Вы находитесь на странице: 1из 65

Selamat Datang

di Perkotaan Alalak …………….


di Masa Depan

Perkotaan Alalak ……………. Tahun 2050


akan menjadi Perkotaan Terbaik (Layak Huni, Terjangkau, Sehat)
di Kalimantan Selatan dan Pulau Kalimantan
Pemanfaatan ruang pada prinsipnya mengubah
kondisi “eksisting” menuju kepada kondisi “rencana”
dalam RDTR secara sengaja,
………………..melalui pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan nyata di lapangan

Mengembangkan dan membangun kawasan perkotaan saat ini


jauh lebih murah dibandingkan
mengatasi, menangani permasalahan dan
menata kondisi yang tidak teratur dan tidak dikehendaki
di masa depan
City of Canal

Perkotaan Alalak dikembangkan untuk mampu beradaptasi dan


memiliki kapasitas mitigasi terhadap perubahan iklim, bahkan yang
ekstrem sekalipun dimasa depan.

Ancaman dan tantangan sebagai “waterfront cities”, khususnya sungai


dan kanal adalah sifat sungai yang dinamis dan memiliki daya rusak air
terhadap lingkungan fisiknya, serta manusia yang memanfaatkannya
secara tidak dan kurang bijak.
1. Tujuan Penataan Bagian Wilayah
Perkotaan (BWP)
2. Rencana Struktur Ruang
3. Rencana Pola Ruang
4. Rencana Jaringan Prasarana
(Pergerakan, Sanitasi, dll)
5. Penetapan Sub BWP yang
diprioritaskan penanganannya
6. Ketentuan Pemanfaatan Ruang
7. Peraturan zonasi.
Peran Strategis Daerah Transisi dan Kawasan Pinggiran

Pusat
Migrasi
Sub-Regional Konsentrasi
penduduk
Kegiatan Ekonomi
Daerah
Tertinggal

Daerah Transisi

Daerah
Tertinggal Daerah
Maju
Aliran Investasi

Daerah Transisi memiliki SDM dan SDA, namun untuk investasi, infrastruktur, & institusi yang
ada biasanya rendah/kurang memadai.

Kawasan Pinggiran dimana Daerah Transisi ini berada biasanya hanya berupa Kota Satelit
“Dormitary Town”, akibatnya kegiatan produksi kurang dan tidak berkembang, yang
berdampak kesempatan kerja berada di Kota Besar.
BWP KSK ALALAK TERDIRI DARI URBAN AREA DAN
RURAL AREA UNTUK SAAT INI DAN MASA MENDATANG

LUASAN BWP KSK ALALAK 50% DARI LUASAN KOTA BANJARMASIN


Kota Layak Huni
dengan Hunian Terjangkau
menuju Keluarga Sehat
HOUSING AND COMMUNITY DEVELOPMENT

Prinsip Penataan BWP KSK Alalak


1. Adaptasi dan Mitigasi terhadap Perubahan Iklim
2. Jaringan Kanal
3. Kota Layak Huni (Livable City)
4. Hunian Terjangkau (Affordable Housing)
5. Keluarga Sehat dan (Healty Family)

* Layak Huni

* Sehat

* Terjangkau
Sub Tema Penanganan Sub BWP Prioritas
BWP dan Peran Pemerintah, Swasta dan Masyarakat

1 Pengembangan Permukiman dan Perkotaan 1


Swasta : Investasi, Pelaku, Pemanfaat Ruang, dan Pembangunan
Pemerintah : Regulator, Stimulan, Percontohan

2 Revitalisasi Kampung Kota dan Permukiman Perairan 2


Masyarakat dan Swasta : Investasi, Pelaku, Pemanfaat Ruang, dan Pembangunan
Pemerintah : Regulator, Stimulan, Program dan Bantuan, Percontohan dan Pembangunan

3 Penataan dan Pengendalian Koridor Perdagangan Jasa 3


Swasta : Investasi, Pelaku, Pemanfaat Ruang, dan Pembangunan
Pemerintah : Regulator dan Pelaku Pembangunan

4 Pengembangan Industri Pergudangan 4


Swasta : Investasi, Pelaku, Pemanfaat Ruang, dan Pembangunan
Pemerintah : Regulator, Pengendalian Dampak

5 Permukiman Perdesaan, Pertanian, dan Agrowisata 5


Masyarakat dan Swasta : Investasi, Pelaku, Pemanfaat Ruang, dan Pembangunan
Pemerintah : Regulator, Stimulan, Percontohan, Program Bantuan, Pembinaan Pemberdayaan,
Fasilitator

6 Pengembangan Perkotaan Baru 6


Sub BWP ini adalah Sub BWP yang dikembangkan bersama dengan RDTR BWP Mandastana, karena
deliniasi Sub BWP ini terdapat pada Koridor banjarmasin-marabahan yang berbatasan dengan
Kecamatan Mandastana, Sub BWP ini untuk mengantisipasi penataan dan pengendalian ruang pada
kawasan koridor dan sekitarnya yang saat ini telah tumbuh sebagai kawasan perumahan, dimana di
dalam Sub BWP ini juga akan dilintasi Jaringan rel Kereta Api dan terdapat Stasiun Kereta Api.
4 6

3
5

2 1
Rencana Struktur Ruang
* Rencana Struktur Ruang Perkotaan Alalak, terdiri dari 1 Pusat, 3 Sub Pusat
dan 6 Pusat Lingkungan.
* BWP Kawasan Strategis Alalak terdiri dari 5 Sub BWP, dengan tema utama
dan pola pengembangan permukiman perumahan, dan kegiatan ekonomi
kota dan regional.
* Pusat-pusat kegiatan dihubungkan dan dibentuk tidak hanya oleh sistem
jaringan jalan, namun juga dibentuk oleh sistem jaringan sungai dan saluran
kanal/ handil.

* Penjelasan mengenai sruktur ini


meliputi sistem pusat, sistem jaringan
jalan dan jaringan air.
* Perkotaan Alalak harus mampu
mengembangkan jaringan hijau dan
biru (developing blue and green
notwork)
Perwujudan Struktur.
Pusat-Pusat Kegiatan dan Permukiman

No Struktur Pusat Konsep Pola Ruang Perwujudan Pusat


(masih proses perbaikan)
1 Pusat BWP SPU Terpadu, Komersial (K1), Ruang Terbuka Publik, dan RTH.
2 Pusat Sub BWP Komersial (K1), SPU, Ruang Terbuka Publik, dan RTH.
3 Pusat Sub BWP SPU Terpadu + Komersial (K3), Ruang Terbuka Publik, dan RTH.
4 Pusat Sub BWP Komersial + SPU Terpadu, Ruang Terbuka Publik, dan RTH.
5 Pusat Lingkungan Komersial, Ruang Terbuka Publik, dan RTH.
6 Pusat Lingkungan Komersial, Ruang Terbuka Publik, dan RTH.
7 Pusat Lingkungan Komersial + SPU, Ruang Terbuka Publik, dan RTH.
8 Pusat Lingkungan SPU Terpadu + Komersial, Ruang Terbuka Publik, dan RTH.
9 Pusat Lingkungan SPU Terpadu + Komersial, Ruang Terbuka Publik, dan RTH.
10 Pusat Lingkungan SPU Terpadu + Komersial, Ruang Terbuka Publik, dan RTH.
Lindung Stasiun KA
& Wisata Lindung 10
& Wisata

6 Pengembangan Perumahan Optimum


Industri
Distance 1-3 km
Pengembangan
Perumahan

Pertanian, Permukiman Perdesaan 1 Terminal Tipe B


dan AgroWisata

8
4 Kampung Kota,
Permukiman Sungai

3
Kampung Wisata dan

7
aIndustri Keccil

5 Industri 2
Pengembangan Pengembangan
Perumahan Perumahan

9
CONCEPT
……
Rencana Struktur Ruang…lanjutan
Mengembangkan Jaringan Biru & Hijau
Development blue green framework

* Koridor hijau dan area/ kantong parkir untuk pejalan kaki dan saluran untuk
melepaskan atau mengalirkan air. (Green corridors & pocket parks for pedestrian
and water discharge corridors)
* Kolam detensi (penampung air), baik cekungan yang dikeruk untuk danau buatan,
meander sungai yang direkayasa untuk dermaga, budidaya perikanan, olahraga air,
dsb), kolam –kolam pasang surut pada ujung-ujung saluran/ handil. (Public park as
detention pool/river).
* Ruang terbuka untuk lokasi evakuasi (Public park as
evacuation hill).
* Ruang terbuka publik untuk penanganan pasca bencana
(Public park to install flood-resistant community amenities
such as; School, Medical Clinic, Community Hall)
Kebutuhan Pengembangan Zona dan Sub Zona
Kawasan Perairan dan Konsep Kota Kanal
PENGEMBANGAN DAN STRATEGI

MASING-MASING SUB BWP


* Analisis Pengembangan Sub BWP 1
Pengembangan Perumahan dan Perkotaan

1.Diarahkan sebagai Zona Perumahan untuk mengoptimalkan pemusatan dan penyediaan sarana
pelayanan umum (SPU), RTH, dan infrastruktur kawasan perumahan lainnya.
2.Pengembangan Perumahan dan Perkotaan, dengan jumlah penduduk tertinggi, kebutuhan dan
permintaan terhadap perdagangan Jasa meningkat hingga PKL juga tumbuh subur, berkembang
disepanjang koridor utama dan poros perumahan, menjadikan srtruktur ruang kawasan tidak
terbentuk dan kinerja pelayanan kawasan menurun, sehingga  Perlu untuk dibentuk dan dilayani: 1
Pusat BWP (No1), 2 Sub Pusat BWP (2, 3), dan 4 Pusat Lingkungan (3,5,8,9).
3.Kawasan dengan kepadatan sedang-tinggi-sangat tinggi jumlah pergerakan tertinggi, Infrastruktur
jaringan jalan dan sumberdaya air minim dan cenderung menurun kapasitas pelayanannya setiap
tahun, sehingga  memerlukan jaringan dan aksesibilitas yang lebih baik, tanpa waktu tunda/
kemacetan, tanpa resiko konflik/ kecelakaan. Dikembangkan Outer dan Inner Ring Road untuk
mengurangi beban jalan arteri, mendistrbusikan pergerakan, dan meningkatkan konektivitas kawasan).
4.Kawasan dengan rasio terbangun tertinggi dan potensi urugan rawa yang terus meningkat, tampungan
air berkurang, sehingga  memerlukan sistem jaringan darinasi yang lebih baik dengan Revtalisasi
Saluran (sungai dan handil) dan Pengembangan Ruang Terbuka Biru dan Jaringan Biru
5.Prasarana dan fasilitas umum sosial dan Ruang terbuka publik dibawah standar kualitas
pelayanan,
sehingga  memerlukan Penyediaan lahan (pengadaan tanah) untuk pengembangan Sarana Pelayanan
Umum (SPU) dan Ruang Terbuka Hijau secara Terpadu dalam 1 kawasan di pusat-pusat kegiatan dan
permukiman.
Strategi Sub BWP 1
Pengembangan, Perwujudan dan Ketentuan Pemanfaatan
Pengembangan Perumahan dan Perkotaan
1. Penyediaan Prasarana Lingkungan dan Perbaikan Kualitas Kesehatan LIngkungan
2. IPAL
3. TPST 3R
* Analisis Pengembangan Sub BWP 2
Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Baru

1.Diarahkan sebagai Zona Koridor Perdagangan dan Jasa Regional dan Kota (K1), pada lintasan regioanal
Trans Kalimantan, berdekatan dengan Jaringan Kereta Api dan Stasiun Kereta Api (3-4 km), sehingga 
perlu dilakukan relokasi terminal Handil Bhakti ke Sub BWP 2, dan sebagai terminal Tipe B di Jalan
Gubernur Syarkawi, dengan jarak 3-5 km melalui Outer dan Inner Ring Road maupun Jalan Arteri
2.Sub BWP 2 ini berbatasan dengan Kawasan Perdesaan dan Zona Pertanian yang masih aktif dan
tingkatkan produktifitasnya.
3.Kawasan sekitar Stasiun Kereta Api dan Terminal Tipe B akan menjadi kawasan dengan tingkat
kegiatan dan kepadatan yang tinggi karena sangat diminati, karena juga berdampingan dengan
kegiatan Perdagangan Jasa Skala Regional.
4.Sehingga arahan untuk Pengembangan Perumahan dan Perkotaan, harus dilakukan pembatasan,
diusulkan antara 1 km pada sisi barat jalan arteri dan 2 km pada sisi timur jalan hingga batas sungai.-
Pada Sub BWP 2, Sistem Drainase Perkotaan ditunjang poleh Saluran Buatan (Handil) yang ada untuk
menyanggah kawasan pertanian rawa pasut saat ini.
5.Direncanakan sebagai Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Baru dengan Kepadatan Sedang 
dilayani: 1 Pusat BWP (No1), dan 2 Pusat Lingkungan (6 dan 10).
6.Pengalihan rencana pengembangan kawasan permukiman pada kawasan sekitar Sub BWP 5 pada
RTRW, karena pada Sub BWP tersebut bersifat perdesaan (rural), banyak terdapat sungai untuk
menjaga keseimbangan hidrologis, zona pertanian yang dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau
skala kota baik untuk kegiatan Agrowisata, Hutan Kota dan Penyanggah Kawasan .
Strategi Sub BWP 2
Pengembangan, Perwujudan dan Ketentuan Pemanfaatan
Revitalisasi Kampung Kota dan Permukiman Perairan :
1. Penataan Pemanfaatan Perairan Sungai dan Saluran Handil
2. Penataan Kawasan Sempadan Sungai
3. Memberikan Nilai Tambah pada Alokasi Rencana Pola Ruang Zona dan Sub Zona Pemanfaatan
4. Penataan Kegiatan dan Pemanfaatan Ruang
5. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Industri Kecil
Analisis Pengembangan Sub BWP 3
Pengembangan Industri dan Pergudangan

1.Diarahkan sebagai Zona Industri Pergudagan, terletak pada Jalan Atreri Lintasan Regioanal Trans
Kalimantan dan terhubung dengan Outer Ring Road
2.Dikembangkan pada kawasan disepanjang tepi Sungai Barito, karena industri yang ada dan
berkembang berorientasi dan memerlukan keberadaan sungai, baik sebagai air baku dan jaringan
avigasi untuk pengangkutan transportasi air, dan atau untuk pengembangan industri docking kapal.
3.Dibatasi dengan Sabuk Hijau berupa Zona Cadangan Lahan Pertanian Pangan Berkelajutan
(Cadangan
LP2B) dan/ atau dapat berorientasi pada Pertanian Campuran (sistem surjan) untuk mendukung
kebutuhan pangan Kota dan pengembangan Agrowisata.
4.Pada Zona Transisi dikembangkan Zona Campungan Pergudangan Komersial dan dikembangkan Zona
Pariwisata Buatan pada Kawasan kaki Jembatan Barito yang terhubung dan terkoneksi dengan Zona
Pariwisata Alam (Pengembangan Ekowisata dan Pemanfaatan KSA Pulau Bakut) melalui Dermaga
Sungai dengan Konsep Wisata Susur Sungai yang juga terhubung dengan Revitalisasi Permukiman
Perairan di Pulau Alalak dan Sekitarnya..
5.Batasan fisik Sib BWP ini adalah sangat jelas, yaitu Sungai Barito Berangas Alalak (dengan Zona
Pemanfaatan Perairan untuk Alur Peayaran/ Navigasi dan Non Alur pada bagian tepi sungai untuk
parkir/ tambat kapal, dermaga industri, dan kebutuhan lainnya), dan Saluran Buatan (Handil)
Strategi Sub BWP 3
Pengembangan, Perwujudan dan Ketentuan Pemanfaatan
Penataan dan Pengendalian Koridor Perdagangan Jasa
Sub BWP 3 merupakan “entrance and exit corridor” Perkotaan Banjarmasin, Kawasan Metropolitan
Banjarbakula dan Provinsi Kalimantan Selatan pada umumnya...di masa depan Koridor ini harus mampu
memberikan pengalaman berbeda bagi pengguna jalan, pelaju dan siapapun yang melintasi kawasan ini.
1. Penataan Koridor dengan tujuan
a. Garis Sempadan Jalan dan Bangunan
b. Mempertahankan kinerja jalan arteri sebagai lintasan regional trans kalimantan, mengendalikan
kegiatan yang berpotensi terhadap adanya hambatan samping,
c. Pengembangan jaringan frontage uantuk pergerakan antar kavling; jaringan kanal, jaringan
pedestrian, hingga jalan lingkungan.
d. Meningkatkan kualitas visual tata bangunan dan lingkungan
2. Pengendalian kegiatan pada kavling dan kegiatan sektor informal pada ROW/ Rumija Jalan untuk
mempertahankan kinerja jalan arteri.
3. Pengendalian jenis dan klasifikasi kegiatan yang diizinkan, diizinkan terbatas, diizinkan bersyarat dan
dilarang pada koridor sesuai ketentuan peraturan zonasi.
4. Penataan dan pengendalian kegiatan pada kavling privat, untuk memenuhi prasarana minimum kavling,
sepertti KDH min, RTH privat min, Lahan/ area parkir, dll.
Analisis Pengembangan Sub BWP 4
Revitalisasi Kampung Kota dan Permukiman Perairan

1.Sungai sebagai bagian dari fisik lingkungan yang bersifat dinamis memiliki karakter yang sangat rentan
terhadap perubahan iklim dan lingkungan, seperti misalnya erosi yang mengikis lapisan tanah ditepi
sungai, sedimentasi yang menyebabkan kedangkalan dasar sungai. dan banyak lainnya.
2.Pemukim atau warga/ penduduk yang tinggal di perairan dan tepi perairan (sungai) bergantung dan
menggunakan sungai sebagai sumberdaya dan materi yang bebas, seperti untuk air baku air bersih,
transportasi, mata pencaharian disekitar sungai dan lainnya.
3.Permukiman yang ada diperairan saat ini, setidaknyadapat diidentifikasi menjadi 3 (tiga) kelompok
yaitu:
a. Permukiman Air (yang memang sejak dahulu telah berada diperairan dan/ atau tepi sungai.
b. Permukiman Daratan yang berada di tepi sungai, namun karena terkikisnya tanah (erosi)
menyebabkan lebar sungai bertambah dan daratan berubah menjadi perairan, kecuali saat musim
kemarau dan surut, sehingga pada bagian tepi terdapat daratan karena sedimen dari erosi.
Sehingga permukiman tersebut saat ini sebagian bangunanya berada ditepi sungai dan atau
bahkan diatas sungai.
c. Permukiman Baru, maksudnya warga/ penduduk/ masyarakat, baik keturunan/ generasi
selanjutnya dan atau pendatang, yang karena ikatan keluarga, pekerjaan/ mata pencaharian dan
faktor lainnya membangun baru rumah tinggal diatas dan ditepi sungai. Meskipun tidak
seluruhnya, namun didoinasi keluarga muda atau usia muda (dibawah 40 tahun)
Analisis Pengembangan Sub BWP 4
Revitalisasi Kampung Kota dan Permukiman Perairan

4. Diarahkan sebagai Zona Perumahan Kepadatan Sedang hingga Kepadatan Sangat Tinggi, secara Pola
Ruang dan Kegiatan, merupakan :
* Penataan Kampung dan Permukiman Perairan (Relokasi beberapa perumahan sungai, dan
pembangunan Rumah Susun)
* Pengembangan Industri Rumah Tangga, Mikro dan Kecil (berbahan baku kayu, pengolahan kayu/
meubel, pembuatan perahu, dan lainnya)
* Pengembangan Pariwsata Sungai (Kampung Wisata, Kampung Air, Budaya Sungai, dll)
5. Sub BWP ini terdapat di Pulau Kalimantan dan di Pulau Alalak, terhubungan dengan sistem jaringan
Outer Ring Road dan Koridor Lokal.
6. Dikembangkan pada kawasan disepanjang tepi Sungai Barito, Sungai Berangas dan Sungai Alalak.
karena industri yang ada dan berkembang berorientasi dan memerlukan keberadaan sungai sebagai
jaringan navigasi/ transportasi air, dan industri docking kapal.
7. Karan lokasinya yang berada dekat dan di perairan, maka dikembangkan Zona Pemanfaatan Perairan,
yang dapat berup Sub Sona:
* Alur Pelayaran/ Navigasi
* Non Alur pada bagian tepi sungai untuk parkir/ tambat kapal, dermaga industri, dan kebutuhan
lainnya, bangunan prasarana air, perikanan, dan lainnya
Strategi Sub BWP 4
Pengembangan, Perwujudan dan Ketentuan Pemanfaatan
Pengembangan Pertanian Modern dan Ekosistem Lahan Basah sebagai Daya Tarik :
1. Pengembangan tanaman pangan, palawija, dan horikultura melalui rekayasa dan intensifikasi pada
sistem pertanian surjan
2. Pertanian Modern, melalui mekanisasi proses dan indutrialisasi pengolahan hasil pertanian
3. Pengembangan Lahan Rawa Pasang Surut, Hutan Gambut dan Keragaman Hayati
Analisis Pengembangan Sub BWP 5
Pertanian, Permukiman Perdesaan dan Agrowisata

1. Sub BWP 2 ini merupakan Kawasan Perdesaan dengan Konsep Desa Modern, dimana Mekanisasi dan
Industrialisasi masuk dalam proses pengolahan dan pemberian nilai tambah Kegiatan Pertanian.
2. Pengalihan rencana pengembangan kawasan permukiman pada kawasan Sub BWP 5 dan sekitar pada
RTRW, karena pada Sub BWP 5 bersifat perdesaan (rural), banyak terdapat sungai untuk menjaga
keseimbangan hdrologis, zona pertanian yang dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau skala kota
baik untuk kegiatan Agrowisata, Hutan Kota dan Penyanggah Kawasan .
3. Direncanakan sebagai Kawasan Pengembangan Pertanian Terpadu, Permukiman Perdesaan
(Perumahan Pertanian), Agroindustri, Agrobisnis dan Agrowisata, yaitu adalah Perwujudan Konsep
Rural Urbanization (Ruban), dimana Pola Ruang adalah Konsep Ruban Landscape
4. Pusat Pelayanan Kawasan adalah sebagai Pengembangan Pusat Agro.
5. Sub BWP 5 terhubung dengan Sistem Jaringan Jalan ; Outer Ring Road dan Inner Ring Road.dan
Koridor Lokal ke Sub BWP 1, 2, 3,dan 4.
Strategi Sub BWP 5
Pengembangan, Perwujudan dan Ketentuan Pemanfaatan
Pengembangan Pertanian Modern dan Ekosistem Lahan Basah sebagai Daya Tarik :
1. Pengembangan tanaman pangan, palawija, dan horikultura melalui rekayasa dan intensifikasi pada
sistem pertanian surjan
2. Pertanian Modern, melalui mekanisasi proses dan indutrialisasi pengolahan hasil pertanian
3. Pengembangan Lahan Rawa Pasang Surut, Hutan Gambut dan Keragaman Hayati

Pengembangan Pariwisata :
1. Ketersediaan sumber daya dan daya tarik wisata dan komoditas wisata : Agro/ Pertanian, Industri
Rumah Tangga dan Hutan Desa (Ekosistem Hutan Galam dan Pertanian Campuran Sistem Surjan);
2. Fasilitas pariwisata dan fasilitas umum
3. Aksesebilitas ; Jaringan Iouter Ring Road, Inner Ring Road, Jalan Pertanian/ Usaha Tani , Jalan Poros
Agrowisata
4. Kesiapan dan Keterlibatan masyarakat : Petani Surjan, Industri Perahu Kayu, Industri Rumah Tangga
Pengolah Hasil Pertanian,
5. Potensi pasar; Penghuni/ Penduduk Lokal BWP Alalak dan sekitarnya (Kota Banjarmasin dan
Metropolitan Banjarbakula)
6. Posisi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah : Memberikan Nilai Tambah (Value Added) pada
kawasan dan proses produksi sektor primer dan sekunder (pertanian, perikanan dan industri kecil)
Input Kegiatan: Proses Kegiatan Pelaksanaan Output Kegiatan
- Regulasi/Insentif Pembangunan Perdesaan & Dampak
- Investasi
- Pelayanan Umum

2.000 keluarga sebagai


pemilik, pengelola, dan pekerja
(pada areal 6.000 ha)
Input
Produksi
Proses
Produksi
Output
500 keluarga
Produksi
1.500 ha
Pemasaran
Produk

Tanaman Pangan/ Perumahan


Tanaman Bahan Industri Prasarana & sarana desa
Tanaman Bio-Energi
Budi Daya Peternakan Pendapatan
Pusat Pelayanan Desa Terjamin
Budi Daya Perikanan Tanaman
Hutan Industri
Proses Transformasi
Masyarakat Perdesaan
2.000 KK, sebagai
pemilik, pengelola, dan pekerja
(pada areal 6.000 ha)
Modernisasi
Proses
Mekanisasi
Proses
Industrialisasi

Urbanisasi
Perdesaan
(500 KK, pada areal 1.500 ha)

Lahan Usaha Pusat Pelayanan Perumahan


Pertanian Kawasan Perdesaan Prasarana & Sarana Desa

Lahan Hutan/
Konservasi Sasaran model:
- Mengubah usaha pertanian yang tradisional menjadi modern.
- Mengubah pendapatan yang tidak terjamin menjadi terjamin.
- Mengubah kawasan perdesaan berkarakter kota.
Analisis Pengembangan Sub BWP 6
Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Baru

1. Diarahkan sebagai Zona Koridor Perdagangan dan Jasa Kota / Kawasan (K2), pada lintasan arteri
Banjarmasin – Marabahan Kalimantan, terdapat Jaringan Kereta Api dan Stasiun Kereta Api), sehingga
 perlu Penataan Kawasan Stasiun baik sebagai Zona Transit Oriented Development (TOD) dan atau
Zona Campuran
2. Pusat Pelayanan Sub BWP berada pad Zona TOD Stsiun Kereta Api.
3. Direncanakan Jaringan Jalan outer ring road Alalak-Mandastana pada sisi timur dan barat Sub BWP 6.
4. Sub BWP 6 ini berbatasan dengan Kawasan Perdesaan dan Zona Pertanian yang masih aktif dan
tingkatkan produktifitasnya.
5. Kawasan sekitar Stasiun Kereta Api akan menjadi kawasan dengan tingkat kegiatan dan kepadatan
yang tinggi karena sangat diminati, sehingga arahan untuk Pengembangan Perumahan dan Perkotaan
Baru, harus dilakukan pembatasan, diusulkan antara 1 km pada sisi barat jalan arteri dan 2 km pada
sisi timur jalan hingga batas sungai.- Pada Sub BWP 2, Sistem Drainase Perkotaan ditunjang poleh
Saluran Buatan (Handil) yang ada untuk menyanggah kawasan pertanian rawa pasut saat ini.
6. Secara spesifik Sub BWP ini adalah bagian dari Rencana Sub BWP Alalak-Mandastana, sehingga
memerlukan koordinasi konsultasi lebih lanjut untuk perumusan detailnya.
Strategi Sub BWP 6
Pengembangan, Perwujudan dan Ketentuan Pemanfaatan

Pengembangan Perkotaan Baru dengan Konsep TOD (Transit Oriented Development):


1. Magnet Kawasan Sub BWP 6 di masa depan adalah keberadaan Stasiun Kereta Api yang terhubung
dengan Terminal Tipe B, saat ini Perumahan Pengembang (Real estate dan Property Development)
telah tumbuh dan berkembang.
2. Kawasan Stasiun Kereta Api dan sekitarnya dikembangkan dengan Konsep Transit Oriented
Development, konsep ini menuntut perencanaan perancangan dan penatagunaan tanah yang lebih
rinci, hingga ke rencana teknis, kebutuhan dan pengadaan tanah , serta pembiayaan investasi
kawasan baik pemerintah maupun kerjasama dengan pihak ketiga (investor).
3. Kawasan perumahan di Sub BWP 6, khususnya di sekitar Stasiun direncanakan untuk kepadatan
rendah dan sedang, sehingga kawasan tidak berkepadatan tinggi.
4. Karena merupakan perbatasan dengan Kecamatan Mandastana, maka perencanaan dan
perancangannya perlu untuk diatur tersendiri.
5. Rekomendasi terhadap perencanaan dan perancangan kawasan, memerlukan pendekatan dengan
hirarkir perencanaan Stasiun dan Jaringan Kereta Api, sehingga sebaiknnya setelah atau minimal
bersamaan saat Masterplan dan / atau DED Stasiun dan Jaringan Kereta Api ini selesai dilaksanakan.
1. Lokasi Stasiun Kereta Api dan Trase Lintasan Rel Kereta Api
2. Terminal Tipe B
3. Pengembangan Jaringan Jalan Arteri
• Ruas Jalan Gubernur Syarkawi ROW 50-60 meter
• Ruas Jalan Trans Kalimantan ROW 30-40 meter
4. Moda Angkutan Umum Massal Bus Trans Metro Banjarbakula
5. Larangan parkir di tepi Jalan Nasional (Off Street Pariking), sehingga kegiatan
pada sisi kanan kiri jalan harus menyediakan ruang/ lahan parkir pada
kavlingnya. (UU Lalu Lintas)

*
dilintasi pergerakan regional dengan arteri jalan trans kalimantan dan lingkar utara gubernur syarkawi.
Didalamnya terdapat 3 tipe yang berbeda yaitu ; kawasan yang didominasi kegiatan Tarikan, kawasan yang
didominasi kegiatan Bangkitan, dan tipe terakhir adalah desa-kota (rural urbanisme), dimana secara
eksisiting dan kedepan, direncanakan kegiatan ekonomi lokal, sehingga penduduk yang ada disini tetap
bekerja didalam kawasan ini. (Bangkitan-Tarikan)
Rencana Jaringan Prasarana Jalan

* Koridor hijau dan area/ kantong parkir untuk pejalan kaki dan saluran untuk
melepaskan atau mengalirkan air. (Green corridors & pocket parks for pedestrian
and water discharge corridors)
* Kolam detensi (penampung air), baik cekungan yang dikeruk untuk danau buatan,
meander sungai yang direkayasa untuk dermaga, budidaya perikanan, olahraga air,
dsb), kolam –kolam pasang surut pada ujung-ujung saluran/ handil. (Public park as
detention pool/river).
Rencana Jaringan Prasarana Air
Mengembangkan Jaringan Biru & Hijau
Development blue green framework

* Koridor hijau dan area/ kantong parkir untuk pejalan kaki dan saluran untuk
melepaskan atau mengalirkan air. (Green corridors & pocket parks for pedestrian
and water discharge corridors)
* Kolam detensi (penampung air), baik cekungan yang dikeruk untuk danau buatan,
meander sungai yang direkayasa untuk dermaga, budidaya perikanan, olahraga air,
dsb), kolam –kolam pasang surut pada ujung-ujung saluran/ handil. (Public park as
detention pool/river).
* Ruang terbuka untuk lokasi evakuasi (Public park as
evacuation hill).
* Ruang terbuka publik untuk penanganan pasca bencana
(Public park to install flood-resistant community amenities
such as; School, Medical Clinic, Community Hall)
Pembuatan Perda yang direkomendasikan berikut adalah bertujuan untuk :
1. Sebesar-besarnya kemakmuran rakyat/ masyarakat/ penduduk dan pemerintah
kabupaten barito kuala.
2. Mempunyai orientasi jangka pendek dan jangka penjang, baik dari sudut fisik
lingkungan hidup dan mitigasi adaptasi perubahan iklim, serta dari sudut sosial dan
ekonomi.
3. mempertahankan eksistensi dan manfaat objek yang diatur dalam perda (daerah
rawa, sungai, saluran buatan/ kanal/ anjir, handil, dan pemanfaatannya ; irigasi,
kenavigasian/ alur-pelayaran, drainase)
4. meningkatkan kemanfaatan dan memberikan nilai tambah (valuer added) bagi
objek yang diatur dalam perda (daerah rawa, sungai, saluran buatan/ kanal/ anjir,
handil, dan pemanfaatannya ; irigasi, kenavigasian/ alur-pelayaran,
drainase)untuk masa sekarang dan masa depan
5. sebagai ketentuan umum pemanfaatan dan pengendalian objek yang diatur dalam
perda (dapat bersifat kawasan dan atau infrastruktur/ prasarana)
6. memberikan dan mengarahkan tanggung jawab objek yang diatur dalam perda
kepada leading sector yang berkompeten dalam pengelolaan dan penanganannya.
7. Penataan Ruang dan Sektoral bekerja bersama dalam mengidentifikasi dan
menetapkan kawasan dan atau infrastruktur/ prasarana di lapangan yang akan
diatur kedalam perda sebagai bagian lampiran perda.

Pengelolaan dan Pemanfaatan Daerah Rawa Kabupaten Barito Kuala


Lalu Lintas Angkutan Sungai Danai dan Penyeberangan Kabupaten Barito Kuala
Irigasi Kabupaten Barito Kuala
Sistem Drainase Kecamatan Alalak
Nilai Ekonomi Kawasan

Alternatif Kebijakan

Keputusan yang Tepat

Вам также может понравиться