Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
unsur Transuranium
Kelompok:
Kuala Wirida Wening; 17030234008; KB 2017
Bela Nur Widodo; 17030234016; KB 2017
Rimbi Rodiyana Sova; 17030234047; KB 2017
REAKTOR
Reaktor
Reaktor nuklir pertamakali dibuat
oleh Fermi tahun 1942. suatu
tempat atau perangkat yang
digunakan untuk membuat,
mengatur, dan menjaga
kesinambungan reaksi nuklir
berantai pada laju yang tetap.
Reaktor
Reaktor nuklir dikelompokkan menjadi
reaktor penelitian dan reaktor daya.
Reaktor penelitian dirancang sebagai
penghasil neutron yang dapat digunakan
untuk pembuatan radionuklida, untuk
analisis, dsb.
Reaktor daya dirancang untuk menghasilkan
daya, misalnya pembangkit tenaga listrik,
penggerak kapal selam.
Reaktor Penelitian
Reaktor riset/penelitian adalah suatu reaktor
yang dimanfaatkan untuk berbagai macam
tujuan penelitian.
Reaktor penelitian pemanfaatan netron hasil
pembelahan reaksi nuklir untuk berbagai
penelitian dan iradiasi serta produksi radioisotop.
Panas yang ditimbulkan dirancang sekecil
mungkin sehingga panas tersebut dapat dibuang
ke lingkungan.
Macam-macam Reaktor Penelitian
Reaktor uji material yang digunakan secara khusus
untuk uji iradiasi,
Reaktor untuk eksperimen fisika reaktor,
Reaktor riset untuk penelitian dengan
menggunakan berkas neutron dan alat eksperimen
kekritisan. Reaktor riset pun terdiri dari berbagai
macam, misalnya reaktor untuk eksperimen berkas
neutron dan uji iradiasi material. Reaktor untuk
eksperimen perisai, reaktor untuk uji pulsa dan lain-
lain.
Reaktor untuk pendidikan dan pelatihan.
Reaktor Daya
A. REAKTOR FISI
Pada reaktor nuklir berlangsung reaksi pembelahan inti
(reaksi fisi)berantai secara terus menerus dan
terkendali.
Pada umumnya reaktor jenis ini menggunakan bahan
bakar nuklir Uranium dan reaktor jenis ini akan
menghasilkan Plutonium, meskipun dimungkinkan juga
menggunakan siklus bahan bakar Thorium.
Reaktor fisi dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar
berdasarkan energy neutron yang digunakan dalam
proses fisi.
Reaktor thermal
(lambat)
Reaktor thermal (lambat) menggunakan
neutron lambat atau neutron thermal.
Reaktor ini bercirikan mempunyai moderator
neutron / material pelambat yang ditujukan untuk
melambatkan neutron sampai mempunyai energi
kinetik rerata partikel yang ada disekitarnya,
dengan kata lain, sampai mereka "dithermalkan".
Reaktor termal, reaktor jenis ini menggunakan
neutron lambat atau neutron thermal.
Reaktor thermal
(lambat)
Kemungkinan (propabilitas) lebih
besar terjadinya reaksi fisi antara
neutron termal dan bahan fisil
seperti Uranium235, Plutonium239
dan Plutonium241 dan akan
mempunyai kemungkinan lebih
kecil terjadinya reaksi fisi dengan
Uranium238.
Reaktor Cepat
Reaktor cepat, reaktor jenis ini menggunakan
neutron cepat untuk menghasilkan fisi dalam bahan
bakar reaktor nuklir. reaktor jenis ini tidak memiliki
moderator neutron, dan menggunakan bahan
pendingin yang kurang memoderasi neutron.
Reaktor cepat mempunyai potensi menghasilkan
limbah trasnuranic yang lebih kecil karena semua
aktinida dapat terbelah dengan menggunakan
neutron cepat, namun reaktor ini sulit untuk
dibangun dan mahal dalam pengoperasiannya.
REAKTOR FISI
Neutron yang dihasilkan adalah neutron cepat dengan
energi 2 MeV. Neutron yang menghasilkan reaksi fisi
selanjutnya adalah neutron termal dengan energi 0,025
eV. Nuklida yang digunakan dalam reaktor inti umumnya
92U
235.
92U235 + 0 n1 → Ba138 +
56 36 Kr96 + 3n + 200 MeV
Betatron
Dalam persamaan ruji orbit ρ dapat dipertahankan relatif
tetap jika medan magnet B berubah sesuai dengan v dan γ.
Medan magnet yang berubah ini mengimbas medan listrik
E sesuai persamaan Maxwell dalam satuan cgs.
× E = -(1/c ) dB /dt
sehingga terjadi medan pemercepat E melingkari medan
magnet B yang berubah terhadap waktu.
Mikrotron
Dalam mikrotron pemercepatan dilakukan dalam ruang yang
sama berulangkali dengan pemakaian 2 magnet pembelok
180° dengan medan magnet tetap Bo sehingga ruji belokan
akan bertambah sesuai dengan kenaikan energi partikel
Sinkrotron
Seperti pada mikrotron pemercepatan dilakukan dalam
ruang yang sama berulangkali, tetapi dengan medan
magnet pembelok yang kuatnya disinkronkan dengan energi
partikel sehingga diperoleh ruji pembelokan yang relatif
tetap dan ruang berkas partikel maupun magnet pembelok
dapat dihemat
b. Pemercepat linear
Pemercepat linear siklik bekerja berdasarkan
gelombang elektromagnet yang bergerak dalam ruang
tertutup ke arah tertentu (TW, traveling wave) dalam
pandu-gelombang (wave guide) atau bolak-balik
membentuk gelombang-diam (SW, standing wave)
dalam rongga (cavity) pemercepat.
2. Sistem Pemercepat
Apapun bentuk sistem pemercepatannya bahwa
penambahan energi hanya dapat dilakukan dari gaya
Coulomb. Pada sistem pemercepat RF penambahan energi
dikarenakan adanya perubahan potensial positip dan
negatip secara beraturan adapun fungsi magnet hanyalah
sebagai pemandu (penyearah, pemfokus, tempat lintasan).
3. Sistem Optik
Sistem optik dalam akselerator terdiri dari sistem
pemfokus, sistem analisator dan sistem pemayar. Sistem
pemfokus berfungsi untuk memfokuskan berkas partikel
(ion maupun elektron) agar berkas tersebut mempunyai
lintasan sesuai yang diharapkan.
Sistem analisator biasanya berbentuk sektor magnet
yang digunakan pada akselerator ion (implantasi ion)
untuk memisahkan jenis ion agar jenis ion yang sampai
pada target adalah ion tunggal.
Sistem pemayar biasanya digunakan pada mesin berkas
elektron yang berfungsi untuk memayarkan
(membelokkan) berkas elektron agar mempunyai
jangkauan yang lebih lebar untuk iradiasi.
4. Sistem Vakum
Sistem vakum mutlak diperlukan pada akselerator
untuk menghampakan udara yang berada dalam
ruang vakum agar partikel bermuatan dapat bergerak
dengan bebas hambatan. Sedangkan yang dimaksud
hampa adalah suatu ruangan yang mempunyai
kerapatan gas di dalamnya sangat rendah.
Kehampaan suatu sistem diklasifikasikan menurut
tingkat kehampaannya yaitu:
Kehampaan rendah s/d. 10-1 Torr
Kehampaan sedang < 10-1 Torr s/d. 10-4 Torr
Kehampaan tinggi < 10-5 Torr s/d. 10-7 Torr
Kehampaan sangat tinggi < 10-7 Torr s/d. 10-16 Torr
5. Sistem irradiator (Target)
Sehubungan dengan adanya beberapa jenis akselerator
dan sistem iradiatornya berbeda-beda, diantaranya ada
akselerator ion (implantor ion), akselerator elektron
(mesin berkas elektron) dan generator netron.
Sistem iradiator pada implantor ion, untuk menempatkan
sampel (cuplikan) yang diimplantasi dan di dalam ruang
vakum.
Sistem iradiator pada mesin berkas elektron dapat berupa
konveyor untuk membawa target dari tempat preparasi
(persiapan) menuju ruang iradiator (dibawah corong
pemayar/jendela) sampai proses iradiasi.
Pada generator netron, berkas ion deuterium
ditembakkan ke target tritium untuk mendapatkan reaksi
D-T sehingga menghasilkan netron cepat 14 MeV.
E. MANFAAT AKSELERATOR
Aplikasi dalam bidang industri
Terutama yang menonjol dalam industri
semikonduktor dengan menggunakan teknik
implantasi ion, dan mikrolitografi dengan
menggunakan berkas synchrotron untuk menghasilkan
komponen elektronik terintegrasi yang mempunyai
densitas tinggi. Juga dalam industri akselerator
digunakan untuk proses iradiasi untuk memodifikasi
sifat permukaan bahan berbagai material untuk
menghasilkan bahan baru bersifat unggul. Disamping
itu akselerator partikel telah digunakan untuk
Dalam bidang kedokteran
Aplikasi teknologi akselerator partikel dapat
dikatakan mapan. Akselerator partikel digunakan untuk
memproduksi radioisotop untuk keperluan diagnosis
atau perlakuan, juga digunakan untuk terapi dengan
menggunakan sinar X, sinar gamma, dan yang paling
baru terapi menggunakan neutron, dan partikel
bermuatan.
Plutonium, Element 94
Pada akhir 1940, isotop unsur 94 (plutonium) disintesis
oleh Seaborg, McMillan, Kennedy, dan Wahl oleh
pengeboman uranium dengan deuteron dalam sebuah
cyclotron:
Americium dan Curium, Elemen 95 dan 96
Penangkapan neutron berturut-turut pada 239Pu (seperti yang terjadi
pada reaktor nuklir) menghasilkan isotop plutonium yang mengalami
peluruhan beta, membentuk elemen transplutonium dengan nomor
atom 95 (americium) dan 96 (curium).Urutan reaksi adalah: