat kehamilan (antepartum) biasanya
dihubungankan dengan gerakan janin yang dilakukan
dengan uji tanpa beban (NST- Non Stress Test) atau
uji dengan beban

Вам также может понравиться