Вы находитесь на странице: 1из 16

AKUNTANSI SOSIAL

ALDAFI SALSABILAH C1C016107


TESY AFRIA PUTRI C1C016031
APA ITU AKUNTANSI SOSIAL?

akuntansi sosial didefinisikan sebagai penyusunan, pengukuran, dan analisis terhadap


konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonomi dari perilaku yang berkaitan dengan
pemerintah dan wirausahawan. Akuntansi sosial memberikan gambaran mengenai interaksi
dari aktivitas perusahaan terhadap lingkungan sosialnya. Akuntansi sosial juga memberikan
informasi yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja sosial dari
perusahaan.
LATAR BELAKANG SEJARAH

Pada tahun 1900-an, para ekonom sudah mencoba untuk memasukkan manfaat dan biaya
sosial dalam model-model teori ekonomi mikro neoklasik. Manfaat dan biaya sosial dianggap
sebagai anomaly dan sebagian besar diabaikan oleh mayoritas ekonom. Akan tetapi saat ini,
ekonomi lingkungan dan sumber daya alam sudah menjadi sub disiplin yang aktif dlaam
ekonomi.
Model akuntansi dasar (baik untuk tujuan keuangan dan manajerial) menggunakan teori
ekonomi mikro untuk menentukan apa yang harus dimasukkan atau dikeluarkan dari
perhitungan akuntansi.
Pada 1960-an, konsumen menuntuk adanya hak hak konsumen dalam gerakan hak
konsumen. Kelompok konsumen berusaha untuk membuat para pelaku bisnis untuk lebih
responsive terhadap produk mereka dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Sehingga
pemerintah menetapkan Undang-Undang Perlindungan dan Hak Konsumen.
Dengan menetapkan undang-undang dibidang ini, pemerintah memaksa individu dan para
pelaku bisnis untuk menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan sosial. Walaupun
pelaksanaan undang-undang ini cenderung lemah, fakta bahwa undang-undang tersebut ada
dan mengenakan sanksi mendorong kepatuhan. Secara bertahap, undang-undang tersebut
telah membawa dampak positif. Terdapat banyak perusahaan yang peka akan lingkungan. Hal
ini tampak dari munculnya akun-akun yang terkait dengan kegiatan sosial pada laporan-
laporan keuangannya.
PERMASALAHAN SOSIAL INDONESIA

jika dilihat dari kondisi Indonesia pada saat ini, krisis yang berkepanjangan telah
menempatkan bangsa ini pada krisis multi dimensi yang mencakup hampir seluruh aspek
kehidupan. Jika dilihat secara lebih seksama dari sudut pandang aspek ekonomi, sendi-sendi
perekonomian (investasi, produksi, dan distribusi) lumpuh sehingga menimbulkan
kebangkrutan dunia usaha, meningkatnya jumlah pengangguran, menurunnya pendapatan
perkapita dan daya beli masyarakat, dan pada akhirnya bermuara pada meningkatnya angka
jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.
Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia mengakibatkan timbulnya berbagai hal yang
tidak pasti, sehingga indikator-indikator ekonomi seperti tingkat suku bunga, laju inflasi,
fluktuasi nilai tukar rupiah, indeks harga saham gabungan, dan sebagainya sangat rentan
terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek politik
dapat mengundang dua sentiment pasar yang bermuara pada instabilitas ekonomi. Kondisi
seperti ini tentunya berdampak sangat buruk bagi peta bisnis dan iklim investasi di
indonesia, terutama untuk mendapatkan kepercayaan investor asing untuk menanamkan
modalnya di indonesia. Upaya – upaya pemerintah untuk meyakinkan dunia internasional dan
stablitas sosial, politik, dan keamanan belum menunjukkan tanda- tanda yan berarti karena
tidak di dukung oleh data dan fakta yang sebenarnya. Bahkan, para investor asing berencana
untuk melakukan realokasi bisnis dan investasinya ke negara-negara Asia tenggara lainnya
seperti Vietnam, thailand, dan kamboja yang di anggap lebih kondusi untuk investasi.
CONTOH PERMASALAHAN SOSIAL DUNIA BISNIS
INDONESIA
no Contoh kasus lokasi Permasalahan sosal
1 PT Telkom Indonesia Jawa Tengah Serikat karyawan PT Telkom menolak penjualan Divre
dan DIY IV kepada PT Indosat
2 PT BCA Prov. DKI Serikat pekerja menolak divestasi saham BCA
Jakarta
3 PT Bank Prov. DKI Tuntutan karyawan atas peningkatan gaji, upah, dan
Internasional Jakarta kesejahteraan pekerja
Indonesia
4 PT Gudang Garam Kediri, Jawa Mogok kerja massal karena karyawan menuntut
Timur perbaikan gaji dan kesejahteraan pekerja
5 PT Maspion Sidoarjo, Jawa Permasalahan demonstrasi buruh dan masalah
Indonesia Timur kesejahteraan karyawan
TANGGAPAN PERUSAHAAN

Sebelum tahun 1960-an, beberapa perusahaan telah dianggap sebagai “warga Negara yang baik”.
Perusahaan-perusahaan tersebut memperoleh reputasi ini dengan menghasilkan produk-produk
berkualitas, memperlakukan pekerja dengan rasa hormat, memberikan kontribusi kepada
komunitas, atau membantu fakir miskin.
Dipihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industri berperang untuk mengubah peraturan
pemerintah yang baru atau mencoba untuk menguranginya melalui ketidak patuhan. Dalam kasus
ini, manajemen mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut, seperti undang-undang
perlindungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonomi negatif terhadap perusahaan mereka
karena biaya untuk mematuhi undang-undang tersebut jika tidak sesuai dengan manfaatnya.
TANGGAPAN PROFESI AKUNTAN

Walaupun para akademisi dan praktisi akuntansi telah membahas bagamana profesi mereka dapat
memberikan kontribusi pada tangung jawab sosial perusahaan sebelum terjadinya gerakan pada
tahun 1960-an. Kemajuan utama dalam bidang ini di buat sejak akhir tahun 1960-an dengan di
berlakunya undang-undang yang menetapkan program -program sosial pemerintah, beberapa
akuntan merasa bahwa mereka sebaiknya menggunakan keahlian mereka untuk mengukur
efektivitasdari program tersebut. Lebih lanjut lagi, sesorang perlu mengukur ingkat respons
perusahaan terhadap keprihatinan yang di suarakan pada tahun 1960-an. Dengan demikian
lahirlah akuntansi sosial.
Secara ringkas, literatur awal dari akuntansi sosial menyatakan bahwa para akuntan diperlukan
untuk menghasilkan data mengenai tanggung jawab perusahaan dan bahwa ada pihak-pihak lain
yang berkepentingan (selain perusahaan) yang akan tertarik dengan data-data ini.
AKUNTANSI UNTUK MANFAAT DAN BIAYA SOSIAL

Dasar bagi kebanyakan teori akuntansi sosial datang dari analisis yang dilakukan oleh A.C. Pigou terhadap
biaya dan manfaat sosial. A.C. Pigou adalah seorang ekonom neo klasik yang memperkenalkan pemikiran
mengenai biaya dan manfaat sosial kedalam ekonomi mikro pada tahun 1920. Titik pentingnya adalah bahwa
optimalitas Pareto (titik dalam ekonomi kesejahteraan dimana adalah mungkin untuk meningkatkan
kesejahteraan seseorang tanpa mengurangi kesejahteraan dari orang lain) tidak dapat dicapai selama produk
sosial neto dan produk pribadi neto tidak merata.
Suatu analisis yang serupa dapat dibuat dalam hal biaya. Bagi Pigou, biaya sosial terdiri atas seluruh biaya
untuk menghasilkan suatu produk, tanpa mempedulikan siapa yang membayarnya. Biaya yang di bayarkan
oleh produsen disebut sebagai biaya pribadi. Selisih antara biaya sosial dan biaya pribadi (disebut sebagai
“biaya sosial yang tidak dikompensasikan”) dan disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Pigou, optimalitas
Pareto hanya dapat dicapai jika manfaat sosial marginal sama dengan biaya sosial marginal. Perbedaan antara
Pigou dengan model ekonomi tradisional- dimana pendapatan marginal setara dengan biaya marginal berasal
dari perbedaan antara manfaat sosial dan pribadi dengan biaya sosial dan pribadi.
1. Teori akuntansi sosial
Berdasarkan analisis Pigou dan gagasan mengenai suatu “kontrak sosial”,
K.V.Ramanathan (1976) mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk akuntansi atas
biaya dan manfaat sosial. Terdapat dua masalah utama dengan pendekatan Ramanathan.
Pertama, untuk menentukan kontribusi neto kepada masyarakat, beberapa jenis sistem nilai
harus ditentukan. Bagaimana entitas tersebut menentukan apa yang merupakan kontribusi
atau apa yang merupakan kerugian bagi masyarakat?. Beberapa kerugian seperti polusi
secara universal dibenci dan memasukkannya dalam suatu laporan akuntansi dan dibenarkan
dengan relatif mudah. Masalah utama kedua berkaitan dengan pengukuran. Teramat sulit
untuk menguantifikasi jumlah pos yang akan dimasukkan dalam laporan kontribusi neto
kepada masyarakat.
2. Pengukuran
Salah satu alasan utama dari lambatnya kemajuan akuntansi sosial adalah kesulitan
dalam mengukur kontribusi dan kerugian. Proses tersebut terdiri atas tiga langkah, yaitu :
• Menentukan apa yang menyusun biaya dan manfaat sosial.
• Mencoba untuk menguantifikasi seluruh pos yang relevan.
• Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.
3. Menentukan biaya dan manfaat sosial
Cara lain untuk mengidentifikasi asal dari biaya dan manfaat sosial adalah dengan
memeriksa proses distribusi dan produksi perusahaan individual guna mengidentifikassi
bagaimana kerugian dan kontribusi serta menentukan bagaimana hal itu terjadi. Jika satu
bagian dari proses produksidan distribusi diperiksa – mungkin ditemukan produk sampingan
yang negative diciptakan bersama-sama dengan produk yang berguna.
KUANTIFIKASI TERHADAP BIAYA DAN MANFAAT

Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dari kerugian serta kontribusi
tertentu diidentifikasikan, maka dampak pada manusia dapat dihitung. Untuk mengukur suatu kerugian
dibutuhkan informasi mengenai variabel-variabel utama, yaitu waktu dan dampak.
1) Waktu
Beberapa peristiwa yang menghasilkan biaya sosial membutuhkan waktu beberapa tahun untuk
menimbulkan suatu akibat. Dalam hal pengukuran, adalah penting untuk menentukan lamanya waktu
tersebut. dampak jangka panjang sebaiknya diberikan bobot yang berbeda dengan dampak jangka pendek.
2) Dampak
Orang-orang dapat dipengaruhi secara ekonomi, fisik, psikologis, dan sosial oleh berbagai kerugian.
Untuk mengukur biaya sosial tersebut adalah perlu untuk mengidentifikasikan kerugian-kerugian tersebut
dan menguantifikasikannya.
KLASIFIKASI BIAYA SOSIAL

• Kerugian ekonomi
Biaya-biaya ini meliputi tagihan pengobatan dan rumah sakit yang tidak dikompensasi, hilangnya produktivitas, dan
hilangnya pendapatan yang diderita oleh pekerja. Jelaslah, perhitungan ganda atas hilangnya pendapatan dan
produktivitas harus duhindari.
• Kerugian fisik
Menghitung nilai dari kehidupan atau kesehatan manusia adalah hal yang sulit untuk dilakukan, tetapi seringkali
dicoba dalam analisis biaya-manfaat yang tradisional.
• Kerugian psikologis
Kerugian-kerugian ini juga sulit untuk dikuantifikasi dan harus didiskontokan pada tingkat bunga yang sesuai.
• Kerugian sosial
Dalam keluarga pekerja, perubahan peran dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit tersebut. keluarga tersebut
dapat menjadi begitu trauma sehingga terjadi perpecahan. Nilai sekarang dari seluruh dampak ini bagaimanapun
juga harus dihitung.
PELAPORAN KINERJA SOSIAL

• Audit Sosial : Audit sosial yaitu mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial, dan
lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dan operasi perusahaan yang
mengikuti peraturan.
• Laporan-laporan sosial : Laporan eksternal terpisah yang menggambarkan hubungan
perusahaan dengan komunitasnya. Dibagi menjadi laporan; hubungan dengan manusia,
hubungan dengan lingkungan, dan hubungan dengan produk.
• Pengungkapan dalam laporan tahunan : Beberapa perusahaan menerbitkan laporan
tahunan kepada pemegang saham disertai beberapa informasi sosial yang dilakukan. Akan
tetapi belum dinilai secara komprehensif, karena kebanyakan informasi yang diungkapkan
dalam laporan tahunan bersifat sukarela dan selektif.
ARAH RISET

Riset dalam akuntansi sosial telah cukup ekstensif dan berfokus pada berbagai subjek yang
berkisar dari pengembangan kerangka kerja teoritis sampai mensurvey pengguna potensial dari
data akuntansi sosial bagi investor. Studi mengenai kegunaan informasi sosial bagi investor dapat
dibagi menjadi dua bidang utama, yaitu :
1) Survey atas investor potensial.
2) Pengujian empiris terhadap dampak pasar dari pengungkapan akuntansi sosial.
Studi mengenai reaksi pasar modal terhadap pengungkapan informasi sosial menyarankan agar
investor menyesuaikan perkiraan mereka terhadap pengungkapan informasi akuntansi sosial.
Tidak terdapat kesimpulan yang jelas dari riset mengenai hubungan antara kinerja sosial, kinerja
ekonomi, dan pengungkapan sosial.

Вам также может понравиться