Вы находитесь на странице: 1из 7

AUDITING

NAMA KELOMPOK

1. SITI RAHMAH 1601035006


2. MELYANI YUSUF 1601035044
3. CHRISTIN SRI MIRANDA 1601035107
4. SYAMSIDARYANI 1601035118
5. FLORENTINA SITUMORANG 1601035182
Materi Pembahasan
10.1 SIFAT DAN CONTOH PIUTANG
10.2 TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES)
PIUTANG
10.3 PROSEDUR PEMERIKSAAN (AUDIT PROCEDURES)
PIUTANG USAHAYANG DISARANKAN
10.1 SIFAT DAN CONTOH PIUTANG

Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang, menurut sumber terjadinya, dalam


dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.
• Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa
secara kredit.
• Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha
normal perusahaan

Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai piutang antara lain:
o piutang usaha
o wesel tagih
o piutang pegawai
o piutang bunga
o uang muka
o uang jaminan (refundable deposit)
o piutang lain-lain
o allowancce for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
10.2 TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) PIUTANG

1. Untuk mengetahui apakah pengendalian n (internal control) yang baik atas piutang dan transaksi
penjualan, piutang dan penerimaan kas
2. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut penjualan, piutang dan peneriman kas:
a. semua sudah dicatat secara akurat ( complete needsda accuraty ),
b. Semua merupakan transaksi yangbenar-benar terjadi, tidak ada fikir (occurance/ existence),
c. Semua sudah dicatat pada periode yang tepat (cut-off).
3. Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut penjualan, piutang dan penerimaan ka:
a. Semua sudah dicatat secara akurat(completeness and accuracy),
b. Semuanya merupakan transaksi yang benar-benar terjadi. Tidak ada yang fiktif (occurance/ existence),
c. Semua dicatat pada periode yang tepat (cut-off).untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity
(keontetikan) dari pada piutang.
4. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya perkiraan
allownce for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih).
5. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liabilty) yang timbul karena
pendiskontoan wesel tagih (notes recivable).
6. Untuk mengetahui apakah piutang yang tercantum dalam mata uang asing sudah dikonversi kedalam
rupiah BI pada tanggal neraca.
7. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang dilaporkan posisi keuangan (neraca) sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum diindonesi/ standar akuntansi keuangan/SAK ETAP (Presentation and
disloclosures).
Pemenurut SAK ETAP
(IAI,2009:124,129):
• Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dibentuk
sebesar estimasi kerugian yang tak dapat ditagih. Penurunan
nilai ditentukan dengan memperhatikan antara
lain pengalaman, prospek industri, prospek usaha, kondisi
keuangan dengan penekanan pada arus kas, kemampuan
membayar debitor, dan agunan yang dikuasai.
• Jika estimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
melebihi jumlah tercatat aset, maka estimasi harus menaikkan
jumlah tercatat aset tersebut ke nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual, tergantung dengan pembatasan yang dijelaskan
dalam paragraph berikut. Kenaikan tersebut adalah pemulihan
kerugian penurunan nilai.
10.3 PROSEDUR PEMERIKSAAN (AUDIT PROCEDURES)
PIUTANG USAHAYANG DISARANKAN
1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan
penerimaan kas.
2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang per tanggal laporan posisi
keuangan(neraca).
3. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal neraca yang antara lain menunjukkan
nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent
collectionsnya.
Selain itu perlu juga diminta rincian piutang pegawai, wesel tagih, uang muka dan lain- lain, per
tanggal neraca.
4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya
ke general ledger.
5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.
6. Kirimkan konfirmasi piutang:
a. Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi surat konfirmasi.
b. Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif.
c. Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun disurat konfirmasi.
d.Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari perbedaannya.
e. Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi.
7. Pemeriksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas
untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan
lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent
collectionshanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang diperiksa.
8. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk mengetahui
kemungkinan adanya contingent liability.
9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
10. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain, lebih
kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah barang-barang
yang jual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau
belum dikirim cari tau alasannya. Periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang
diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank, dan correspondence
file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan.
12. lakukan procedurs analisis terhadap piutang dan penjualan.
13. Periksa apakah penyajian piutang dineraca dilakukan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
14. Tarik keimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

Вам также может понравиться