Вы находитесь на странице: 1из 41

K3 Listrik

(Electrical Safety and Health Training


for Electrician)
Peraturan Perundangan
K3 Listrik

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
BAB. I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan majunya industrialisasi, mekanisasi, elektrifikasi
dengan sarana mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat-alat,
bahan-bahan yang mengandung racun, mudah terbakar,
mudah meledak, dan sebagainya yang serba pelik dapat
meningkatkan intensitas kerja operasional dan waktu
kerja bagi tenaga kerja sehari-hari.
Disisi lain diperlukan tenaga kerja yang trampil,
ahli,berpengetahuan, disiplin, dan sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Maka dapatlah
dipahami perlu adanya pengetahuan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
3/12/2019
A. LATAR BELAKANG
yang maju dan tepat sehingga dapat memberikan rasa
tenteram dan kegairahan bekerja bagi tenaga kerja dalam
hal ini dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan
produksi dan produktifitas kerja.
Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan
derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi

3/12/2019
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Melalui program pembejaraan ini diharapkan saudara
dapat memahami ketentuan peraturan perundangan
yang berkaitan dengan K3 listrik.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Melalui program pembelajaran ini diharapkan saudara
dapat menjelaskan : Pengertian, Pelatihan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Pembinaan,
Kewajiban Tenaga Kerja, Hak Tenaga Kerja,
Kewajiban Pengurus, Ketentuan Terkait, Pengusahaan
Instalasi Listrik, Pemeriksaan dan Pengujian,
Wewenang dan Tanggung Jawab

3/12/2019
C. RUANG LINGKUP
1. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk meningkatkan produksi produktivitas
nasional. (1)
2. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat
kerja perlu terjamin pula keselamatannya. (2)
3. Bahwa sesuai peranan dan kedudukan tenaga kerja,
diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran
sertanya dalam pembangunan serta peningkatan
perlindungan tenaga kerja dan keluarganya (Konsd.c)

3/12/2019
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
2. UNDANG-UNDANG No 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
3. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI R.I. No. KEP-75 / MEN / 2002 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia ( S.N.I.) Nomor
: SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000 ( PUIL 2000) di Tempat Kerja.
4. KEPUTUSAN DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN No. KEP.311 / BW / 2002
tentang Sertifikasi Kompetensi K3 Listrik.
3/12/2019
BAB. II POKOK BAHASAN

A. PENGERTIHAN
1. PEKERJA/BURUH adalah setiap orang yang
bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain
2. PEMBERI KERJA adalah orang perorangan,
pengusaha, badan hukum, atau badan-badan
lainnya yang mempekerjakan Pekerja/buruh
dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain

3/12/2019
A. PENGERTIHAN
3. PENGUSAHA adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan
hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik
sendiri
b. Orang perorangan, persekutuan, atau badan hukum
yang yang secara berdiri sendiri menjalankan
perusahaan hukum miliknya
c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum
yang berada di Indonesia mewakili perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia

3/12/2019
A. PENGERTIHAN
4. PERUSAHAAN adalah :
a. Setisp bentuk usaha yang berbadan hukun atau
tidak, milik orang perseorangan, milik
persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik negara yang mempekerjaka
pekerja/buruh dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain
b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang
mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang
lain dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain

3/12/2019
A. PENGERTIHAN
5. TEMPAT KERJA adalah :
a. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu
usaha;
b. Adanya tenaga kerja yang bekerja disana
c. Adanya bahaya kerja ditempat itu
6. AHLI KESELAMATAN KERJA adalah tenaga
teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen
Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja untuk mengawasi ditaatinya

3/12/2019
A. PENGERTIHAN
7. PELATIHAN KERJA adalah keseluruhan kegiatan
untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan
dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifiksai jabata atau pekerjaan
8. KOMPETENSI KERJA adalah kemampuan kerja
setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan.

3/12/2019
A. PENGERTIHAN
9. TENAGA TEKNISI LISTRIK adalah setiap teknisi
yang diserahi dan tanggung jawab dalam pekerjaan
pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan,
pemeriksaan, pengujian dan perbaikan instalasi listrik
harus memenuhi syarat kompetensi kerja Keselamatan
dan Kesehatan Kerja teknisi listrik yang dibuktikan
dengan Sertifikat dan Lisensi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik.

3/12/2019
B. PELATIHAN KERJA
1. Pelatihan kerja diselenggarakan & diarahkan untuk
membekali, meningkatkan, & mengembangkan
kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan,
produktivitas, dan kesejahteraan
2. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan
atau meningkatkan dan atau mengembangkan
kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya melalui pelatihan kerja
3. Pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan
atau pengembangan kompetensi pekerjaan

3/12/2019
B. PELATIHAN KERJA
4. Setiap pekerja/buruh memiliki kesempatan yang
sama untuk mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan
bidang tugasnya.(12.3)
5. Pelatihan kerja diselenggarakan oleh lembaga
pelatihan kerja pemerintah dan/atau lembaga
pelatihan kerja swasta.(13.1)
6. Pelatihan kerja dapat diselenggarakan di tempat
pelatihan atau di tempat kerja.(13.1)
7. Lembaga pelatihan kerja swasta dapat berbentuk
badan hukum Indonesia atau perorangan.(14.1)

3/12/2019
B. PELATIHAN KERJA
8. Penyelenggara pelatihan kerja wajib memenuhi
persyaratan : (ps.15)
a. Tersedianya tenaga kepelatihan.
b.Adanya kurikulum yang sesuai dengan tingkat
pelatihan.
c. Tersedianya sarana dan prasarana pelatihan kerja,
d. Tersedianya dana bagi kelangsungan kegiatan
penyelenggaraan pelatihan kerja

3/12/2019
B. PELATIHAN KERJA
9. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan
kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja
yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja
swasta berupa sertifikat kompetensi kerja. (18)
10. Pengakuan kompetensi kerja dilakukan melalui
sertifikat kompetensi kerja.(18.2)
11 Sertifikasi kompetensi kerja dapat diikuti tenaga
kerja yang berpengalaman. (18.3)

3/12/2019
C. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja.(86)
(Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dimaksud untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi) penjelasan pasal
86 U.U.13/2003

3/12/2019
C. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
2. Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.(87)
(Yang dimaksud dgn Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab,
prosedur, proses, dan sumber daya yg dibutuhkan bagi
pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian &
pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dlm rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif )

3/12/2019
D. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
Keselamatan Kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan
bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan

3/12/2019
D. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
P.M.P.No.7/1964 PER.01/MEN/76; PER.01/MEN/78;
PER.01/MEN/79; PER.01/MEN/80; PER.02/MEN/80;
PER.04/MEN/80; PER.01/MEN/81; PER.01/MEN/82;
PER.02/MEN/82; PER.02/MEN/83; PER.03/MEN/85;
PER.04/MEN/85; PER.05/MEN/85; PER.03/MEN/86;
PER.04/MEN/87; PER.01/MEN/88; PER.01/MEN/89;
PER.02/MEN/89; PER.02/MEN/92; PER.04/MEN/95;
PER.05/MEN/96; INST.11/BW/97; PER.03/MEN/98;
PER.03/MEN/99; KEP.51/MEN/99; KEP.186/MEN/99;
KEP.187/MEN/99; KEPMENAKERTRANS.75/MEN/2002;
KEPDIRJEN.311/BW/2002

3/12/2019
E. PEMERIKSAAN KESEHATAN
1. Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan
badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari
tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
yang diberikan padanya. (8)
2. Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara
berkala pada dokter yang ditujuk oleh pengusaha
dan dibenarkan oleh Direktur.

3/12/2019
F. PEMBINAAN
1. Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan
pada tenaga kerja baru tentang :
a.Kondisi dan bahaya yang dapat timbul.
b.Semua pengaman dan alat-alat perlindungan.
c.Alat perlindungan diri. ( A.P.D.)
e.Cara-cara dan sikap kerja yang aman dalam
melaksanakan pekerjaan.

3/12/2019
F. PEMBINAAN
2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang
bersangkutan setelah ia YAKIN bahwa tenaga kerja tersebut
telah memahami syarat-syarat tersebut.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua
tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam
pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta pertolongan
pertama pada kecelakaan.
4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan
tempat kerja yang dijalankannya.

3/12/2019
G. PANITIA PEMBINA K3
Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga
kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas
dan kewajiban bersama dibidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, dalam rangka melancarkan usaha
berproduksi.
Pengurus diwajiban melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi
dalam tempat kerja yang dipimpinnya, kepada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

3/12/2019
H. KEWAJIBAN TENAGA KERJA
1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta
oleh Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan
Kerja.
2. Memakai alat perlindungan diri yg diwajibkan.
3. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diwajibkan.

3/12/2019
I. HAK TENAGA KERJA
1. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua
syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
diwajibkan.
2. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana
syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta alat-
alat perlindungan diri yang diwajibkaan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain
oleh Pegawai Pengawas dalam batas-batas yang
masih dapat dipertanggung-jawabkan.

3/12/2019
J. KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT
KERJA
Barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja,
diwajibkan mentaati semua petunjuk Keselamatan
Kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.

3/12/2019
K. KEWAJIBAN PENGURUS
1. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja
semua syarat-syarat Keselamatan Kerja yang
diwajibkan
2. Memasang semua dan bahan pembinaan lainnya pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
3. Menyediakan secara Cuma-Cuma, semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan
bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut petunjuk Pegawai Pengawas atau
Ahli Keselamatan Kerja

3/12/2019
L. KETENTUAN YANG TERKAIT
1. U.U.No.1 Th 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. U.U.No.15 Th 1985 tentang Ketenagalistrikan.
3. U.U.No.23 Th 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
4. U.U.No.18 Th 1999 tentang Jasa Konstruksi.
5. U.U.No.22 Th 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
6. P.P.No.25 Th 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.

3/12/2019
L. KETENTUAN YANG TERKAIT
7. P.P. No. 10 Th 1989 tentang Penyediaan dan
Pemanfaatan Tenaga Listrik.
8. P.P. No. 51 Th 1993 tentang Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan.
9. P.P.No. 25 Th 1995 tentang Usaha Penunjang
Tenaga Listrik.
10. Permentamben. No. 01. P / 40 / M. PE / 1990
tentang Instalasi Ketenagalistrikan.
11. Permentamben No. 02. P / 0322 / M. PE / 1995
tentang Standarisasi, Sertifikasi dan Akreditasi
Dalam Lingkungan Pertambangan dan Energi.

3/12/2019
.M. SEJARAH P.U.I.L
1. V.R. 1910 → Jaman Belanda A.V.E 1938
2. V.R. 1910 → P.U.I.L 1964 (terjemahan A.V.E)
3. U.U. 1/1970 → P.U.I.L 1977 PER.04/MEN/1978
4. U.U. 1/1970 → P.U.I.L 1987 PER.04/MEN/1988
5. U.U 1/1970 → P.U.I.L 2000 KEP.75/MEN/2002

3/12/2019
N. PENGUSAHAAN INSTALASI LISTRIK
1. Setiap orang atau badan perancang, pemasang dan pemeriksa
atau penguji instalasi listrik harus mendapat IZIN dari instansi
yang berwenang
2. Setiap instalasi listrik harus dilengkapi dengan rancangan
instalasi yang dibuat oleh perancang yang mendapat IZIN dari
instansi yang berwenang
3. Para petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan pemasangan,
pemeliharaan, atau pelayanan instalasi listrik diwajibkan untuk
segera MELAPORKAN secara tertulis kepada atasannya yang
bertanggung jawab, segala kejadian dan keadaan yang mungkin
membahayakan atau kerusakan yang diketahuinya

3/12/2019
N. PENGUSAHAAN INSTALASI LISTRIK
4. Instalasi listrik yg selesai dipasang/ yg mengalami perubahan,
harus DIPERIKSA dan DIUJI dahulu sebelum dialiri listrik
antara lain :
a. Berbagai macam tanda pengenal & papan peringatan.
b. Perlengkapan listrik.
c. Cara memasang perlengkapan.
d. Polaritas.
e. Pembumian.
f. Resistans isolasi.
g. Kesinambungan sirkit.
h. Fungsi proteksi sistem instalasi listrik.

3/12/2019
N. PENGUSAHAAN INSTALASI LISTRIK
5. Pada pintu masuk ke ruang kerja listrik , ruang kerja listrik
terkunci, dan ke setiap ruang yang ada perlengkapan listrik yang
berbahaya, harus dipasang papan atau tanda peringatan
“DILARANG MASUK YANG TIDAK BERWENANG”
6. Perancang, pemasang, dan pemeriksa atau penguji instalasi listrik
harus mentaati ketentuan dalam PUIL 2000 dan peraturan lain
pasal 1.3.
7. Perancang, pemasang, dan pemeriksa/penguji instalasi listrik
wajib memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bagi tenaga kerjanya sesuai dengan peraturan Perundang-
undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku.

3/12/2019
N. PENGUSAHAAN INSTALASI LISTRIK
8. Orang yang diserahi tanggung jawab atas semua pekerjaan,
perancang, pemasangan, pemeriksaan atau pengujian instalasi
listrik harus AHLI dibidang kelistrikan sesuai ketentuan yang
berlaku, memahami peraturan kelistrikan, memahami ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, menguasai pekerjaan
memasang instalasi listrik, dan memiliki IZIN bekerja dari
instansi yang berwenang
9. Orang yang MENGAWASI pemasangan instalasi listrik harus
AHLI di bidang kelistrikan, memahami peraturan kelistrikan,
memahami peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta
menguasai pemasangan instalasi listrik agar jangan terjadi
kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan atau kebakaran

3/12/2019
N. PENGUSAHAAN INSTALASI LISTRIK
10. Orang yang mengerjakan pemasangan instalasi listrik harus
sehat jasmani dan rohani serta memiliki pengetahuan dan
ketrampilan dalam pekerjaan
11. Tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus memenuhi
syarat KESELAMATAN dan KESEHATAN KERJA sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
12. Dalam berbagai ruang kerja listrik yang berbahaya seperti
BENGKEL, PABRIK dan sebagainya harus dipasang
gambar instalsi listrik, papan peringatan, dan tanda larangan,
poster Keselamatan Kerja, perlengkapan pertolongan
pertama, dan Alat Pemadam Kebakaran ( APAR )

3/12/2019
O. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
1. Perancang suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas
rancangan instalasi listrik yang dibuatnya
2. Pelaksana instalasi listrik bertanggung jawab atas
pemasangan instalasi listrik sesuai dng rancangan instalasi
listrik yg telah disetujui oleh instansi yg berwenang
3. Instansi yang berwenang BERHAK memerintahkan
penghentian seketika penggunaan instalasi listrik yg dpt
membahayakan Keselamatan umum atau K3. Perintah
penghentian tersebut harus diberikan secara tertulis, disertai
alasannya

3/12/2019
P. PETUGAS PELAYANAN
Pelayanan instalasi listrik harus dilakukan oleh
tenaga kerja yang khusus terlatih, jika hal itu
tidak mungkin, oleh seseorang dibawah
pengawasan dan petunjuk petugas yang ahli

3/12/2019
Q. DILARANG BEKERJA DALAM
KEADAAN BERTEGANGAN
1. Ruang dng bahaya kebakaran / peledakan
2. Ruang lembab dan ruang sangat panas

3/12/2019
R. SENTUH
Pekerja DILARANG menyentuh perlengkapan
listrik yang bertegangan dengan tangan
telanjang meskipun ia telah membuat dirinya
terisolasi dari bumi.

3/12/2019
Terimakasih

Falsafah Keselamatan Pribadi


• Saya Tidak Ingin Menzalimi Diri Sendiri
• Saya Tidak Ingin Menzalimi Orang Lain
• Saya Tidak Ingin Melanggar Aturan

Вам также может понравиться