Вы находитесь на странице: 1из 18

ETIKA DAN HUKUM

KESEHATAN

KELOMPOK 5
PENOLAKAN PASIEN OLEH TENAGA KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALUOLEO
OLEH:

ELISABETH YOSEP S. (J1A117034)


FRISKA ALFIAN (J1A117046)
HELDA TRIASTIKA (J1A117049)
HEPY (J1A117050)
LIDYA NOVIYATI I. (J1A117071)
MEGA SRI YUNITA (J1A117077)
NIKEN INDAH P. (J1A117092)
ERICK APRIANSYAH (J1A117200)
NURDIAN (J1A117323)
NURMELIANA RETNO MANGESTI (J1A117324)
LATAR BELAKANG.

Masalah yang sering dihadapi secara umum oleh rumah sakit adalah rumah
sakit belum mampu memberikan sesuatu hal yang benar-benar diharapkan
pengguna jasa. Faktor utama tersebut karena pelayanan yang diberikan
berkualitas rendah sehingga belum dapat menghasilkan pelayanan yang
diharapkan pasien. Rumah sakit merupakan organisasi yang menjual jasa, maka
pelayanan yang berkualitas merupakan suatu tuntutan yang harus dipenuhi. Bila
pasien tidak menemukan kepuasan dari kualitas pelayanan yang diberikan maka
pasien cenderung mengambil keputusan tidak melakukan kunjungan ulang pada
rumah sakit tersebut.
Pertanggungjawaban
Rumah Sakit Terhadap
Pasien
MELIPUTI :
Tugas dan tanggung jawab Rumah Sakit

Kode Etik Rumah Sakit

Hak dan kewajiban Rumah Sakit

Tanggung Jawab Rumah Sakit kepada pasien


lanjutan!

a) Tugas dan tanggung jawab Rumah Sakit


Tugas Rumah Sakit yang tercantum dalam
Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
Pasal 4 Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Pasal 5,Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 Rumah Sakit mempunyai fungsi :
Lanjutan!

penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan


kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka


peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan

penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi


bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan
b). Kode Etik Rumah Sakit
Kode etik ini berguna supaya dalam pelayanan Rumah Sakit
tetap memusatkan kepada pelayanan medis yang maju dan
berguna bagi masyarakat luas dan khususnya bagi pasien yang
membutuhkan perawatan medis pertama.
Kode etik Rumah Sakit di Indonesia di susun oleh organisasi
perumahsakitan dari seluruh Indonesia, yakni peratuan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia atau juga yang disingkat PERSI

Etika yang disusun oleh PERSI untuk seluruh Rumah Sakit di seluruh Indonesia
mencakup :
– Kewajiban umum Rumah Sakit,
– Kewajiban Rumah Sakit terhadap masyarakat,
– Kewajiban Rumah Sakit terhadap pasien,
– Kewajiban Rumah Sakit terhadap karyawan di Rumah sakit, Kewajiban Rumah
Sakit terhadap Rumah Sakit yang lainnya.
c). Hak dan kewajiban Rumah Sakit
Adapun, hak rumah sakit adalah sebagai berikut :

Setiap Rumah Sakit dapat membuat peraturan Rumah Sakitnya sendiri

Mensyarakatkan pasien harus menaati segala peraturan Rumah Sakit.

Mensyarakatkan bahwa pasien harus menaati segala instruksi yang diberikan dokter
kepadanya.

Memilih serta menyeleksi tenaga dokter yang akan dipekerjakan pada Rumah Sakit
tersebut

Menuntut pihak–pihak yang melakukan wanprestasi, baik yang dilakukan oleh


pasien maupun pihak ketiga yang bekerja sama dengan Rumah Sakit tersebut
d). Tanggung Jawab Rumah Sakit kepada pasien

Secara tegas tanggung jawab Rumah Sakit dalam


pelayanan pasien diemban oleh Rumah Sakit
tersebut dan Rumah Sakit tidak dapat menolak
pasien dengan alasan apapun, yang diutamakan
adalah keselamatan pasien.
Hak dan Tanggung Jawab Pasien
Dalam hubungan pelayanan kesehatan, pasien sebagai penerima pelayanan dan
Rumah Sakit sebagai pemberi pelayanan. Rumah Sakit sebagai pemberi
pelayanan harus melaksanakan kewajibannya, harus menerima hak dari pasien.
Sebaliknya pasien sebagai penerima pelayanan juga harus melaksanakan
kewajiban dan mendapatkan haknya.

Kewajiban – kewajiban diuraikan sebagai berikut :


– Pasien dan keluarganya harus menaati segala peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit tersebut.
– Pasien harus memberikan informasi yang sejujur–jujurnya tentang semua
penyakit yang diderita oleh pasien tersebut.
– Pasien wajib mematuhi segala instruksi dokter dan perawat yang ada di Rumah
Sakit tersebut.
– Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk mematuhi dan memenuhi
perjanjian yang telah ditandatangani oleh pasien.
– Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan
atas jasa pelayanan yang telah diberikan oleh Rumah Sakit/dokter.
Pertanggungjawaban Pidana Rumah Sakit
Terhadap Pasien

Rumah Sakit harus mementingkan keselamatan jiwa pasien yang sesuai


dengan Undang – Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
menyatakan bahwa Rumah Sakit dilarang menolak pasien dan tidak
mementingkan uang muka terlebih dahulu. Fenomena yang terjadi adalah
banyak Rumah Sakit yang menolak pasien yang tidak mampu dengan
berbagai macam alasan. Pasien yang terlantar tersebut menjadi cacat bahkan
mati karena terlambat mendapat penanganan.
Regulasi (Aturan) Yang Berkaitan
Dengan Kasus
Pasal 32 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan
menyebutkan bahwa Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan
pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu. Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta dilarang menolak pasien
dan/atau meminta uang muka.

Pasal 59 UU No. 36 Tahun 2014 tentang kesehatan menyebutkan


bahwa Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik pada Fasilitas
Pelayanan Kesehatan wajib memberikan pertolongan pertama kepada
Penerima Pelayanan Kesehatan dalam keadaan gawat darurat
dan/atau pada bencana untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan. Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dilarang
menolak Penerima Pelayanan Kesehatan dan/atau dilarang meminta
uang muka terlebih dahulu.
Kronologi Kasus
Diduga tak mendapatkan haknya, seorang pasien
BPJS melaporkan Rumah Sakit (RS) Fatimah,
Banyuwangi ke Polres Banyuwangi. Akibat
penolakan pihak rumah sakit, istri pasien
mengalami keguguran.
Aiptu Nengah Sumanasa, pasien yang melaporkan
RS Fatimah mengaku istrinya ditolak saat
mengalami pendarahan. Karena tak tertangani,
mengakibatkan sang istri Sri Suprobowati (41),
mengalami keguguran.
Posisi Kasus

Saat ini, pada bulan Januari 2018 kasus ini baru


diserahkan ke polisi untuk dilakukan penyelidikan.
Namun kami tidak mengetahui posisi kasus
tersebut sekarang sebab tidak ada informasi lebih
lanjut dari Narasumber maupun sumber beritanya.
Analisa Kasus

Kasus ini terjadi karena adanya kesalahpahaman antara pihak Korban


dengan pihak Rumah Sakit, dimana saat pihak Korban datang untuk
membawa istrinya melahirkan, Rumah Sakit tersebut menolak ibu
tersebut dengan alasan yang sebenarnya logis yaitu karena Antrian
Poliklinik yang penuh dan Petugas Dokter yang sedang melakukan
operasi pada saat itu sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan
operasi sekarang dan Rumah Sakit tidak sama sekali mengeluarkan
statement untuk menolak pasien tersebut. Namun karena hal tersebut,
kandungan dari Istri Korban mengalami keguguran yang membuat
Pihak Korban melapor ke polisi
Penerapan Pertanggungjawaban Pidana Pada Kasus
tersebut dalam Beberapa Peraturan Di Indonesia

Pasal 190 UU No. 36 Tahun


2009 tentang Tenaga Kesehatan

82 No. 36 Tahun 2014 tentang


kesehatan
Argumentasi Anda Sebagai Pengambil Kebijakan
Dalam Mengatasi Kasus Tersebut

Menurut Kami, sikap Rumah Sakit atas kasus ini sebenarnya keliru sebab
menurut UU No. 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa “Dalam keadaan
darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib
memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan
pencegahan kecacatan terlebih dahulu. Dalam keadaan darurat, fasilitas
pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta dilarang menolak
pasien dan/atau meminta uang muka.“ walaupun pihak Rumah Sakit tidak
secara terang – terangan menolak pasien tersebut, namun menunda operasi
ibu yang sedang dalam keadaan darurat sangat keliru, akibatnya ibu ini
mengalami keguguran dan itu sepenuhnya merupakan tanggung jawab rumah
sakit.
Terima Kasih

Вам также может понравиться