Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH:
2011 – 83 – 046
PEMBIMBING:
1
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. J.S
Tempat tanggal lahir : Ambon, 26 November 1990
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Passo-Transit
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Nomor RM : 12-79-34
Ruangan : Kamar Bersalin
Jaminan Kesehatan : BPJS
Tanggal MRS : 28 Februari 2018
anamnesis
Keluhan utama : Pengeluaran cairan bening dari jalan lahir
Keluhan penyerta : Nyeri perut bawah
Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan keluar cairan
bening seperti air dari jalan lahir sejak 2 hari SMRS. Cairan yang keluar
biasanya bersamaan saat pasien BAK dan keluar begitu saja tanpa
disadari. Nyeri perut bawah yang menjalar ke pinggang sampai ke bagian
belakang juga dikeluhkan pasien sejak 5 hari SMRS. Tidak ada
pengeluaran lender dan darah dari jalan lahir. Pasien tidak pernah merasa
pusing akan tetapi pasien mengeluhkan adanya nyeri kepala pada seluruh
bagian kepala dan munculnya saat pasien tidak tidur atau beristirahat.
Pasien mengaku sewaktu hamil muda sering mual dan muntah tiap kali
mau makan dan minum. Untuk makan dan minum pasien tiap harinya
baik. BAB dan BAK juga lancar. Pasien mengaku bahwa dalam keluarga
suaminya, suaminya mempunyai saudara kembar. HPHT: 26/6/2017.
TP: 1/3/2018.
3
Riwayat obstetri dan ginekologi :
Riwayat Perkawinan dan Kehamilan Dahulu.
Kawin 1 kali, umur 18 tahun.
P1: pada tahun 2008, lahir bayi perempuan, hamil aterm, dengan
melakukan persalinan normal di Rumah Sakit di bantu oleh bidan, BBL:
3000 gram.
P2: pada tahun 2016, lahir bayi perempuan, hamil aterm, dengan
melakukan persalinan normal di rumah di bantu oleh bidan, BBL; 2500
gram.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Siklus: teratur ± 28 hari/bulan
Lamanya : 4-5 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari
Perdarahan di luar siklus haid tidak pernah dialami sebelumnya.
HPHT : 26 Juni 2017
Riwayat Kontrasepsi (-)
4
Riwayat ANC
dr. Merlin M Maelissa Sp. OG 1x
Puskesmas Passo 5x
Riwayat Vaksin Tetanus Toksoid
2x di Puskesmas
5
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku tidak pernah memiliki riwayat keluhan yang sama.
Pasien juga menyangkal adanya riwayat penyakit jantung, ginjal,
hipertensi, diabetes mellitus dan asma.
Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut pasien di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan
seperti pasien. Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes
mellitus dan asma disangkal.
Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak pernah merokok dan minum-minuman beralkohol.
Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan
makanan. Pasien mengaku pernah transfuse darah dan sempat
mengalami reaksi alergi pada transfuse kantong pertama reaksinya
berupa gatal dan kemerahan pada tubuh pasien.
Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien tidak bekerja. Pekerjaan suami adalah seorang pegawai swasta.
Kesan ekonomi menengah ke bawah.
6
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
BB: 67kg TB : 160 cm, IMT: 26.17kg/m2Status Gizi :
Lebih
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 91x/m, Reguler
Suhu : 36,5°C
Pernapasan : 23 x/m
Normosefal
Rinorea (-)
PembesaranTiroid, KGB
)-)
Perut: Supel
• Hepar: dalam batas normal Alat kelamin Anggota gerak : edema pitting (-)
Refleks : dalam batas normal
• Lien: dalam batas normal (dalam batas normal) Kulit : dalam batas normal
• Ginjal: dalam batas normal Gigi dan mulut: dalam batas normal
Status obstetri
11
DIAGNOSIS
13
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Fungsionam : Bonam
Quo ad Sanationam : Bonam
14
FOLLOW UP
15
Tanggal SOA P
2 Maret 2018 S: Nyeri perut bawah sampai ke belakang. USG:
(H-2) O: Keadaan umum baik, kesadaran CM. Gravid, Hidup, presentasi kepala (janin 1 dan
TD: 100/80 mmHg janin 2)
RR: 24x/m Janin 1: hidup usia kehamilan 32-33 minggu
HR: 81x/m TBJ 1852 gram
S: 36,7`C Janin 2: hidup, usia kehamilan 34-35 minggu,
CA -/- TBJ 2215 gram
TFU: 2 jari di bawah pusat 1. Pematangan paru hari II dengan injeksi
HIS: 2x (10-25 detik)/10 menit dexamethasone 1amp/12 jam/IV
PDV: 2. Cefadroxil 2x500mg
v/v: tidak ada kelainan 3. Observasi ketat HIS dengan persalinan
Porsio: lunak Hasil Hb post transfuse 2 kantong 9.0
Pembukaan 4cm
Ketuban (+)
Bagian terendah kepala
Penurunan Hodge I-II
Panggul dalam kesan cukup
Pengeluaran lendir darah (+)
A: G3P2A0 gravid 35 minggu 5 hari, inpartu Kala I fase laten +
Gemelli + Anemia
16
TANGGAL SOA P
4 Maret 2018 S: Keluhan: nyeri tempat operasi Aff infuse karena flebitis
(H-4) BAB (-) 2 hari, BAK Cefadroxil 2x500 gram
lancar/kateter Metronidazole 3x500gr
Flatus (+) As. Mefenamat 3x500gr
O: Keadaan umum baik, Tablet tambah darah 2x1mg
kesadaran CM.
TD: 120/80 mmHg
RR: 20x/m
HR: 80x/m
S: 36,0`C
CA -/-
ASI : +/+ sedikit
TFU: sebatas pusat
Luka operasi: kering
A: P3A0 + Anemia + Post
18 Operasi SC Gemelli Hari 1
TANGGAL SOA P
19
TANGGAL SOA P
20
Laporan Tindakan Operasi:
Operasi dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2018 pukul 09.35 di
RSUD dr. M. Haulussy Ambon
Spesialis Bedah Operator : dr. M. Sp. OG
Spesialis Anestesi : dr. F. Sp. An
Jenis Anestesi : SAB
Nama operasi : Sectio Secaria
Diagnosa pra Operasi : G3P2A0 gravid aterm inpartu Kala I
fase laten + Gemelli + gagal induksi
Diagnosa Post Operasi : Kala I memanjang + Gagal induksi +
gemelli + Partus aterm.
21
Laporan Tindakan Operasi:
Teknik Operasi
Pasien berbaring dalam posisi terlentang dibawah pengaruh anestesi SAB
Dilakukan tidakan asepsis dan antisepsis dinding abdomen kemudia
tutup dengan duk steril kecuali lapangan operasi
Insisi Pfanensistiel luka operasi diperdalam hingga mencapai
peritoneum, dibuka tampak uterus gravid.
Insisi SER, selaput ketuban dipecahkan berwarna jernih
Di lahirkan kepala bayi, lahir bayi pertama laki-laki pukul, BBL, PBL
Lahirkan bayi kedua laki-laki pukul, BBL, PBL
Lahirkan plasenta, luksir uterus keluar rongga abdomen
Jahit uterus, lapis demi lapis, kontrol perdarahan, perdarahan (-)
Jahit abdomen lapis demi lapis, kontrol perdarahan, perdarahan (-)
operasi selesai
22
Laporan Tindakan Operasi:
ANESTESI OBGYN
Awasi TTV Kontrol TTV
Baring 24 jam dengan posis head up 30` Puasa 6 jam
IVFD RL:D5% 2:1 22tpm IVFD RL 500 cc + Oksitosin 2
Inj Ranitidin 50mg/12jam/IV ampl/IV 28 tpm sampai botol ke-2
Inj Ketorolac 30mg/8jam/IV dilanjutkan IVFD Futrolit : RL :
Drip Tramadol 100mg dalam RL 500ml dextrose 5% (2:1:1) 28 tpm
22tpm Injeksi cefotaxime 1gr/12 jam/IV
Drips PCT 1gr/8jam/IV Injeksi ketorolac 1amp/8jam/IV
Takar urin 24 jam
Injeksi ranitidin 1amp/8jam/IV
bila kaki sudah bisa diangkat boleh minum
sedikit Injeksi Asam traneksamat
6-8jam post op sudah makan sedikit 500mg/8jam/IV
Mengambil sampel darah untuk cek Hb Drips metronidazole 500g/8jam/IV
post SC Profenid supp II/12jam/rectal
Cek LAB 2 jam Post operasi
23
RESUME
Pasien perempuan usia 27 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan keluar cairan
bening seperti air dari jalan lahir sejak 2 hari SMRS. Cairan yang keluar biasanya
bersamaan saat pasien BAK dan keluar begitu saja tanpa disadari. Nyeri perut
bawah yang menjalar ke pinggang sampai ke bagian belakang juga dikeluhkan
pasien sejak 5 hari SMRS. Tidak ada pengeluaran lender dan darah dari jalan lahir.
Pasien tidak pernah merasa pusing akan tetapi pasien mengeluhkan adanya nyeri
kepala pada seluruh bagian kepala dan munculnya saat pasien tidak tidur atau
beristirahat. Pasien mengaku sewaktu hamil muda sering mual dan muntah tiap
kali mau makan dan minum. Untuk makan dan minum pasien tiap harinya baik.
BAB dan BAK juga lancar. HPHT: 26/6/2017. TP: 1/3/2018. Pasien mengaku
pernah transfuse darah dan sempat mengalami reaksi alergi pada transfuse
kantong pertama reaksinya berupa gatal dan kemerahan pada tubuh pasien.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan CA anemis pada kedua mata, dan Pemeriksaan
luar dan Pemeriksaan dalam vagina didapatkan bahwa pasien G3P2A0 gravid
aterm, inpartu + Gemelli.
Pada pemeriksaan penunjang, laboratorium didapatkan hemoglobin 8.8 gr/dL.
24
BAB II
25
1. DEFINISI
• Kehamilan kembar atau kehamilan multipel
ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau
lebih.
2. EPIDEMIOLOGI
• Hukum Hellin
• Kehamilan ganda : tunggal → 1:89, untuk triplet
1:892, untuk kuadruplet 1:893, dan seterusnya.
• Angka kembar dizigot tertinggi di negara Afrika →10-
40 per 1000 kehamilan
• Kaukasia (7-10 per 1000 kehamilan), Asia (3 per 1000
kehamilan)
26
• Kehamilan dizigot > kehamilan monozigot
KEHAMILAN KEMBAR MONOZIGOTIK KEHAMILAN KEMBAR DIZIGOTIK
-Selalu sama jenis kelamin, rupanya mirip -Jenis kelamin tidak selalu sama
(seperti bayangan) -Persamaan seperti kakak beradik
-Golongan darah sama -Golongan darah tidak selalu sama
-Cap tangan dan kaki sama -Cap tangan dan kaki tidak sama
-Plasenta 1, korion 1, amnion 2, atau -Plasenta 2, korion 2, amnion 2
plasenta 1, korion 1,amnion 1
Faktor resiko
KASUS:
Ras
Usia FAKTOR USIA
Paritas PARITAS
Hereditas
Fertilisasi in vitro
HEREDITAS
Terapi infertilisasi
Gonadotropin hipofisis
30
Faktor resiko
31
KLASIFIKASI
A. KEMBAR MONOZIGOT
B. KEMBAR DIZIGOT
C. SUPERFETASI DAN SUPERFEKUNDASI
32
A. KEMBAR MONOZIGOT
1:250 kehamilan
Hasil akhir proses pembentukan kembar monozigot
tergantung waktu pemisahan, al:
o <72 jam pertama dua embrio + dua amnion+ dua
chorion
o Antara hari 4-8 dua embrio + 2 amnion + 1 chorion
o >8 hari 2embrio + 1amnion + 1 chorion
o Pembelahan lebih belakang lagi kembar siam
33
A. KEMBAR MONOZIGOT
34
b. Kembar dizigot
Dizigotik atau fraternal
Kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah.
Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada
kembar monozigotik dan
Insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu
ras, riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan
terapi infertilitas
35
c. Superfetasi dan superfekundasi
Superfetasi, diantara pembuahan terdapat selang waktu
selama atau lebih lama daripada satu siklus haid
Superfekundasi: pembuahan dua ovum dalam satu siklus haid
tetapi bukan pada koitus yang sama, dan tidak harus oleh
sperma dari pria yang sama.
36
Letak dan presentasi janin PRESENTASI
KEPALA
Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi yang
paling sering dijumpai adalah:
a. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala (44-47 %).
b. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).
c. Keduanya presentasi bokong (8-10 %).
d. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).
e. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).
f. Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).
g. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat
terjadi kunci-mengunci (interlocking)
37
Letak dan presentasi janin
39
patofisiologi
Perluasan volume darah maternal normal adalah 500 ml lebih
besar pada kehamilan kembar, dan
Kehilangan darah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak :
janin tunggal.
Massa sel darah merah menurun anemia fisiologis
↑denyut jantung dan stroke volume ↑cardiac output
Uterus dan isinya dapat mencapai volume 10 L
Polihidramnion-> kompresi dan pemindahan visera
abdominal
40
diagnosis
Gejala dan tanda
tekanan pada pelvis lebih berat dan lebih awal, nausea, sakit
punggung, varises, konstipasi, hemoroid, distensi abdominal dan
kesulitan bernafas. Aktivitas fetus lebih banyak dan persisten
pada kehamilan kembar.
41
75% diagnosis didapat dari:
1. Uterus lebih besar (>4 cm) dibandingkan usia kehamilannya.
2. Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak
disebabkan oleh edema atau obesitas.
3. Polihidramnion.
4. Ballotement lebih dari satu fetus.
5. Banyak bagian kecil yang teraba.
6. Uterus terdiri dari tiga bagian besar janin.
7. Terdengarnya denyut jantung janin yang letaknya berjauhan
dengan perbedaan kecepatan paling tidak 8 dpm.
8. Palpasi satu atau lebih fetus pada fundus setelah melahirkan
satu bayi
42
diagnosis
Laboratorium:
↓Nilai hematokrit dan hemoglobin dan jumlah sel darah
merah menurun ↑volume darah.
Anemia mikrositik hipokrom
Kebutuhan fetus terhadap besi (Fe) melebihi kemampuan maternal
untuk mensuplai Fe didapatkan pada trimester kedua
Tes toleransi glukosa gestasional DM dan gestasional hipoglikemi
↑Chorionic gonadotropin pada urin, estriol dan pregnanendiol
meningkat.
↑Serum alfa fetoprotein ibu (pemeriksaan ini tidak dapat berdiri
sendiri)
Tidak ada tes biokimia yang dapat membedakan kehamilan tunggal
atau kembar
43
diagnosis
Ultrasonografi
Awal minggu 6-7 postmenstrual
Kantung gestasional yang terpisah (pada awal kehamilan
kembar)
Kehamilan kembar dikorionik: jenis kelamin berbeda, plasenta
terpisah dengan dinding pemisah yang tebal (>2mm) “twin peak
sign” dimana membrane melekat pada dua buah plasenta yang
menjadi satu.
Kehamilan monokorionik membrane pemisah yang sangat
tipis sehingga tidak terlihat sampai trimester kedua. Tebal
membrane <2mm
44
diagnosis
Pemeriksaan radiologis
Jika belum mengetahui jumlah janin pada kehamilan dengan
jumlah janin banyak
Tidak bermanfaat dan dapat misdiagnosis jika hidramnion,
obesitas, gerakan janin selama pemotretan, atau waktu pajanan
yang kurang sesuai.
Tulang janin kurang radioopak (<18 minggu ) serta mungkin
tidak terlihat jelas.
MRI (magnetic resonance imaging) dapat membantu memperjelas
penyulit pada kembar monokorion tidak digunakan untuk
diagnosis
45
Diagnosis
Diagnostik pasti terdapatnya gemelli adalah apabila
ditemukan:
Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu atau dua punggung.
Terdengarnya dua denyut jantung yang letaknya berjauhan
dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut per
menit.
Sonogram pada trimester pertama
Rontgen foto abdomen
46
Penatalaksanaan
Mencegah persalinan prematur
Kegagalan salah satu atau dua janin untuk bertahan hidup harus
diketahui dan janin yang keadaannya parah harus segera dilahirkan
Trauma janin selama persalinan harus dikurangi
Perawatan neonatal yang ahli harus terus diberikan sejak lahir
47
penatalaksanaan
Pencegahan persalinan prematur
Tirah baring
Terapi tokolisis
Kortikosteroid
48
penatalaksanaan
Tatalaksana Umum
Asuhan antenatal sebaiknya dilakukan oleh dokter
spesialis obstetri dan ginekologi.
Persalinan untuk kehamilan ganda sedapat mungkin
dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas seksio sesarea
49
tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
Asuhan antenatal sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
Persalinan untuk kehamilan ganda sedapat mungkin dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas seksio sesarea.
Janin pertama
Siapkan peralatan resusitasi dan perawatan bayi.
Pasang infus dan berikan cairan intravena.
Pantau keadaan janin dengan auskultasi denyut jantung janin. Jika denyut jantung
janin <100 kali/menit atau >180 kali/menit, curigai adanya gawat janin.
Jika presentasi janin verteks, usahakan persalinan spontan dan monitor persalinan
dengan partograf.
Jika presentasi bokong atau letak lintang, lakukan seksio sesarea.
Tinggalkan klem pada ujung maternal tali pusat dan jangan melahirkan plasenta
sebelum janin kedua dilahirkan.
50
tatalaksana
Janin kedua atau janin berikutnya
Segera setelah bayi pertama lahir, lakukan palpasi abdomen
untuk menentukan letak janin kedua atau berikutnya.
Jika perlu, lakukan versi luar agar letak janin kedua
memanjang.
Periksa denyut jantung janin.
Lakukan periksa dalam vagina untuk menentukan:
presentasi janin kedua
selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah
ada tidaknya prolapsus tali pusat.
51
tatalaksana
Jika presentasi verteks:
Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum
pecah.
Periksa denyut jantung janin antara kontraksi uterus untuk
menilai keadaan janin.
Jika his tidak adekuat setelah kelahiran bayi pertama, berikan
infus oksitosin dengan cara cepat untuk menimbulkan his yang
baik (tiga kontraksi dalam 10 menit, dengan lama stiap his lebih
baik 40 detik).
Jika janin tidak lahir dalam 2 jam dengan his yang baik, atau
terdapat tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin <100
kali/menit atau >180 kali/menit), lakukan seksio sesarea.
52
prognosis
Mortalitas perinatal kembar sekitar 4 kali lipat mortalitas
anak tunggal
Kembar dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
(IUGR) beresiko tinggi untuk mengalami hipoglikemia
53
Terima kasih
54