Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
THALASEMIA
DEFENISI
1. Thalasemia Minor
2. Thalasemia Mayor
3. Thalasemia Intermedia
MANIFESTASI KLINIS
2. Thalasemia Minor/Thalasemia Trait
Tampilan klinis normal
Splenomegali dan hepatomegali ditemukan pada sedikit penderita
Hyperplasia eritroid stipples ringan sampai sedang pada sumsum
tulang
Anemia ringan
MCV rendah
Pada anak yang besar sering dijumpai adanya :
Gizi buruk
Perut buncit karena pembesaran limpa dan hati (hepatomegali)
Limpa yang besar ini mudah ruptur karena trauma ringan saja.
LANJUTAN
2. Thalasemia Mayor
Gejala klinik telah terlihat sejak anak berumur
kurang dari 1 tahun,yaitu :
Anemia simtomatik pada usia 6-12 bulan,seiring dengan
turunnya kadar hemoglobin fetal.
Anemia mikrositik berat terdapat sel target dan sel darah
merah yang berinti pada darah perifer,tidak terdapat
HbA.kadar Hb rendah mencapai 3 atau 4 g%
Lemah, pucat
Pertumbuhan fisik dan perkembangannya
terhambat,kurus,penebalan tulang
tengkorak,splenomegali,ulkus pada kaki,dan gambaran
patognomonik “hair on end”
Berat badan kurang
Tidak dapat hidup tanpa transfusi
3.Thalasemia Intermedia
Anemia mikrositik,bentuk heterozigot
Tingkat keparahannya berada di antara thalasemia minor dan
thalasemia mayor.masih memproduksi sejumlah kecil HbA.
Anemia agak berat 7-9g/dL dan splenomegali
Tidak tergantung pada transfusi.
Gejala khas adalah :
Bentuk muka mongoloid yaitu hidung pesek,tanpa pangkal
hidung,jarak antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar.
Keadaan kuning pucat pada kulit,jika sering ditransfusi,kulit menjadi
kelabu karena penimbunan besi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah tepi :
Hb,gambaran morfologi eritrosit
Retikulosit meningkat
2. Sumsum tulang (tidak menentukan diagnosis)
3. Pemeriksaan khusus :
Hb F meningkat : 20%-90% Hb total.
Elektroforesis Hb :hemoglobinopati lain dan mengukur kadar Hb F.
Pemeriksaan pedigree : kedua orangtua pasien thalasemia merupakan trait
(carrier) dengan Hb A2 meningkat (>3,5% dari Hb total.
4. Pemeriksaan lain :
Foto RO tulang kepala :gambaran “hair on end”,korteks menipis,diploe
melebar dan trabekula tegak lurus pada korteks.
Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang : perluasan sumsum tulang
sehingga trabekula tampak jelas.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Transfusi dengan dosis 15-20 ml/kg sel darah
merah (PRC) biasanya diperlukan setiap 4-5
minggu
2. Hemosiderosis dapat diturunkan
atau dicegah dengan pemberian parenteral obat
pengkelasi besi (iron chelating drugs)
deferoksamin,yang membentuk kompleks besi
3. Splenektomi diperlukan karena ukuran organ
atau hipersplenisme sekunder.
4. Imunisasi pada penderita ini dengan vaksin hepatitis ,
B,Vaksin H.influenza tipe B,dan vaksin polisakarida
pneumokokus dan terapi profilaksis penisilin dianjurkan.
5. Cangkok sumsum tulang (CST) adalah kuratif pada penderita ini dan telah
terbukti keberhasilan yang meningkat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Ketidakefektifan pola nafas b/d penurunan
ekspansi paru
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
natrium ke jaringan.
3. Ketidakfektifan perfusi jaringan perifer b/d
penurunan suplai O2,konsentrasi Hb dan
darah ke jaringan.
4. Rasiko infeksi b/d
5. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b/d
abnormalitas produksi globin dalam hemoglobin
menyebabkan hiperplasi sumsum tulang.
DAFTAR ISI
Nurarif,Amin Huda,dkk.2016.Asuhan keperawatan praktis
berdasarkan penerapan Nanda,NIC,NOC dalam berbagai kasus
Jilid 2.Jogjakarta:Mediaction