Вы находитесь на странице: 1из 16

TB PARU

Kelompok 4
Bella Nirmala, Endar Andiranto, Heri Harsono, Nina Marlina, Miftah
Hamdani, Sheilla Alya Shafira R, Tintin Supriatin.
Pengertian

TB Paru merupakan penyakit infeksi pada paru yang


disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri
yang tahan asam (BTA).
Etiologi

Etiologi Tuberculosis paru adalah mycobacterium tuberculosis yang


berbentuk batang dan tahan asam.

M. Tuberculosis berbentuk batang, panjang 1-4 µm.

Dengan tebal 0,3 – 0,5 µm, selain itu juga kuman lain yang memberi
infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.
Patofisiologis

Berhasil berdiam
Aerosol yang di alveoli dan Makrofag pecah dan
Inisiasi system
terinfeksi diliputi oleh mengeluarkan
imunit innate
makrofag alveolar bakteri

Terhirup Bertahan Pertumbuhan logaritme


yang berlipat ganda
setiap 24 jam
Penularan Tuberculosis

• Penulannya terjadi melalui udara (airbone) yang menyebar melalui


partikel percik renik (droplet nuclei) saat seorang batuk, bersin,
berbicara, atau bernyanyi.
• Infeksi, bila seorang menghirup percik renik yang mengandung
mycobacterium dan akhirnya sampai ke alveoli.
• Gejala timbul beberapa saat setelah infeksi, umumnya setelah
respon imun terbentuk 2-10 miunggu setelah infeksi.
Anak yang dicurigai mnenderita tuberculosis
bila :

• Kontak erat dengan penderita tuberculosis BTA positif.


• Ada reaksi kemerahan setelah suntik BCG dalam 3 – 7 hari.
• Terdapat gejala umum tuberculosis.
Gejala umum yang dicurigai anak yang
menderita TBA

• Berat badan menurun 3 bulan secara berturut-turut tanpa sebab


yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan walaupun sudah dengan
penanganan gizi yang baik.
• Nafsu makan tidak ada (anorexia)
• Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas ( bukan
typhoid, malaria, ispa)
• Pembesaran kelenjar limfe tanpa disertai nyeri
• Batuk lebih dari 30 hari dan nyeri dada
• Diare persisten yang tidak kunjung sembuh
Pemeriksaaan penunjang

A. Kultur sputum :positif untuk Mtb pada tahap akhir penyakit


B. Tes kulit ( tes mantuk ) : reaksi popsitif ( area indurasi 10mm
atau lebih besar, terjadi 48-72jam setelah injeksi intradermal
antigen)
C. Foto thorak : dapat menunjukan infiltrasi lesi awal pada area
paru
D. Histologi atau kultur jaringan paru : positif untuk mtb
Pengkajian fokus

1. aktifitas atau istirahat


Gejala : kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek, mengigil; atau
berkeringat
tanda : takikardi, tahipne, kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut)
2. integritas ego :
Gejala : perasaan tidak berdaya
Tanda : menyangkal (khususnya selama tahap dini),ansietas,ketakutan
3. makanan atau cairan :
Gejala : kehilangan nafsu makan , penurunan berat badan
Tanda : turgor kulit buruk,kering atau kulit bersisik,kehilangan otot atau
kehilangan lemak subkutan
4. nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri dada meningkat karna batuk berulang,
Tanda :perilaku distraksi,gelisah.
5.Pernafasan
Gejala : batuk produktif atau tidak produktif, nafas pendek,
Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, pengembangan
pernafasan tidak simetris,perkusi pekak dan penurunan
fremitus,bunyi nafas tubuler.
Pathway
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pola nafas tidak efektif b.d sekresi mukopurulen dan


kekurangan upaya batuk.
2. Gangguan pertukaran gas b.d penurunan permukaan efek paru.
Kerusakan membrane di alveolar, kapiler, secret kental dan
tebal.
3. Intoleransi aktivitas b.d keletihan dan tidak inadekuat oksigenasi
untuk aktivitas.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual
muntah, anorexia.
Gangguan pola nafas tidak efektif b.d sekresi
mukopurulen dan kekurangan upaya batuk.

Intervensi :
1. Kaji kualitas dan kedalaman pernafasan penggunaan otot aksesoris, kaji setiap
perubahan.
rasional : dipsnea terjadi peningkatan kerja nafas, kedalaman nafas, dan
bervariasi tergantung derajat gagal nafas.

2. Kaji kualitas sputum, warna, bau, dan konsistensi.


rasional : adanya sputum yang tebal, kental, berdarah, dan purulent di diduga
terjadi sebagai masalah sekunder.

3. Baringkan klien untuk mengoptimalkan pernafasan (semi fowler).


rasional : posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal upaya batuk untuk
memobilisasi dan membuang secret.
Gangguan pertukaran gas b.d penurunan
permukaan efek paru. Kerusakan membrane di
alveolar, kapiler, secret kental dan tebal.
Intervensi :
1. Kaji dipsnea, takhipnea, tidak normal atau menurunnya bunyi nafas,
peningkatan upaya pernafasan, berbatasnya ekspansi dinding dada dan
kelemahan.
rasional : TB Paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil
bronkopneumonia sampai inflamasi difus luas nekrosis effure pleura untuk fibrosis
luas.

2. Evaluasi tingkat kesadaran, catat sianosis dan perubahan pada warna kulit
termasuk membrane mukosa dan kuku.
rasional : akumulasi secret atau pengaruh jalan nafas dapat mengganggu
O₂, organ vital dan jaringan.
Intoleransi aktivitas b.d keletihan dan tidak
inadekuat oksigenasi untuk aktivitas
Intervensi :
1. Jelaskan aktivitas dan dan factor yang meningkatkan kebutuhan oksigen seperti
merokok, suhu sangat ekstrim, berat badan berlebih, stress
Rasional : merokok, suhu ekstrim dan stress menyebabkan vasokastriksi yang
meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen, berat badan berlebih
meningkatkan tahapan perifer yang juga meningkatkan beban kerja jantung.
2. Secara bertahap tingkatkan aktivitas harian klien sesuai peningkatan toleransi
Rasional :mempertahankan pernafasan lambat, sedang dan latihan yang diawasi
memperbaiki kekuatan otot asesori dan fungsi pernafasan.
3. Memberikan dukungan emosional dan semangat
rasional : rasa takut terhadap kesulitan bernafas dapat mengahanbat
peningkatan aktivitas.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual muntah, anorexia.

Intervensi :
1. catat status nutrisi pasien dari penerimaan, catat turgor kulit,BB,
danderajat berkurangkanya berat badan, riwayat mual atau muntah,diare
rasional : berguna dalam mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan
pilihan intervensi yang tepat.
2. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein
rasional : masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tidak perlu atau
kebutuhan energi dari makanan makanan banyak dari menurunkan iritasi
gaster.
3. Kolaborasi, rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet
rasional : bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat
untuk kebutuhan metabolic dan diet.

Вам также может понравиться