Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SUCI PURNAMARZA
702017015
Pendahuluan
No. RM : 54.74.71
Nama lengkap : Ny. H
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Jalan Sabar Jaya, Banyuasin
Alamat : Karya Jaya Kertapati Kota Palembang
Tanggal Masuk : 24 September 2018
Diagnosis Masuk : atrial fibrilasi
Keluhan Utama:
Sesak napas ± 7 jam SMRS
• KU : sakit sedang
• Kesadaran : kompos mentis
• Nadi : 112 x/mnt
• RR : 24 x/mnt
• Temp : 36.5
• TD : 110/70 mmHg
1. Pemeriksaan Kepala:
- Bentuk kepala : Normocephali
- Rambut : Putih, tidak rontok, tidak mudah dicabut
- Muka : Pucat (-)
2. Pemeriksaan Mata:
- Palpebra : edema (-/-)
- Konjungtiva : anemis (+/+)
- Sklera : ikterik (-/-)
- Pupil : refleks cahaya (+/+), isokor.
3. Pemeriksaan Telinga : Liang telinga normal, serumen (-/-), sekret (-/-), nyeri tekan (-/-),
gangguan pendengaran (-)
4. Pemeriksaan Hidung : Deformitas (-), nafas cuping hidung (-/-), sekret (-), epistaksis (-),
mukosa hiperemis (-)
5. Pemeriksaan Mulut + tengorokan:
Bibir sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1/T1, faring hiperemis (-),
gusi hiperemis (-), uvula ditengah
6. Pemeriksaan Leher :
Inspeksi : Simetris, tidak terlihat benjolan, lesi pada kulit (-)
Palpasi : Pembesaran Tiroid (-). Pembesaran KGB (-)
JVP : 5-2 cm
11. Ekstremitas:
Superior : Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT < 3”
Inferior : Akral hangat (+/+), pitting edema (-/-), CRT < 3”
2. Pemeriksaan EKG
• Asinus ryhthm, laju 105 x/menit, normal axis, ireguller.
Gambaran EKG ini mengambarkan kasus atrial fibrilasi
3. Pemeriksaan Laboratorium
Darah Lengkap
• Hemoglobin : 14,5 g/dL
• Leukosit : 8.500 /ul
• Trombosit : 116.000/ul
• Hitung jenis
• Eosinofil : 0,9%
• Basofil : 0,1%
• Neutrofil batang : 0,0%
• Neutrofil segmen: 85,6%
• Limfosit : 7,5%
• Monosit : 5,9%
• Hematokrit : 44,7 %
• LED : 6 mm/jam
Kimia Klinik
• Gula darah sewaktu: 172 mg/dL
• Ureum : 52 mg/dL
• Creatinin : 0,6 mg/dL
• Natrium : 145 mmol/L
• Kalium : 5,0 mmol/L
3.8 Diagnosis Banding
• Atrial fibrilasi
• Dekompensasi cordis
• Coronary arterial disease
26
Klasifikasi
Klasifikasi
Persisten AF Kronik/permanen AF
27
Etiologi
Penyebab
Obat-obatan
Keturunan/genetik
28
Gejala..
pusing kelelahan
nyeri dada
Patofisiologi
1. Ruptur plak
Plak aterosklerotik inti yang mengandung banyak lemak dan pelindung
jaringan fibrotik (fibrotic cap) biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang
berdekatan dengan intima yang normal atau pada timbunan lemak
oklusi subtotal atau total dari pembuluh koroner
2. Trombosis dan agregasi trombosit5,9,10
Interaksi yang terjadi antara lemak, sel otot polos, makrofag dan kolagen
faktor jaringan berinteraksi dengan faktor VIIa agregasi platelet
platelet melepaskan isi granulasi memicu agregasi yang lebih luas,
vasokonstriksi dan pembentukkan trombus pembentukan trombin dan
fibrin.
30
Patofisiologi
• Vasospasme
Disfungsi endotel dan bahan vasoaktif perubahan dalam tonus
pembuluh darah dan menyebabkan spasme
31
Diagnosis..
• Anamnesis:
» Palpitasi.
» Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
» Presinkop atau sinkop
» Kelemahan umum, pusing
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium
32
Pemeriksaan penunjang..
• EKG
Laju ventrikel bersifat ireguler dan tidak terdapat gelombang P yang jelas,
digantikan oleh gelombang F yang ireguler dan acak, diikuti oleh kompleks
QRS yang ireguler pula.
Beberapa gejala lain:
– Laju jantung umumnya berkisar 110-140x/menit
– Dapat ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar) setelah
siklus interval R-R panjang-pendek (fenomena Ashman)
– Preeksitasi
– Hipertrofi ventrikel kiri
– Blok berkas cabang
– Tanda infark akut/lama
33
Pemeriksaan penunjang..
• Foto toraks
• Uji latih atau uji berjalan enam-menit
• Ekokardiografi
• Computed tomography (CT) scan dan magnetic resonance
imaging (MRI)
• Monitor Holter atau event recording
34
Tatalaksana..
• Mencegah pembekuan darah (tromboembolisme)
Warfarin
Aspirin
• Mengurangi denyut jantung
Digitalis
β-blocker
Antagonis Kalsium
35
Tatalaksana..
• Pharmacological Cardioversion (Anti-aritmia)
– Amiodarone
– Dofetilide
– Flecainide
– Ibutilide
– Propafenone
– Quinidine
• Electrical Cardioversion
• Operatif
36
Komplikasi
Komplikasi
37
Pembahasan..
• Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak ± 7 jam
SMRS. Pasien menyangkal sesak karena debu, udara dingin,
asap, bulu binatang dan makanan tertentu. Sesak dirasakan
saat os melakukan aktivitas rumah. Pasien juga merasakan
jantungnya berdebar-debar. Keluhan juga disertai nyeri dada.
Pasien terkadang mengalami batuk tetapi tidak berdahak.
Pasien mengalami mual tanpa disertai muntah. Keluhan
mengi (-), demam (-) pilek (-), trauma dada (-), penurunan
berat badan (-), bengkak kedua tungkai (-).
38
Pembahasan..
• Pasien datang dengan keluhan utama sesak saat aktivitas
"dyspneu on effort”. Dari keluhan utama tersebut kita dapat
berpikir kemungkinan diagnosis mengarah kepada kelainan
pada jantung mulai dari yang paling sering ditemukan yaitu
gagal jantung kongestif (CHF) dan penyakit jantung koroner
(CAD). Sesak pada onset yang lama dan kronis tidak
menggambarkan CAD yang umumnya onset akut dan disertai
nyeri dada khas angina, sedangkan pada pasien ini tidak
demikian.
39
Pembahasan..
• Namun tidak menutup kemungkinan terdapat riwayat dari
CAD sebelum melihat kepada hasil EKG. Pada pasien ini masih
dimungkinkan diagnosa CHF mengingat adanya dyspneu on
effort, namun disangkal adanya gejala pendukung seperti
paroxysmal nocturnal dyspneu (PND), orthostatic dyspneu
(OD). Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya
peningkatan tekanan vena jugular dan edema yang mungkin
berasal dari CHF.
40
Pembahasan..
• Keluhan sesak napas juga disertai jantung berdebar-debar,
nyeri dada dan mudah lelah jika melakukan aktivitas. Hal ini
sesuai dengan gejala dari atrial fibrilasi. Beberapa gejala
ringan dari atrial fibrilasi adalah palpitasi (umumnya
diekspresikan sebagai pukulan gendering, gemuruh guntur di
dalam dada), mudah lemah atau toleransi rendah terhadap
aktivitas fisik, presinkop atau sinkop, kelemahan umum dan
pusing.
41
Pembahasan..
• Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung (aritmia)
yang ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut jantung
dan peningkatan frekuensi denyut jantung. Pada dasarnya
atrial fibrilasi merupakan suatu takikardisupraventrikuler
dengan aktivasi atrial yang tidak terkoordinasi dan
deteriorisasi fungsi mekanik atrium.
• Pasien telah mengalami penyakit jantung ± 1 tahun dan
didiagnosa dokter mengalami penyempitan pembuluh darah
jantung. Dimana hal ini merupakan salah satu faktor resiko
terjadinya atrial fibrilasi.
42
Pembahasan..
• Pada pemeriksaan fisik pasien ditemukan irama nadi yang
irregular yang menandakan kemungkinan adanya aritmia
jantung (dikonfirmasikan melalui EKG). Dari EKG
dikonfirmasikan adanya aritmia dengan hasil EKG meliputi
adanya irama atrial fibrilasi dengan respon ventrikel 100-110
x/m. Pada EKG tidak terlihat gelombang P normal, dan jarak
RR interval yang irregular mengarahkan pada atrial fibrilasi.
Pembahasan..
• Tatalaksana farmakologis yang diberikan yaitu aspilet, digoxin
dan furosemide. Aspilet merupakan antiplatelet dan termasuk
dalam terapi antitrombotik, dimana tujuan pemberiannya
adalah untuk mencegah perkembangan sumbatan
intrakoroner. Aspilet secara ireversibel menghambat enzim
siklooksigenase (COX-2 inhibitor). Enzim ini diperlukan untuk
proses konversi asam arakhidonat dari trombosit menjadi
tromboksan A2. Tromboksan A2 merupakan agen yang
berperan dalam proses agregrasi dan vasokonstriksi.
44
Pembahasan..
• Digoxin obat untuk mengobati penyakit jantung, seperti aritmia dan
gagal jantung. Obat ini bekerja dengan membuat irama jantung
kembali normal, dan memperkuat jantung dalam memompa darah
ke seluruh tubuh. Digoxin dihubungkan dengan saraf parasimpatik,
adanya perubahan pada tekanan darah rata-rata dapat dikenali oleh
baroreseptor yang akan meneruskan informasi itu ke pusat
kardiovaskuler di batang otak yang mengendalikan keluaran sistim
saraf otonom simpatik (SANS) dan parasimpatik (PANS). Suatu
peningkatan pada tekanan darah rata-rata menimbulkan
perangsangan baroreseptor, menghasilkan peningkatan aktifitas
PANS, (menstimulasi vagal central ) memicu bradikardi dan
mengurangi aktifitas SANS, yang pada gilirannya menurunkan heart
rate, daya kontraksi dan vasokontriksi.13,14
45
Pembahasan..
• Furosemide termasuk dalam golongan obat diuretik, obat
golongan diuretik ini berfungsi dalam mengurangi reabsorpsi
natrium sehingga meningkatkan ekskresi natrium dan juga air.
Melihat bahwa obat ini digunakan dalam meningkatkan
ekskresi cairan, obat ini dapat digunakan untuk mengobati
hipertensi, edema, edema paru, dan gagal jantung yang
bersifat akut.
46
Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan
pada jantung (aritmia) yang ditandai
dengan ketidakteraturan irama denyut
jantung dan peningkatan frekuensi
denyut jantung.
Mekanisme AF terdiri dari 2 proses, yaitu
*Kesimpulan proses aktivasi lokal dan multiple
wavelet reentry.
47
Terjadinya AF akan menimbulkan
disfungsi hemodinamik jantung, yaitu
hilangnya koordinasi aktivitas mekanik
jantung, ketidakteraturan respon
ventrikeldan ketidakteraturan denyut
jantung.
*Kesimpulan Sasaran utama pada penatalaksanaan AF
adalah mengontrol ketidakteraturan
irama jantung, menurunkan peningkatan
denyut jantung dan
menghindari/mencegah adanya
komplikasi tromboembolisme.
48
TERIMA KASIH