Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A U D I T, D E B T D E F A U LT D A N
OPINION SHOPPING TERHADAP
PENERIMAAN OPINI GOING
CONCERN
( M I R N A D YA H P R A P T I T O R I N I D A N I N D I R A J A N U A R T I )
Dipresentasikan Oleh:
Alan Smith Purba (1860203001110..)
Lila Widya Rahajeng (186020300111024)
ABSTRAK
Tanggung jawab auditor saat ini tidak hanya berpusat pada penilaian
kewajaran laporan keuangan dan mendeteksi fraud saja, tetapi juga
menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
Pendahuluan usahanya. Hal ini disebabkan adanya tuntutan dari para shareholders
kepada auditor untuk memberikan early warning akan prospek sebuah
perusahaan sebagai pertimbangan sebelum menetapkan keputusan
investasi.
Tujuan untuk menguji pengaruh kualitas audit, debt default dan opinion shopping
Penelitiann terhadap penerimaan opini going concern.
H U B U N G A N D E BT D E FAU LT D E N G A N H U B U N G A N KUA L I TA S AU D I T D E N G A N
P E N E R I M A A N O P I N I G O I N G CO N C E R N P E N E R I M A A N O P I N I G O I N G CO N C E R N
• Ramadhany (2004) menunjukkan bahwa variabel • Ruiz et al. (2004) menggunakan reputasi auditor sebagai
debt default, berpengaruh terhadap penerimaan proksi kualitas audit. Proksi lain dari kualitas audit adalah
opini going concern. Hasil penelitian tersebut industry specialization. Mayangsari (2003) menggunakan
industry specialization sebagai proksi kualitas audit dengan
konsisten dengan penelitian terdahulu yang mengacu penelitian Craswell et al. (1995), yaitu auditor yang
dilakukan oleh Chen dan Church (1992), Mutchler et spesialis akan lebih paham terhadap risiko dari industri
al. (1997), Carcello et al. (1992). tersebut sehingga dimungkinkan auditor tersebut akan lebih
• Penelitian Chen dan Church (1992) menemukan dapat memberikan keputusan yang tepat ketika
memberikan opini going concern
bukti yang kuat antara pemberian status debt default
dengan masalah going concern. H2 : Kemungkinan pemberian opini audit going concern
adalah lebih besar untuk perusahaan dengan auditor spesialis
H1 : Debt default berpengaruh positif terhadap dibanding auditor non-spesialis.
kemungkinan penerimaan opini audit going concern.
H U B U N G A N O P I N I O N S H O P P I N G D E N G A N P E N E R I M A A N O P I N I G O I N G CO N C E R N
• Debt default atau kegagalan membayar • Kualitas audit diproksikan dengan menggunakan
hutang didefinisikan sebagai kelalaian atau auditor industry specialization.
kegagalan perusahaan untuk membayar • Variabel ini diukur dengan variabel dummy, 1
untuk auditor yang memiliki spesialisasi industri,
hutang pokok atau bunganya pada saat jatuh dan 0 jika sebaliknya.
tempo (Chen dan Church 1992).
• Craswell et al. (1995), diukur dengan persentase
• Variabel dummy digunakan (1 = status debt jumlah perusahaan terbuka yang diaudit oleh
default, 0 = tidak debt default) untuk sebuah kantor akuntan publik (auditor) dalam
satu industri.
menunjukkan apakah perusahaan dalam
keadaan default atau tidak. • Apabila lebih dari 15% dikatakan spesialis dan
sebaliknya (Craswell et al. 1995).
Opinion Shopping
• Penelitian ini menggunakan dua variabel • Variabel ini menggunakan dua proksi, yaitu
kontrol kondisi keuangan (prediksi dengan prediksi kebangkrutan revised Altman
kebangkrutan revised Altman dan return dan return saham (RETURN) seperti dalam
saham) pada pergantian auditor. penelitian Lennox (2002).
• audit lag juga dimasukkan dalam persamaan • Altman dan McGough (1974) mencoba
model pergantian auditor (switching auditor) menganalisis tingkat keakuratan prediksi
dengan alasan bahwa auditor yang baru pasti kebangkrutan dengan menggunakan opini
akan membutuhkan auditor dan model prediksi kebangkrutan.
• waktu lebih lama untuk memberikan opini
audit daripada auditor yang lama.
it oleh sebab itu auditor kemungkinan akan
haan mempunyai nilai GCit ≥ 0 memberikan opini going concern.
n GCit < 0 diberi nilai 0. G^Cit1 Model Altman yang dikembangkan
g diprediksi ketika perusahaan sebelumnya mengalami revisi yang tujuannya
P R E ^D I 0K S I
sedangkan G Cit adalah opini adalah agar model prediksinya tidak hanya
K E B A N G
tika perusahaan tidak bergantiK R U TA N
digunakan pada perusahaan manufaktur
M E N G
el opinion shopping adalah G U N A K A N M ODEL
tetapi juga dapat digunakan untuk perusahaan
pini yang R Ediprediksi
V I S I A L (G TM ^ A1N ( 1 9 8 6 ) :
Cit - selain manufaktur. Prediksi kebangkrutan
^ 1 ^ 0
G Cit - G Cit ) > 0, perusahaan menggunakan Model revisi Altman (1986):
rima opini going concern jika
gantian auditor. Sedangkan Z’ = 0.717Z + 0.874Z2 + 3.107Z3 + 0.420Z4
^ 0
- G Cit ) < 0, perusahaan + 0.998Z5
erima opini going concern
tidak melakukan pergantian Keterangan:
ga perusahaan menggunakan Z1 = modal kerja/ total aset
tuk menghindari opini going Z2 = laba ditahan/total aset
^ 1 ^ 0
(G Cit - G Cit ) < 0, dan tidak Z3 = laba sebelum bunga dan pajak/total aset
^ 1 ^ 0
or pada saat (G Cit - G Cit )>0. Z4 = nilai buku ekuitas/nilai buku utang
Z5 = penjualan/total aset
rol
a
auditor berhubungan dengan Penelitian Lennox (2002) juga menggunakan
ss, sehingga penelitian ini return saham (RETURN) sebagai variabel
dua variabel kontrol kondisi kontrol. Alasan return saham dimasukkan
diksi kebangkrutan revised dalam variabel kontrol karena opini going
urn saham) pada pergantian concern dan harga saham adalah variabel yang
tu audit lag juga dimasukkan berpengaruh pada masa depan, sedangkan
laporan keuangan adalah menunjukkan kondisi
• Ketika return saham tinggi maka
• Going concern opinion lebih kuat kemungkinan besar kelangsungan usaha
hubungannya dengan return saham perusahaan tidak menjadi masalah, oleh
daripada variabel akuntansi (Lennox sebab itu perusahaan tersebut akan
2002). memperoleh opini wajar tanpa
pengecualian.
• karena opini going concern dan harga
saham adalah variabel yang berpengaruh • Sehingga hubungan return saham dengan
pada masa depan, sedangkan laporan opini going concern adalah negatif. Harga
keuangan adalah menunjukkan kondisi saham dalam penelitian ini sudah
perusahaan yang lalu (historis). disesuaikan dengan adanya stock split,
saham bonus dan saham dividen.
return saham dengan opini going concern semua perusahaan kena dampak krisis tersebut.
adalah negatif. Harga saham dalam penelitian Sedangkan tahun 2001-2002 perusahaan mulai
ini sudah disesuaikan dengan adanya stock agak membaik. Dengan rentang waktu tersebut
split, saham bonus dan saham dividen. diharapkan dapat mewakili antara tahun jelek
dan pemulihannya.
AU D I T L AG ( A L AG )
Populasi yang digunakan dalam penelitian
RETURN = (SPit + DPSit – Spit-1)/Spit-1
ini adalah• seluruh
Audit lag perusahaan manufaktur
didefinisikan sebagai jumlah hari
Keterangan: yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel dalam antara akhir
penelitian periode dengan
ini diperoleh akuntansi sampai
RETURN = Return saham perusahaan i
pada tahun t metode purpossive sampling, yaitu
dikeluarkannya laporan audit. Auditor sering
perusahaan
sudah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 1997,
SPit = Harga saham perusahaan i memberikan
perusahaan tidak opini going
keluar (delisting) concern ketika
dari BEI
pada tahun t
DPSit = D i v i d e n d p e r s h a re
laporan
selama periode audit
penelitian tertunda dan
(1997-2002), lebih lama (McKeown
menerbitkan laporan keuangan yang telah
perusahaan i pada tahun t et al. 1991).
diaudit oleh auditor independen dari tahun
SPit-1 = Harga saham perusahaan i
1997-2002.• Auditor menunda pengeluaran laporan audit
pada tahun t-1
dengan harapan bahwa perusahaan dapat
Audit Lag i(ALAG) Metode Analisis Data
Audit lag didefinsi kan sebagai jumlah
memecahkan masalah keuangannya dan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
hari antara akhir periode akuntansi sampai menghindari
analisis multivariat denganopini going concern.
menggunakan
dikeluarkannya laporan audit. Auditor sering regresi logistik (logistic regression), karena
memberikan opini going concern ketika laporan • Jadi, dapat disimpulkan bahwa audit lag
variabel dependennya dummy (Ghozali 2005).
audit tertunda lebih lama (McKeown et al. Model regresiberhubungan positif terhadap
logistik yang digunakan untuk opini going
1991). Auditor menunda pengeluaran laporan menguji hipotesis ada dua (Lennox 2002),
audit dengan harapan bahwa perusahaan concern.
yaitu dengan model regresi logistik sebagai
dapat memecahkan masalah keuangannya dan
berikut :
menghindari opini going concern. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa audit lag berhubungan
positif terhadap opini going concern. 1. Model regresi 1 (untuk menguji Hipotesis
O P I N I AU D I T TA H U N S E B E LU M N YA
( L AG O P I N I ) P E N E N T UA N SA M P E L DA N P O P U L A S I
• Variabel ini menggunakan variabel dummy, 1 • Tahun penelitian ini adalah tahun 1997 sampai
2002.
jika opini audit tahun sebelumnya adalah
• Karena krisis tahun 1997- 1998 sangat parah dan
opini going concern dan 0 jika opini bukan semua perusahaan kena dampak krisis tersebut.
Sedangkan tahun 2001-2002 perusahaan mulai
going concern.
agak membaik.
• Auditor lebih sering mengeluarkan opini audit • Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
going concern jika opini tahun sebelumnya
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
adalah opini going concern (Mutchler 1984). • Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan
metode purpossive sampling, yaitu perusahaan
• Sehingga, opini audit tahun sebelumnya
sudah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 1997,
berpengaruh positif terhadap pengungkapan perusahaan tidak keluar (delisting) dari BEI selama
periode penelitian (1997-2002), dan menerbitkan
opini going concern.
laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
independen dari tahun 1997-2002.
M E TO D E A N A L I S I S DATA :
• Hasil koefisien regresi untuk variabel kontrol prediksi kebangkrutan (BANKRUPT) pada
penelitian ini menunjukkan bahwa prediksi kebangkrutan berpengaruh negatif terhadap
penerimaan opini going concern. Berarti bahwa perusahaan yang sehat cenderung
tidak menerima opini going concern. Hal ini dibuktikan dengan data di Tabel 5 dan 6 dengan
nilai koefisien yang negatif dan semuanya signifikan.
• Variabel return saham menunjukkan arah yang tidak konsisten (Tabel 5 negatif dan Tabel 6
positif) meskipun sama-sama tidak signifikan. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian
Lennox (2002). Hal ini dimungkinkan karena pasar modal di Indonesia berbeda dengan di
negara lain sehingga variabel ini kurang bisa diterapkan untuk kondisi di Indonesia.
• Audit lag berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Arah pada
kedua model regresi (l dan 2) di Tabel 5 dan 6 menunjukkan sama-sama positif tetapi
berbeda signifikansinya.
SIMPULAN
K E T E R BATA SA N
PENELITIAN SA R A N