Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh : Kelompok 3
PENGERTIAN
Hirschprung atau Megakolon adalah
penyakit yang tidak adanya sel – sel
ganglion dalam rectum atau bagian
rektosigmoid Colon. Dan ketidak adaan
ini menimbulkan keabnormalan atau
tidak adanya peristaltik serta tidak
adanya evakuasi usus spontan
( Betz,Cecily& amp; Sowden : 2010 ).
2
Faktor Resiko Dan
Klasifikasi Hirschprung
Penyakit ini disebabkan agang lionosis Meissner dan
Aurbach dalam lapisan dinding usus, mulai dari
spingterani internus kearah proksimal, 70 % terbatas
di daerah rektosigmoid, 10 % sampai seluruh kolon
dan sekitarnya 5 % dapat mengenai seluruh usus
sampai pilorus. Diduga terjadi karena faktor genetik
sering terjadi pada anak dengan Down Syndrom,
kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding
usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik
dan sub mukosadinding plexus (Budi,2010)
3
Berdasarkan panjang segmen yang terkena,
penyakit hirschprung dapat dibedakan 2 tipe
4
ETIOLOGI
1. Penyakit hirschsprung diduga sebagai defek
congenital familia.
2. penyakit hirschsprung terjadi akibat kegagalan
perpindahan kraniokaudal dari precursor sel
saraf ganglion sepanjang saluran GI antara
minggu kelima dan kedua belas gestasi.
3. Sering terjadi pada anak dengan down
syndrome.
4. Megakolon pada hirschprung primer
disebabkan oleh gangguan peristaltik dibagian
usus distal dengan defisiensi ganglion .
5. Tidak diketahui secara pasti kemungkinan
factor genetic dan factor lingkungan.
6. Mungkin terdapat suatu kegagalan migrasi sel-
sel dari puncak neural embrionik ke dinding usus
atau kegagalan dari pleksus-pleksus mienterikus
dan submukosa untuk bergerak ke kraniokaudal
dalam dinding usus tersebut.
5
PATOFISIOLOGI
• Tidak adanya sel ganglion parasimpatik otonom pada satu segmen
kolon menyebabkan kurangnya persarafan di segmen tersebut.
• Kurangnya persarafan menyebabkan tidak adanya gerakan
mendorong, menyebabkan akumulasi isi intestinal dan distensi
usus proksimal terhadap defek.
• Semua ganglion pada intramural pleksus dalam usus berguna untuk
kontrol kontraksi dan relaksasi peristaltic secara normal.
• Penyempitan pada lumen usus, tinja dan gas akan berkumpul
dibagian proksimal dan terjadi obstruksi dan menyebabkan
dibagian kolon tersebut melebar (megakolon).
• Enterokolitis, inflamasi usus halus dan kolon, merupakan penyebab
utama kematian pada anak-anak dengan penyakit Hirschprung. Hal
itu terjadi sebagai akibat dari distensi intestin dan iskemia 6
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Penyakit Hirshsprung adalah obstruksi usus letak rendah, bayi
dengan Penyakit Hirshsprung dapat menunjukkan gejala klinis
sebagai berikut. Obstruksi total saat lahir dengan muntaah, distensi
abdomen dan ketidak adaan evakuasi mekonium. Keterlambatan
evakuasi meconium diikuti obstruksi konstipasi, muntah dan
dehidrasi. Gejala rigan berupa konstipasi selama beberapa minggu
atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut. Konstipasi ringan
entrokolitis dengan diare, distensi abdomen dan demam. Adanya
feses yang menyemprot pas pada colok dubur merupakan tanda
yang khas. Bila telah timbul enterokolitis nikrotiskans terjadi distensi
abdomen hebat dan diare berbau busuk yang dapat berdarah
( Nelson, 2002 : 317 ).
7
(1). Bayi baru lahir
Lanjutan
Kegagalan mengeluarkan mekonium dalam 24-48 jam setelah lahir,
malas minum, distensi abdomen,dan emesis yang mengandung
empedu.
(2). Bayi
Gagal tumbuh, kontipasi, distensi abdomen, muntah, dan diare
episodik.
(3). Anak-anak yang lebih besar
Anoreksia, konstipasi kronis feses berbau busuk dan berbentuk pita,
distensi abdomen, peristalsis yang dapat terlihat, massa feses dapat
dipalpasi, malnutrisi atau pertumbuhan yang buruk, tanda-tanda
anemia, dan hipoproteinemia. Tanda-tanda yang memburuk yang
menandakan enterokolitis antara lain diare hebat yang tiba-tiba,
PENATALAKSANAAN
1. Medik 2. Bedah
Bila belum dapat dilakukan operasi, biasanya Penatalaksaan operasi adalah untuk memperbaiki
(merupakan tindakan sementara) dipasang pipa portion aganglionik di usus besar untuk
membebaskan dari obstruksi dan mengembalikan
rectum, dengan atau tanpa dilakukan pembilasan
motilitas usus besar sehingga normal dan juga fungsi
dengan air garam fisiologis secara teratur.
spinkter ani internal. Pembedahan yang dilakukan
a. Bayi dengan obstruksi aku yaitu:
Pemeriksaan rectal atau memasukkan pipa a.Kolostomi sementara pada bagian transisi segera
setelah dipastikan diagnosis, dikonfirmasikan dengan
rectal sering dapat memperbaiki keadaan
pemeriksaan histology sehinggaakan mengurangi
sementara waktu Mengosongkan rectum tiap
adanya enterolitis
hari dengan cairan NaCl 0,9 %
b.Anastomosis definitive bagian yang mempunyai
b. Pengobatan enterokolitis
ganglion dengan saluran anus, dilakukan pada umur 9
sampai 12 bulan atau 6 bulan setelah kolostomi pada
anak yang lebih besar 9
1. Foto Polos Abdomen (BNO) PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto polos abdomen dapat memperlihatkan loop distensi usus dengan penumpukan udara di daerah
rektum.
2. Enema Barium
Barium enema Pemeriksaan yang merupakan standard dalam menegakkan diagnosa Hirschsprung
adalah Barium Enema, dimana akan dijumpai 3 tanda khas:
b. Terdapat daerah transisi, terlihat di proksimal daerah penyempitanke arah daerah dilatasi.
Apabila dari foto barium enema tidak terlihat tanda-tanda khas, maka dapat dilanjutkan dengan foto
retensi barium, yakni foto setelah 24-48 jam barium dibiarkan membaur dengan feces.Gambaran
khasnya adalah terlihatnya barium yang membaur denganfeces kearah proksimal kolon.
3. Biopsi isap, yakni mengambil mukosa dan submukosa dengan alat penghisap dan mencari sel
ganglion pada daerah submukosa.
4. Biopsi otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot rectum, dilakukan dibawah narkose. Pemeriksaan
ini bersifat traumatic
10
Lanjutan
5. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin esterase
dari hasil biopsi isap. Pada penyakit ini khas terdapat
peningkatan aktivitas enzim asetilkolin esterase
6. Pemeriksaan aktivitas norepineprin dari jaringan
biopsi usus.
7. Anal manometri (balon ditiupkan dalam rektum
untuk mengukur tekanan dalam rektum)
11
KOMPLIKASI
1. Gawat pernafasan akut
2. Enterokolitis akut
3. Triktura ani pasca bedah
4. Inkontinensia jangka panjang
5. Obstruksi usus
6. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
7. Konstipasi
12
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Informasi identitas/data dasar meliputi, nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat,
tanggal pengkajian, pemberi informasi.
2. Keluhan utama
Masalah yang dirasakan klien yang sangat mengganggu pada saat dilakukan pengkajian,
pada klien Hirschsprung misalnya, sulit BAB, distensi abdomen, kembung, muntah.
Yang diperhatikan adanya keluhan mekonium keluar setelah 24 jam setelah lahir, distensi
abdomen dan muntah hijau atau fekal.
Tanyakan sudah berapa lama gejala dirasakan pasien dan tanyakan bagaimana upaya klien
mengatasi masalah tersebut.
Apakah sebelumnya klien pernah melakukan operasi, riwayat kehamilan, persalinan dan
kelahiran, riwayat alergi, imunisasi.
13
1. Riwayat Nutrisi meliputi : masukan diet anak dan pola makan anak.
2. Riwayat psikologis
Bagaimana perasaan klien terhadap kelainan yang diderita apakah ada perasaan
rendah diri atau bagaimana cara klien mengekspresikannya.
Tanyakan pada orang tua apakah ada anggota keluarga yang lain yang menderita
Hirschsprung.
1. Riwayat social
15
II. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
• Konstipasi berhubungan dengan Kelemahan otot abdomen
• Keseimbangan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Asupan diet kurang Defisien volume cairan tubuh
berhubungan asupan cairan kurang
• Hambatan rasa nyaman berhubungan dengan kurang kontrol
situasi
• Defisien Volume Cairan berhubungan dengan Hambatan
mengakses cairan
Post operasi
• Nyeri akut b/d agens cedera biologis
• Defisien pengetahuan b/d kurang informasi 16
III. Intervensi Keperawatan
Pre operasi
Tujuan : klien tidak mengalami ganggguan eliminasi dengan kriteria defekasi normal, tidak distensi abdomen.
Intervensi :
• Intruksikan pasien pasien mengenai makanan tinggi serat, dengan cara yang tepat
2.Keseimbangan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Asupan diet kurang
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria dapat mentoleransi diet sesuai kebutuhan secara
parenteal atau per oral.
Intervensi :
• Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang di butuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
• Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan makanan tertentu berdasarkan perkembangan atau
usia(misalnya, peningkatan kalsium, protein, cairan, dan kalori untuk wanita menyusui; peningkatan
asupan serat untuk mencegah konstipasi untuk orang dewasa yang lebih tua)
17
3. Defisien Volume Cairan berhubungan dengan Hambatan mengakses cairan
Tujuan : Kebutuhan cairan tubuh terpenuhi dengan kriteria tidak mengalami dehidrasi,
turgor kulit normal.
Intervensi :
• Monitor status hidrasi (misalnya, membran mukosa lembab, denyut nadi adekuat, dan
tekanan darah ortostatik)
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria tenang, tidak menangis, tidak
mengalami gangguan pola tidur.
Intervensi :
Title of Title of
your first
part 02 your third
part 04
01 Title of
your
second
03 Title of
your
fourth
part part
80- >1
200 MIL >450
YEARS YEARS YEARS
Source: https://www.thebalance.com/how-long-
does-it-take-garbage-to-decompose-2878033
• Lorem ipsum dolor sit amet, duis eu. Metus tortor. Eu ut lorem, est
sodales amet. Maecenas nam mattis, condimentum semper
tristique. Morbi sed diam.
Your Date Here Your Footer Here 29
Use simple and clear data-driven charts
Series 3
Chart Title Series 2
Series 1
5
2 2
3
2.4 2.8
4.4 1.8
4.3 3.5 4.5
2.5
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4
64%
74%
92%
Thank You!
Do you have any questions?
Free creative
templates, charts,
diagrams and maps
for your outstanding
presentations
www.showeet.com