Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Hiperbilirubinemia Fisiologis
Oleh:
Hari ke-6:
Badan kuning
Riwayat Penyakit Sekarang
10 Agustus 2017
Lahir
RPD
- Badan kuning (-)
- Kejang (-)
- Dirawat di RS (-)
Riwayat Kehamilan
G3P2A0 hamil 37 minggu berusia 41 tahun
Selama kehamilan ibu pasien tidak merasakan
keluhan. Ibu pasien rutin kontrol selama hamil.
Riwayat Kelahiran
Penolong: Bidan
Cara bersalin: Normal
Berat badan lahir: 2900 gram
Panjang badan lahir: 57 cm
Masa gestasi: Cukup bulan (39 minggu)
Keadaan setelah lahir: Langsung menangis, pucat (-),
biru (-), kuning (-)
Kelainan bawaan : Tidak ada
Ketuban : jernih
Riwayat Nutrisi
Umur ASI Susu Formula Bubur susu Nasi tim
0 – 6 bulan + - - -
Kesan : kualitas dan kuantitas pemberian nutrisi baik
1 5 tahun P Sehat
2 2 tahun L Sehat
3 6 hari L Pasien
Data Orangtua
Ayah Ibu
Usia 48 41
Pernikahan ke 1 1
Pekerjaan Karyawan swasta Perawat
Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada
Kosanguinitas Tidak ada Tidak ada
Golongan darah O AB
Pemeriksaan Fisis
STATUS GENERALIS
Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh
- Pucat : (-)
- Sianosis : (-)
- Ikterus : (+) pada wajah, leher & dada
Kramer II
- Perdarahan : (-)
- Edema : (-)
- Turgor : cukup
- Lemak bawah kulit : cukup
- Pembesaran KGB generalisata : (-)
Pemeriksaan Fisis
KEPALA
LEHER
- Bentuk : bulat, simetris, normocephali
- UUB : terbuka, datar - Bentuk : simetris
JANTUNG ABDOMEN
EKSTREMITAS
(grasping) : (+)
HEMATOGI
- Golongan darah :O
- Rhesus : Positif
KIMIA KLINIK
Hiperbilirubinemia
Kuning di muka, Menyusu tidak Bil total: 16,51 mg/dL
leher dan dada sekuat biasanya Bil direk: 0,64 mg/dL
Bil indirek : 15,87 mg/dL
Diagnosis Banding
Diagnosis Kerja
Penatalaksanaan
Prognosis
Bayi bergerak aktif, menangis kuat. Bayi bergerak aktif, menangis kuat.
Kepala : normocephali, UUB terbuka, datar Kepala : normocephali, UUB terbuka, datar
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, terpasang penutup mata Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, terpasang penutup mata saat
saat fototerapi fototerapi
THT : tidak ada sekret, tidak ada napas cuping hidung THT : tidak ada sekret, tidak ada napas cuping hidung
Mulut : lembab, tidak sianosis, tidak ada sekret Mulut : lembab, tidak sianosis, tidak ada sekret
Thoraks : simetris, tidak ada retraksi Thoraks : simetris, tidak ada retraksi
Cor : Bunyi jantung I dan II murni, reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop Cor : Bunyi jantung I dan II murni, reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Pulmo : suara napas vesikuler, tidak ada ronki, tidak ada wheezing Pulmo : suara napas vesikuler, tidak ada ronki, tidak ada wheezing
Abdomen: supel, bising usus positif normal, tidak ada organomegali Abdomen: supel, bising usus positif normal, tidak ada organomegali
Ekstremitas : akral hangat , tidak sianosis, CRT < 3 detik Ekstremitas : akral hangat , tidak sianosis, CRT < 3 detik
- Cek ulang bilirubin, bila bilirubin total <10 mg/dL bayi boleh rawat jalan.
Kontrol tanggal 23 Agustus 2017
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
Hiperbilirubinemia Hiperbilirubinemia
Fisiologis Patologis
HIPERBILIRUBINEMIA PATOLOGIS
HIPERBILIRUBINEMIA FISIOLOGIS
1. Maternal
1. Peningkatan produksi
- Penyakit saat kehamilan
bilirubin, yang disebabkan:
- Komplikasi kehamilan
- Masa hidup eritrosit yang
lebih singkat 2. Perinatal
- Peningkatan eritropoiesis - Trauma lahir
inefektif - Infeksi
2. Peningkatan sirkulasi 3. Neonatus
enterohepatik - Prematuritas
3. Defek uptake bilirubin oleh - Faktor genetik
hati
- Polisitemia
4. Penurunan aktivitas UDPGT
- Obat
5. Penurunan ekskresi hepatik
- Rendahnya asupan ASI
Patofisiologi
Hiperbilirubinemia karena ASI
Darah perifer
Bilirubin Gol darah &
dan apusan
serum rhesus
darah tepi
Kadar enzim
Coombs’ Fungsi hati,
G6PD pada
test Urinalisis
eritrosit
Pencegahan
- Menyusui 8-12 x/hari Periksa Gol darah ABO, Kadar bilirubin serum
- Tidak berikan cairan Rhesus, Coombs’ test
tambahan rutin
Evaluasi Pengelolaan
Monitoring
penyebab bayi ikterus yg
keadaan bayi
kuning mendapat ASI
- Analisis & kultur urin - Observasi feses awal bayi
- Identifikasi kolestasis - Segera mulai menyusui
- Kadar G6PD - Observasi BB, BAK, BAB
- Tingkatkan pemberian minum
Farmakologi
Imunoglobulin
Fenobarbital Matalloprotoporphyrin
intravena
Tin-protoporphyrin (Sn-
PP) dan Tin- Inhibitor β-
mesoporphyrin (Sn- glukoronidase
MP)
Didapatkan : Kepustakaan :
Didapatkan :
Kepustakaan :
Hiperbilirubinemia
Patologis Breast-milk Jaundice
Ikterus terjadi < usia 24 jam Disebabkan oleh ASI
Kepustakaan :
- Metode efektif & aman untuk
mengurangi kadar bilirubin indirek
- Pada NCB, fototerapi dimulai bila
kadar bilirubin indirek berada antara
Didapatkan :
16-18 mg/dL
- Transfusi tukar bila kadar bilirubin
- Fototerapi selama 2 x 24
indirek > 20 mg/dL, hemolisis berat &
jam
berisiko kern ikterus
- Bayi asimptomatik, hiperibilirubinemia
fisiologis & breast milk jaundice
transfusi tukar bila bilirubin indirek > 25
mg/dL
Penatalaksanaan
Kepustakaan :
Pengelolaan bayi ikterus yang mendapat
ASI
- Segera mulai menyusui dan beri sesering
mungkin
Didapatkan :
- Tidak dianjurkan pemberian air,
dekstrosa atau formula pengganti
- Minum ASI 8 x 60 ml
- Ketika kadar bilirubin > 15 mg/dL,
p.o (ad libitum)
tingkatkan pemberian minum
- Penghentian menyusui hanya
diindikasikan jika ikterus menetap > 6 hari
atau > 20 md/dL atau ibu memiliki riwayat
bayi kuning sebelumnya
TERIMA KASIH