Вы находитесь на странице: 1из 37

Penanda Infeksi Biologis

Oleh :
Yoana Febry Yeni
Citra Dwi Tila
Windy Aprilicia
Peggy Piorici
Yogi Indra

Preseptor :
dr. Gustin S,Sp.A (K)

1
Definisi

Sepsis adalah disfungsi organ yang


mengancam kehidupan (life-
threatening organ dysfunction)
yang disebabkan oleh disregulasi
imun terhadap infeksi.

IDAI 2016. Konsensus Diagnosis dan Tatalaksana Sepsis pada Anak.Badan Penerbit IDAI

2
Epidemiologi

Neonatus dan bayi <1 Sepsis berat lebih sering


tahun lebih sering dialami anak dengan
komorbiditas yang
dibandingkan dengan mengakibatkan penurunan
usia >1-18 tahun sistem imunitas seperti
keganasan, transplantasi,
penyakit respirasi kronis dan
defek jantung bawaan.

WULANDARI,ANINDITA.2017.PERKEMBANGAN DIAGNOSIS SEPSIS PADA ANAK.SURAKARTA : DEPARTEMEN


ILMU KESEHATAN ANAK FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET/RS, DR.MOEWARDI

3
Etiologi

Sepsis disebabkan oleh respon imun yang


dipicu oleh infeksi.Bakteri merupakan
penyebab infeksi yang paling sering,
tetapi dapat pula berasal dari jamur,
virus, atau parasit

Wulandari,Anindita.2017.Perkembangan Diagnosis Sepsis pada Anak.Surakarta : Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK


Universitas Sebelas Maret/RS, Dr.Moewardi
4
5
Patofisiologi

6
7
Irwan, Febyan, Suparto. 2018. Sepsis dan Tatalaksana Berdasar Guidline Terbaru. Jakarta : Departemen Anastesi dan
Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Volume X, Nomor 1
8
Diagnosa

Diagnosis sepsis ditegakkan berdasarkan adanya:

(1) Infeksi, meliputi


(a) faktor predisposisi infeksi
(b) tanda atau bukti infeksi yang sedang berlangsung
(c) respon inflamasi

(2) tanda disfungsi/gagal organ.

9
IDAI 2016. Konsensus Diagnosis dan Tatalaksana Sepsis pada Anak.Badan Penerbit IDAI
10
1. Infeksi

Kecurigaan infeksi didasarkan pada predisposisi infeksi,


tanda infeksi, dan reaksi inflamasi.
 Faktor-faktor predisposisi infeksi:
- Faktor genetik
- Usia
-Status nutrisi, status imunisasi
-Komorbiditas (asplenia, penyakit kronis,
transplantasi, keganasan, kelainan bawaan)
-Riwayat terapi (steroid, antibiotika, tindakan
invasif )

IDAI 2016. Konsensus Diagnosis dan Tatalaksana Sepsis pada Anak.Badan Penerbit IDAI
11
 Tanda infeksi : - Laboratorium
- Pemeriksaan (biomarker) infeksi:
klinis
Pemeriksaan darah tepi
• Demam atau Pemeriksaan morfologi
hipotermia, atau darah tepi (granula toksik,
adanya fokus Dohle body, dan vakuola dalam
sitoplasma),c-reactive protein
infeksi. (CRP), dan prokalsitonin.

IDAI 2016. Konsensus Diagnosis dan Tatalaksana Sepsis pada Anak.Badan Penerbit IDAI
12
Respon inflamasi terdiri dari:

1.Demam (suhu inti >38,5°C atau suhu aksila >37,9°C)


atau hipotermia (suhu inti <36°C).
2.Takikardia
3.Bradikardia (pada anak <1 tahun)
4.Takipneu
Secara laboratoris, respon inflamasi berdasarkan pada
jumlah leukosit, CRP, transaminase serum, dan
prokalsitonin

IDAI 2016. Konsensus Diagnosis dan Tatalaksana Sepsis pada Anak.Badan Penerbit IDAI
13
Wulandari,Anindita.2017.Perkembangan Diagnosis Sepsis pada Anak.Surakarta : Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK Universitas Sebelas Maret/RS, Dr.Moewardi 14
Wulandari,Anindita.2017.Perkembangan Diagnosis Sepsis pada Anak.Surakarta : Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK
Universitas Sebelas Maret/RS, Dr.Moewardi 15
2. Kecurigaan disfungsi organ
(warning signs) satu dari 3 tanda klinis:
- Penurunan kesadaran (metode AVPU)
- Gangguan kardiovaskular (penurunan kualitas nadi,
perfusi perifer, atau tekanan arterial rerata)
- Gangguan respirasi (peningkatan atau penurunan work
of breathing, sianosis)

3. Kriteria disfungsi organ


Disfungsi organ meliputi disfungsi sistem
kardiovaskular, respirasi, hematologis, sistem saraf
pusat, dan hepatik. Disfungsi organ ditegakkan
berdasarkan skor PELOD-2. Diagnosis sepsis
ditegakkan bila skor ≥11 (atau ≥7)

16
Wulandari,Anindita.2017.Perkembangan Diagnosis Sepsis pada Anak.Surakarta : Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK
Universitas Sebelas Maret/RS, Dr.Moewardi 17
Tatalaksana

Tata laksana Infeksi


Antibiotika

Pilihan Kombinasi Antibiotik Empiris untuk


sepsis anak dengan penyebab belum diketahui

• ampisilin-sulbaktam menjadi pilihan pertama


extended-spectrum penicillin dalam terapi sepsis
• floroquinolon dapat menggantikan
aminoglikosida pada semua regimen di atas
•Sefalosporin generasi ketiga seftriakson tidak
boleh digunakan ketika dicurigai atau terbukti
adanya Pseudomonas

Widodo,Ariani Dewi. Tumbeleka, Alan Roland. 2010. Penggunaan Steroid dalam Tatalaksana Sepsis Analisis Kasus Berbasis
Bukti. Jakarta : Sari Pediatri, Vol.11, No. 6 18
Widodo,Ariani Dewi. Tumbeleka, Alan Roland. 2010. Penggunaan Steroid dalam Tatalaksana Sepsis Analisis Kasus Berbasis
Bukti. Jakarta : Sari Pediatri, Vol.11, No. 6 19
Anti jamur
(skor Kandida ≥3 dan kadar prokalsitonin
>1,3ng/mL)
- lini pertama berupa:
amphotericin B atau flukonazol

- lini kedua adalah mycafungin.


Anti jamur diberikan pada pasien
sepsis yang dirawat di ruang intensif
dengan menggunakan algoritme.

Widodo,Ariani Dewi. Tumbeleka, Alan Roland. 2010. Penggunaan Steroid dalam Tatalaksana Sepsis Analisis Kasus
Berbasis Bukti. Jakarta : Sari Pediatri, Vol.11, No. 6 20
Algoritme pemberian anti jamur

IDAI 2016. Konsensus Diagnosis dan Tatalaksana Sepsis pada Anak.Badan Penerbit IDAI
21
2. Tata laksana disfungsi organ

Tata laksana pernapasan - Bila didapatkan tanda-


meliputi: tanda gagal nafas perlu
- pembebasan jalan napas (non- dilakukan segera intubasi
invasif dan invasif) dan pemberian endotrakeal dan selanjutnya
suplemen oksigen. ventilasi mekanik di ruang
- Resusitasi dengan pembebasan
perawatan intensif.
jalan nafas
- Pasien diberikan suplemen
- Penggunaan obat obatan
oksigen, awalnya dengan aliran dan anestesi untuk induksi
konsentrasi tinggi melalui masker. disarankan dengan
Oksigen harus dititrasi sesuai menggunakan ketamin dan
dengan pulse oximetry dengan rokuronium, dan
tujuan kebutuhan saturasi oksigen menghindari etomidate
>92%. karena berkaitan dengan
supresi adrenal.
22
Ventilasi non-invasif

1. Ventilasi tekanan positif non-invasif dapat


digunakan sebagai pilihan awal pada pasien
sepsis dengan risiko PARDS atau mengalami
imunodefisiensi; dan tidak direkomendasikan
untuk pasien PARDS berat.
2. Masker oronasal atau full facial merupakan alat
yang direkomendasikan, namun harus disertai
dengan pengawasan terhadap komplikasi, yaitu:
pengelupasan kulit, distensi lambung,
barotrauma, atau konjungtivitis.
3. Gas pada ventilasi non-invasif harus
dilembabkan dan dihangatkan (heated
humidification).
4. Intubasi harus segera dilakukan bila pasien
dengan ventilasi non-invasif tidak menunjukkan
tanda perbaikan atau mengalami perburukan.
5. Untuk menjamin sinkronisasi pasien-ventilator,
dapat diberikan sedasi kepada pasien.
23
Ventilasi mekanik invasif

1.Indikasi ventilasi mekanik pada pasien sepsis adalah gagal


napas atau disfungsi organ lain (gangguan sirkulasi dan
penurunan kesadaran)

2. Modus ventilasi mekanik dapat manggunakan volume


controlled ventilation (VCV), pressure-controlled ventilation
(PCV), atau pressure-controlled dengan volume target.

3. Tidal volume tidak boleh melebihi 10 ml/kg predicted body


weight (PBW).

4. Bila tidak ada pengukuran tekanan transpulmonal,


direkomendasikan Pplateau maksimal 28 cmH2 O; atau 29-32
cmH2 O pada kasus yang disertai penurunan komplians dinding
dada

24
5. Untuk memperbaiki oksigenasi, diperlukan titrasi
PEEP. Tidak ada bukti metode terbaik untuk mengatur
PEEP optimal, namun harus memperhatikan
keseimbangan antara hemodinamik dan oksigenasi.

6. Target oksigenasi 92-97% pada PEEP optimal 28 cmH2


O pada ventilasi mekanik konvensional, serta tidak ada
bukti penurunan komplians dinding dada, dapat beralih
pada terapi high frequency osscilation ventilation
(HFOV) atau extracorporeal membrane oxygenation
(ECMO).

25
Resusitasi cairan dan tata laksana
hemodinamik

Tata laksana hemodinamik meliputi :

•akses vaskular secara cepat


•resusitasi cairan
• pemberian obat-obatan vasoaktif

26
27
28
29
Target resusitasi

Rosenstiel, Niels von .Rosenstiel, Ines von. Adam, Dieter.2013. Management of Sepsis and SepticShock in Infants and
Children. Germany, Netherlands :Paediatr Drugs 2001; 3 30
Transfusi darah

Transfusi packed red cell


Transfusi konsentrat
trombosit
Transfusi plasma

Rosenstiel, Niels von .Rosenstiel, Ines von. Adam, Dieter.2013. Management of Sepsis and SepticShock in Infants and Children.
31
Germany, Netherlands :Paediatr Drugs 2001; 3
Kortikosteroid

Hidrokortison suksinat 50 mg/m2/hari


diindikasikan untuk pasien syok
refrakter katekolamin atau terdapat
tanda-tanda insufisiensi adrenal.

Kawasaki, Tatsuya. 2017. Update on pediatric sepsis: a review. Japan : Department of Pediatric Critical Care, Shizuoka
Children’s Hospital, 860Ursuhiyama,Aoi-ku, Shizuoka 32
Kontrol glikemik

Gula darah dipertahankan 50-180


mg/dL. Bila gula darah >180
mg/dL, glucose infusion rate (GIR)
diturunkan sampai 5
mg/kg/menit. Bila gula darah
>180 mg/dL, dengan GIR 5
mg/kg/menit, GIR dipertahankan
dan titrasi rapid acting insulin
0,05-0,1 IU/kg.

33
Nutrisi

Nutrisi diberikan setelah respirasi dan


hemodinamik stabil, diutamakan secara
enteral dengan kebutuhan fase akut 57
kCal/kg/hari dan protein 60% dari total
kebutuhan protein (0-2 tahun: 2-3
g/kg/hari; 2-3 tahun: 1,5-2 g/ kg/hari; 3-18
tahun: 1,5 g/kg/hari).

Kawasaki, Tatsuya. 2017. Update on pediatric sepsis: a review. Japan : Department of Pediatric Critical Care, Shizuoka
Children’s Hospital, 860Ursuhiyama,Aoi-ku, Shizuoka 34
Menghilangkan sumber infeksi

 Melakukan debridemen,
mengeluarkan abses dan pus,
membuka alat dan kateter
yang berada dalam tubuh
merupakan bagian dari
eradikasi sumber infeksi.

Kawasaki, Tatsuya. 2017. Update on pediatric sepsis: a review. Japan : Department of Pediatric Critical Care,
Shizuoka Children’s Hospital, 860Ursuhiyama,Aoi-ku, Shizuoka
35
Algoritma Evaluasi Penggunaan Antibiotik Terhadap Respon Pasien

36
Terima Kasih

37

Вам также может понравиться