Вы находитесь на странице: 1из 25

Dispersion of carbon nanofibers

Modified with polymer colloids to Kelompok 1 :


enhance mechanical properties of • David Nicodemus
• Ibnu Aryo
PVA nanocomposite film • Lila Maritza
Rahmatallah
• Shafira Azzahra
Shamira Ausvy
Pendahuluan Koloid merupakan suatu bentuk campuran fase
peralihan homogen menjadi heterogen. Campuran
tersebut merupakan keadaan antara larutan dan
suspensi. Secara makroskopis koloid tampak
Koloid homogen, akan tetapi sebenarnya koloid tergolong
campuran heterogen, karena perbedaan partikel
kedua fase koloid masih dapat diamati dan
dibedakan.
Berdasarkan pembentukannya, koloid dibedakan menjadi tiga cara
yaitu:
 Koloid dispersi, yaitu koloid yang terbentuk dari penyebaran
partikel-partikel kecil yang tidak larut dalam medium (fasa
pendispersi) dengan membentuk agregat molekul atau atom yang
sangat banyak. Contoh: dispersi koloid emas dan belerang.
 Koloid asosiasi adalah koloid yang terbentuk dari gabungan
(asosiasi) partikel kecil yang larut dalam medium, contohnya
koloid Fe(OH)3. Senyawa ini larut menjadi ion Fe3+ dan OH-. Jika
larutan Fe3+ dan OH- dicampur sedemikian rupa sehingga
berasosiasi membentuk kristal kecil yang melayang-layang dalam
air sebagai koloid.
 Koloid makromolekul, yaitu koloid yang terbentuk dari
makromolekul tunggal yang sangat besar. Contoh dari koloid ini
adalah polimer tinggi seperti karet dan plastic.
Pendahuluan
 Sistem ispersi merupakan campuran antara zat terlarut dan pelarut.
Dalam sistem dispersi, jumlah zat terlarut lebih sedikit dibandingkan

Dispersi dengan zat pelarut. Zat terlarut dinamakan fase terdispersi, sementara
itu, zat pelarut dinamakan medium pendispersi. Jadi, sistem dispersi
adalah campuran antara fase terdispersi dengan medium pendispersi
yang bercampur secara merata.
 Sistem dispersi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Dispersi Kasar
Dispersi kasar disebutjuga suspensi. Suspensi merupakan campuran
heterogen antara fase terdispersi dengan medium pendispersi. Contoh
campuran pasir dengan air. Dalam campuran pasir dengan air, antara
fase terdispersi (pasir) dengan medium pendispersi (air) dapat
dibedakan karena pasir mengendap di dasar wadah.
2. Dispersi Halus
Dispersi halus disebut juga dispersi molekuler atau larutan sejati.Dalam
larutan sejati terbentuk campuran homogen karena fase terdispersi
larut sempuma dalam medium pendispersi. Contoh larutan teh dalam
air. Diameter partikel fase terdispersi dalam larutan < 10-7 cm sehingga
larutan tampak satu fase dan homogen.
3. Dispersi Koloid
Dispersi koloid merupakan sistem dispersi antara dispersi kasar dan
dispersi halus. Campuran fase terdispersi dengan medium pendispersi
dalam koloid tampak homogen. Namun sesungguhnya, dispersi koloid
merupakan campuran heterogen. Hal ini akan tampak dengan jelas saat
dispersi koloid diamati menggunakan mikroskop ultra. Contoh dispersi
koloid yaitu agar-agar. Partikel fase terdispersi dalam koloid berukuran
antara 10~7-10~5 cm sehingga fase terdispersi dapat larut dalam
medium pendispersi dan tampak homogen.
Tinjauan  Koloid Polimer adalah sistem koloid heterogen yang
kompleks yang terbentuk dari proses polimerisasi
Pustaka dari monomer atau dari proses emulsi surfaktan.
 tetapi juga memungkinkan untuk membuat koloid
dari polimer yang terbentuk sebelumnya dengan
menggunakan proses seperti inversi fase atau
1. Koloid pengendapan.
Polimer  Beberapa koloid polimer, seperti getah karet,
muncul secara alami tetapi banyak dari mereka
dibuat secara sintetis.
Tinjauan
Pustaka  Resin Polyvinil-Alcohol (PVA) membantu
polimerisasi koloid Polystyrene (Pst) pada saat
proses pencampuran sehingga akan menghasilkan
2. Alasan emulsi yang dikarenakan oleh degree polymerization.
Penggunaan  Resin Polyvinil-Alcohol (PVA) memiliki solubility
yang tinggi sehingga dapat membantu melarutkan
Polimer monomerke dalam air.
Koloid
Tinjauan
Pustaka  Koloid Polimer memiliki partikel yang lebih kecil
dibandingkan polimer biasa sehingga akan lebih
mudah terdispersi pada Carbon nano-Fiber (CNF).
2. Alasan  Sebelumnya digunakan surfaktan. Namun
Penggunaan penggunaan surfaktan membuat molekul surfaktan
teradsorpsi pada Carbon Nano-Fiber (CNF) dan
Polimer merusak strukturnya.
Koloid
Tinjauan
 Adhesi, Koloid karena ukuranya yang kecil akan
Pustaka terdispersi. Pada Kasus ini CNF tidak dapat
terdispersi dengan baik dalam PVA karena gaya
adhesinya yang kecil, sehingga dibutuhkanlah
Polimer Koloid.
3. Prinsip  Adsorpsi, penggunaan koloid polimer karena daya
Metode adsorpsinya sehingga akan membantu
meningkatkan dispersi CNF dalam PVA.
1. CNFs : Panjang serat rata2 9μm dan
Metode diameter 150nm.
2. Resin Matriks PVA : 98% dihidrolisis dengan tingkat
polimerisasi dari 1500 - 1800.
A 3. Koloid Polimer

Material
 Koloid Polimer dibuat menggunakan metode Polimerisasi
Metode Emulsi (Penggabungan Air, Monomer, Surfaktan, dan Radikal
bebas).

A  Zat yang digunakan : Monomer (Stiren), Surfaktan (PVA/N-


vinylacetamide), Radikal Bebas/Inisiator (PVA dan PNVA atau
VA-004)
Material
Pembuatan Koloid
Primer
1. Pembuatan PVA/CNFs
PVA (1 g) + CNF (5-50 mg) + 15 ml Air suling
Metode Kemudian diekstraksi dengan metode ultrasonik (3 menit) dan
diaduk (pada suhu 90℃ selama 3 jam. Permukaan CNF
terhidrofil oleh PVA.
B
2. Pembuatan Koloid Polimer [Menggunakan Metode
Pembuatan Polimerisasi Emulsi] : Polistiren (PSt) Koloid

Film Monomer Stirena (0.1 g) + Surfaktan PVA (0.1 g)


+ Inisiator Radikal VA-004 (5 mg) + Air (15 mL)
Komposit Kemudian dipanaskan (70℃ ) dan diaduk (130 rpm selama 6
jam)
3. Penambahan Koloid PSt pada PVA/CNFs

Metode Untuk memoifikasi CNFs agar sifat mekaniknya meningkat.


Setelah PSt ditambahkan pada PVA/CNF kemudian diaduk
agar terjadi adsorpsi partikel koloid PSt ke permukaan
PVA/CNFs
B
Pembuatan 4. Pembuatan Film Komposit PVA/CNFs
Air pada larutan PVA/CNFs diuapkan dengan dipanaskan
Film (70℃ selama 6 jam) sehingga terbentuk film.
Komposit Kemudian dikeringkan menggunakan oven (80℃ selama 24
jam)
1.Dispersi CNFs dalam Larutan PVA
• Menggunakan Zetanizer.

Metode • Evaluasi yang diperlukan : Mengukur ukuran partikel dan


mengukur zeta potesial.
• Zeta potensial adalah parameter muatan listrik antar partikel
koloid. Semakin tinggi nilai zeta potensial makan akan
C semakin mencegah terjadiya flokulasi (CNFs terdispersi
merata).
Evaluasi
Dispersi CNF 2. Dispersi CNFs dalam Film Komposit PVA
dalam Dievaluasi secara kuantitatif menggunakan Spektrofotometer
Larutan PVA UV-Vis.
dan Film
Komposit
Alat Zetanizer
Uji tarik film komposit dilakukan menggunakan mesin uji tarik
Metode kecil yang kemudian dapat diukur sifat mekaniknya menggunakan
rumus :

D ∆σ × 10−3
Y=
∆ε
𝝈 dapat dicari dengan rumus : Mesin Uji Tarik
Uji Tarik Film Keterangan :
Komposit 𝐹𝑚𝑎𝑥 × 106 Y [GPa] : Modulus Tarik
𝜎𝑑 = ∆σ [MPa] : Perbedaan Tegangan
(𝑎 × 𝑏)
∆ε : Perbedaan Distorsi
𝜎𝑑 MPa : Kekuatan Tarik
𝐹𝑀𝑎𝑥 N : Beban Maksimum
a dan b [mm]: Ketebalan dan lebar
spesimen
Isi Makanan dan obat-obatan:
 Roti adalah sistem koloid dimana udara
terdispersi dalam adonan yang dipanggang.
 Obat koloid lebih efektif karena mereka mudah
diserap oleh tubuh sehingga banyak obat-
Aplikasi Koloid obatan yang beredar adalah emulsi.
 Beberapa antibiotik utama seperti penicillin dan
streptomisin disuntikkan ke dalam tubuh dalam
bentuk koloid sehingga mereka akan diserap
oleh tubuh dengan mudah.
Pemurnian Air:
 Salah satu metode yang populer digunakan
Isi untuk pemurnian air adalah penambahan
elektrolit seperti tawas tumbuk. Penambahan
elektrolit ini didasarkan pada fakta bahwa air
yang tidak murni biasanya merupakan sistem
Aplikasi Koloid koloid.
(cont)  Air yang tidak murni biasanya mengandung
partikel koloid yang tersebar sehingga tidak
dapat dihilangkan dengan cara filtrasi.
Penambahan elektrolit tersebut menghasilkan
koagulasi yang terbentuk dari zat pengotor
sehingga dapat dipisahkan dengan filtrasi.
Isi 1. Permukaan CNF terlapisi oleh PVA akibat dari
1. Result and interaksi hidrofobik antara CNF dengan bagian
Discussion. Hidrofobik PVA
 Hal ini menyebabkan permukaan CNF terhidrasi
(mengandung air) dan membentuk lapisan dengan
stabilitas dispersi yang baik
Adsorpsi
partikel 2. Partikel PSt bermuatan positif (polyvinyl alcohol
(PVA)) akan teradsorpsi ke permukaan CNF oleh
polimer ke interaksi elektrostatik
CNF 3. CNF akan tertutupi oleh partikel PSt yang
tersebar di air dengan electrical double layers
Isi CNF yang dimodifikasi dengan partikel PNVA
2. Result and / PST dapat mempertahankan stabilitas
Discussion. dispersi yang baik dalam larutan PVA
 Hal ini terjadi karena ukuran CNF yang telah
dimodifikasi dengan partikel PNVA / PST jauh
lebih kecil daripada CNF yang tidak dimodifikasi
Dispersi CNF  Partikel disini memainkan peran penting sebagai
dalam spacer atau gaya tolak listrik antar partikel untuk
larutan PVA mencegah koagulasi antara CNF (karena partikel-
partikel tersebut tidak larut namun tetap dalam
keadaan padat dalam larutan PVA)
Isi
3. Result and  Penambahan hanya partikel PNVA-PST atau
Discussion. 2 wt% U-CNF kurang berpengaruh pada
kekuatan tekanan (tensile strength) dari film
PVA
Sifat Mekanis  Alasannya adalah partikel PNVA-PSt dalam
film terlalu kecil, dan CNF tidak terdispersi
dari Film merata dalam resin, sehingga adhesi yang
Komposit buruk dengan resin terjadi
PVA Dibandingkan dengan penambahan PVA/
PNVA-PSt, PVA/U-CNF
Isi  Semakin besar fraksi massa CNF pada film
PVA/U-CNF dan PVA/CNF/PNVA-CSt (lebih
3. Result and banyak CNF secara total) maka lebih besar
Discussion. modulus tariknya
Modifikasi lapisan dengan polimer
meningkatkan adhesi dan modulus Tarik
Sifat Mekanis Dengan teknik polimer koloid, efek CNF
dari Film dalam kekuatan tekanan signifikan dari
Komposit komposisi 5 wt%
PVA (cont) Dikarenakan dispersi dalam PVA dan adhesi
antar CNF dan PVA ditingkatkan dengan
partikel polimer koloid tersebut
 Studi ini memperkenalkan metode memodifikasi
lapisan CNF dengan koloid polimer dengan PVA
 Mengakibatkan peningkatan sifat mekanik dari
film komposit PVA dengan CNF termodifikasi
 Dilakukan dengan adsorpsi partikel polimer pada CNF
termodifikasi dengan PVA

Kesimpulan  CNF termodifikasi dapat didispersikan secara


merata pada resin PVA
 Akibat partikel polimer yang teradsorpsi pada CNF,
berfungsi mengisi celah-celah antar CNF
 Adhesi lapisan CNF dengan PVA menaik secara
signifikan
 Sifat mekanik yang meningkat: kekuatan tekanan
dan modulus Tarik
 Anonim. 2017. Malvern Instruments Karakterisasi Partikel Seri Zetasizer Nano. Malvern Panalytical.
http://www.dksh.com/id-id/products/malvern-zetasizer-nano. 6 Desember 2018 (11.11)
 Daniels, E.S., Sudol, E.D., El-Aasser, M. S. 2001. Overview of Polymer Colloids : Preparation,
Characterization, and Application.
 Fitch, R. (1971). Polymer Colloids. Boston, MA: Springer US.
 Gouy, G., About the electric charge on the surface of an electrolyte, J. Phys. A,9, 457, 1910
 Hadera, M. 2013. Polimer Emulsi. https://www.slideshare.net/rudysitorus/polimer-emulsi. 6 Desember
2018 (18.03).
 Myers, D., Surfaces, Interfaces, and Colloids: Principles and Applications, JohnWiley & Sons, New York,
1999
 Naoya, T., Yamamoto, T., (2018) Dispersion of Carbon Nano Fiber modified with polymer Colloids to
enchance mechanicalproperties of PVA nanocomposites film, Colloid and Surface A: Physicochemcial
and Engineering Aspects, Volume 556. Pp258-252

Daftar  S. Manivannan, I.O. Jeong, J.H. Ryu, C.S. Lee, K.S. Kim, J. Jang, K.C. Park, (2008)
of single-walled carbon nanotubes in aqueous and organic solvents through a polymer wrapping
Dispersion

functionalization, J. Mater. Sci. Mater. Electron. 20. 223–229.


Pustaka  Sharipova, A., et al. (2017). The Use of Polymer and Surfactants for the Microencapsulation and
Emulsion Stabilization. Colloids and Interfaces, 1(1), p.3.
 Substech.com. (2018). Preparation of colloids [SubsTech]. [online] Available at:
http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=preparation_of_colloids [Accessed 7 Dec. 2018].
 Substech.com. (2018). Colloids [SubsTech]. [online] Available at:
http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=colloids [Accessed 7 Dec. 2018].
 UNY. (n.d.). [pdf] Yogyakarta: UNY. Available at:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198001032009122001/pendidikan/sistem-koloid.pdf [Accessed 7 Dec.
2018].
 Y. Tsutsumi, T. Fujigaya, N. Nakashima, (2014). Polymer synthesis inside a nanospace of a surfactant–
micelle on carbon nanotubes: creation of highly-stable individual nanotubes/ultrathin cross-linked
polymer hybrids, RSC Adv. 4
 Yanti, A., dkk. 2015. Ekstraksi Ultrasonik. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta.

Вам также может понравиться