Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Otomikosis merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek THT. penyakit ini
didapatkan pada 9 – 27,2 % pasien. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan
prevalensi otomikosis
Penyebabnya adalah Aspergillus Niger, Candida Albicans, Aspergillus Fumingatus, Aspergillus
Flavus, Mucor, Spesies Rhizopus, dan Spesies Scapulariopsis.1,2
Pengobatan otomikosis biasanya membutuhkan penggunaan tetes anti jamur untuk setidaknya
tiga minggu untuk mencegah kekambuhan
faktor penting lainnya dalam manajemen adalah: membersihkan telinga , menjaganya agar tetap
memiliki ventilasi, dan mengobati otorhea
Anatomi dan Fisiologi Telinga
Cabang aurikular dalam dari A.maksilaris mendarahi kulit bagian anterior liang
telinga luar. Sedangkan bagian posterior dari liang telinga luar mendapat
Dinding depan dan atas liang telinga luar disarafi oleh cabang aurikulo
temporal bagian ketiga dari n. Trigeminus. Dinding posterior dan bagian dasar dari
liang telinga luar mendapat persarafan dari cabang aurikular dari n.vagus. Dinding
posterior liang telinga luar juga mendapat persarafan dari serabut sensoris n.
Fasialis
Otomikosis
Pengertian
Otomikosis dideskripsikan sebagai infeksi mikotik superfisial pada kanal akustikus externa
(CAE) dengan komplikasi jarang yang melibatkan telinga tengah. Infeksi ini dapat akut atau
subakut, dan ditandai dengan rasa gatal, sakit telinga, telinga terasa penuh dan merasa tidak
nyaman
Etiologi
Pityrosporum, Candida albicans, dan Aspergillus adalah spesies jamur yang paling sering
diidentifikasi sebagai penyebabnya, tidak menutup kemungkinan otomycosis disebabkan oleh
spesies jamur lain
Prevalensi
Hueso et al dari 102 kasus ditemukan 55,8 % terjadi pada laki-laki, sedangkan 44,2% pada
wanita
dewasa daripada anak-anak. pasien yang mempuyai pekerjaan pada bidang pertanian, dan
berekonomi rendah
Faktor Predisposisi
Penyimpangan anatomi seperti liang telinga yang sempit, kehadiran serumen
yang berlebihan atau tidak ada serumen sama sekali, trauma berulang,
kelembaban, kehangatan, dan pH basa pada liang telinga luar, berenang
Infeksi bakteri sebelumnya atau infeksi jamur di sekitar telinga, pengobatan
dengan terapi antibiotik jangka panjang topical, penggunaan alat bantu dengar,
dan gangguan kekebalan tubuh
Gejala dan Tanda Klinis
Simptom Jumlah Pasien ( n ) Persentase ( % )
Otalgia 63 48
Otorrhea 63 48
Kehilangan pendengaran 59 45
.
Rasa penuh pada telinga 44 33
Gatal 20 23
Tinnitus 5 4
PEMERIKSAAN FISIK
CAE mungkin tampak eritem dan debris jamur dapat tampak putih, abu-abu,
atau hitam
Karakteristik pemeriksaan fisik pada infeksi jamur ini menyerupai jamur
pada umumnya, dengan terlihatnya hifa halus dan spora (konidiofor) di
Aspergillus
Candida sering membentuk hamparan miselia dengan berwarna putih dan
ketika bercampur dengan serumen akan muncul kekuningan. Infeksi
Candida dapat lebih sulit dideteksi secara klinis karena kurangnya
penampilan karakteristik seperti pada Aspergillus, misalnya otorrhea yang
tidak respon terhadap antimikroba aural
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nystatin adalah antibiotik jenis polyene macrolide yang menekan sintesis sterol di
dalam membran sitoplasma. Nystatin hanya dapat diresepkan sebagai krim,
minyak oil, atau bubuk
Clotrimazole adalah yang paling banyak digunakan sebagai azole topikalObat
ini merupakan salah satu agen yang paling efektif dalam pengobatan otomikosis
dengan tingkat keberhasilan 95–100%
Ketoconazole dan fluconazole merupakan jenis spektrum luas
Krim Miconazole 2% juga menunjukkan tingkat keberhasilan hingga 90%
Bifonazole adalah agen anti jamur dan biasa digunakan pada tahun 1980an.
Kemampuan larutannya sama dengan clotrimazole dan miconazole
Itraconazole juga memiliki efek in vitro dan in vivo terhadap jenis Aspergillus.
Komplikasi
Perforasi membran timpani dapat terjadi sebagai komplikasi otomycosis yang
dimulai di telinga dengan sebuah gendang telinga utuh
Prognosa
Terapi anti jamur biasanya memberikan penyembuhan yang baik pada pasien yang
memiliki daya tahan tubuh baik
Meskipun begitu resiko terjadinya kekambuhan kembali tetap tinggi jika infeksi
asal tidak diobati dan fisiologi normal dari lingkungan liang telinga luar tetap
terganggu
Pencegahan kekambuhan kembali dilakukan dengan cara menghindari faktor
predisposisi seperti mengurangi kebiasaan mengorek telinga, berenang, dan
sebagainya
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. Z
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Alamat : Jl. BINTANG GG BARAT
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Status : Kawin
Keluhan Utama: Telinga sebelah kiri terasa penuh dan gatal sejak 1
bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poliklinik THT RSUD kota Dumai dengan keluhan
Telinga sebelah kiri terasa penuh dan gatal sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan disertai dengan penurunan, dan juga telinga sering berdenging.
Pasien menyangkal adanya nyeri telinga, tetapi adanya cairan yang
keluar dari telinga, berwarna jernih dan tidak berbau. Tidak ada keluhan
lain pada hidung dan tenggorokan. Riwayat pilek (-), batuk (-), demam
(-) dan trauma (-).
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengatakan belum pernah mengalami gejala yang sama
sebelumnya. Riwayat sering bersin-bersin, pilek yang sering kambuh,
dikatakan pernah namun tidak terlalu sering. Keluhan batuk lama,
telinga berair disangkal oleh pasien. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit hipertensi, riwayat asma (-) dan diabetes mellitus (-)
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita keluhan seperti yang
dialami oleh pasien. Riwayat penyakit sistemik seperti asma,
hipertensi, dan diabetes mellitus pada keluarga disangkal oleh pasien.
Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan :
Pasien merupakan seorangibu rumah tangga. Waktu pasien
lebih banyak dihabiskan di rumah untuk mengerjakan
pekerjaan rumah. Pasien memiliki kebiasaan
membersihkan telinga menggunakan cotton bud. Riwayat
merokok dan minum alkohol disangkal oleh pasien.
STATUS GENERALISATA
MEMBRAN
MEMBRAN TIMFANI
Warna Putih mutiara Kemerahan
Deviasi
Lidah Bentuk
Tumor
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher :
Pemeriksaan kelenjar getah bening regional tidak teraba pembesaran
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Ro bilateral : tampak perselubungan minimal pada mastoidair cell
sinistra
DIAGNOSIS
Otomikosis AS
DIAGNOSIS BANDING
Otitis Eksterna
VIII. PENATALAKSANAAN
Amoksilin 2x1
Cetirizin 1x1
Flukonazole 2x1
Na Diklofenat 2x1
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam: bonam
PEMBAHASAN
Pada anamnesis ditemukan keluhan Telinga sebelah kiri terasa penuh dan gatal sejak 1
bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan penurunan, dan juga telinga sering
berdenging. Pasien menyangkal adanya nyeri telinga, tetapi adanya cairan yang keluar
dari telinga, berwarna jernih dan tidak berbau. Hal ini sesuai dengan gejala pada
otomikosis yaitu adanya keluhan nyeri di dalam telinga, rasa gatal, adanya sekret yang
keluar dari telinga. Yang paling penting adalah kecenderungan beraktifitas yang
berhubungan dengan air, misalnya berenang, menyelam, dan sebagainya. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan dinding telinga hiperemis, dan adanya jamur dengan hifa
berwarna putih abu – abu. Gejala klinik khas pada otomikosis adalah terasa gatal atau
sakit di liang telinga dan daun telinga menjadi merah, skuamous dan dapat meluas ke
dalam liang telinga sampai 2/3 bagian luar. Didapati adanya akumulasi debris fibrin
yang tebal, pertumbuhan hifa berfilamen yang berwana putih dan panjang dari
permukaan kulit. Pada pasien ini deberikan terapi Amoksilin 2x1, Cetirizin 1x1,
Flukonazole 2x1, Na Diklofenat 2x1 sesuai dengan teori yaitu karena kebanyakan
otomikosis disebabkan oleh infeksi jamur, maka pengobatan ditujukan untuk
menghentikan penyebabnya.
KESIMPULAN