Вы находитесь на странице: 1из 21

SEJARAH EYD; PEMAKAIAN

HURUF,ANGKA & LAMBANG BILANGAN


KELOMPOK 2
ANUGERAH ANDIKMON
ANNISA AGUSTIN
DEBBY MAURINE
SYALFIA EFRIYANA
SEJARAH PEMAKAIAN
EYD HURUF

KELOMPOK
2

PEMAKAIAN PEMAKAIAN
ANGKA LAMBANG BILANGAN
SOEMPAH PEMOEDA

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah


darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang
satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatoean, bahasa Indonesia.
SEJARAH EYD
Kenapa ejaan bahasa yang dituangkan pada Sumpah Pemuda 87
tahun yang lalu bebeda dengan ejaan yang kita gunakan sehari-hari
sekarang?

 Salah satu sifat bahasa adalah berubah.

Perubahan bisa karena pemakainya, baik karena kesepakatan atau


keterbiasaan, bisa juga atas kemauan pemerintah, atau kebutuhan
lainnnya.

 Salah satu yang bisa berubah dari bahasa adalah ejaan

Ejaan merupakan kata turunan dari eja yang ditambahkan imbuhan –


an. Kalau kita cek di Tesaurus Bahasa Indonesia, bikinan Eko
Endarmoko, ejaan juga berarti pelafalan, pelafazan, pengucapan,
penyuaraan, atau penyebutan suatu huruf atau kata.
SEJARAH EJAAN BAHASA INDONESIA

Berdasarkan perkembangan sejarah, ejaan


telah mengalami beberapa perubahan
sistem, yaitu:

 Ejaan Van Ophuysen


 Ejaan Suwandi (Republik)
 Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
 Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Van Ophuysen

Aksara Arab Melayu dipakai secara umum di daerah


Melayu dan daerah-daerah yang telah menggunakan
bahasa Melayu. Akan tetapi, karena terjadi kontak budaya
dengan dunia Barat, di sekolah-sekolah Melayu telah
digunakan aksara latin secara tidak sesuai aturan.
Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 1900,
menurut C.A. Mees (1956:30), Van Ophuijsen, seorang ahli
bahasa dari Belanda mendapat perintah untuk merancang
suatu ejaan yang dapai dipakai dalam bahasa Melayu,
terutama untuk kepentingan pengajaran.
Ejaan Suwandi (Republik)
Beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka yakni pada masa
pendudukan Jepang, pemerintah sudah mulai memikirkan keadaan
ejaan kita yang sangat tidak mampu mengikuti perkembangan ejaan
internasional.

Oleh sebab itu, Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan melakukan pengubahan ejaan untuk menyempurnakan
ejaan yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Oleh sebab itu, pada tahun 1947 muncullah sebuah ejaan yang
baru sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen. Ejaan tersebut
diresmikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Dr. Soewandi, pada tanggal 19 Maret 1947 yang
disebut sebagai Ejaan Republik. Karena Menteri Pendidikan
Pengajaran dan Kebudayaan adalah Dr. Soewandi, ejaan yang
diresmikan itu disebut juga sebagai Ejaan Soewandi.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan sejak 16 Agustus 1972 oleh
Presiden Soeharto.
Lalu kenapa ejaan kita berganti lagi?

era Soekarno ejaan Pembaharuan ejaan Melindo


(1954) (1957) (1959)

dibuka kembali Mei peristiwa kudeta Ganyang Malaysia


1966 diketuai oleh 30 September 1965
Anton Moeliono

Perundingan Mendikbud
dengan Malaysia mengeluarkan SK (1957)
Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
Ejaan Melindo tidak pernah diresmikan. Di samping
terdapat beberapa kesukaran teknis untuk
menuliskan beberapa huruf, politik yang terjadi pada
kedua negara antara Indonesia-Malaysia tidak
memungkinkan untuk meresmikan ejaan tersebut.
Perencanaan pertama yang dilakukan dalam ejaan
Melindo, yaitu penyamaan lambang ujaran antara kedua
negara, tidak dapat diwujudkan. Perencanaan kedua, yaitu
pelambangan setiap bunyi ujaran untuk satu lambang, juga
tidak dapat dilaksanakan. Berbagai gagasan tersebut dapat
dituangkan dalam Ejaan bahasa Indonensia yang
disempurnakan yang berlaku saat ini.
PEMAKAIAN HURUF

 Abjad Indonesia menggunakan 26 huruf yang masing-


masing memiliki jenis huruf besar dan kecil
 Dalam huruf abjad terdapat 5 huruf vokal dan sisanya
adalah huruf konsonan
 Huruf c,q,v,w,x, dan y tidak punya contoh di akhir kata
 Huruf x tidak punya contoh di tengah kata
 Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan
keperluan ilmu
 Huruf diftong ada 3, yaitu ai, au, dan oi
 Gabungan huruf konsona ada 4 yaitu kh,ng,ny, dan sy
PENULISAN HURUF

1) Huruf Kapital
2) Huruf Miring
3) Huruf Tebal
 huruf pertama kata pada awal kalimat. Huruf Kapital digunakan
sebagai
contoh: Dia membaca buku. Apa maksudnya?
 huruf pertama petikan langsung.
contoh: Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
 huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan
agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
contoh: Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
 huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang.
contoh: Sultan Hasanuddin
 huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi,
atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
contoh: Wakil Presiden Adam Malik
 huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada
bentuk lengkapnya.
contoh: Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
 Huruf pertama unsur unsur nama orang
contoh: Amir Hamzah
 Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

contoh: bangsa Eskimo


 Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.

contoh: tahun Hijriah


 Huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga
resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen
resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
contoh: Majelis Permusyawaratan Rakyat
 Huruf pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah.

contoh: Perang Candu


 Huruf pertama unsur unsur nama diri geografi.

contoh: Asia Tenggara


 Huruf pertama unsur unsur nama geografi yang diikuti nama
diri geografi. contoh: Danau Toba
Huruf Kapital tidak digunakan sebagai
 huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam
nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da
(dalam nama Portugal).
Contoh: J.J de Hollander
 Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak
dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin
atau binti.
contoh: Abdul Rahman bin Zaini
 huruf pertama singkatan nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
contoh: pascal second
 huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
nama jenis atau satuan ukuran.
contoh: 5 ampere
 huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang
digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
contoh: pengindonesiaan kata asing
 huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan
sebagai nama.
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
 huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan
nama dokumen resmi.
contoh: beberapa badan hukum
 huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
yang tidak digunakan dalam pengacuan atau
penyapaan.
contoh: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Huruf miring dalam cetakan dipakai
 untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan.
contoh: Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat
Bahasa.
 untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
contoh: Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
 untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa
Indonesia.
contoh: Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini
 Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa
Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata
Indonesia.
contoh: Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus.
Huruf Tebal
 Huruf tebal dalam cetakan
dipakai untuk menuliskan judul
buku, bab, bagian bab, daftar isi,
daftar tabel, daftar lambang,
daftar pustaka, indeks, dan
lampiran.
Teknik Penulisan Angka
 Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di
dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Contoh: Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,…
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X
L (50), C (100), D (500), M (1.000), V
(5000)
 Angka digunakan untuk menyatakan :ukuran panjang, berat, luas,
dan isi,satuan waktu,nilai uang,kuantitas.
contoh: 0,4 meter 1 Jam 25 menit
10 kilogram 17 Agustus 1945
 Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah,
apartemen, atau kamar pada alamat.
contoh: Jalan Anggrek I No. 20
 Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan kitab
suci.
penulisan lambang bilangan
 Bilangan utuh
contoh: Empat puluh 40
 Bilangan pecahan
contoh: setengah ½
 Penulisan lambang bilangan tingkat
contoh: Paku Buwono X; pada abad XX;
 Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an
contoh: tahun ’50-an atau tahun lima puluhan

Вам также может понравиться