Вы находитесь на странице: 1из 28

ASKEP GANGGUAN KALA

TIGA

MARYATI, S.Kep, Ns
PERDARAHAN POSTPARTUM
 Perdarahan Postpartum adalah
perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
setelah persalinan berlangsung,
Terbagi atas 2 :
- perdarahan postpartum primer
- perdarahan postpartum sekunder
Faktor-faktor penyebab
 Grandemultipara
 jarak persalinan pendek
 persalinan yang di lakukan dengan
tindakan : pertolongan kala uri
sebelum waktunya, pertolongan
persalinan oleh dukun, persalinan
oleh tindakan paksa, persalianan
dengan narkosa
Perdarahan Kala III
 Perdarahan kala III terjadi akibat
pelepasan plasenta sebagian,

kesalahan penatalaksanaan
kala III : masase uterus yang di
lakukan belum waktunya.
Perdarahan Kala III
1. Atoni Uteri :
faktor predisposisi :
- umur
- paritas
- partus lama dan partus terlantar
- obsetri peratif dan narkosa
- uterus terlalu tegang
- faktor sosial ekonomi
2. Sisa plasenta dan selaput ketuban
3. Jalan lahir : robekan perineum, serviks, dan
vagina
4. Penyakit darah :
- perdarahan yang banyak
- solusio plasenta
- kematian janin yang lama dlm kandungan
- preeklamsia dan eklamsia
- infeksi, sepsis syok
Penanganan perdarahan Kala III
 masase fundus uteri
 Pasang infus
 Memberikan uterotonika IV/IM/drips
 Uterovaginal tampon
 kompressi aorta abdominalis
 Kompressi bimanual uterus

Perdarahan terus Perdarahan terhenti


Histerektomi antibiotik
uterotonika
suportif : fe, vitamin
Inversi uteri
 Pengertian : inversi uterus adalah keadaan
uterus yang benar-benar keluar sehingga
bagian dalam fundus menonjol keluar
melalui orifisum serviks ( inkomplet), turun
untuk segera berada di dalam introitus vagina
(komplet) atau menonjol keluar melalui
vulva.
 Inversi uteri adalah ; keadaan dimana fundus
uteri terbalik sebagian /seluruhnya masuk ke
dalam kavum uteri secara mendadak atau
perlahan
Etiologi
 bisa terjadi secara spontan atau karena
tindakan :
- melakukan tekanan fundus dengan satu tangan
pada uterus yang berkontraksi
- meminta ibu mengejan untuk membantu
pengeluaran plasenta tanpa memeriksa
terlebih dahulu.
- menarik plasenta selama pengangkatan
manual sebelum semuanya terlepas.
- menarik tali pusat sebelum plasenta terlepas
Etiologi
 Faktor yang memudahkan terjadinya :
uterus yang lembek, lemah, tipis,
dindingnya, terikan tali pusat berlebihan,
 Secara spontan : grandemultipara, atoni
uterus, kelemahan alat kandungan, tekanan
intra abdominal yang tinggi
Tanda dan gejala
 pada kala III : klien mengeluh nyeri yang
hebat, perdarahan yang banyak sampai syok,
strangulasi dan nekrosis
 Pada saat di lakukan pemeriksaan dalam :
- bila masih inkomplit maka pada daerah
symphisis uterus teraba fundus uteri cekung
ke dalam
- bila komplit, di atas simphisis uterus teraba
kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak
 cavum uteri sudah tidak ada ( terbalik)
Pencegahan dan penanganan
 pencegahan ; hati-hati dalam memimpin
persalinan, jangan terlalu mendorong
rahim atau melakukan perasat crede
berulang-ulang
 hati-hati dalam menarik tali pusat serta
melakukan penegeluaran plasenta dengan
tangan
 Bila telah terjadi maka tindakan yang
diberikan
kalsifikasi
Inversio uteri ringan
- fundus uteri terbalik menonjol dalam
kavum uteri, namun belum keluar dari ruang
rongga rahim.
 inversio uteri sedang
- terbalik dan sudah masuk dalam vagina
 inversio uteri berat
- uterus dan vagina semuanya terbalik dan
sebagian sudah keluar vagina
 jika ibu kesakitan berikan petidin atau morfinn
jangan berikan oksitosin sampai inversi telah
di reposisi
 Jika perdarahan terjadi segera transfusi dan
lakukan pemeriksaan pembekuan darah dan
pasang infus
 berikan antibiotik jiaka ada tanda-tanda infeksi
 Segera lakukan reposisi
 Jika tidak berhasil di lakukan tindakn operatif
komplikasi
 Perdarahan
 nyeri uterus
 Syok

Upaya Preventif ;
- persalinan legeartis
- perhatikan tanda plasenta telah
lepas
meningkatkan penerimaan KB
RETENSIO PLASENTA
A. Defenisi
 Plasenta belum lahir setengah jam
setelah janin lahir.
 Retensio plasenta adalah : terlambatnya
kelahiran plasenta selama setengah jam
setelah persalinan bayi.
B. Etiologi :
- plasenta belum lepas dari dinding uterus
( kontraksi uterus kurang kuat, plasenta
melengket erat pada dinding uterus)
- plasenta belum lepas akan tetapi belum di
lahirkan
( tidak ada usaha melahirkan, salah
penanganan kala III).

C. Penaganan :
- Perhatikan KU klien
- observasi keadaan plasenta
- Jika terjadi Perdarahan : lakukan plasenta
manual
- jika tidak terjadi perdarahana : pasang
Infus, pemberian antibiotik, memberikan
transfusi,
- Jangan memberikan ergometri
- jika plasenta belum di lahirkan selama 30
menit berikan oksitosin dan uterus terasa
berkontraksi lakukan penarikan tali pusat
terkendali
- jika traksi tali pusat terkendali belum
berhasil , cobalah untuk melakukan
pengeluaran plasenta secara manual
Indikasi Plasenta Manual
 perdarahan 400 cc
 riwayat retensio plasenta berulang
 Tindakan dengan narkosa

KOMPLIKASI PLASENTA MANUAL


 atoni uteri
 Perforasi
 perdarahan
D. Upaya preventif
- meningkatkan upaya penerimaan KB
- meningkatkan penerimaan
pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan
- pada waktu melakukan pertolongan
persalinan kala III tidak
diperkenangkan
DATA DASAR PENGKAJIAN
 Aktivitas /istirahat
- perilaku rentang dari senang samapi
keletihan
 sirkulasi :
kehilangan darah pada saat
melahirkan sebelum plasenta lahir,
umumnya 400-500 ml, defek
koagulasi , hipotensi
 integritas ego :
- mungkin cemas, ketakutan, khawatir
 seksualitas :
manual plasenta, plasenta belum lahir
setelah setengah jam, fundus menonjol
keluar melalui orifisum serviks, serviks
berdilatasi, vulva prollaps, saat
melakukan VT teraba seperti tumor
lunak, kontraksi fundus uteri melemah/
tidak teraba
pemeriksaan plasenta setelah
kelahiran menunjukkan hilangnya
fragmen-fragmen plasenta, robekan
 Nyeri
nyeri yang hebat di rasakan,
 Keamanan
inspeksi manual pada uterusdan jalan
lahir, kontraksi uterus berkurang atau
tidak teraba, plasenta akreta, anemis,
 Pemeriksaan diagnostik
- Golongan darah : menentukan Rh,
golongan ABO, dan pencocokan silang.
- jumlah darah lengkap : menunjukkan
penurunan Hb/ Ht atau penigkatan SDP
dan peningkatan laju sedimentasi
menunjukkan infeksi.
- Kultur uterus dan vaginal :
mengesampingkan infeksi pascapartum
- Urinalisasi : memastikan kerusakan
kandung kemih
- Profil koagulasi : peningkatan
degradasi kadar produk fibrin,
penurunan produk fibrinongen, masa
tromboplastin parsial diaktivasi, masa
protrombin memanjang,
- sonongrafi : menunjukkan adanya
jaringan plasenta yang tertinggal
Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi kekurangan volume
cairan B/d penurunan kontraksi
uteus, atoni uteri, kehilangan vaskuler
secara berlebihan
2. Perubahan perfusi jaringan B/d
hipovolemia
3. Risiko cedera terhadap maternal B/d
perdarahan, syok
4. Nyeri akut B/d tarikan saraf pada
ligamentum
5. Risiko tinggi terhadap kelebihan volume
cairan B/d penggantian cairan yang
hilang
6. Risiko infeksi B/d Trauma jaringan,
penurunan Hb, manual plasenta.
7. Kurang pengetahuan berkenaan kondisi,
prognosis, kebutuhan tindakan , tidak
mengenal informasi.
8. Ansietas B/d krisis situasi, ancaman
perubahan pada ststus kesehatan
9. Risiko tinggi perubahan menjadi orang
tua B/d interupsi pada proses ikatan,
kondisi fisik
Tugas kelompok
1. ASKEP KELAHIRAN PREMATUR
2. ASKEP KELAHIRAN KELEBIHAN
BULAN
3. ASKEP KELAHIRAN INDUKSI
4. ASKEP KELAHIRAN KELAINAN
LETAK
5. ASKEP KELAHIRAN KEMBAR
6. ASKEP KELAHIRAN KETUBAN
PECAH DINI.

Вам также может понравиться