Вы находитесь на странице: 1из 14

Oleh :

Kelompok 9
Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) pada tahun 2012 Angka Kematian Bayi yaitu 32
per 1000 kelahiran hidup. Mayoritas kematian bayi
terjadi pada periode neonatus (SDKI, 2012).
Penyebab kematian neonatal
Infeksi Sales
Gangguan 6%
Hematologi
(ikterus/hiperbilir Lainnya
ubinemia) BBLR
14%
7% 32%

Tetanus
neonatorium
11%
Asfiksia
30%
Pokok bahasan
Definisi
Etiologi
Klasifikasi
Manifestasi Klinis
Penataksanaan
Komplikasi
Asuhan Keperawatan
Definisi
Hiperbilirubin merupakan suatu keadaan pada
bayi baru lahir dimana pada bilirubin serum total
lebih dari 10mg% pada minggu pertama ditandai
dengan ikterus, keadaan ini terjadi pada bayi
baru lahir yang sering disebut sebagai ikterus
neonatorum yang bersifat patologis atau lebih
dikenal dengan hiperbilirubinemia .
Etiologi
Penyebab hiperbilirubinemia pada neonatus
diantaranya, meliputi :
1. Gangguan fungsi hati
2. hemolisis sel darah merah
3. Metabolisme bilirubin yang terganggu
4. Eksresi bilirubin yang terganggu
Klasifikasi

Klasifikasi hiperbilirubinemia diantaranya:


• Hiperbilirubin Obstruktiva
• Hiperbilirubin Hemolitik
• Kern-hiperbilirubin
Manifestasi Klinis
1. Kulit Jaunduce
2. Sklera ikterik
3. Peningkatan konsentrasi bilirubin serum 10mg% pada neonatus yang
cukup bulan dan 12,5mg% pada neonatus yang kurang bulan.
4. Kehilangan berat badan sampai 5% selama 24 jam yang disebabkan
oleh rendahnya intake kalori.
5. Asfiksia
6. Hipoksia
7. Sindrom gangguan pernafasan
8. Pemeriksaan abdomen terjadi bentuk perut yang membuncit
9. Feses berwarna seperti dempul dan pemeriksaan neurologis dapat
ditemukan adanya kejang.
10. Epistotonus (posisi tubuh bayi yang melengkung)
11. Terjadi pembesaran hati
12. Tidak mau minum ASI
13. Letargi
14. Reflek moro lemah atau tidak sama sekali
Penatalaksanaan
1. Fototerapi 3. Antibiotik
2. Fenobarbital 4. Transfusi tukar

Referensi lain penatalaksanaan hiperbilirubinemia menurut


Varney:
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi
2. Mengenal gejala dini mencegah meningkatnya ikterus
3. Gangguan rasa aman dan nyaman akibat pengobatan
Komplikasi
• Bilirubin encephalophaty (komplikasi serius)
• Kernikterus
Kasus
Seorang By.A berjenis kelamin laki-laki berusia 10 hari
dibawa orang tuanya ke RS pada tanggal 05 April 2018. Ibu
dari bayi tersebut mengatakan bahwa seluruh tubuh bayinya
berwarna kuning pada wajah, leher, dada, perut, pungung,
tangan dan kaki, tidak mau mium, disertai warna urin gelap,
warna feses pucat (dempul) sejak 2 hari yang lalu. Saat datang
di RS bayi dalam kondisi menangis, kesadaran composmentis.
Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan S:36,8°C
RR:42x/menit N:126x/m. Keadaan umum bayi sklera ikterik,
konjungtiva anemis, mukosa bibir kering, tidak ada sianosis,
seluruh tubuh ikterik, ada peningkatan bising usus
(18x/menit), abdomen membuncit, reflek moro lemah. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan Bilirubin direk 0,90mg%,
Bilirubin indirek 10,55mg% Bilirubin total 11,45mg%.
Pereiksaaan antropometri didapatkan TB 47cm, BB 3800
gram, LLA 12cm, LD 33cm, dan LK 33cm.
Diagnosa Kep. NOC NIC
Kerusakan integritas 1. Integritas jaringan: kulit 1. Lakukan pemeriksaan laboratorium
kulit berhubungan & membrane mukosa untuk mengobservasi penyebab
dengan perubahan 2. Termoregulasi: Bayi ikterik.
pigmentasi kulit. Baru Lahir 2. Kolaborasi dengan tim medis lain
untuk melakukan fototerapi.
DS: Kriteria Hasil : 3. Kolaborasi dengan tim medis lain
Ibu bayi mengatakan 1. Pigmentasi pada untuk melakukan transfuse tukar,
seluruh tubuh seluruh tubuh bayi bila kadar bilirubin total >20mg%.
bayinya berwarna normal (seluruh 4. Kolaborasi dengan ahli farmasi
kuning tubuhnya merah untuk menentukan obat yang
muda). diperlukan dan kelola menurut
DO: 2. Kadar bilirubin direk resep dan/atau protocol dari dokter.
1. Kadar bilirubin normal (1.0-1.5 5. Monitor efek samping obat & TTV
direk : 0.90mg% mg/dL). 6. Monitor hasil laboratorium
2. Kadar bilirubin 3. Kadar bilirubin indirek (meliputi: jumlah bilirubin total,
indirek : normal (tidak boleh bilirubin indirek, bilirubin direk,
10.55mg% melebihi 5mg/dL/24 hemoglobin, hematokrit).
3. Kadar bilirubin jam). 7. Ubah posisi mirin/tengkurap.
total : 11.45mg% 4. Kadar total bilirubin Bebarengan dengan perubahan
4. Kulit ikterik dalam ambang normal posisi lakukan massage dan monitor
5. Sklera ikterik (<10mg%) keadaan kulit.
8. Berikan terapi IV, sesuai yang
ditentukan.
Diagnosa Kep. NOC NIC
Kekurangan nutrisi Kriteria Hasil : 1. Bantu menjamin adanya kelekatan bayi
berhubungan dengan 1. Berat badan bayi ke dada dengan cara yang tepat
kemampuan dalam rentang (misalnya, monitor posisi tubuh bayi
menghisap menurun. normal (tidak dengan cara yang tepat, bayi memegang
terjadi penurunan dada ibu serta adanya kompresi dan
DS : BB atau kenaikan terdengar suara menelan pada bayi).
Ibu bayi mengatakan BB yang terlalu 2. Monitor kemampuan bayi untuk
bayinya rewel karena ekstrem, mis. menghisap.
tidak mau menyusu Terjadi penurunan 3. Ajarkan ibu latihan agar bayinya dapat
ibunya BB 5% BB/hari). menghisap, (misalnya, menggunakan jari
2. Intake nutrisi yang bersih untuk menstimulasi reflek
DO : tercukupi. menghisap dan perlekatan mulut bayi ke
1. Reflek sucking 3. Reflek menghisap areola ibu dengan tepat).
lemah bayi baik. 4. Diskusikan pilihan untuk mengeluarkan
2. Bayi menangis 4. Bayi mendapatkan air susu meliputi, pemompoaan asi non
3. Mukosa bibir asi minimal 8 kali listrik (misalnya, tangan dan manual) dan
kering per hari. pemompaan elektrik (misalnya, satu
4. Ada penurunan 5. Bayi puas setelah atau dobel, pompa asi elektrik.
BB. BB awal 3800 makan. 5. Monitor intake dan output & BB.
gram, BB saat ini 6. Mukosa bayi 6. Lakukan observasi (kemampuan)
3000 gram lembab. menelan (misalnya, fungsi motorik
wajah, mulut, otot-otot lidah, reflek
menelan, dan reflek gag).
Diagnosa Kep. NOC NIC
Risiko kekurangan volume Kriteria Hasil : 1. Timbang berat badan dan monitor
cairan berhubungan dengan 1. Turgor kulit status bayi.
intake rendah dan efek baik 2. Berikan terapi IV, sesuai dengan
fototerapi. 2. Membran yang diresepkan
mukosa 3. Tentukan factor yang dapat
DS: lembab menyebabkan ketidakseimbangan
Ibu bayi mengatakan bayinya 3. Intake cairan cairan.
tidak mau minum, kencingnya tercukupi 4. Periksa turgor kulit dengan
berwarna kuning gelap, 4. Warna urin memegang jaringan sekitar tulang
tinjanya berwarna pucat sejak normal seperti tangan atau tulang kering,
2 hari yang lalu. (kuning) mencubit kulit dengan lembut,
5. Warna feses pegang dengan kedua tangan dan
DO: normal (kuning lepaskan (dimana kulit akan turun
1. Turgor kulit jelek kecoklatan) kembali dengan cepat jika pasien
2. Membran mukosa kering 6. Reflek pada terhidrasi dengan baik).
3. reflek sucking dan rooting bayi normal. 5. Monitor membrane mukosa,
pada bayi lemah. turgor kulit, respon haus.
4. BAK 7-9x dengan 6. Monitor warna, kuantitas, dan
karakteristik urine jumlah urin.
berwarna kuning pekat. 7. Monitor karakteristik feses
5. BAB 3 hari sekali dengan (frekuensi, konsistensi, bau,
karakteristik feses lunak, warna).
warna pucat (dempul).

Вам также может понравиться