Вы находитесь на странице: 1из 28

KEBUTUHAN ELIMINASI

KRIS LINGGARDINI
 Ginjal berfungsi:
 Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan
diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah
besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi
berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan
tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
 Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion yang
optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi
pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang
berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan
ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
 Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang
dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH
kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak
makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara
4,8-8,2. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
 Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik,
obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
 Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang
mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin
angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting
untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis)
 Proses pembentukan urine
 Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi
untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan
terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa
cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.
 Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam
ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian
plasma darah.
 Ada tiga tahap pembentukan urine:
 1) Proses filtrasi
 Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar
dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian
yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air,
natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus
ginjal.
 Proses reabsorpsi
 Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium,
klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang
dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada
tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion
bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tublus bagian
bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi
fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
 3) Proses sekresi
 Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan
ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
 Ureter
 Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis
 Vesika urinaria
 Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti
balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.

 Vesika urinaria
 Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti
balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.

 Ciri-ciri urine yang normal
 Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan
yang dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protain
dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan
ureanya.
 Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot
lendir tipis tanpak terapung di dalamnya.
 Baunya tajam.
 Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
 Berat jenis berkisat dari 1010 sampai 1025.
PENGANTAR

 Eliminasi adalah materi materi yang dikeluarkan oleh tubuh yang merupakan
sisa atau hasil proses metabolisme

 Hasil metabolism ini akan dikeluarkan oleh tubuh melalui, paru-paru, kulit,
ginjal dan intestin
• karbondioksida • Air, sodium • Massa produk
Paru-paru

Intestin (usus)
Ginjal
kulit
• Keringat • Cairan tubuh sisa
• Keelektrolit metabolisme
• cairan
Faktor yang mempengaruhi Eliminasi

 Anatomi
 Fisiologi
 In take cairan
 Volume darah dalam sirkulasi
 Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
 Konsumsi obat-obatan
 Psikosomatis
 Gangguan pada eliminasi urine

 Retensi Urine : ketidakmampuan mengeluarkan urine

 Inkontinensia urine : ketidakmampuan mengontrol pengeluaran urine

 Infeksi Saluran Kemih : Infeksi bakteri yang menyerang salurah kemih


 Retensi urine ditandai dengan distensi pada kandung kemih, karena kandung
kemih tidak dapat dikosongkan
 Hal ini dapat memicu resiko infeksi pada saluran kemih

 Retensi juga dapat terjadi karena adanya obstruksi saluran kemih karena batu
atau massa
Gejala Perubahan Perkemihan

Gejala Deskripsi Penyebab atau factor


terkait
Urgensi Merasakan kebutuhan Penuhnya kandung kemih,
berkemih segera iritasi kandung kemih,
sfingter uretra tidak
kompeten
Disuria Merasa nyeri atau sulit Peradangan kandung
berkemih kemih
Frekuensi Berkemih dengan sering Peningkatan asupan
cairan, peningkatan
tekanan kandung kemih
Poliuria Mengeluarkan urine Asupan cairan berlebih,
jumlah besar diabetes mellitus,
penggunaan diuresis
Oliguria Haluaran urine menurun Dehidrasi, gagal ginjal,
disbanding cairan yang gagal jantung kongesif
masuk
Nokturia Berkemih berlebih pada Asupan cairan berlebih
malam hari sebelum tidur, penyakit
ginjal, penuaan
Dribling, urine yang Kebocoran/rembesan Stres inkontinensia,
menetes urine walaupun ada overflow akibat retensi
control terhadap urine
pengeluaran urine
Hematuria Terdapat darah dalam Neoplasma pada ginjal atau
urine kandung kemih, trauma pada
struktur perkemihan
Retensi Akumulasi urine di dalam Obstruksi uretra, inflamasi
kandung kemih disertai pada kandung kemihefek
ketidakmampuan kandung samping obat-obatan
kemih untuk benar-benar
mengosongkan diri
Residu urine Volume urine yang tersisa Inflamasi kandung kemih,
setelah berkemih (100ml pembesaran prostat
atau lebih)
Faktor-factor yang mempengaruhi
eliminasi fekal
 Usia. Gerakan peristaltic usus menurun pada lansia
 Diet. Diet tinggi serat memungkinkan defekasi normal
 Asupan cairan. Meingkatkan gerak feses melalui usus
 Aktivitas fisik. Aktivitas dapat menigkatkan peristaltic usus
 Psikologi. Depresi dapat memperlambat impuls saraf dan peristaltic menurun
 Kebiasaan pribadi. Jadual yang teratur dan privasi memungkinkan proses
defekasi lebih mudah
 Posisi selama defekasi. Berhubungan dengan kontraksi otot yang digunakan
 Nyeri. Pada pasien hemoroid atau bedah rektum
 Kehamilan. Meningkatnya usia kehamilan uterus menekan rectum
 Efek pembedahan. Selama anestesi menghambat proses impils saraf ke usus
 Pengaruh obat-obatan. Penggunaan laksatif akan menyebabkan tonus otot
pada usus akan menurun. Jika digunakan berlebihan akan menyebabkan diare
 Gangguan eliminasi fekal (alvi)

 Inkontinensia bowel : ketidakmampuan menngontrol pengeluaran feses


 Konstipasi : kondisi adanya retensi atau tahanan, pasien tidak bias
mengeluarkan feses
 Diare : peningkatan frekwensi BAB
Pengkajian

 Data Demografi
 Riwayat Kesehatan Lalu
 Riwayat Penyakit sekarang
 Kemampuan eliminasi, pola dan kebiasaan
 Keseimbangan cairan dan elektrolit (in take dan out put)
 Kemampuan aktivitas dan mobilisasi
 Pengkajian Fisik
Diagnosa Keperawatan

 Gangguan eliminasi urine …………. b/d …………………. sesuai dengan kondisi


pasien

 Gangguan eliminasi fekal …………. b/d ………………… sesuai dengan kondisi


pasien
Perencanaan

 Menentukan tujuan dan kriteria hasil atau NOC


 Pasien dapat terpenuhi kebutuhan eliminasi urine atau fekal
 Keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai
 Terpeliharan kebersihan kulit pada area genital
Implementasi

 Membantu pasien BAK dan BAB di tempat tidur


 Memasang diapers
 Melakukan perawatan kulit pada area genital
 Memberikan edukasi terkait dengan nutrisi dan in take cairan
Evaluasi

 Kemampuan pasien BAB dan BAK terpenuhi


TERIMA KASIH

Вам также может понравиться