Вы находитесь на странице: 1из 33

 DBD adalah penyakit infeksi virus akut

mernular yang disebahkan oleh virus


Dengue (IDENV) yang ditularkan melaui
gigitan nyarnuk Aedes, terutama Aedes
aegypi yang mengandung virus dengue
dalam. kelenjar salivanya. dengan
manifestasi klinis demam mendadak 2-7 hari
disertai gejala perdarahan dengan atau
tanpa syok, disertai pemeriksaan
laboratorium menunjukkan trombositopenia
(trombosit kurang dari 100.000) dan
peningkatan hematokrit 20% atau lebih dari
nilai normal.
Sejak 20 tahun terakhir, terjadi
peningkatan frekuensi infeksi virus dengue
secara global. Di seluruh dunia 50-100
milyar kasus telah dilaporkan. Setiap
tahunnya sekitar 500.000 kasus DBD perlu
perawatan di rumah sakit, 90%
diantaranya adalah anak – anak usia
kurang dari 15 tahun. Angka kematian
DBD diperkirakan sekitar 5% dan sekitar
25.000 kasus kematian dilaporkan setiap
 DENV harus mengalami replikasi di dalam
tubuh vektor nyamuk aedes dan menyar ke
kelenjar saliva nyamuk tersebut untuk
kemudian ditransmisikan ke dalam tubuh
hospes manusia melalui gigitannya.
 Setiap kali nyamuk menusuk/menggigit,
sebelum menghisap darah, nyamuk akan
mcngeluarkan air liar yang mengandung virus
melalui probosisnya agar darah yang dihisap
tidak membeku. Setelah virus masuk ke dalam
tubuh, mengalami replikasi secara Lokal
kemudian menyebar ke dalam membran
darah menuju sel target dan organ, seperti
otak, hati, kulit atau endothelium.
 DENV berada dalam darah selama 4 - 7
hari mulai 1 - 2 hari sebelum demam.
Mulai dari virus masuk ke dalarn tubuh
sampai terjadi viremia membutuhkan
waktu ‘7 — 8 hari (masa inkubasi
intrinsik).
Menurut panduan WHO tahun 2009, infeksi
DENV diklasifikasikan dalam:

 dengue tanpa tanda bahaya (dengue


whitout warning sign),
 denguedengan tanda bahaya (dengue
whit warning sign) dan
 dengue berat (severe dengue).

dengue tanpa tanda bahaya (dengue


whitout warning sign) dapat juga
berkembang menjadi dengue berat (severe
dengue).
 Demam akut dengan suhu tinggi dan
kontinu, umumnya berlangsung 2 — 7 hari
 Adanya manifestasi perdarahan. termasuk
torniquet tes positip,pteki, purpura (pada
lokasi jarurn infus) , ekimosis. epistaksis,
perdarahan gusi. hematemesis dan/atau
melena
 Hepatomegali. umumnya pada anak dan
bervariasi menurut waktu dan pemeriksa
 Tanda-tanda syok: takikardi, perfusi jelek
dengan nadi lemah dan tekanan nadi
sempit ( ≤ 20 mmHg), hipotensi dengan kulit
lembab dan dingin dan/atau gelisah
Perneriksaan laboratoriurn

 Trombositopenia (≤ 100 000/ mm3)


 Hemokonsentrasi: penìngkatan Ht ≤ 20% dari data
baseline atau dari rata-rata nilai populasi pada umur
yang sama

Dua kriteria klinis pertama dengan trombositopenia dan


hemokonsentrasi atau kenaikan niiai Ht, sudah dapat
ditegakkan diagnosis DBD. Adanya hepatomegali dengan
dua kriteria klinis dapat diduga DBD sebelum terjadinya
kebocoran plasma. Adanya efusi pleura (pada Thorax
foto atan USG), merupakan tanda objektip ierjadinya
keboconan plasma bila disertai bukti hipoalbuminemia.
 Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan ialah uji
Tourniquet

 Derajat II : Seperti derajat I. disertai perdarahan sporitan di kulit


dan atau perdarahan lain

 Derajat III: Didapatkan kegagalan sirkulasi. yaitu nadi cepat


dan lambat. tekanan nadi nenurun (-20mmHg) atau hipotensi,
sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak
tampak gelisah

 Derajat IV : Syok berat (profound shock). nadi tidak dapat


diraba dan tekanan darah tidak terukur.

Catatan : Adanya trombositopenia disertai hemokonsentrasi


membedakan DBD derajat I/II dengan DD Pembagian derajat
penyakit dapat juga dipergunakan untuk kasus dewasa.
METODE UJI DIAGNOSTIK YANG DAPAT
DIIÀKUKAN UNTUK DIAGNOSIS INFEKSI DENV:
 Isolasi virus : Spesimen untuk isolasi virus
diambil pada waktu viremia. Biasanya
sebelum hari ke 5 demam. Virus dapat
ditemukan pada serum, plasma dan sel
monosit darah perifer. dapat juga
diternukan pada organ yang
dikumpulkan saat otopsi seperti hati, paru-
paru. kelenjar limfa, timus dan sum-sum
tulang.
 Kultur Sel: Sel nyamuk segaris C6/36
(clone dan nyamuk Aedes albopicius)
dan AP6 I sel segaris dari nyamuk Aedes
pseudocuieliciris adalah sel yang rutin
digunakan untuk pemeriksaan isolasi
DENV. Isolasi virus diikuti dengan
pcmeriksaan imunofluorosens untuk
menkonfirmasi, perneriksaan isolasi virus
mcnghabiskan waktu l-2 rninggu.
 Deteksi Asam Nukleat : RNA juga
memunyai sifat heat-labil. schingga
spesisen harus diperlakukan sama seperti
pada pemeriksaan isolasi virus. metode
yang dapat digunakan untuk
rnendeteksi asam nukleat adalah:
Reverse Transcriptase - Polymerase
Chain Reaction (RT-PCR).
 Deteksi Antigen : Glikoprotein NS1
dihasilkan oleh semua flavivirus dan
disekresi dari sel-sel mamalia. NS-l
menghasilkan respons humoral yang
sangat kuat.Banyak penelitian telah
mengarahkan menggunakan deteksi
NS-l untuk membuat diagnosis awal
infeksi DENV. Kornersial kit untuk
mendeteksi NS-l sekarang juga telah
ada. walaupun tidak dapat
 Pemeriksaan Serologi : Yang sering
diperiksa di berbagai laboratorium di
indonesia adalah pemeriksaan serologi.
yaitu perneriksaan 1gM dan lgG. 1gM
antibody- capture enzvme—linked
immunosorbent assay (MAC—ELISA) di
mana total 1gM dalarn serum pasien
ditangkap oleh anti rantai µ antibody
spesifik (khusus untuk 1gM manusia)
dilapisi dalam suatu mikroplate. Wakiu
pemeriksaan serologi ini harus disesusikan
dengan lamanya demam pada pasien
yang dicurigai mengidap DBD.
 Dengue fever
Anak < 15 tahun biasanya memiliki gejala demam
nonspesifik mungkin juga disertai makulopapular rash.
Juga disertai gejala sebagai berikut
 · nyeri seluruh badan
 · demam tinggi > 39 derajat celcius
 · sakit kepala
 · nyeri daerah belakang mata
 · limfadenopati ( castelani’s sign )
 · maculopapular rash yang terjadi pada awal demam
sampai akhir demam
 · gejala – gejala lain yang melibatkan saluran nafas
atas dan bawah
 · faringitis, muntah dan diare
 · tidak nafsu makan
 Dengue haemorrhagic fever
Gejala hampir sama dengan demam dengue dan
demam karena infeksi virus yang lain. Ketika demam
terjadi pada 2-7 hari tanda ekstravasasi plasma mulai
tampak, kesan mendiagnosa DHF biasanya dalam 24jam
sebelum dan sesudah demam.

 Menurut WHO mendiagnosa DHF memiliki 4 kriteria :


 1. Demam tinggi mendadak,
 2. Manifestasi perdarahan seperti hemoconsentrasi,
trombositopenia, uji torniket positif
 3. Kegagalan sirkulasi sebagai tanda dari gangguan
permeabilitas pembuluh darah, seperti
hipoproteinemia, effusions
 4. Hepatomegali
 Dengue Shock Syndrome
DSS timbul sebagai komplikasi dari DHF yang tidak
ditangani dengan baik. Gejala umum akan
terjadinya shock yaitu nyeri perut, muntah dan
lemas. Pasien juga memiliki gejala yang
berhubungan dengan kegagalan sirkulasi

Tanda:
 - hari demam ke 4-5
 - suhu turun
 - nadi cepat tanpa demam
 - hipotensi
 - leucopenia < 5000/mm3
 Berdasarkan panduan WHO 2009, pasien
dengan infeksi dengue dikelompokkan ke
dalam 3 kelompok yaitu Grup A, B, dan C.
 Pasien yang termasuk Grup A dapat
menjalani rawat jalan.
 Sedangkan pasien yang termasuk Grup B
atau C harus menjalani perawatan di
rumah sakit. Sampai saat ini belum tersedia
terapi antiviral untuk infeksi dengue.
 Prinsip terapi bersifat simptomatis dan
suportif.
 Yang termasuk Grup A adalah pasien yang
tanpa disertai warning signs dan mampu
mempertahankan asupan oral cairan yang
adekuat dan memproduksi urine minimal sekali
dalam 6 jam. Sebelum diputuskan rawat jalan,
pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan.
Pasien dengan hematokrit yang stabil dapat
dipulangkan. Terapi di rumah untuk pasien Grup
A meliputi edukasi mengenai istirahat atau tirah
baring dan asupan cairan oral yang cukup, serta
pemberian parasetamol. Pasien beserta
keluarganya harus diberikan KIE tentang warning
signs secara jelas dan diberikan instruksi agar
secepatnya kembali ke rumah sakit jika timbul
warning signs selama perawatan di rumah.
 Yang termasuk Grup B meliputi pasien
dengan warning signs dan pasien dengan
kondisi penyerta khusus (co-existing
conditions). Pasien dengan kondisi
penyerta khusus seperti kehamilan, bayi,
usia tua, diabetes mellitus, gagal ginjal atau
dengan indikasi sosial seperti tempat
tinggal yang jauh dari RS atau tinggal
sendiri harus dirawat di rumah sakit. Jika
pasien tidak mampu mentoleransi asupan
cairan secara oral dalam jumlah yang
cukup, terapi cairan intravena dapat
dimulai dengan memberikan larutan NaCl
0,9% atau Ringer’s Lactate dengan
Tatalaksana pasien infeksi dengue dengan warning signs adalah sebagai
berikut:

 pemberian larutan isotonic (NS atau RL) 5-7 ml/kg/jam selama 1-2 jam,
kemudian kurangi kecepatan tetes menjadi 3-5 ml/kg/jam selama 2-4 jam,
dan kemudian kurangi lagi menjadi 2-3 ml/kg/jam sesuai respons klinis.
 Nilai kembali status klinis dan evaluasi nilai hematokrit. Jika hematokrit stabil
atau hanya meningkat sedikit, lanjutkan terapi cairan dengan kecepatan 2-
3 ml/kg/jam selama 2-4 jam.
 Jika terjadi perburukan tanda vital dan peningkatan cepat nilai HCT,
tingkatkan kecepatan tetes menjdai 5-10 ml/kg/jam selama 1-2 jam
 Nilai kembali status klinis, evaluasi nilai hematokrit dan evaluasi kecepatan
tetes infuse. Kurangi kecepatan tetes secara gradual ketika mendekati akhir
fase kritis yang diindikasikan oleh adanya produksi urine dan asupan cairan
yang adekuat dan nilai hematokrit di bawah nilai baseline.
 Monitor tanda vital dan perfusi perifer (setiap 1-4 jam sampai pasien
melewati fase kritis), produksi urine, hematokrit (sebelum dan sesudah terapi
pengganti cairan, kemudian setiap 6-12 jam), gula darah, dan fungsi organ
lainnya (profil ginjal, hati, dan fungsi koagulasi sesuai indikasi).
 Yang termasuk Grup C adalah pasien
dengan kebocoran plasma (plasma
leakage) berat yang menimbulkan syok
dan/atau akumulasi cairan abnormal
dengan distres nafas, perdarahan berat,
atau gangguan fungsi organ berat.
Terapi terbagi menjadi terapi syok
terkompensasi (compensated shock)
dan terapi syok hipotensif (hypotensive
shock).
Terapi cairan pada pasien dengan syok terkompensasi meliputi:

 Mulai resusitasi dengan larutan kristaloid isotonik 5-10 ml/kg/jam selama 1


jam. Nilai kembali kondisi pasien, jika terdapat perbaikan, turunkan
kecepatan tetes secara gradual menjadi 5-7 ml/kg/jam selama 1-2 jam,
kemudian 3-5 ml/kg/jam selama 2-4 jam, kemudian 2-3 ml/kg/jam selama 2-
4 jam dan selanjutnya sesuai status hemodinamik pasien. Terapi cairan
intravena dipertahankan selama 24-48 jam.
 Jika pasien masih tidak stabil, cek nilai hematokrit setelah bolus cairan
pertama. Jika nilai hematorit meningkat atau masih tinggi (>50%), ulangi
bolus cairan kedua atau larutan kristaloid 10-20 ml/kg/jam selama 1 jam. Jika
membaik dengan bolus kedua, kurangi kecepatan tetes menjadi 7-10
ml/kg/jam selama 1-2 jam dan lanjutkan pengurangan kecepatan tetes
secara gradual seperti dijelaskan pada poin sebelumnya.

 Jika nilai hematokrit menurun, hal ini mengindikasikan adanya perdarahan


dan memerlukan transfusi darah (PRC atau whole blood).

 Terapi cairan pada pasien dengan syok hipotensif meliputi:

 Mulai dengan larutan kristaloid isotonik intravena 20 ml/kg/jam sebagai bolus


diberikan dalam 15 menit.
 Jika terdapat perbaikan, berikan cairan kristaloid atau koloid 10 ml/kg/jam
selama 1 jam, kemudian turunkan kecepatan tetes secara gradual.

 Jika tidak terdapat perbaikan atau pasien masih tidak stabil, evaluasi nilai
hematokrit sebelum bolus cairan. Jika hematokrit rendah (<40%), hal ini
menandakan adanya perdarahan, siapkan cross-match dan transfusi. Jika
hematokrit tinggi dibandingkan nilai basal, ganti cairan dengan cairan
koloid 10-20 ml/kg/jam sebagai bolus kedua selama 30 menit sampai 1 jam,
nilai ulang setelah bolus kedua.

 Jika terdapat perbaikan, kurangi kecepatan tetes menjadi 7-10 ml/kg/jam


selama 1-2 jam, kemudian kembali ke cairan kristaloid dan kurangi
kecepatan tetes seperti poin penjelasan sebelumnya.

 Jika pasien masih tidak stabil, evaluasi ulang nilai hematokrit setelah bolus
cairan kedua. Jika nilai hematokrit menurun, hal ini menandakan adanya
perdarahan. Jika hematokrit tetap tinggi atau bahkan meningkat (>50%),
lanjutkan infus koloid 10-20 ml/kg/jam sebagai bolus ketiga selama 1 jam,
kemudian kurangi menjadi 7-10 ml/kg/jam selama 1-2 jam, kemudian ganti
dengan cairan kristaloid dan kurangi kecepatan tetes.

 Jika terdapat perdarahan, berikan 5-10 ml/kg/jam transfusi PRC segar atau
10-20 ml/kg/jam whole blood segar.
Mengingat pada saat awal datang ,
belum selalu dapat ditegakkan diagnosa
DBD dengan tepat. Maka sebagai
pedoman tatalaksana awal dapat dibagi
dalam beberapa bagan, yaitu
 Tatalaksana tersangka DBD ( bagan 2
dan 3
 Tata laksana penderita DBD derajat I
dan II ( bagan 4) dan
 tatalaksan derajat III dan IV ( bagan 5)
 Demam berdarah dapat dicegah
dengan memberantas jentik-jentik
nyamuk Demam Berdarah (Aedes
aegypti) dengan cara melakukan PSN
(Pembersihan Sarang Nyamuk) Upaya ini
merupakan cara yang terbaik, ampuh,
murah, mudah dan dapat dilakukan
oleh masyarakat, dengan cara sebagai
berikut:
› Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti : bak
mandi / WC, drum, dan lain-lain) sekurang-kurangnya
seminggu sekali. Gantilah air di vas kembang, tempat
minum burung, perangkap semut dan lain-lain sekurang-
kurangnya seminggu sekali

› Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air, seperti


tampayan, drum, dan lain-lain agar nyamuk tidak dapat
masuk dan berkembang biak di tempat itu
› Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang
bekas, seperti kaleng bekas, ban bekas, botol-botol
pecah, dan lain-lain yang dapat menampung air hujan,
agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Potongan bamboo, tempurung kelapa, dan lain-lain agar
dibakar bersama sampah lainnya
› Tutuplah lubang-lubang pagar pada pagar bambu
dengan tanah atau adukan semen
› Lipatlah pakaian/kain yang bergantungan dalam
kamar agar nyamuk tidak hinggap disitu
› Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau
sulit dikuras, taburkan bubuk ABATE ke dalam
genangan air tersebut untuk membunuh jentik-
jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali
Takaran penggunaan bubuk ABATE adalah sebagai
berikut: Untuk 10 liter air cukup dengan 1 gram bubuk
ABATE. Untuk menakar ABATE digunakan sendok makan.
Satu sendok makan peres berisi 10 gram ABATE. Setelah
dibubuhkan ABATE maka:

 Selama 3 bulan bubuk ABATE dalam air tersebut


mampu membunuh jentik Aedes aegypti

 Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut


akan dibersihkan/diganti airnya, hendaknya jangan
menyikat bagian dalam dinding tempat
penampungan air tersebut

 Air yang telah dibubuhi ABATE dengan takaran yang


benar, tidak membahayakan dan tetap aman bila air
tersebut diminum

Вам также может понравиться

  • LB
    LB
    Документ3 страницы
    LB
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Laporan PBF Igm.
    Laporan PBF Igm.
    Документ45 страниц
    Laporan PBF Igm.
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • MAKALAH MATEMATIKA NUR ATIKA Salinan
    MAKALAH MATEMATIKA NUR ATIKA Salinan
    Документ12 страниц
    MAKALAH MATEMATIKA NUR ATIKA Salinan
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Tugas Sosiologi Tika
    Tugas Sosiologi Tika
    Документ11 страниц
    Tugas Sosiologi Tika
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Materi Pelatihan Halal Samco 2
    Materi Pelatihan Halal Samco 2
    Документ21 страница
    Materi Pelatihan Halal Samco 2
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Laporan Akhir Pkpa PT Samco Farma Gel 1 Upertis
    Laporan Akhir Pkpa PT Samco Farma Gel 1 Upertis
    Документ117 страниц
    Laporan Akhir Pkpa PT Samco Farma Gel 1 Upertis
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Lpkpa Pusk NN Fix
    Lpkpa Pusk NN Fix
    Документ120 страниц
    Lpkpa Pusk NN Fix
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Laporan
    Laporan
    Документ8 страниц
    Laporan
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Tugas Minggu 1 Nana
    Tugas Minggu 1 Nana
    Документ5 страниц
    Tugas Minggu 1 Nana
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Ifrs Pengendalian Kel 4
    Ifrs Pengendalian Kel 4
    Документ30 страниц
    Ifrs Pengendalian Kel 4
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Case Report Study Ifrs Kel 4 Pengendalian
    Case Report Study Ifrs Kel 4 Pengendalian
    Документ49 страниц
    Case Report Study Ifrs Kel 4 Pengendalian
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Pembahasan
    Pembahasan
    Документ3 страницы
    Pembahasan
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Data Pengendalian Ifrs Fix
    Data Pengendalian Ifrs Fix
    Документ592 страницы
    Data Pengendalian Ifrs Fix
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Makalah Case Ifrs Fix
    Makalah Case Ifrs Fix
    Документ25 страниц
    Makalah Case Ifrs Fix
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Obat Formularium Nasional Pemakaian Periode 1 Januari
    Obat Formularium Nasional Pemakaian Periode 1 Januari
    Документ20 страниц
    Obat Formularium Nasional Pemakaian Periode 1 Januari
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Hipertensi
    Hipertensi
    Документ18 страниц
    Hipertensi
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Case If RS Data Fornas
    Case If RS Data Fornas
    Документ557 страниц
    Case If RS Data Fornas
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • (Soap) Case Report Study Anak
    (Soap) Case Report Study Anak
    Документ3 страницы
    (Soap) Case Report Study Anak
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Tabel Fornas
    Tabel Fornas
    Документ19 страниц
    Tabel Fornas
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Brosur Obat Puasa Kel 5 Kelas C
    Brosur Obat Puasa Kel 5 Kelas C
    Документ2 страницы
    Brosur Obat Puasa Kel 5 Kelas C
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Pustaka Solid
    Tinjauan Pustaka Solid
    Документ6 страниц
    Tinjauan Pustaka Solid
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Stroke-Tia
    Stroke-Tia
    Документ11 страниц
    Stroke-Tia
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Nur Hasanah 2130122265 (Batuk)
    Nur Hasanah 2130122265 (Batuk)
    Документ23 страницы
    Nur Hasanah 2130122265 (Batuk)
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Pustaka
    Tinjauan Pustaka
    Документ14 страниц
    Tinjauan Pustaka
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Makalah Kel 4.
    Makalah Kel 4.
    Документ26 страниц
    Makalah Kel 4.
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Lotio
    Lotio
    Документ8 страниц
    Lotio
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Biologi Sel Sitoskeleton
    Biologi Sel Sitoskeleton
    Документ11 страниц
    Biologi Sel Sitoskeleton
    Nana Nurhasanah
    Оценок пока нет