Вы находитесь на странице: 1из 40

LAPORAN KASUS:

Hiperbilirubinemia Fisiologis
Oleh:

Josephine Angela – 112016160

Moderator: dr. Ida Mardiati, Sp.A

Tutor : dr. Rachmanto, Sp.A


KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
PERIODE 07 AGUSTUS – 14 OKTOBER 2017
Identitas Pasien
Nama : By. Ny. IS
Umur : 6 hari
Tanggal Lahir : 10 Agustus 2017
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : KP Pulo Jahe, Jakarta Timur
Tanggal Masuk : 16 Agustus 2017
Anamnesis

Keluhan •Badan kuning


utama
Riwayat Penyakit Sekarang

Hari ke-6:
Badan kuning
Riwayat Penyakit Sekarang

10 Agustus 2017
Lahir
RPD
- Badan kuning (-)
- Kejang (-)
- Dirawat di RS (-)

Riwayat Kehamilan
G3P2A0 hamil 37 minggu berusia 41 tahun
Selama kehamilan ibu pasien tidak merasakan
keluhan. Ibu pasien rutin kontrol selama hamil.
Riwayat Kelahiran
 Penolong: Bidan
 Cara bersalin: Normal
 Berat badan lahir: 2900 gram
 Panjang badan lahir: 57 cm
 Masa gestasi: Cukup bulan (39 minggu)
 Keadaan setelah lahir: Langsung menangis, pucat (-),
biru (-), kuning (-)
 Kelainan bawaan : Tidak ada
 Ketuban : jernih
Riwayat Nutrisi
Umur ASI Susu Formula Bubur susu Nasi tim

0 – 6 bulan + - - -
Kesan : kualitas dan kuantitas pemberian nutrisi baik

Jenis imunisasi I II III IV


BCG - - - -
DPT - - - -
Polio - - - -
Campak - - - -
Hepatitis B Lahir - - -
Kesan : imunisasi lengkap belum dilakukan
Riwayat Keluarga
No Usia JK Hidup Lahir Mati Abortus Mati Keterangan

1 5 tahun P  Sehat
2 2 tahun L  Sehat
3 6 hari L  Pasien

Data Orangtua
Ayah Ibu
Usia 48 41
Pernikahan ke 1 1
Pekerjaan Karyawan swasta Perawat
Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada
Kosanguinitas Tidak ada Tidak ada
Golongan darah O AB
Pemeriksaan Fisis

Keadaan umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis

Tanda – tanda Vital


Nadi : 140 x/menitnit
RR : 48 x/menit
Suhu : 36,5 oC (axilla)

BBS : 2845 gram


Pemeriksaan Fisis

STATUS GENERALIS
Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh
- Pucat : (-)
- Sianosis : (-)
- Ikterus : (+) pada wajah, leher & dada
Kramer II
- Perdarahan : (-)
- Edema : (-)
- Turgor : cukup
- Lemak bawah kulit : cukup
- Pembesaran KGB generalisata : (-)
Pemeriksaan Fisis

KEPALA
LEHER
- Bentuk : bulat, simetris, normocephali
- UUB : terbuka, datar - Bentuk : simetris

- Mata : tidak cekung, edema - Trakea: deviasi (-)

palpebra (-) , konj. anemis (-), sklera - KGB : tidak membesar


ikterik (+)
- Telinga : bentuk normal, tulang THORAKS
rawan belum sempurna
- Bentuk : simetris
- Hidung : bentuk normal, septum
- Retraksi suprasternal : (-)
deviasi (-), sekret (-), NCH (-)
- Retraksi substernal : (-)
- Mulut: lembab, sianosis (-), langit-
langit intak - Retraksi intercostal : (-)
Pemeriksaan Fisis
PARU
ANTERIOR POSTERIOR
KIRI KANAN KIRI KANAN
Inspeksi Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
dada simetris dada simetris dada simetris dada simetris
Palpasi Dalam batas Dalam batas Dalam batas Dalam batas
normal normal normal normal
Perkusi
Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Auskultasi Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler

Wheezing (-) Wheezing (-) Wheezing (-) Wheezing (-)

Ronki (-) Ronki (-) Ronki (-) Ronki (-)


Pemeriksaan Fisis

JANTUNG ABDOMEN

- Inspeksi : pulsasi ictus - Inspeksi : datar, simetris, retraksi


epigastrium (-)
cordis terlihat
- Palpasi : supel, turgor kulit baik,
- Palpasi : Iktus kordis
organomegali (-)
teraba pada sela iga V
- Perkusi : tidak dilakukan
linea midklavikula sinistra - Auskultasi : BU (+) normal
- Perkusi : tidak dilakukan

- Auskultasi : BJ I-II murni


GENITALIA EKSTERNA
reguler, murmur (-),
- Kelamin : laki-laki, tidak ada
gallop (-)
kelainan
Pemeriksaan Fisis

EKSTREMITAS

- Superior : edema (-/-),

sianosis (-/-), deformitas (-/-),

akral hangat, CRT < 3 detik

- Inferior : edema (-/-), sianosis REFLEKS NEONATUS


(-/-), deformitas (-/-), akral - Refleks mencari (rooting) : (+)
hangat, CRT < 3 detik - Refleks menggenggam

(grasping) : (+)

- Refleks menghisap(sucking) : (+)

- Refleks moro : (+)


Pemeriksaan Penunjang
16 Agustus 2017

HEMATOGI

- Golongan darah :O

- Rhesus : Positif

KIMIA KLINIK

- Bilirubin total : 16,51 mg/dL

- Bilirubin direk : 0,64 mg/dL

- Bilirubin indirek : 15,87 mg/dL


RESUME
TTV
Tampak sakit
Pasien bayi laki – sedang N: 140x/mnt, RR: 48
laki usia 6 hari x/mnt, T: 36,5 0C
Kesadaran : CM
BBS: 2845 gram

Lahir SC Ikterus: (+) pada


Hari ke-6, badan A/S : 8/9 wajah, leher dan
kuning dada (Kramer II)
Langsung menangis,
tidak kuning Mata: sklera ikterik (+)

Hiperbilirubinemia
Kuning di muka, Menyusu tidak Bil total: 16,51 mg/dL
leher dan dada sekuat biasanya Bil direk: 0,64 mg/dL
Bil indirek : 15,87 mg/dL
Diagnosis Banding

Diagnosis Kerja
Penatalaksanaan

1. Fototerapi 2 lampu 2 x 24 jam


2. Minum ASI 8 x 60 ml p.o (ad libitum)

Prognosis

1. Quo ad vitam : bonam


2. Quo ad functionam : bonam
3. Quo ad sanationam : bonam
17 Agustus 2017 18 Agustus 2017
S: Orang tua bayi tidak ada keluhan. Bayi tidak lagi terlihat kuning, tidak demam. Orang tua bayi tidak ada keluhan. Bayi tidak lagi terlihat kuning, tidak demam.
Bayi minum ASI ad libitum, tidak muntah, tidak kembung. BAK dan BAB ada. Bayi minum ASI ad libitum, tidak muntah, tidak kembung. BAK dan BAB ada.
Terpasang fototerapi 2 lampu. Terpasang fototerapi 2 lampu.
O: KU: Tampak sakit ringan KU: Tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis Kesadaran : compos mentis

Bayi bergerak aktif, menangis kuat. Bayi bergerak aktif, menangis kuat.

HR = 150 x/menit Suhu = 37,0o C HR = 134 x/menit Suhu = 37,1o C

RR = 64 x/menit SpO2 = 98% RR = 42 x/menit SpO2 = 99%

BBL = 3185 gram UP = 2 hari BBL = 3185 gram UP = 3 hari

BBS = 2845 gram US = 8 hari BBS = 2850 gram US = 9 hari

Kepala : normocephali, UUB terbuka, datar Kepala : normocephali, UUB terbuka, datar

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, terpasang penutup mata Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, terpasang penutup mata saat
saat fototerapi fototerapi

THT : tidak ada sekret, tidak ada napas cuping hidung THT : tidak ada sekret, tidak ada napas cuping hidung

Mulut : lembab, tidak sianosis, tidak ada sekret Mulut : lembab, tidak sianosis, tidak ada sekret

Thoraks : simetris, tidak ada retraksi Thoraks : simetris, tidak ada retraksi

Cor : Bunyi jantung I dan II murni, reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop Cor : Bunyi jantung I dan II murni, reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Pulmo : suara napas vesikuler, tidak ada ronki, tidak ada wheezing Pulmo : suara napas vesikuler, tidak ada ronki, tidak ada wheezing

Abdomen: supel, bising usus positif normal, tidak ada organomegali Abdomen: supel, bising usus positif normal, tidak ada organomegali

Ekstremitas : akral hangat , tidak sianosis, CRT < 3 detik Ekstremitas : akral hangat , tidak sianosis, CRT < 3 detik

A: Hiperbilirubinemia (Kramer II) Hiperbilirubinemia (Kramer II) on fototerapi


P: - ASI 8 x 60 ml p.o (ad libitum) - ASI 8 x 60 ml p.o (ad libitum on demand)

- Fototerapi 2 lampu (2 x 24 jam) - Fototerapi 2 lampu sampai dengan siang ini

- Cek ulang bilirubin - Monitor KU, TTV, toleransi minum

- Cek ulang bilirubin, bila bilirubin total <10 mg/dL bayi boleh rawat jalan.
Kontrol tanggal 23 Agustus 2017
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan

 Fenomena klinis yang sering ditemukan baik pada bayi


cukup bulan (50-70%) maupun bayi prematur (80-90%)

 > 85% kembali dirawat pada minggu pertama

 Sebagian besar fisiologis & tidak butuh terapi khusus, tapi


karena toksik, semua neonatus dipantau untuk deteksi
kemungkinan hiperbilirubinemia berat.
Klasifikasi

Hiperbilirubinemia Hiperbilirubinemia
Fisiologis Patologis

• Umum terjadi, kadar bil • Ikterus terjadi < usia 24 jam


indirek > 2 mg/dL pada • ↑ bilirubin total > 0,5
minggu pertama mg/dL/ jam
• NCB + ASI  bilirubin • Bayi menunjukkan tanda
puncak 7-14 mg/dL & sakit
penurunan terjadi lambat • Ikterus yang menetap >8
• Peningkatan 10-12 mg/dL hari pada NCK, > 14 hari
bahkan 15 mg/dL tanpa pada bayi kurang bulan
disertai kelainan
metabolisme bilirubin
Etiologi

HIPERBILIRUBINEMIA PATOLOGIS
HIPERBILIRUBINEMIA FISIOLOGIS
1. Maternal
1. Peningkatan produksi
- Penyakit saat kehamilan
bilirubin, yang disebabkan:
- Komplikasi kehamilan
- Masa hidup eritrosit yang
lebih singkat 2. Perinatal
- Peningkatan eritropoiesis - Trauma lahir
inefektif - Infeksi
2. Peningkatan sirkulasi 3. Neonatus
enterohepatik - Prematuritas
3. Defek uptake bilirubin oleh - Faktor genetik
hati
- Polisitemia
4. Penurunan aktivitas UDPGT
- Obat
5. Penurunan ekskresi hepatik
- Rendahnya asupan ASI
Patofisiologi
Hiperbilirubinemia karena ASI

Breast-feeding jaundice Breast-milk jaundice

• Kekurangan asupan • Disebabkan oleh ASI


ASI • Bilirubin terus naik,
• Biasanya tampak hari bahkan mencapai 20-
2-3 30 mg/dL pada usia
• Hiperbilirubinemia 14 hari
disebabkan • ASI dihentikan  biltot
peningkatan sirkulasi turun drastis
enterohepatik • Dapat berulang pada
• Membaik dengan kehamilan berikutnya
pemberian nutrisi
cukup
Pemeriksaan Fisik

Kramer Luas ikterus

1 Kepala dan leher

2 Sampai badan atas

Sampai badan bawah hingga


3
tungkai atas

4 Sampai lengan, tungkai bawah lutut

5 Sampai telapak tangan dan kaki


Pemeriksaan Penunjang

Darah perifer
Bilirubin Gol darah &
dan apusan
serum rhesus
darah tepi

Kadar enzim
Coombs’ Fungsi hati,
G6PD pada
test Urinalisis
eritrosit
Pencegahan

Pencegahan Pencegahan Evaluasi


primer sekunder laboratorium

- Menyusui 8-12 x/hari Periksa Gol darah ABO, Kadar bilirubin serum
- Tidak berikan cairan Rhesus, Coombs’ test
tambahan rutin

Evaluasi Pengelolaan
Monitoring
penyebab bayi ikterus yg
keadaan bayi
kuning mendapat ASI
- Analisis & kultur urin - Observasi feses awal bayi
- Identifikasi kolestasis - Segera mulai menyusui
- Kadar G6PD - Observasi BB, BAK, BAB
- Tingkatkan pemberian minum
Farmakologi

Imunoglobulin
Fenobarbital Matalloprotoporphyrin
intravena

- Bayi inkompabilitas ABO - Merangsang aktivitas UDPGT - Analog sintetis heme


& ligandin - Inhibitor kompetitif heme
- Tdk direkomendasi oksigenase

Tin-protoporphyrin (Sn-
PP) dan Tin- Inhibitor β-
mesoporphyrin (Sn- glukoronidase
MP)

- Masih dalam percobaan ↑ pengeluaran bilirubin feses


- Untuk bayi resiko disfungsi & ikterus berkurang
neurologi
Fototerapi

 Menyebabkan terjadinya isomerisasi bilirubin

 Bilirubin dalam kulit menyerap energi cahaya 


mengubah bilirubin tak terkonjugasi alamiah (4Z,15Z) 
isomer (4Z,15E)

 Mudah larut dalam plasma  mudah disekresikan ke


dalam empedu  bertambahnya pengeluaran cairan
empedu ke usus  peristaltik usus ↑

 Efek samping: enteritis, hipertermia, dehidrasi, kelainan


kulit, gangguan minum, letargi dan iritabilitas
Transfusi tukar

 Menurunkan dengan cepat bilirubin indirek, mengganti


eritrosit yg terhemolisis dan membuang antibodi yang
menimbulkan hemolisis

 Komplikasi transfusi tukar : asidosis, bradikardia, aritmia,


henti jantung
ANALISIS KASUS
Alloanamnesa

Didapatkan : Kepustakaan :

- Badan kuning muncul - Hiperbilirubinemia fisiologis


pada hari ke-6  kadar bilirubin akan
- Bayi mendapatkan ASI meningkat selama minggu
eksklusif pertama kehidupan
- Bayi tidak pernah kuning - Terutama pada bayi
sebelumnya cukup bulan yang
Pemeriksaan Fisik

Didapatkan :

- Bayi tampak sakit sedang,


Kepustakaan :
kesadaran CM
- Bayi mengis kuat, gerak aktif
- Hiperbilirubinemia fisiologis 
- HR: 140x/menit, RR:
perwarnaan ikterus pada kulit
48x/menit, suhu: 36,5 0C
bayi, tanpa disertai tanda-
- BBS: 2845 gram, PB: 50 cm
tanda sakit
- Ikterus pada wajah, leher
dan dada (Kramer II)
- Mata: sklera ikterik
Pemeriksaan Penunjang

Kepustakaan :

Didapatkan : - Hiperbilirubinemia fisiologis


terjadi pada NCB yang
- Pemeriksaan kimia klinik mendapat ASI, dengan
Bilirubin total: 16,51 mg/dL kadar puncak bilirubin indirek
Bilirubin direk: 0,64 mg/dL 15-17 mg/dL
Bilirubin indirek : 15,87 mg/dL - Peningkatan 10-12 mg/dL
Hiperbilirubinemia bahkan 15 mg/dL tanpa
disertai kelainan metabolisme
bilirubin
Diagnosis Banding

Hiperbilirubinemia
Patologis Breast-milk Jaundice
 Ikterus terjadi < usia 24 jam  Disebabkan oleh ASI

 Bayi menunjukkan tanda  Bilirubin terus naik, bahkan


sakit mencapai 20-30 mg/dL
pada usia 14 hari
 Ikterus yang menetap > 8
 ASI dihentikan  biltot
hari pada NCK, dengan turun drastis
kadar bilirubin direk > 2
mg/dL  Bayi menunjukkan BB baik,
tidak terdapat bukti
hemolisis
Penatalaksanaan

Kepustakaan :
- Metode efektif & aman untuk
mengurangi kadar bilirubin indirek
- Pada NCB, fototerapi dimulai bila
kadar bilirubin indirek berada antara
Didapatkan :
16-18 mg/dL
- Transfusi tukar bila kadar bilirubin
- Fototerapi selama 2 x 24
indirek > 20 mg/dL, hemolisis berat &
jam
berisiko kern ikterus
- Bayi asimptomatik, hiperibilirubinemia
fisiologis & breast milk jaundice 
transfusi tukar bila bilirubin indirek > 25
mg/dL
Penatalaksanaan

Kepustakaan :
Pengelolaan bayi ikterus yang mendapat
ASI
- Segera mulai menyusui dan beri sesering
mungkin
Didapatkan :
- Tidak dianjurkan pemberian air,
dekstrosa atau formula pengganti
- Minum ASI 8 x 60 ml
- Ketika kadar bilirubin > 15 mg/dL,
p.o (ad libitum)
tingkatkan pemberian minum
- Penghentian menyusui hanya
diindikasikan jika ikterus menetap > 6 hari
atau > 20 md/dL atau ibu memiliki riwayat
bayi kuning sebelumnya
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться