WASPADA SERING KERJA

LEMBUR, PENYAKIT MENGINTAI

RISIKO KESEHATAN PRIA YANG
MELAKUKAN POLIGAMI
Epidemiologi dan Perilaku pada
Penyakit jantung
Ida Srisurani Wiji astuti
 Epidemiologi penyakit tidak menular
Penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi
antara agent (non living agent) dengan host
(manusia) dan lingkungan sekitar
Nama lain : penyakit kronis, non communicable
diseases,penyakit degeneratif, penyakit non
infeksi
 Karakteristik penyakit tidak menular
1. Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu
2. Masa inkubasi yang panjang dan latent
3. Perlangsungan penyakitnya yang berlarut-larut
(kronik)
4. Sulit untuk didiagnosis
5. Biaya pencegahan maupun pengobatannya cukup
tinggi
6. Mempunyai variasi yang cukup luas
7. Faktor penyebabnya bermacam-macam (Multifaktor)
 Pembagian penyakit jantung
• Penyakit jantung bawaan
• Penyakit non PJB → IMA, atherosklerosis,
gagal jantung kongestif, kardiomiopati,
aritmia, penyakit jantung rematik, PJK, miositis
Epidemiologi penyakit jantung bawaan
Penyakit Jantung Bawaan ini terjadi pada sekitar 8 dari
1000 kelahiran hidup.
Insiden lebih tinggi pada lahir mati (2%), abortus (10-
25%), dan bayi premature (2%) (Tank, 2000).
Penelitian di Taiwan menunjukkan prevalensi yang sedikit
berbeda, yaitu sekitar 13,08 dari 1000 kelahiran hidup,
lebih banyak pada bayi perempuan.
Penyakit Jantung Bawaan yang paling sering ditemukan
adalah Ventricular Septal Defect (Wu, 2009).
 Tetralogi Fallot
• Salah satu penyakit jantung bawaan yang
banyak terjadi
• 10% dari penyakit jantung bawaan adalah TF
• 3-6 setiap 10.000 kelahiran hidup
• Di Indonesia, diperkirakan 35.000-40.000
kasus per tahun
• Tanpa tindakan bedah, mortalitas mencapai
50% pada usia 6 tahun
(jurnal CDK, 2014)
 Faktor risiko PJB
• Beberapa faktor yang diyakini dapat
menyebabkan PJB ini secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi dua golongan besar,
yaitu genetik dan lingkungan.
• faktor genetik, hal yang penting kita
perhatikan adalah adanya riwayat keluarga
yang menderita penyakit jantung.
 Faktor risiko PJB
• faktor lingkungan :
- Paparan lingkungan yang tidak baik, misalnya menghirup asap
rokok.
- Rubella, infeksi virus ini pada kehamilan trimester pertama, akan
menyebabkan penyakit jantung bawaan
- Diabetes, bayi yang dilahirkan dari seorang ibu yang menderita
diabetes tidak terkontrol mempunyai risiko sekitar 3-5% untuk mengalami
penyakit jantung bawaan
- Alkohol, seorang ibu yang alkoholik mempunyai insiden sekitar 25-
30% untuk mendapatkan bayi dengan penyakit jantung bawaan
Epidemiologi penyakit jantung
 Faktor risiko penyakit jantung yg
didapat
1. Atherosklerosis
2. Hipertensi
3. Penyakit jantung koroner
4. Penyakit cerebrovaskular
 MORBIDITAS DAN MORTALITAS
 1 dari 5 kematian di US disebabkan oleh PJK: 669.000 kasus
per tahun.
 20% pasien infark miokard akan meninggal.
 2/3 pasien yg selamat tidak sembuh sempurna, walau 88%
pasien yang usianya lebih muda dari 65 tahun akan kembali
bekerja.
 Dalam 6 tahun kemudian setelah infark miokard, 7% laki-laki
dan 6% perempuan mengalami kematian mendadak, dan
18% laki-laki dan 35% perempuan mengalami infark
kembali.
Gejala dan Faktor Risiko Hipertensi
• Gejala: symptoms & signs of
hypertension.JPG
• Faktor Risiko
Hipertensi
1. Umur : > 40 tahun,
2. Ras/Suku : Di USA, orang kulit
hitam > kulit putih.
Di Indonesia
bervariasi,
3. Urban / Rural : kota > desa
4. Geografis : Pantai > pegunungan
5. Seks:
Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50
tahun
6. Gemuk : Gemuk > kurus
7. Stress
8. Personaliti : tipe A > B
9. Diet : tinggi garam
10. Diabetes Mellitus
11. Komposisi air : kadar timbal
(kemungkinan ada hubungan)
kadar kadmium
(ada bukti dari studi)
kadar sodium
(inkonsisten)
12. Alkohol : risiko meningkat bila
minum > 3x / hari jumlah
moderate, efeknya protektif
13. Rokok : inconsistent
Poster1.doc, Poster2b.doc
14. Kopi : belum ditemukan
15. PIL KB : risiko meninggi bila
sudah lama pakai
• (Dr. Santi Martini)
 Faktor Risiko PJK
1. Hipertensi
- Hasil studi Framingham:
TD 160/95 mmHg, risiko terkena PJK  5x TD 110/90 mmHg
DM + HT  risiko terkena PJK 2x daripada non DM
HT lebih sering ditemukan1,6 kali pada PJK dibandingkan tanpa
HT
2. Kolesterol
- LDL (Low Density Lipoprotein) bersifat atherogenik.
- HDL (High Density Lipoprotein) bersifat protektif terhadap
PJK.
3. Rokok
- Merokok ↓ kadar HDL Cholesterol.
- Resiko PJK 70% > bukan perokok.
- tergantung pada: jumlah rokok yang dihisap, lama merokok
Framingham study : > 30 batang / hari  3-5x risiko PJK
> 40 batang /hari  6,5 risiko PJK
Pencegahan pada penyakit Jantung
DEFINISI
upaya peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan atau menghindari berjangkitnya
penyakit
TUJUAN
menghilangkan atau mengurangi risiko,
diagnosis dini, pengobatan cepat, membatasi
terjadinya komplikasi, dan penyesuaian
maksimal thd kecacatan
FAKTA PENTING TERKAIT PENCEGAHAN
1. Fokus utama pencegahan PJK ialah mendukung gaya hidup
sehat semua pasien.
2. Identifikasi dan reduksi faktor risiko akan menurunkan
insidensi PJK, terutama pada kadar lemak darah,
hipertensi, merokok dan gaya hidup malas
3. Mengubah diet lemak saturasi rendah, asam lemak trans
rendah, diet rendah kolesterol akan menurunkan kadar
kolesterol serum.
4. Regresi lesi koroner sangat mungkin dicapai dengan terapi
adekuat.
5. Pasien dengan peningkatan kolesterol lipoprotein densitas
rendah (LDL) yang signifikan, pengobatan menurunkan
kolesterol terbukti efektif dalam mengurangi insiden dan
mortalitas infark miokard.
 Prinsip pencegahan
Pencegahan primer
meliputi upaya-upaya utk mencegah
berjangkitnya suatu penyakit. Meliputi:
1. Pendidikan utk mengubah faktor-faktor gaya
hidup yg diketahui berhubungan dg terjadinya
penyakit.
2. Pembuatan undang-undang atau peraturan utk
menjamin upaya-upaya pencegahan primer
dilakukan dg benar.
3. Sanitasi lingkungan dan pembuatan tempat
khusus merokok yg terpisah dari area publik
Pencegahan sekunder
terdiri dari upaya-upaya utk menghentikan atau
memperlambat proses terjadinya penyakit. Meliputi:
1. Mendeteksi penyakit pada stadium dini (fase subklinis)
2. Mencegah terjadinya proses irreversibel penyakit

Contoh : diketahuinya hipertensi secara dini melalui

pemeriksaan rutin / screening
Pencegahan tersier
pencegahan tersier terjadi dari upaya manajemen suatu
penyakit (yg telah terjadi) utk mengurangi terjadinya cacat atau
kelemahan melalui rehabilitasi.
Tujuan rehabilitasi adalah mengembalikan / memperbaiki kondisi
pasien ke tingkat yg paling optimal akibat kerusakan yg
irreversibel
Contoh : seorang pasien yang menderita gagal jantung karena
darah tinggi, dapat dilakukan upaya perbaikan dg mengubah
gaya hidup yg berguna melalui upaya rehabilitasi yg memadai
Pada pencegahan tersier ini pasien bisa jatuh
dalam kondisi sembuh, cacat, atau mati
Untuk mempertahankan status fungsionalnya
diperlukan upaya rehabilitasi, suportif, dan
profilaksis
PENYAKIT TIDAK MENULAR PERLU
DICEGAH
 TUJUAN GERMAS
AGAR MASYARAKAT BERPERILAKU SEHAT
SEHINGGA BERDAMPAK PADA :

Kesehatan Biaya untuk

Terjaga berobat
Lingkungan berkurang
Produktif Bersih

3
1
 Bentuk Kegiatan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1 Melakukan Aktivitas Fisik 3 Tidak Merokok

2 Mengonsumsi Sayur dan
4 Tidak Mengonsumsi Alkohol
Buah

5 Memeriksa Kesehatan
6 Membersihkan Lingkungan

Secara Rutin

7 Menggunakan Jamban
 SIAPA YANG MELAKSANAKAN ?
Seluruh lapisan masyarakat

Mempraktekkan pola
hidup sehat sehari-hari

Individu Keluarga Masyarakat

Menggerakkan institusi
dan organisasi masing-
masing

Menyediakan : kurikulum
pendidikan, fasilitas olahraga,
sayur dan buah, fasilitas Akademisi Dunia Usaha Organisasi Masyarakat
kesehatan, transportasi,
Kawasan Tanpa Rokok, taman
untuk beraktivitas, Iklan Layanan
Masyarakat, car free day, dsb Pemerintah
Pusat dan
Daerah