Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
dr. Fariska Zata Amani
Pembimbing
dr. Manggala P.W, SpOG
KELAINAN KONGENITAL (CONGENITAL ANOMALY)
= BIRTH DEFECT = CONGENITAL DISORDER
Congenital Anomaly can be a cause of infant mortality; among infants with malformation who do
not survive, more than 70% die in the first month of life.
”1 dari setiap 5 bayi dengan cacat mengalami kematian
pada tahun pertama kehidupan ”
2
INDONESIA
Congenital malformations contribute to: 1.4% of deaths in the age group 0–6 days of life; and to 19% of deaths in the age
group 7–28 days (MoH Republic of Indonesia, 2010).
4
PENYEBAB KELAINAN KONGENITAL
Rajangan, 2007
6
penggolongan dari Nyhan menurut saat terjadinya dan bentuk perubahan
anatomis yang terjadi
2017
PROFIL di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
18
ASAL RUJUKAN
PH1 RSDS, 1,
SpOG, 19, (2%)
(33%)
datang sendiri, 16,
(27%)
BPM, 1, (2%)
datang sendiri
RS, 20,
BPM
(34%)
PKM
PKM, 1, (2%) RS
SpOG
PH1 RSDS
19
“
PROFIL IBU
Usia ibu merupakan faktor risiko untuk perkembangan janin intrauterine yang abnormal. Usia ibu yang semakin
meningkat, meningkatkan risiko kejadian abnormalitas kromosom termasuk Down syndrome. (WHO, 2016).
Di Sir T Hospital, Gujarat (Januari 2006 – Juni 2007) kejadian kongenital secara signifikan lebih tinggi (6,1%)
pada ibu yang berusia >30 tahun dibandingkan dengan kelompok usia muda
Suguna Bai et al.:insidens kelainan kongenital yang lebih tinggi pada bayi yang lahir dari ibu dengan usia > 35 th
21
PROFIL IBU
RIWAYAT PERSALINAN
PARITAS 30
25 28
38 20
Multi (65,5% 15
8
) 10
3 3
5 1
7 4
20 0
Primi (34,5%
)
0 10 20 30 40
Dari penelitian Shatanik Sarkar di India th 2013 Kelainan kongenital lebih sering pada multipara (3.3%)
dibanding dengan primipara (1.8%).
Riwayat kehamilan yang berhubungan dengan risiko kelainan kongenital adalah persalinan prematur,
perdarahan, abortus, lahir mati, preeklampsia, eklampsia, dan lain-lain ( Kadri, 2005).
22
USIA KEHAMILAN SAAT KELAINAN YANG DITEMUKAN
PERTAMA KALI
TERDIAGNOSIS 34
40 (58,64%)
23
(39,66%) 19 (33%)
30 single
20 1 39 multipel
(1,7%) (67%)
10
0
0-14 MGG 15-28 MGG >28 MGG
Sebagian besar struktur organ janin dengan kelainan kongenital dapat terdeteksi saat USG UK 12-13 minggu
(Trivedi , 2010)
Hasil surveilans Kementerian Kesehatan RI bersama 13 RS terpilih di 9 provinsi awal September 2014
sampai dengan akhir Agustus 2015 menunjukkan 231 bayi yang mengalami kelainan bawaan sebagian
besar lahir dengan 1 jenis kelainan bawaan (87%), dan bayi lahir dengan > 1 jenis kelainan bawaan (13%)
23
JUMLAH CAIRAN KETUBAN
36
Penelitian Prabawa (1998) menunjukkan bahwa
sekitar 26,5% bayi kelainan kongenital lahir
14
pada umur kehamilan < 37 minggu (preterm)
2
8
PROGNOSIS preterm
aterm,
dubia, 23, 21 (36%) aterm
(40%) preterm,
36 (62%) postdate
malam, 34,
dubia
(58%) bonam
malam
bonam, 1,
(2%)
24
Tiga sistem organ terbanyak yang mengalami kelainan di RSUD dr.
Soetomo selama Th 2017 adalah Abdomen, Kepala, Muskuloskeletal
SISTEM ORGAN
25 22
20
20
15 12 12
10
9
5 2 2 1
0
Data dari Kemenkes 2015, Kelainan bawaan yang paling banyak ditemukan adalah dari kelompok sistem
muskulo skeletal (talipes equinovarus) 22,3%, sistem saraf (anenchepali, spina bifida dan meningochele) 22%,
celah bibir dan langit-langit 18,5% dan omphalocele 12,5%
25
DESKRIPSI KELAINAN KONGENITAL YANG DITEMUI
SELAMA TH 2017
KEPALA THORAX
Malformasi telinga 1 Congenital Hidrothorax 1
CVS
Non
Facial
Cardiovaskular
Anencephal 1 Ectopia Cordis 1
Dilated Cardiomiopati 2
Dandy Walker 2
VSD 2
Hidrocephalus 3
SSP
PDA 1
Holoprocencephali 3
Eibstein Anomaly 1
Meningoencephalocele 3
Kelainan jantung multipel 1
Meningocele 2
0 1 2 3 4
0 1 2 3
26
DESKRIPSI KELAINAN KONGENITAL YANG DITEMUI
SELAMA TH 2017
ABDOMEN MUSKULOSKELETAL
Hernia Diafragmatica 1
Micromelia 1
Atresia Duodenum 2
GI T
Omphalocele 13 Sindactili 1
Megacolon Congenital 1
Gastroschizis 3 Polidactili 3
Urinary
Tract
CTEV 7
Hidronefrosis 2
0 5 10 15 0 2 4 6 8
27
JUMLAH KASUS YANG TERJADI
PERSALINAN SPONTAN DAN YANG
DILAKUKAN TERMINASI AKTIF
22, 38%
36, 62%
ALASAN DILAKUKAN
TERMINASI
keputusan keluarga 5 Spontan Terminasi Aktif
Severe oligohidramnion 3
PEB 3
SPONTAN
14
mirror sindrome 1
12
UK cukup 16 13
10
IUFD 8
8
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 9
6
0
KPP 28
inpartu
MODE OF DELIVERY
SC 29
VE 1
Embriotomi 1
Spt Kep 13
Spt Bracht 4
Spt B 8
Spt abortus 3
0 5 10 15 20 25 30 35
29
7
OUTCOME BAYI
13
tidak,
single multiple 20, meninggal
(33%)
meninggal, tidak
40,
(67%) 6
34
single multiple
30
JENIS KELAMIN BERAT BAYI LAHIR
sde, 8
(13%) 41,67%
25
20 33,33%
16,67%
15
P, 31
(50%) L, 10 8,33%
23,(37%)
5
0
< 1000 g
1000-1500 g
1500-2500 g
≥2500 g
sde L P
31
LAMA PERAWATAN DI NICU
APGAR SCORE
12% 22%
> 1 minggu 15
0 1 hari - 1 minggu 11
18%
1-3
1 jam - 1 hari 10
4-6
48%
7-9
< 1 jam 22
0 5 10 15 20 25
32
KESESUAIAN KELAINAN YANG DIDAPAT SAAT USG DENGAN
SAAT LAHIR
33
KESIMPULAN
▪ Kelainan kongenital berkontribusi dalam kematian perinatal dan disabilitas jangka
panjang yang berdampak pada keluarga dan sistem pelayanan kesehatan di
masyarakat
▪ Skrining dan deteksi dini dalam pelayanan kesehatan sebelum dan selama periode
konsepsi merupakan salah satu poin penting
- Preconception screening : identifikasi faktor risiko spesifik pada pasangan (riwayat
keluarga, carrier screening, consanguineous marriage)
- Peri-conception screening: skrining usia ibu, penggunaan alkohol, rokok dan risiko
lain.
USG dapat dilakukan untuk skrining Down syndrome dan kelainan kongenital mayor
selama trimester I, pemeriksaan free fetal DNA, chorionic villus sampling dan
amniosintesis
This is your
presentation title
THANK YOU