Вы находитесь на странице: 1из 30

 Pada dasarnya pelayanan kesehatan terdiri

dari dua aspek utama yaitu perawatan dan


pengobatan. Perawat saat ini dituntut
mampu memberikan asuhan keperawatan.
Disamping memberikan asuhan
keperawatan, perawat dituntut juga untuk
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan
yang memadai tentang pengobatan
 Pada tahun 1906 pemerintah Amerika Serikat
menetapkan standar kualitas dan kemurnian
obat berdasarkan Pure Food and Drug Act
(Undang-Undang Makanan dan Obat Murni).
Publikasi resmi, seperti USP dan National
Formulary, menetapkan standar kekuatan,
kualitas kemurnian pengepakan, keamanan,
pelabelan, dan bentuk dosis obat.
Di Kanada, British Pharmacopoeia
(BP) menetapkan sumber standar
yang sama. Dokter, perawat, dan
ahli farmasi menggunakan standar
ini untuk memastikan klien
menerima obat yang alami dalam
dosis yang aman dan efektif.
Sebuah obat dapat memiliki
empat nama berbeda. Nama
kimia memberi gambaran pasti
komposisi obat. Salah satu
contoh nama kimia dalah asam
asetilsalisilat yang biasa dikenal
sebagai aspirin.
› Bentuk Sediaan Obat Padat
Oral
Topikal
Rectal/Vaginal Supositoria
Bentuk Sediaan Obat Cair
› Larutan (solution)
› Suspensi (suspension)
› Emulsi (emulsa)
 Bentuk Sediaan Gas
› Gas terapeutik
 Oksigen untuk mengatasi hipoktasi atau melawan
keracunan CO (karbon monoksida) CO2
(karbondioksida) dipakai bersama oksigen untuk
mengatasi depresi pernafasan, asfiksia dan keracunan
CO. Pada tindakan bedah, dipakai untuk meningkatkan
kepadatan induksi dan pemulihan setelah anastesi
Gas anestetik Contohnya adalah halolatan

Bentuk Aerosol Obat bentuk ini dibawah


tekanan, berupa larutan. Yang berbentuk
larutan disemprotkan berupa kabut dalam
mulut serta dihirup kedalam paru, misalnya
salbutamol (ventolin) dengan alat
penyemprot khusus.
 Sifat Kerja Obat

› Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang


bermanfaat. Sebuah obat tidak menciptakan suatu
fungsi di dalam jaringan tubuh atau organ, tetapi
mengubah fungsi fisiologis. Obat dapat
melindungi sel dari pengaruh agens kimia lain,
meningkatkan fungsi sel, atau mempercepat atau
memperlambat proses kerja sel. Obat dapat
mengantikan zat tubuh yang hilang
Berat dan Komposisi Badan

Ada hubungan langsung antara jumlah


obat yang diberikan dan jumlah jaringan
tubuh tempat obat didistribusikan.
Kebanyakan obat diberikan berdasarkan
berat dan komposisi tubuh.

Perubahan komposisi tubuh dapat


mempengaruhi distribusi obat secara
bermakna
DINAMIKA SIRKULASI
Konsentrasi sebuah obat pada sebuah
tempat tertentu bergantung pada
pembuluh darah dalam jaringan, tingkat
vasodilasi atau vasokonstriksi lokal, dan
kecepatan aliran darah ke sebuah jaringan
 Jenis Kelamin
o Faktor Perkembangan
Wanita dan pria memiliki respons
Pada Bayi biasanya yang berbeda terhadap obat
memerlukan dosis terutama berhubungan dengan
yang berbeda dari perbdaan distribusi lemak tubuh,
cairan tubuh, dan hormon.
orang dewasa
 Diet
o Waktu Pemberian Zat gizi dapat mengubah kerja obat
Obat
obat efektif  FaktorPsikologik
sebelum makan, Harapan klien tentang apa yang
sesudah makan atau dapat obat lakukan dapat
saat makan memengaruhi respons terhadap
obat.
1. Pemberian obat secara oral
2. Pemberian Secara Sublingual
3. Pemberian Obat Secara Bukal
4. Pemberian Obat Secara Parenteral
5. Injeksi Intradermal/IntraCutan
6. Injeksi SubCutan
7. Injeksi IntraMuskular
8. Injeksi Intra Vena
9. Pemberian secara Topikal
10. Irigasi dan instilasi vagina
11. Pemberian Obat Suppositoria
 Pengertian
Keseimbangan cairan dan elektrolit di
dalam tubuh adalah merupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh..
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air
( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut
ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV)
dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh
 Komposisi Cairan Tubuh
Cairan dalam tubuh meliputi lebih kurang 60%
total berat badan. Prosentase cairan tubuh ini
bervariasi antara individu, sesuai dengan jenis
kelamin dan umur individu tersebut. Pada wanita
dewasa, cairan tubuh meliputi 50% dari total
berat badan. Pada bayi dan anak-anak,
prosentase ini relatif lebih besar dibandingkan
orang dewasa dan lansia.
 Proses Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit

Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut


zat makanan ke dalam sel, sisa metabolism sebagai pelarut
elektrolit dan elektrolit, memelihara suhu tubuh,
mempermudah eliminasi dan membantu pencernaan.
Disamping kebutuhan cairan, elektrolit (natrium, kalium,
kalsium, klorida dan fosfat) sangat penting untuk menjaga
kesetimbangan asam-basa, konduksi saraf, dan elektrolit
dapat mempengaruhi system organ tubuh terutama ginjal.
 Tujuan Prosedur Pemenuhan Cairan dan Elektrolit
› Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
› Infus pengobatan dan pemberian nutrisi

 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan


Elektrolit
› Usia
› Temperatur
› Diet
› Stres
› Keadaan sakit yang terdapat banyak sel yang
rusak
 Jenis - Jenis Cairan Infus
› Cairan hipotonik
› Cairan Isotonik
› Cairan hipertonik

 Cairan Infus Lain


› Kristaloid
› Koloid
› Asering
› KA-EN 1B
› KA-EN 3A & KA-EN 3B,dll.
 Jurnal Utama
› Standard Drug Concentrations and Smart-Pump
Technology Reduce Continuous-Medication-Infusion
Errors in Pediatric Patients

 Peneliti
› a. Gitte Y. Larsen, MD, MPH
› b. Howard B. Parker, PhD
› c. Jared Cash, PharmD
› d. Mary O’Connell, RN, BSN
› e. Mary Jo C. Grant, PNP, PhD

 Populasi dan Teknik Sampling


› 242 pasien yang ada di rumah sakit Pendidikan pediatric
 Desain Penelitian
› Desain yang di gunakan adalah perbandingan antara
pre dan post intervention dalam pemberian obat dan
infus dalam rentang waktu tahun 2002 sampai 2003

 Instrumen yang digunakan


› Instrumen yang digunakan berupa resep yang telah di
tulis tangan oleh para dokter anak atau DPJP yang
diserahkan ke apoteker dan diolah data kembali di
dalam database farmasi
• Uji statistik yang digunakan

Setelah intervensi, ada 73% penurunan jumlah


melaporkan kesalahan yang terkait dengan infus
kontinyu obat. Secara khusus, tingkat error yang
menurun dari 3.1 0.8 per 1000 dosis pengurangan
risiko mutlak 2.3 kesalahan per 1000 dosis (95%
confidence interval: 1.1-3.4; P <.001
 Jurnal Pendukung yang digunakan
› Judul Jurnal
 Adverse drug reactions and off-label and unlicensed
medicines in children: a nested case?control study of
inpatients in a pediatric hospital

 Peneliti
› Jennifer R Bellis, Jamie J Kirkham, Signe Thiesen,
Elizabeth J Conroy, Louise E Bracken, Helena L Mannix,
Kim A Bird, Jennifer C Duncan, Matthew Peak, Mark A
Turner, Rosalind L Smyth, Anthony J Nunn and Munir
Pirmohamed

 Hasil Penelitian
› Studi menunjukan bahwa obat-obatan yang tidak
berlisensi atau tidak berlabel beresiko tinggi terjadinya
reaksi obat yang merugikan. Terutama obat-obatan yang
beresiko tinggi dan golongan narkotik.
• Jurnal lain yang digunakan

Medication Errors in Pediatric Inpatients: Prevalence


and Results of a Prevention Program

1. Peneliti :
Paula Otero, MD, Andrea Leyton, RN, Gonzalo Mariani, MD,
Jose ́ Marı a
́ Ceriani Cernadas, MD, and the Patient Safety
Committee

2. Hasil Penelitian :
pengembangan program terutama berpusat pada promosi
perubahan budaya dalam pendekatan untukmengurangi
kesalahan medis yang secara efektif mengurangi kesalahan
pemberian obat pada neonatus dan
anak-anak.
 Problem
› Kesalahan pemberian obat telah menjadi
keprihatinan utama kesehatan masyarakat,
Banyak obat yang digunakan dalam unit
pediatrik adalah baik berlisensi atau
digunakan off-label meningkatkan risiko
kesalahan Ketika membuat perhitungan
dosis obat, perawat dan dokter dapat
membuat kesalahan, yang mungkin
mengancam.
 Comparison
› Penelitian lain yang dilakukan adalah dengan
metode perspektif kohort, obat-obatan yang
digunakan di ruang pediatric dibuat beberapa
rincian untuk mengetahui obat-obatan yang off
label yang dapat menyebabkan efek yang
merugikan pada pasien anak.
› Penelitian lain juga dilakukan dengan metode
yang berbeda yaitu , dengan metode pre dan post
intervention cross sectional yang dilakukan di
salah satu RS di Buenos aires , Argentina dengan
mengumpulkan beberapa sample resep yang sudah
dibuat dan obat -obatan yang akan diberikan oleh
perawat.
 Intervention
› Metode penelitian yang digunakan
menggunakan. metode Preintervention dan
postintervention pemberian obat
melaporkan kesalahan yang berhubungan
dengan terapi infus selama tahun kalender
tahun 2002 dan 2003. Untuk menentukan
apakah menggabungkan standar konsentrasi
obat dengan teknologi "smart-pump"
mengurangi kesalahan dalam pemberian
obat dan infus pada pasien anak
 Outcome
› Hasil penelitian menunjukkan:
menunjukkan bahwa lebih lanjut persiapan
evaluasi obat sangat dibutuhkan terkait
kesalahan administrasi. Faktor risiko
diidentifikasi dalam studi ini harus
membuktikan dan berguna untuk
merancang strategi pencegahan, dengan
demikian meningkatkan kualitas perawatan

Вам также может понравиться