Вы находитесь на странице: 1из 24

 Tuna cakap belajar (Learning

Disabilities) adalah istilah generik


merujuk pada keragaman kelompok
yang mengalami gangguan
diwujudkan dalam kesulitan-kesulitan
signifikan yang dapat menimbulkan
gangguan proses belajar
 Keadaan ini terjadi akibat disfungsi minimal
otak karena penyimpangan
perkembangan otak sehingga
menimbulkan gangguan seperti :
gangguan persepsi , pembentukan konsep
, bahasa , ingatan , dan gangguan motorik
. Umumnya masalah ini muncul ketika murid
mulai mempelajari mata pelajaran dasar
seperti menulis , membaca , berhitung dan
mengeja.
 Minimal Brain Disfunction
 Aphasia
 ketidakberfungsian minimal otak,
digunkan untuk merujuk suatu kondisi
gangguan syaraf minimal pada murid.
Beberapa symptom spesefik dari
ketakberfungsian otak minimal ialah :

Kelemahan Dalam
Gangguan Fungsi Gangguan Berbicara
Persepsi dan
Motorik dan Komunikasi
Pembentukan Konsep
• Terdiri dari • Terdiri dari seringkali • Terdiri dari
kelemahan dalam gemetar , kekakuan kelemahan
membedakan gerak , hiperaktivitas membedakan
ukuran , tilikan ruang , hipoaktivitas stimulis aditif ,
, orientasi waktu , perkembangan
memperkirakan bahasa yang
jarak , membedakan lamban , seringkali
bagian-keseluruhan kehilangan
dan memahami pendengaran , dan
keutuhan . seringkali berbicara
tak teratur.
Prestasi dan
Karakteristik Gangguan Proses
Penyesuaian
Emosional Berfikir
Akademik
• Terdiri dari • Terdiri dari • Terdiri dari
ketakcakapan impulsif , eksplosif ketakcakapan
membaca , , kelemahan berfikir abstrak ,
berhitung , kendali emosi umumnya berfikir
mengeja , dan dorongan konkret , kesulitan
menulis , dan toleransi membentuk
menggambar , rendah terhadap konsep ,
kelambanan frustasi seringkasli
menyesuaikan berpikirnya tak
pekerjaaan, dan terorganisasi
kebimbangan
memahami
instruksi
 Kondisi dimana anak gagal menguasai
ucapan-ucapan bahasa yang
bermakna pada usia 3 tahun-an.
 Ketakcakapan bicara ini dapat
dijelaskan karena faktor ketulian,
ketebelakangan mental, gangguan
bicara, atau faktor lingkungan.
Receptive aphasia
• Meliputi : tidak dapat memahami apa yang terjadi dalam
gambar, tidak dapat memahami apa yang ia baca , kemiskinan
kosakata , tidak dapat mengidentifikasi apa yang didengar dan
tidak dapat melacak arah
Expressive aphasia
• Meliputi : jarang bicara di kelas, kesulitan dalam melakukan
peniruan, banyak pembicaraan yang tidak sejalan dengan ide,
jarang menampilkan gesture (gerak tangan) dan ketakcakapan
menggambar dan menulis
Inner aphasia
• Meliputi : tidak mampu melakukan asosiasi, menyebabkan sulit
berpikir abstrak
 Dyslexia adalah ketakcakapan membaca.
 Symptom umum yang sering ditampilkan anak dysfexia ialah :
a. Kelemahan Orientasi kanan-kiri.
b. Kecenderungan membaca kata bergerak mundur, “dia”
dibaca “aid”.
c. Kelemahan keterampilan jari.
d. Kesulitan dalam berhitung, kesalahan hitung.
e. Kelemahan memori otak.
f. Kelemahan memori visual tidak mampu memvisualkan
kembali objek kata, atau huruf.
g. Dalam membaca keras tidak mampu menkonversikan
symbol visual dalam symbol auditif yang sejalan dengan
bunyi kata secara benar yang diucapkan tidak sesuai
dengan apa yang dilihatnya.
 karakteristik secara umum anak tuna cakap
belajar antara lain: memiliki kelemahan
dalam berpikir dan menerima materi yang
diberikan oleh guru, intelegensinya
dibawah rata-rata, tidak menunjukan
peningkatan prestasi, lebih cenderung
menyendiri, cuek dan pemalu, jika
dihadapkan dengan sebuah pertanyaan
atau soal cenderung tidak bisa menjawab
atau lambat,tidur didalam kelas, tidak aktif,
mencontek pekerjaan teman, dan tidak
naik kelas.
Karakteristik akademik Karakteristik medis Karakteristik psikologis

• Barbara Goldstein •Gangguan keseimbangan •Berupa gangguan


dalam mengontrol posisi keseimbangan, gangguan
(dalam Yunus, 2005) tubuh dari tarikan gravitasi
menjelaskan bahwa koordinasi motorik,
yang menimbulkan kesulitan gangguan body image,
anak yang berkesulitan menulis dan gangguan laterasi.
setidaknya memiliki •Gangguan dalam Pengaruh itu
salah satu ciri dari tujuh mengkoordinasikan gerakan mempengaruhi pandang
motorik, ketidak harmonisan
ciri kesulitan yaitu: gerak beik yang gerakan
tuang yang akan
berbicara, menyimak, kasar maupun gerakan halus.
menimbulkan gangguan
ekspresi menulis, konsentrasi dan aternsi dan
• Berhubungan dengan
kelancaran laterasi, yaitu yang berkenaan
mengakibatkan gangguan
dengan kesadaran tentang persepsi dan menimbulkan
membaca,memahami kesulitan pada :
arah kanan-kiri, belakang-
bacaan, berhitung, depan, atas-bawah. pemahaman bentuk,
dan berpikir matematis. • Berupa gangguan body memahami gerak dan
image (gambaran tubuh) memahami perintah.
adalah pemahaman tubuh
sendiri secara keseluruhan,
misalnya kesadaran tentang
posisi tangan, mata, telinga
dan sebagainya. Body skema
ialah kesadaran mengenai
orientasi ruang yang berkaitan
dengan tubuh.
 Karakteristik tuna cakap belajar yang
ditemukan pada murid kecenderungan
menunjukkan kesulitan dalam hal-hal
berikut:
 Aspek Kognitif
murid yang menunjukkan karakteristik
kesulitan dalam masalah-masalah khusus,
seperti : kemampuan membaca. Kasus-
kasus ini membuktikan bahwa anak tuna
cakap belajar memiliki kemampuan kognitif
yang normal, akan tetapi kemampuan
tersebut tidak berfungsi secara optimal
sehingga terjadi keterbelakangan
akademik (academic retardation), yakni
terjadinya kesenjangan antara apa yang
mestinya dilakukan dengan apa yang
dicapainya secara nyata.
 Aspek Bahasa
Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan
dalam mengekspresikan diri, baik secara lisan (verbal)
maupun tertulis.
 Aspek Motorik
Masalah motorik murupakan kesulitan dalam
keterampilan motorik-perseptual (perceptual-
motorproblem) yang deperlukan untuk
mengembangakan keterampilan meniru rancangan atau
pola, kemampuan ini diperlukan untuk menggambar,
menulis menggunakan gunting, serta sangat diperlukan
koordinasi yang baik antara tangan dan mata, yang
dalam banyak hal koordinasi tersebut kurang
dimanfaatkan murid yang mengalami tuna cakap
belajar.
 Aspek Sosial dan Emosi
Dua karakteristik yang sering diangkat sebagai karakteistik
social-emosional murid tuna cakap belajar ialah kelabilan
emosional dan keimpulsif-an. Kelebihan emosional
ditunjukkan sering berubahnya suasana hati dan
temperamen yang menyebabkan lemahnya
pengendalian terhadap dorongan-dorongan.
Identifikasi Ketunacakapan Belajar

prosedur yang diperlukan dalam menilai seorang murid yang


diduga memiliki tuna cakap belajar yang khusus (kantor
pendidikan Amerika, 1977).
a. Penambahan anggota tim.
Setiap tim berasal dari berbagai disiplin harus meliputi (1)
guru tetap, dan (2) seseorang ahli yang melakukan ujian
diagnostik (ahli psikologi dan guru ahli remedial)
b. Kriteria untuk menentukan ketunacakapan belajar yang
khusus.
1) Anak dikatakan mengalami tuna cakap jika anak tidak
mampu mencapai prestasi sesuai usia dan kecakapan
dalam satu atau lebih bidang : ekspresi lisan ,
mendengarkan pemahaman , ekspresi tulisan ketrampilan
membaca dasar , membaca pemahaman dan
perhitungan matematis .
2) Anak tidak diidentifikasi mengalami
tuna cakap belajar jika kesenjangan
antara kecakapan dengan prestasi
disebabkan oleh: hambatan visual ,
pendengaran, keterbelakangan mental,
gangguan emosional ,
ketakberuntungan lingkungan , kultural ,
atau ekonomi .
3) Observasi
4) Laporan tertulis
 Faktor Internal (dalam diri anak)
1. Minimal Brain Dysfunction (ketidak
berfungsian minimal otak) yang biasa
termanifestasi dalam berbagai kondisi
kesulitan seperti: persepsi, konseptualisasi,
bahasa memori, pengendalian perhatian
impuls (dorongan) atau fungsi motorik.
2. Kelemahan perceptual
3. Malas belajar
4. Kelemahan dalam membaca (dyslexia)
5. Bawaan
 Faktor Ekstern (dari luar diri anak)
1. Faktor Pengalaman.
2. Lingkungan
3. Beban pikiran karena masalah dengan
keluarga
4. Tidak adanya atau kurangnya perhatian
dari orang tua juga keluarga
5. Tidak adanya bimbingan atau
pengarahan
 Bagi murid yang memiliki masalah pendengaran dan
pengelihatan
1) Guru duduk seperti murid di depan kelas
2) Memberikan tugas kelompok dibantu temannya
untuk memberikan penjelasan.
3) Guru memberi petunjuk tertulis dan lisan untuk semua
tugas yang di berikan
 Bagi murid yang memiliki masalah pendengaran
1) Menggunakan alat-alat visual : peta , slide , gambar
dll.
2) Merangkum materi pokok dari setiap mata pelajaran
di akhir proses pembelajaran
3) Menggunakan tape recorder saat mengajar
 Bagi murid yang mengalami masalah
penglihatan dan gerak
1)Memberi kesempatan pada murid untuk
merekam penjelasan guru
2)Memberikan tes yang beragam :
menjodohkan , piligan ganda, benar
salah dll.
3) Mencoba memeberikan tes secara lisan
ataupun tertulis .
 Menyusun ilustrasi dari setiap pokok bahasan yang diteskan
 Mempersiapkan Glosari atau kata-kata khusus dan definisi dari
setiap konsep yang diajarkan
 Membuat kartun atau gambar yang menjelaskan tentang
gagasan dari setiap pokok bahasan / sub pokok bahasan
 Membuat rangkaian gambar yang berhubungan dengan
gagasan yang beragam dalam setiap sub pokok bahasan
 Membuat majalah dinding
 Menulis atau merekam berita mengenai suatu hal yang
berkaitan dengan pelajaran
 Mewancarai seseorang yang memahami topic-topik pelajaran
 Mempelajari informasi baru dari jurnal, yang sesuai dengan
materi pelajaran
 Mempersiapkan proposal penelitian
 Mempersiapkan slide, filmstrip, atau penyajian videotape bagi
kelompok
 Menurut Rosner dalam Sunaryo (1998:108-
112) menggolongkan pola layanan
bimbingan ke dalam layanan Remidiasi,
Kompensasi, dan Prevensi
a.Layanan remidiasi terfokus pada upaya
menyembuhkan, mengurangi, atau jika
mungkin menghilangkan kesulitan belajar.
Dalam layanan ini murid dibantu untuk
mengatasi kekurangan dalam ketrampilan
perseptual maupun kecakapan dasar
berbahasa .
 Layanan kompensasi yaitu
mengembangkan komisi pembelajaran
khusus luar kondisi yang normal atau baku
yang memungkinkan murid memperoleh
kemajuan yang memuaskan dalam
keadaan kekurang terampilal perseptual
dan bahasa.
 Layanan prevensi , langkah pertama
dalam prevensi adalah mengidentifikasi
murid sebelum dia mengalami kesulitan
atau ketunacakapan belajar di sekolah.

Вам также может понравиться