Вы находитесь на странице: 1из 37

PRESENTASI

PORTOFOLIO
COMBUSTIO
Oleh :
Dyta Kurnia

Pembimbing:
dr. Indra,Sp.B

Pendamping :
dr.Hanim
1
LAPORAN KASUS

2
Identitas
• Nama : Ny.S
• Umur : 44 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Kraton
• Agama : Islam
• MRS : 19 Desember 2017

3
Anamnesis
(autoanamnesa)

Keluhan Utama Keluhan Tambahan

Luka bakar di lengan kiri Terasa nyeri dan panas


bawah pada tempat luka

4
Anamnesis
• Pasien datang ke IGD dengan luka bakar pada lengan kiri bawah
yang terjadi 4 hari yang lalu. Pasien datang bersama anaknya.
Sebelumnya pasien mengaku mengangkat sepanci kuah rawon
yang sudah dipanasi untuk dipindahkan ke depan rumah, namun
pasien tersandung dan tangan kiri masuk ke dalam panci tersebut.
• Pasien mengeluh luka terasa panas dan nyeri. Menurut pasien, kulit
pada tangan kiri yang terkena kuah rawon panas mengelupas
hingga berwarna kemerahan dan ada juga yang berbentuk
gelembung berisi seperti cairan. Pada saat kejadian pasien sadar.

5
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini
sebelumnya

Riwayat Pengobatan :
Tanggal 15 Desember 2017, pasien mendapatkan terapi
Cefadroksil 3x 500mg, Analsik 3x500mg, Burnazin, serta
rawat luka dan kompres PZ saat di IGD RSU Anwar
Medika. Dilanjutkan dengan kontrol poli bedah.

6
Riwayat Kesehatan/Penyakit :
• Pasien menderita kencing manis dan hipertensi rutin berobat
di Puskesmas dekat rumah.
Riwayat keluarga :
• Keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang
sama
Riwayat Pekerjaan:
• Pasien merupakan ibu rumah tangga yang aktivitasnya
kebanyakan di rumah
Riwayat Sosial :
• Pasien tinggal di kawasan padat penduduk dengan sanitasi
baik

7
Pemeriksaan Fisik
TD : 190/100mmHg Nadi : 103x/menit, RR : 20x/menit Tax : 37,1 0C
kuat, reguler
Keadaan Umum Tampak Sakit Sedang GCS 456
Berat Badan: 70 kg Tinggi: 155 cm
BMI 34,3
Obesitas
Kepala Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-), Edema (-)
Leher KGB tidak teraba

Thorax : Jantung Ictus invisible palpable pada MCL ICS V S


S1S2 single murmur (-)
Batas kanan : SL D ; Batas Kiri : ICS 5 MCL S
Pulmo Simetris D=S, SF D=S, Perkusi Sonor D=S, Rh (-), Wh (-)
Abdomen Perut tampak buncit, Supel, hepar & lien tidak teraba, nyeri tekan
epigastrium, (-) BU (+) normal
Extremities Akral hangat, edema -/-, CRT < 2detik
8
Status lokalis
Regio antebrachii sinistra

Look:
hiperemis+, bullae +, vesikel + edema -, darah -, pus -
, eschar -

Feel:
Nyeri tekan +

Luas Luka Bakar 5%

9
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Haemoglobin 11,4 g/dl 11,5 – 16,6 g/dl
Trombosit 352000 150000 – 400000
Leukosit 12400 4.000 – 11.000
Limfosit 23,7% 25 – 50%
Monosit 6,7% 2 – 10%
Granulosit 65,3% 50 – 80%

Fungsi Ginjal
BUN 15,9 mg/dl 10 – 25 mg/dl
Kreatinin 1,19 mg/dl 1 – 1,5 mg/dl
Urea 34,2 mg/dl 10 – 50 mg/dl

GDA 323 90 – 200mg/dl

10
Pemeriksaan EKG

Sinus rhtym
HR : 107 bpm
Axis Normal
PR interval : 0,12s
QRS komplex : 0,08s
Kesimpulan : Sinus takikardi
11
Foto Thorax

12
Diagnosis

Combustio grade IIAB 5%

13
Penatalaksanaan :
• O2 nasal kanul 2-4 lpm
• - IVFD RL 1500cc/24 jam ~20tpm
• - iv Ceftriaxone 2x1gr
• - iv Santagesik 3x1gr
• - Regulasi Cepat Insulin 2 x 4 unit
• - PO. Paracetamol 3 x 500mg
• - PO. Amlodipine 0 – 0 – 5mg
• - Pro Debridement

14
FOLLOW UP
TGL Subjective Objective Assesment Planning
20/12/17 -Nyeri (+) Tampak sakit sedang 1. Combustio gr IIAB 5 % PTx :
GCS 456 2. DM type II
IVFD RL 1500cc/24 jam
TD = 130/90mmHg 3. HT on tx
N = 82 x/menit - iv. Ceftriaxone 2x1 gr
RR = 20 x/menit - iv. Antrain 3x1gr
VAS score 3
-iv. Ranitidine 2x50mg
K/L: anemis (-), ikterik (-), edema (-)
(Advis dr.Indra,Sp.B)
Tho: Rh (-), Wh (-), S1S2 tunggal M (-) -inj. Apidra 3 x 6 IU
Abd: BU (+) Normal (Advis dr.Hadid,Sp.PD)
Ext: anemis (-), ikterik (-), Edema (-)
- Pro Debridement
GDA : 164
21/12/17 -Nyeri (+) berkurang Tampak sakit ringan 1. Combustio gr IIAB 5 % PTx:
GCS 456 2. DM type II
IVFD PZ 20 tpm
TD = 140/90mmHg 3. HT on tx
N = 82 x/menit - Drip Farmabes (Diltiazem)
RR = 20 x 2 vial (50mg) 20 tpm, acc
VAS score : 2
debridemen (advis
K/L: anemis (-), ikterik (-), edema (-)
Tho: Rh (-), Wh (-), S1S2 tunggal M (-) dr.Budi,Sp.JP)
Abd: BU (+) Normal - iv Ceftriaxone 2x1 gr
Ext: anemis (-), ikterik (-), Edema (-)
- iv Antrain 3 x 1gr (Advis

GDA : 190 dr.Iwan,Sp.B)


- inj. Apidra 3 x 6 IU (Advis
dr.Hadid,Sp.PD)
- Puasa pre op
15
- Debridemen dan cuci luka
FOLLOW UP
TGL Subjective Objective Assesment Planning
22/12/17 -Nyeri (+) post Tampak sakit sedang 1. Combustio gr IIAB 5 PTx :
debridemen GCS 456 %
IVFD RL : Futrolit 2:1
TD = 150/90 mmHg 2. DM type II
N = 98 x/menit 3. HT on tx - iv Ceftriaxone 2x1 gr
RR = 20 x (Advis dr.Indra,Sp.B)
VAS score : 3
- iv Antrain 3x1amp
K/L: anemis (-), ikterik (-), edema (-)
- inj. Lantus 14 IU jam 19.00
Tho: Rh (-), Wh (-), S1S2 tunggal M (-) PO:
Abd: BU (+) Normal -Glimepride 3mg 1- 0 -0
Ext: anemis (-), ikterik (-), Edema (-)
-Omeprazole 2x 20mg
GDA:239 -Cefixime 2 x 100mg
23/12/17 -Nyeri (+) post Tampak sakit ringan 1. Combustio gr IIAB 5 PTx :
debridement berkurang GCS 456 %
Aff. infus
TD = 160/90 mmHg 2. DM type II
N = 85 x/menit 3. HT on tx PO :
RR = 20 x -Glimepiride 3mg 1 - 0 – 0
VAS Score : 2
-Omeprazole 2x 20mg
K/L: anemis (-), ikterik (-), edema (-)
Tho: Rh (-), Wh (-), S1S2 tunggal M (-) -Cefixime 2 x 100mg
Abd: BU (+) Normal -Mefinter 3x 500mg
Ext: anemis (-), ikterik (-), Edema (-) -Inbumin 2x 250mg

GDA : 266 -Amlodipine 0 – 0 – 5mg


-Kontrol poli bedah
- Pasien boleh rawat jalan 16
TINJAUAN PUSTAKA

17
Definisi
kerusakan atau
kehilangan
jaringan

kontak dengan sumber panas (api, air panas)


bahan kimia yang bersifat asam atau basa kuat,
listrik, petir dan radiasi

18
Etiologi
Luka bakar termal 
suhu tinggi (api, sinar
matahari)

Sumber Arus listrik dan tersambar petir

Panas
Zat kimia:
1. Asam (asam sulfat, pembersih
kamar mandi)
2. Basa (Hidroksida,Kalium
Radiasi Amoniak)

19
FASE
1. Fase awal / akut / syok
Keadaan yang ditimbulkan berupa :

• Cedera Inhalasi
• Inhalasi CO.
• Trauma inhalasi panas langsung mengenai saluran napas

• Cedera termis
 Gangguan sirkulasi keseimbangan cairan dan elektrolit 
perubahan permeabilitas kapiler dan menyebabkan edema 
syok hipovolemik

20
b. Fase Sub akut
 Setelah syok teratasi
Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat
kontak dengan sumber panas
 Luka yang terjadi menyebabkan :
1. Proses inflamasi dan infeksi
2. Problem penutupan luka
3. Keadaan hipermetabolisme

c. Fase Lanjut
Dinyatakan sembuh tetapi tetap dipantau melalui rawat jalan.
 Berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka
dan pemulihan fungsi organ –organ fungsional.
Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa
parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur

21
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Derajat I :
Hanya mengenai epidermis, timbul hiperemia, nyeri, sangat
sensistif terhadap sentuhan dan lembab atau membengkak.
Jika ditekan, daerah yang terbakar akan memutih. Belum
terbentuk bulla.
Derajat II :
Superfisial ( II A ) : mengenai epidermis dan lapisan atas korium.
Timbul hiperemia. Adanya bulla yang tidak timbul segera setelah
terbakar dan terasa nyeri. Elemen epitelial yaitu dinding kelenjar
keringat, lemak dan folikel rambut masih banyak, sehingga
penyembuhan akan mudah tanpa terbentuknya sikatrik.
Dalam ( II B ) : klinis tampak pucat, sensasi nyeri
berkurang, bulla bisa ada atau tidak. Sisa – sisa
epitelial tinggal sedikit, penyembuhan lebih lama
dan disertai pembentukan jaringan hipertropi.

23
-Derajat III :

1. Permukaannya warna putih dan lembut atau berwarna


hitam, hangus dan kasar. Kerusakan sel darah merah pada
daerah yang terbakar bisa menyebabkan luka bakar
berwarna merah terang.
2. Kadang daerah yang terbakar melepuh dan rambut / bulu
di tempat tersebut mudah dicabut dari akarnya.
3. Jika disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf
pada kulit telah mengalami kerusakan, mengenai seluruh
tebal kulit atau juga mengenai lapisan dibawah kulit
seperti subkutan, otot dan tulang.
4. Tampak dermis dan epidermis hangus, sering disebut
karbonikasi.

24
27
Luas luka bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama
“Rule of Nines” atau “ Rules of Wallace” :
- Kepala dan leher : 9%
- Lengan kanan-kiri : 18%
- Badan depan : 18%
- Badan belakang : 18%
- Tungkai kanan – kiri : 36%
- Genetalia/perineum : 1%
Total 100%

28
29
PENATALAKSANAAN
Pada saat kejadian hal pertama yang harus dilakukan adalah
menjauhkan korban dari sumber trauma. Padamkan api dan
siram kulit yang panas dengan air mengalir.

30
1. Primary survey

a. Jalan napas ( airway )


Trauma inhalasi pasang intubasi ( endotrakeal tube ).
b. Pernapasan (breathing)
Bila terjadi eskar (kulit kaku), lakukan escharotomi karena dapat
menimbulkan sukar napas.
c. Sirkulasi (circulation)
Pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolemik karena
kebocoran plasma yang luas.

Manejemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan :


● Formula Baxter ( Parkland )
Dalam 24 jam I diberikan
Dewasa : RL = 4 cc x kgBB x % luas luka bakar / 24 jam
Anak : 2 cc x BB x % luas luka bakar + kebutuhan faal

31
Kebutuhan faal :
< 1 tahun = BB x 100 cc
1 - 3 tahun = BB x 75 cc
3-5 tahun = BB x 50 cc

- Dalam 8 jam pertama, jumlah cairan diberikan separuh


- Dalam 16 jam kedua, diberikan separuhnya.

Monitoring Resusitasi Cairan :


1. Produksi urine per jam
● Dewasa : 1cc / kgBB / jam
● Anak : 3cc / kgBB / jam

32
Cara Evans :
• Luas luka dalam % x BB dalam kg menjadi mL NaCl per 24 jam.
• Luas luka dalam % x BB dalam kg menjadi mL plasma per 24 jam.
• Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan, diberikan 2.000 cc
glukosa 5% per 24 jam.

• Separuh jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan


dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan
hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

33
2. Secondary survey
a. Anamnesa
Tanggal, jam, lokasi dan kausa cedera merupakan hal yang penting
dalam penatalaksanaan awal yang tepat. Hal ini juga mencakup riwayat
penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya.

b. Pemeriksaan fisik
Periksa cedera yang terjadi di seluruh tubuh secara sistematis, dan
tentukan derajat serta luasnya luka bakar.

34
Penatalaksanaan selanjutnya:
• Berikan analgetika
• Pemberian antibiotika profilaksis spektrum luas
• Pemasangan foley kateter untuk monitor jumlah produksi urine
• Pencucian luka setelah sirkulasi stabil
• Berikan antibiotika topikal pasca pencucian luka dengan tujuan untuk
mencegah dan mengatasi infeksi yang terjadi pada luka
• Balut luka

35
Tindakan Bedah
• Pemotongan eskar atau eskarotomi dilakukan pada luka bakar
derajat tiga yang melingkar pada ekstremitas atau tubuh karena
pengerutan keropeng dan pembengkakan yang terus berlangsung
dapat mengakibatkan penjepitan yang membahayakan sirkulasi
sehingga bagian distal bisa mati.

• Debridemen diusahakan sedini mungkin untuk membuang jaringan


mati Biasanya eksisi dini ini dilakukan pada hari ke-3 sampai ke-7

36
INDIKASI RAWAT INAP

37
PROGNOSA
Prognosa dan berat ringannya luka bakar ditentukan :
a.Usia

b.Penyakit yang menyertai

c.Lokasi luka bakar

d. Luas luka bakar

38
Daftar Pustaka
Sjamsuhidajat, de Jong. Luka Bakar. Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed 3.
Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC.2007. Hlm 103 – 110.
Robert H,Demling.MD.Current Surginal Diagnosis & Treatment.
Doherty,Gerard M, Way Lawrence W (editor). 2006. Hlm: 248
Steven J. Schwults, J Peren Cobb. Washington Manual Of Surgery, Ed
5. 2008. Hlm: 418 - 425

39
40

Вам также может понравиться