BERBASIS MAGNESIUM HIBRIDA (MgH2) KELOMPOK 3 NAMA ANGGOTA:
YOSEPHUS W. WOLO FIONA DUA TETA
MARTA FALION DINI P.S. DOCE VEBI MBORU ALAP FARNI M. POLU YASINTA D. NAMA MARYO S. W. SILFETO EMILIA M. KANMESE PENDAHULUAN Hidrogenmerupakan salah satu energi alternatif yang memiliki prospek menjanjikan di masa depan. Hidrogen dapat dikonversi menjadi energi listrik dengan bantuan system sel bahan baker atau dikenal dengan fuel cell. Salah satu penggunaan fuel cell saat ini adalah pada industri otomotif. Namun masih ada kendala yang menghadang aplikasi fuel cell pada kenderaan bermotor, yakni tabung penyimpan hidrogennya. Magnesium (Mg) dan paduannya merupakan salah satu kandidat potensial sebagai material penyerap hidrogen untuk aplikasi pada kenderaan fuel cell karena, secara teoritis, memiliki kemampuan menyerap hidrogen dalam jumlah besar (7,6 wt%). sifat Mg yang ringan, mudah diperoleh dan harganya yang terjangkau juga menjadi pertimbangan peneliti dunia saat ini. Akantetapi Mg memiliki kekurangan, yakni reaksi kinetiknya sangat lambat. Dimana untuk menyerap hidrogen tersebut membutuhkan waktu minimal 60 menit (1 jam) Sebagai upaya untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut, dalam penelitian ini akan dilakukan kombinasi Mg(H2) dengan sisipan katalis ganda silikon karbida (SiC) dan oksida besi hematite (Fe2O3) dengan teknik reactive mechanical alloying untuk mempersingkat waktu milling. Fe2O3 atau hematite diperoleh dari hasil ekstraksi mineral alam yakni dari bijih besi Aceh Besar. Proseshidriding MgH2-SiC-Fe2O3 diharapkan akan mengurangi in-efisiensi produksi material dengan ball mill yang selama ini berjalan dalam jangka waktu yang lama. Serangkaian eksperimen terhadap sifat-sifat serapan MgH2 dengan menambahkan katalis SiC, Fe2O3 dan diproduksi menggunakan teknik reactive milling akan dilakukan. Seperti diketahui, MgH2 dalam kondisi normal kesulitan bereaksi secara cepat untuk memproduksi atau menyerap hidrogen. Karena itu perlu adanya tambahan material lain ke dalam MgH2. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian awal terhadap konsentrasi kemurnian bijih besi dan pasir kuarsa pantai maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Oksida besi jenis hematite (Fe2O3) yang diekstrak dari bahan bijih besi lokal kawsan Lhoong, Aceh Besar dapat menghasilkan kemurnian hingga 96,58% dengan menggunakan teknik pemurnian kimia secara ko-presipitasi. 2. Ukuran kristalit dari bijih besi hematit yang dimurnikan dengan teknik kopresipitasi menghasilkan ukuran skala nanokristal rata-rata 20 nm. 3. SiO2 dapat diekstraksi dari pasir kuarsa yang diambil di kawasan Kuala Meurisi, Aceh Jaya. 4. Hasil pengamatan XRF menunjukan bahwa pasir kuarsa setelah proses ekstraksi kandungan SiO2 mengalami peningkatan dari 88.78% menjadi 89.86%. 5. Berdasarkan hasil pengamatan XRD menunjukkan bahwa material MgH2 disisipkan dengan katalis Fe2O3 yang dimilling dengan menggunakan teknik mechanicall alloying membentuk fasa utama MgH2 dan Fe2O3 sebagai fasa minor. Pada saat sisipan katalis ditambah serta penambahan waktu milling terjadi pelebaran puncak difraksi. Hal ini mengindikasikan mulai terjadi reduksi ukuran butir. 6. Hasil pengamatan XRD menunjukan bahwa material MgH2 disisipkan dengan katalis SiO2 yang dimilling dengan menggunakan teknik mechanical alloying membentuk MgH2 sebagai fasa utama dan SiO2 sebagai fasa minor. S E K I A N